Anda di halaman 1dari 91

PENGGUNAAN PARTIKEL -MI, -JI, DAN -PI DALAM TUTURAN

BAHASA INDONESIA DIALEK MAKASSAR OLEH PENGGUNA


FACEBOOK DI MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian guna


Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

NURUL SRI PUTRI

10533753013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017
MOTO

Bersabar, Berusaha, dan Bersyukur


#Bersabar dalam berusaha
#Berusaha dengan tekun dan pantang menyerah
#Bersyukur atas apa yang diperoleh

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada orang tuaku,

kakakku dan keponakanku yang telah menjadi motivasi dan

inspirasi tiada henti, memberikan dukungan dan doanya.

vii
ABSTRAK

Putri, Nurul Sri 2017. Penggunaan Partikel -Mi, -Ji, dan -Pi dalam Tuturan
Bahasa Indonesia Dialek Makassar oleh Pengguna Facebook di Makassar,
Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hambali
dan Ratnawati.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan cara menganalisis
kesalahan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi dalam tuturan bahasa Indonesia
dialek Makassar oleh pengguna facebook di Makassar. Data dalam penelitian ini
menggunakan teknik dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah
pengguna facebook yang ada di Makassar.
Penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi ke dalam kalimat berbahasa Indonesia
sebagai perwujudan interferensi bahasa. Sebagai temuan dalam perwujudan
interferensi tersebut, diuraikan penggunaan masing-masing partikel dalam
kalimat. Sebagai contoh, partikel -mi menginterfensi kalimat berita bahasa
Indonesia dengan menggantikan kosakata bahasa Indonesia ‘sudah’ seperti pada
kalimat “Hampirmi selesai.” Yang berarti ‘sudah hampir selesai.’. Pada
interferensi ini, pola struktur kalimat bahasa daerah Makassar juga dianggap
memiliki pengaruh terhadap munculnya penggunaan partikel tersebut.
Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa di antara ketiga jenis
partikel yang digunakan yang paling dominan digunakan yaitu partikel –mi sekitar
40% dan -ji 40% sedangkan partikel –pi 20% tidak dominan digunakan.

Kata Kunci: Partikel, Facebook, Makassar

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Allah Maha Pengasih dan Penyayang, demikian kata untuk mewakili atas

karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada titik

waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa, dan rasio pada-Mu, Sang Khalik.

Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Salawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Pemimpin yang patut

kita teladani yakni Nabiyullah Muhammad saw. serta para sahabat dan keluarga

yang patut kita jadikan sebagai uswatun hazanah dalam melaksanakan segala

aktivitas demi kesejahteraan dan kemakmuran hidup dunia dan akhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu, penulis sangat berterima kasih kepada kedua orang tua

tercinta ayahanda Firman Kasau dengan ibunda Sunarti Anir yang ikhlas

mendoakan, membesarkan, membimbing, dan mendidik serta memberikan

dukungan moril dan materil hingga sekarang. Drs. Hambali, S.Pd.,M.Hum

Pembimbing I dan Ratnawati, S.Pd.,M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya dengan penuh keikhlasan dalam memberikan arahan, bimbingan,

motivasi, kritikan, dan saran yang sifatnya membangun hingga akhir penyusunan

skripsi ini.

Ucapan terima kasih tiada henti dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada: Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr.Munirah,M.Pd.

ix
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ucapan terima kasih juga

kepada teman-teman seperjungan, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Angkatan 2013 khususnya kelas H atas segala kebersamaan,

motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi cerita indah

selama dalam perkuliahan. Berbagai rintangan kita lewati bersama menjadi

catatan penting dalam hidup yang tak mampu terlupakan terkhusus teman dalam

kebersamaan Yusriani Arifin, St. Karmila Kadir, Ade Sari Eka Ningsih. Ucapan

terima kasih yang tidak terlupakan kepada sahabat SMA penulis yang selalu

menjadi teman berbagi Annisa Ulil Ramadani, Lilis Sri Wahyuni, Nisma Niswaty,

Erfiyanthi Amri, Bayu Sya Putri yang selalu meberikan motivasi dan dukungan.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut bersifat membangun karena penulis menyakini bahwa suatu persoalan

tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini

dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi

penulis.Amin

Makassar, Juni 2017

Penulis

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penilitian ................................................................................ 7

1. Manfaat Teoretis .............................................................................. 7

2. Manfaat Praktis ................................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .......................... 8

A. Kajian Pustaka ................................................................................... 8

1. Penelitian yang Relevan................................................................. 8

2. Kata Tugas ..................................................................................... 10

3. Definisi Partilkel ............................................................................ 11

4. Jenis-jenis Partikel ......................................................................... 12

5. Tuturan Bahasa Indonesia .............................................................. 15

6. Dialek ............................................................................................. 18

7. Media Sosial................................................................................... 20

8. Facebook ........................................................................................ 25

xi
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27

A. Jenis Penelitian...................................................................................... 27

B. Fokus Penelitian .................................................................................... 27

C. Definisi Istilah ....................................................................................... 27

D. Desain Penelitian...................................................................................28

E. Data dan Sumber Data...........................................................................29

F.Instrumen Penelitian ..............................................................................29

G. Teknik Pengumpulan Data....................................................................29

H. Analisis Data .......................................................................................30

I. Teknik Analisis Data ..............................................................................31

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ................................ 32

A. Penyajian Data ..................................................................................... 33

B. Pembahasan.......................................................................................... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 48

A. Simpulan .............................................................................................. 48

B. Saran..................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51


LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu alat interaksi untuk menyampaikan buah

pikiran kepada manusia lainnya. Bahasa merupakan lambang bunyi yang

dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi dan alat

interaksi yang dimiliki oleh manusia. Kridalaksana dalam Hambali, 1993:21

mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lembaga bunyi yang arbiter yang

digunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi yang digunakan

manusia, bahasa juga merupakan simbol kebudayaan suatu masyarakat. Bahasa

sebagai sarana komunikasi menjadi suatu pelengkap manusia dalam memenuhi

hasrat kebudayaan demi kelangsungan hidup.

Chaer dan Agustina (1995:14) berpendapat bahwa fungsi utama bahasa

adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang

menyatakan bahwa fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial.

Kridalaksana (1993:4) mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang

arbitrer yang menggunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri.

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 pasal 1 tentang

pengembangan bahasa adalah upaya memoderenkan bahasa melalui pemerkayaan

kosakata, pemantapan, dan pembakuan sistem bahasa, pengembangan sistem laras

1
2

bahasa, serta mengupayakan peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa

internasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 pasal 5 tentang bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan

nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, dan sebagai sarana antardaerah

dan antarbudaya daerah.

Dalam studi sosiolinguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai sistem

tanda saja, tetapi lebih dari itu juga dipandang sebagai sistem sosial dan sebagai

bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu.

Masyarakat sebagai penutur bahasa merupakan sekelompok manusia yang

heterogen. Sebagai kumpulan manusia yang heterogen mereka mempunyai

kegiatan interaksi sosial yang berbeda-beda. Keberagaman interaksi sosial itulah

yang menyebabkan munculnya variasi bahasa. Berdasarkan faktor sosial situasi,

muncul beragam bahasa dari kelompok-kelompok sosial tertentu yang dalam

penggunaannya tercipta dari berbagai macam sandi atau kode yang rahasia dengan

rumus yang beraneka ragam.

Di samping itu, pemakai bahasa juga dipengaruhi oleh faktor situasional

yaitu, siapa pembicara, dengan siapa, kapan dan dengan ragam apa, serta

mengenai masalah apa. Adanya berbagai variasi bahasa atau lebih tepatnya

pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam. Dalam kehidupan bermasyarakat akan

bermunculan berbagai macam kelompok-kelompok yang kemudian secara tidak

langsung akan memunculkan bahasa yang khas dalam kelompok mereka.


3

Dengan keanekaragaman masyarakat tutur di Indonesia, maka bukan hal

yang mustahil jika dalam suatu daerah terdiri atas dua atau lebih suku. Dengan

demikian,maka tidak dipungkiri adanya suku yang berinteraksi secara intensif dan

kemudian saling berakulturasi, yang pada akhirnya menghasilkan budaya

campuran.

Seiring dengan perkembangan kedua budaya tersebut, masyarakat ini

kemudian memiliki beberapa leksem serupa dan mirip, seperti pada kata manre

(Bugis), dan nganre (Makassar) yang berarti ‘makan’. Pada akhirnya, ketika masa

kemerdekaan, bahkan jauh lebih dini lagi, yakni 28 Oktober 1928, bahasa

Indonesia ditetapkan sebagai bahasa Nasional sehingga beberapa suku dan

kerajaan melebur ke dalam NKRI. Sebuah fenomena yang berdampak pada suku-

suku di Sulawesi Selatan yang kemudian terpecah, suku Mandar memisahkan diri

dan membentuk provinsi baru, yaitu Sulawesi Barat, sedangkan Suku Luwu

terpecah menjadi dua bagian yang terpisah.

Hingga saat ini, masyarakat sekitar tak mampu lagi melawan arus

modernisasi, pola kehidupan masyarakat di beberapa bagian pedalaman di

Sulawesi Selatan menjadi semakin konsumtif, termasuk ke dalam penggunaan

bahasa sekitar yang memprioritaskan atau mengunggulkan bahasa Indonesia

sebagai bahasa berprestise.

Sampai saat ini, penulis melihat penggunaan bahasa Indonesia ditemukan

dalam setiap aspek kehidupan masyarakat tersebut, seperti pada lingkup

perkantoran hingga pasar tradisional di Makassar. Meskipun demikian, tetap saja


4

ditemukan unsur dialek lokal yang disertai penyisipan kosakata daerah ke dalam

pertuturan bahasa Indonesia ini, misalnya penggunaan partikel -mi,- ji, dan -pi.

Dalam ragam informal misalnya, penggunaan partikel -mi ditemukan

dalam kalimat “Lamami suratnya dikirim” ‘(sudah) sejak lama suratnya dikirim’.

Untuk penggunaan partikel -ji dapat ditemukan pada kalimat “Dua hariji batas

pengajuan berkas” ‘Dua hari (saja)batas pengajuan berkas’. Terakhir, penggunaan

partikel -pi terdapat pada kalimat “Nanti sorepi saya antarkan makalahnya.” ‘nanti

(setelah) sore (saja) saya antarkan makalahnya”. Seluruh contoh partikel tersebut

diketahui memiliki intentitas penggunaan yang sangat tinggi. Hal tersebut

disebabkan oleh kebiasaan masyarakat penutur bahasa ini yang selalu ingin

memastikan sebuah pernyataan melalui partakel-partikel tersebut sebagai penanda

penegas sebuah kalimat. Meskipun demikian, diperlukan adanya analisis lebih

lanjut untuk mengungkap fungsi partikel-partikel tersebut.

Hal berbeda ditemukan apabila sebuah partikel tertentu diikuti penanda

subjek secara langsung. Kaidah sintaksis dalam kalimat berbahasa Indonesia,

“pergi ka’. ”, oleh masyarakat penutur bahasa Indonesia dialek Makassar, berubah

menjadi “pergi ka’.” Kata ka’ tersebut merupakan penanda subjek pertama

tunggal. Jadi, dapat dikatakan secara fungsi sintaksis, pada kalimat tersebut terdiri

atas P + S + Pel. Hal tersebut serupa dengan penerapan penanda subjek terhadap

bentuk partikel -mi, -ji, dan -pi. Penanda subjek tersebut digabungkan dengan

bentuk partikel menjadi, mi+ka; mi+ko; mi+ki; ji+ka; ji+ko; ji+ki, pi+ka; pi+ko;

pi+ki (penanda subjek ka ‘saya’; ko ‘kamu’; ki ‘kita’ dan juga bisa ‘kamu’ sebagai
5

penanda yang lebih halus), maka perubahan partikel tersebut secara berurut

menjadi; maka; mako; maki; jaka; jako; jaki; paka; pako; dan paki.

Meskipun telah digambarkan secara ringkas fungsi penegas dalam partikel

tersebut, terdapat banyak makna yang ditemukan dalam setiap penggunaan partikel

ini jika digunakan dalam jenis kalimat tertentu seperti kalimat berita, kalimat

tanya, kalimat perintah dan kalimat negasi serupa dengan yang ditemukan dalam

bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan analisis lebih mendalam dalam

mendeskripsikan fungsi partikel -mi, -ji, dan -pi ini yang paling sering ditemui di

status masyarakat Makassar dalam facebook.

Mengapa facebook? Hal ini didasarkan pada fungsi media sosial tersebut

yang dapat memberikan informasi kepada setiap pengguna akun facebook dalam

berkomunikasi tiada batas kepada pengguna situs secara aktual. Di samping itu,

kedudukan media jejaring sosial facebook kini memiliki jumlah pengguna akun

terbanyak di Indonesia dan merupakan salah satu sumber data faktual yang

tentunya menarik untuk diteliti oleh peneliti-peneliti bahasa sehingga pada

akhirnya menjadi populer sebagai ‘laboratiorium bahasa’ para linguis.

Hal tersebut menjadi semakin beralasan dengan fenomena modernisasi dan

globalisasi tiada henti oleh pihak pengembang jejaring sosial yang semakin

beragam dan menjadi salah satu akses sumber informasi utama sekaligus wadah

‘pencurahan pikiran’ bagi penggunanya. Tidak pelak lagi, maraknya pengguna

media jejaring sosial yang diketahui berasal dari kalangan muda hingga dewasa,

secara aktif memanfaatkan teknologi informasi ini. Terlebih lagi, penulis


6

beranggapan bahwa tidak ada lagi elemen masyarakat pada generasi muda yang

tidak mengenali situs facebook ini. Data yang diunggah oleh pengguna situs ini

merupakan hasil pemikiran atau tanggapan yang diwujudkan berupa tulisan yang

diunggah oleh penggunanya (data transkriptif).

Dengan demikian, data yang diperoleh menjadi semakin akurat berkat

transkripsi tersebut. Oleh sebab itu, penulis memilih sumber data penelitian ini

berdasarkan penggunaan bahasa di facebook. Di samping itu, penulis memilih

pengguna situs ini secara purposif berdasarkan lokasi atau tempat asal pengguna,

yakni di Makassar, dan suku asli yang dimiliki pengguna tersebut, yaitu Makassar.

Oleh karena itu, penulis menganggap perlu dan menarik untuk mengangkat

judul karya ilmiah ini karena masyarakat Makassar telah banyak menggunakan

media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam penggunaan media

sosial tersebut terutama dalam menyusun status atau pemberian komentar dalam

facebook banyak dari masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia dengan

menggunakan dialek Makassar dengan dilengkapi penggunaan partikel –mi, -ji,

dan –pi. Sehingga penulis mampu memperoleh data dari sosial media yang

digunakan yang nantinya akan dianalisis dan ditelaah sehingga mampu memberi

pemaknaan dari partikel –mi, -ji, dan –pi dalam penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar berdasarkan kaidah yang ada. Dengan ini dibuatlah sebuah

penelitian berjudul “Penggunaan Partikel -mi, -ji, dan -pi dalam Tuturan Bahasa

Indonesia Dialek Makassar oleh Pengguna Facebook di Makassar.


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,maka

rumusan masalah dirumuskan sebagai berikut yaitu “Bagaimanakah penggunaan

partikel -mi, -ji, dan –pi sebagai bagian kata tugas dalam tuturan bahasa Indonesia

dialek Makassar oleh pengguna facebook di Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut

yaitu “Mendeskripsikan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi sebagai bagian kata

tugas dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna facebook di

Makassar.”

D. Manfaat Penelitian

Untuk itu, penulis mengklasifikasi manfaat penelitian ini menjadi dua bagian,

yakni

(1) Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis berhubungan dengan kontribusi keilmuan yang didapatkan

dari hasil penelitian ini, yaitu suatu telaah linguistik tentang fenomena

pemanfaatan fungsi kosakata daerah ke dalam bahasa Indonesia sebagai

perwujudan interferensi gramatikal.

(2) Manfaat Praktis

Manfaat praktisnya ialah berupa kontribusi hasil penelitian yang

diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan corak bahasa Indonesia

yang berperspektif sosiolek regional.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaksa

1. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan pembahasan penelitian ini antara

lain; sebagai berikut; (1) Bugis and Makassar: Two Short Grammars (2012),

sebuah ringkasan materi bahasa Sulawesi Selatan yang dibukukan oleh Campbell

Macknight; (2) Interferensi Morfologis Penutur Bahasa Bugis dalam Berbahasa

Indonesia, sebuah Makalah Seminar Internasional, oleh Mokhtar (2012), (3)

Analisis Kesalahan Penggunaan Partikel -ni dan –de, oleh Elisa Carolina Marion.

Pada penelitian (1), penelitian dilakukan oleh Campbell Manknight dengan

membuat sebuah translasi artikel penelitian dari Belanda ke dalam bahasa Inggris.

Penelitian ini memuat serangkaian kaidah morfofonemik dalam bahasa Bugis dan

Makassar. Secara keseluruhan, cakupan karya ilmiah ini adalah kajian terhadap

hasil penelitian peneliti Belanda, yakni Makkassarcsh-Hollandsch Woodenboek

yang mengungkapkan kaidah morfologis afiks-afiks dalam bahasa Makassar.

Pada penelitian (2), dibahas masalah perilaku partikel -mi, -ji dan -pi

sebagai salah satu bentuk interferensi bahasa Makassar ke dalam bahasa Indonesia.

Di samping itu, disinggung pula pengunaan variasi bentuk partikel tersebut seperti

partikel -maka, -maki, -jaka, -jaki, -jako, -paka, -pako, dan -pi, tetapi tidak

dilakukan analisis yang menafsirkan apakah partikel-partikel yang telah

disebutkan adalah ekamorfem atau polimorfem.

8
9

Dalam hal ini, penelitian-penelitian terdahulu menganggap partikel -mi, -ji

dan -pi tersebut masing-masing sebagai satu morfem enklitika, padahal menurut

pengamatan penulis, partikel-partikel tersebut merupakan polimorfem. Partikel -mi

merupakan vaiasi dari penggabungan partikel -ma ‘aspek perfektif’ dan –i

‘pemarkah pronomina persona ketiga tunggal’. Demikian pula partikel -ji

merupakan penggabungan partikel -ja ‘emphasis juga’ dan –i ‘pemarkah

pronomina persona ketiga tunggal’.

Hal sama berlaku pula pada penggunaan partikel -pi. Partikel ini

merupakan penggabungan dua morfem, yaitu partikel -pa ‘aspek futuristis’ dan- I

‘pemarkah pronomina persona ketiga tunggal’.

Apabila dikaitkan dengan penggunaan pronomina persona kedua tunggal,

partikel -mi, -ji dan -pi akan berubah menjadi mako, jako, dan pako. Artinya

partikel -mi, -ji dan -pi akan mengalami perubahan bentuk secara sistemik sesuai

dengan peristiwa gramatikal yang dialaminya, yaitu terintegrasi dengan

penggunaan bentuk pronomina persona bahasa Makassar.

Pada penelitian (3), pemakaian partikel -ni (に) dan -de (で) yang berfungsi

menunjukkan tempat/keberadaan. Data diperoleh dari studi pustaka dan

penyebaran kuisioner ke 79 responden, yaitu mahasiswa jurusan sastra Jepang

semester enam dan delapan. Hasil yang dicapai adalah mahasiswa pemelajar

bahasa Jepang tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dalam membedakan

penggunaan partikel -ni に) dan -de (で) yang sama-sama berfungsi menunjukkan
10

tempat/keberadaan. Simpulan yang dapat ditarik adalah secara umum responden

menguasai pemakaian partikel -ni (に) dan -de (で) yang berfungsi menunjukkan

tempat/keberadaan. Perbedaan mendasar terhadap penelitian penulis adalah objek

kajian penelitian ini mengkhususkan pembahasan pada penggunaan bentuk bahasa

berupa partikel -mi, -ji dan -pi dikaitkan dengan interferensi partikel tersebut ke

dalam bahasa Indonesia.

2. Kata Tugas

Menurut Finoza dalam Komposisi bahasa Indonesia, kata tugas merupakan

kumpulan kata dan partikel yang tidak mempunyai arti leksikal, yaitu arti kata

secara lepas tanpa kaitannya dengan kata lain (Finoza, 2009: 80-81).

Kemudian menurut Abdul Rahman dalam www.docstoc.com/katatugas

mengungkapkan pengertian kata tugas adalah sejenis perkataan yang hadir dalam

ayat, klausa, atau frase untuk mendukung sesuatu tugas tertentu.

Jadi, pengertian Kata tugas ialah golongan perkataan selain kata nama,

kata kerja dan kata sifat yang mendukung sesuatu tugas tertentu dalam binaan

ayat, klausa dan frasa. Kehadiran kata tugas dalam ayat tidak berfungsi sebagai inti

dalam frasa utama, sebaliknya mendukung sesuatu tugas sintaksis tertentu sebagai

penghubung, penerang, penentu, penguat, pendepan, pembantu, penegas, penafi,

pembenar pemeri, atau tugas-tugas lain.


11

Dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) dinyatakan pula pengertian

kata tugas yaitu kata yang terutama menyatakan hubungan gramatikal yang tidak

dapat bergabung dengan afiks, dan tidak mengandung makna leksikal.

3. Definisi Partikel

Menurut Sugihartono (2001:viii) definisi partikel sebagai berikut. “Jenis

kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki

fungsi membantu, dan menentukan; arti hubungan, penekanan, pertanyaan,

keraguan dan lainnya dalam kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan

maupun ragam tulisan “. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa partikel

merupakan kata bantu yang tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu kalimat.

Kedudukan partikel dalam ragam tulisan maupun lisan merupakan hal yang

penting karena berfungsi menentukan makna. Jika merujuk pada Kamus Besar

Bahasa Indonesia, partikel sendiri diartikan sebagai kata yang biasanya tidak dapat

diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak

mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel, preposisi, konjungsi,

dan interjeksi.

Menurut kamus lingustik edisi ketiga, partikel adalah kata yang biasanya

tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan yang mengandung makna gramatikal

dan tidak mengandung makna leksikal, misalnya preposisi seperti di, dari,

konjungsi seperti dan, atau, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993:155).


12

4. Jenis-Jenis Partikel

Partikel (kata bantu) merupakan kata yang tidak bisa berdiri sendiri dalam

suatu kalimat dan biasanya mengikuti jenis kata yang lainnya. Ada beberapa jenis

partikel bahasa Indonesia dialek Makassar seperti -mi, -ji, dan -pi

(Nurhayati,2016:89-91)

1) Partikel -mi

Penggunaan Partikel -mi mempunyai keunikan di dalam pemakaian bahasa

Makassar. Partikel -mi dapat berarti hanya, saja, sudah, dan sebagai penegas

(Hanan,2015:56-57). Partikel -mi sebagai pengganti partikel lah.

Contoh (1)

Singgahmi ki dirumah

Singgahlah di rumah

Kita singgahlah di rumah

Pada contoh (1) di atas partikel -ki sebagai penegas pada kata singgah.

Contoh (2)

Ambilkanmi itu bukuna

Ambilkan saja itu bukunya

Ambilkan saja itu bukunya.

Pada contoh (2) di atas partikel -mi berarti saja.

Contoh (3)

Berangkatmi adik ke sekola

Berangkat sudah adik ke sekolah


13

Sudah berangkat adik ke sekolah.

Pada contoh (3) di atas partikel -mi berarti sudah.

Partikel -mi dalam dialek Makassar dapat bermakna sudah atau lah. Partikel

-mi sangat produktif digunakan oleh masyarakat Makassar dalam berbahasa

Indonesia (Mokhtar,2000:221)

Jadi, penggunaan partikel -mi merupakan penyimpangan dalam bahasa

Indonesia. Bentuk partikel -mi harusnya diganti menjadi partikel -lah. Adanya

partikel -mi merupakan pengaruh dialek Makassar terhadap tuturan bahasa

Indonesia.

2) Partikel -ji

Partikel -ji adalah bentuk partikel bahasa Makassar yang digunakan oleh

masyarakat Makassar dalam berbahasa Indonesia. Partikel -ji ini bermakna saja

atau hanya dan juga maknanya kurang lebih sama dengan partikel -mi, tetapi

partikel -mi dalam bahasa Bugis tidak pernah digunakan oleh penutur bahasa

Makassar dalam berbahasa Indonesia. (Mokhtar, 2000:223)

Contoh (1)

Iniji sisanya uangmu.

Ini hanya sisanya uangmu.

Hanya ini sisanya uangmu.

Parikel -ji pada contoh (1) di atas bermakna hanya.

Contoh (2)

Dia memangji yang ambil baju.


14

Dia memanglah tang ambil baju itu.

Dia memanglah yang ambil baju itu.

Pada contoh (2) di atas partikel -ji sebagai penegas terhadap kata sebelumnya.

Dalam bahasa Indonesia sama dengan partikel -lah.

Contoh (3)

Seribuji kubelikan sekilo.

Seribu saja saya belikan sekilo

Hanya seribu saya belikan sekilo

Pada contoh (3) di atas partikel -ji bermakna hanya.

3) Partikel -pi

Partikel -pi dalam bahasa Makassar yang bermakna kala nanti. (Masrurah

Mokhtar,2000:221). Partikel -pi yang bermakna nanti, saja, lagi dan sebagai

penegas. (Nurhayati, 2016:90)

Contoh (1)

Diapi yang bayar itu kopi.

Dia nanti yang bayar itu kopi.

Nanti dia yang bayar itu kopi.

Partikel -pi pada contoh (1) diatas berarti nanti.

Contoh (2)

Besokpi saya ke rumahmu.

Besok saya akan kerumahmu.

Besok saya akan ke rumahmu,


15

Partikel -pi pada contoh (2) di atas menjadi penegas pada kata sebelumnya

yang berarti akan.

Contoh (3)

Tambah satupi piring supaya cukup selusin.

Tambah satu lagi piring supaya cukup selusin.

Tambah satu lagipiring supaya cukup selusin.

Partkel -pi pada contoh (3) diatas berarti lagi.

5. Tuturan Bahasa Indonesia

Pengertian Tuturan

Dalam KBBI (Depdiknas,2005:1231), yang dimaksud dengan tuturan

adalah sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran. Tuturan adalah suatu ujaran dari

seorang penutur terhadap mitra tutur ketika sedang berkomunikasi. Tuturan dalam

pragmatik diartikan sebagai produk suatu tindak verbal (bukan tindak verbal itu

sendiri) (Leech, 1993:20). Sementara itu Austin dalam Leech, (1993:280)

menyatakan bahwa semua tuturan adalah bentuk tindakan dan tidak sekadar

sesuatu tentang dunia tindak ujar atau tutur (speech act) adalah fungsi bahasa

sebagai sarana penindak, semua kalimat atau ujaran yang diucapkan oleh penutur

sebenarnya mengandung fungsi komunuikatif tertentu. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat dikatakan bahwa mengujarkan sesuatu dapat disebut sebagai

aktifitas atau tindakan.

Hal tersebut dimungkinkan karena dalam setiap tuturan memiliki maksud

tertentu yang berpengaruh pada orang lain. Sehubungan dengan pengertian-


16

pengertian di atas, tuturan dapat disebut sebagai ujaran yang di dalamnya

terkandung suatu arti.

a. Tindak Lokusi

Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak

tutur ini disebut sebagai the act of saying something (Wijana, 1996: 17). Leech

menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah melakukan tindakan mengatakan sesuatu.

Nababan, (1987: 18) menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah mengaitkan suatu

topik dengan sesuatu keterangan dalam suatu ungkapan, serupa dengan hubungan

“pokok” dengan “predikat” atau “topik” dan tertentu. Tindak ilokusi merupakan

tindak tutur atau pengajaran kata atau kalimat dengan makna dalam mengatakan

sesuatu. Konsep lokusi adalah konsep yang berkaitan dengan proposisi kalimat.

Kalimat atau tuturan merupakan satu kesatuan yang terdiri dari subjek dan

predikat. Tindak lokusi merupakan tindak tutur dalam pengidentifikasiannya

cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup

dalam situasi tutur.

b. Tindak Ilokusi

Menurut Wijana (1996: 18) Sebuah tuturan selain berfungsi untuk

menyatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk

melakukan sesuatu disebut tindak tutur ilokusi (the act of doing something).

Tindak tutur ilokusi merupakan sentral untuk memahami tindak tutur. Hal tersebut

dikarenakan harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan

dimana tindak tutur tersebut terjadi, dan sebagainya (Wijana, 1986: 19). Selain itu,
17

Austin dalam Cahyono, 1995: 224 menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah

pembuatan pernyataan, tawaran, janji, dan lain-lain dalam pengajaran. Nababan

(1987: 18) menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah pengucapan suatu pernyataan,

tawaran, janji, dan sebagainya.

c. Tindak Perlokusi

Menurut Wijana (1996: 19) Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang

mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force),atau efek bagi yang

mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak

sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya

dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi.

Tindak ini disebut the act of affecting someone. Nababan (1987: 18) menyatakan

bahwa tindak perlokusi adalah hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu

pada pendengar sesuai dengan “situasi” dan “kondisi” pengucapan kalimat itu.

Austin (dalam Cahyono, 1995: 224) menyatakan bahwa tindak tutur perlokusi

adalah pengaruh yang dihasilkan pada pendengar karena pengujaran kalimat itu

dan pengaruh itu berkaitan dengan situasi pengujarannya. Tindak perlokusi

merupakan tuturan yang diucapkan penutur mempunyai efek bagi pendengarnya.

Tindak terpenting dalam kajian dan pemahaman tindak tutur adalah tindak

ilokusi. Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang bukan hanya menginformasikan

sesuatu tapi dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu (the act of doing

something). Sementara tindak perlokusi adalah tindakan untuk mempengaruhi

lawan tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk dan sebagainya.


18

Tuturan tersebut mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force) yang

menimbulkan efek sengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh penutur (the act of

affecting someone).

6. Dialek

Menurut Poedjosoedarmo (1978: 7) dialek adalah variasi sebuah bahasa

yang adanya ditentukan oleh sebuah latar belakang asal si penutur. Nababan

(1886: 4) menjelaskan bahwa idiolek-idiolek yang menunjukan lebih banyak

persamaan dengan idiolek-idiolek yang lain dapat digolongkan dengan satu

kumpulan kategori yang disebut dialek. Besarnya persamaan ini disebabkan oleh

letak geografis yang berdekatan dan memungkinkan komunikasi antara

penuturpenutur idiolek itu.

Menurut Poedjosoedarmo (1979: 23) Jenis dialek dibedakan menjadi tiga

macam yaitu dialek geografis, dialek sosial, dan dialek usia.

a. Dialek Geografis

Dialek geografis yaitu tempat asal daerah si penutur seperti dalam bahasa

Jawa misalnya terdapat dialek Jogja, Solo, Bagelen, dan Banyumasan.

b. Dialek Sosial

Dialek sosial adalah latar belakang tingkat sosial dari mana seseorang

penutur berasal. Dialek ini dibedakan menjadi dialek sosial tingkat tinggi,

menengah, dan merendah. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi pada

masing-masing tingkatan berbeda.


19

c. Dialek Usia

Dialek usia adalah varian bahasa yang ditandai oleh latar belakang umur

penuturnya. Dengan demikian dapat dibedakan menjadi tiga macam dialek usia,

yaitu dialek anak, dialek (kaum) muda, dialek (kaum) tua. Sebagai ciri penanda

dialek usia yang paling menonjol adalah pemilihan kata-kata atau kosakata.

7. Dialek Bahasa Makassar

Bahasa Makassar merupakan bahasa daerah yang paling besar jumlah

penuturnya di Sulawesi Selatan, yaitu lebih dari 2.500.000 jiwa. Wilayah

pemakaiannya meliputi seluruh daratan sebelah utara wilayah kelompok bahasa

Makassar. Terdapat beberapa perbedaan pemakaiaan dialek bahasa Makassar. Studi

tentang dialek bahasa Makassar telah dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain oleh

Pelenkuhe et al, yang menghasilkan Peta Bahasa Sulawesi Selatan (1974), dan oleh

Timothy dan Brabara Friberg yang menghasilkan Geografi Dialek Bahasa Bugis.

Hasil kedua penelitian itu, khususnya mengenai dialek bahasa Bugis

berdasarkan lokasi geografisnya terbagi menjadi sebelas bagian yaitu:

1) Sawitto merupakan satu dialek tersendiri dialek sawitto.

2) Dialek Sidrap mencakupi Pinrang Utara, Alitta, dan Sidrap.

3) Dialek Barru mencakupi Nepo, Soppeng Riaja, Tompo, dan Tanete.

4) Dialek Pangkep merupakan satu dialek tersendiri dialek Pangkep.

5) Dialek Camba merupakan satu dialek tersendiri dialek Camba.

6) Dialek Soppeng mencakupi kessi dan Soppeng.

7) Dialek Wajo merupakan dilaek tersendiri dialek Wajo.


20

8) Dialek Luwu mencakupi Bua Ponrang, Wara, dan Malengke-Usu.

9) Dialek Bone mencakupi Dua Boccoe, Mare, dan Bone.

10) Dialek Sinjai mencakupi Palettae, Bulukumba, dan Sinjai.

11) Dialek Pasangkayu merupakan satu dialek tersendiri dialek Pasangkayu.

Dialek bahasa Makassar berdasarkan lokasi geografisnya dibagi menjadi lima

dialek bahasa Makassar, yaitu:

1) Dialek Lakiung

2) Dialek Turatea

3) Dialek Bantaeng

4) Dialek Konjo

5) Dialek Selayar

7. Media Sosial

Media sosial (medsos) atau social media menjadi fenomena yang makin

mengglobal dan mengakar. Keberadaannya makin tidak bisa dipisahkan dari cara

berkomunikasi antarmanusia. Sebagai bentuk aplikasi dalam komunikasi secara

virtual, medsos merupakan hasil dari kemajuan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) atau Information Communication Technology (ICT). medsos

bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user)

melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan

konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang

disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih. Internet, medsos dan

teknologi multimedia menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan serta


21

mendorong pada hal-hal baru. Saat ini medsos yang paling banyak digunakan dan

tumbuh pesat berupa jejaring sosial, blog dan wiki.

Merebaknya situs medsos yang muncul menguntungkan banyak orang dari

berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan mudah dan dengan ongkos yang

murah ketimbang memakai telepon. Dampak positif yang lain dari adanya situs

jejaring sosial adalah percepatan penyebaran informasi. Akan tetapi ada pula

dampak negatif dari medsos, yakni berkurangnya interaksi interpersonal secara

langsung atau tatap muka, munculnya kecanduan yang melebihi dosis, serta

persoalan etika dan hukum karena kontennya yang melanggar moral, privasi serta

peraturan. Dalam artikelnya berjudul “User of the World, Unite! The Challenges

and Opportunities of Social Media,” di Majalah Business Horizons (2010:69-68),

Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein membuat klasifikasi untuk berbagai

jenis medsos yang ada berdasarkan ciri-ciri penggunaannya.

Menurut mereka, pada dasarnya medsos dapat dibagi menjadi enam jenis,

yaitu:

1) Proyek kolaborasi website, di mana user-nya diizinkan untuk dapat mengubah,

menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di website

tersebut, seperti Wikipedia.

2) Blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam mengungkapkan

suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, sampai kritikan

terhadap suatu hal, seperti Twitter.


22

3) Konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan konten-

konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain seperti

Youtube.

4) Situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi dengan

cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial sehingga

dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya facebook.

5) Virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul

dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi dengan

orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia nyata, seperti

online game.

6) Virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang memberi

kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual untuk

berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh berbeda

dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan berbagai aspek

kehidupan, seperti Second Life.

Dengan muatan seperti itu, maka medsos tidak jauh dari ciri-ciri berikut

ini:

1) Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyakorang dan tidak terbatas

pada satu orang tertentu.

2) Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang

penghambat.

3) Isi disampaikan secara online dan langsung.


23

4) Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga

tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan

sendiri oleh pengguna.

5) Medsos menjadikan penggunanya sebagai creator dan aktor yang

memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.

6) Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas,

percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan (relasi),

reputasi(status) dan kelompok (group).

8. Facebook

“Facebook adalah salah satu web jejaring sosial yang diluncurkan pada

4Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg. Menurut catatan statistik,

pengguna FB hingga Oktober 2007 sebesar 50 juta orang.” (Fredy Yusman Kapang,

2009:1). Fungsi dari facebook yaitu menjalin jaringan pertemanan, mencari teman

lama, mengetahui kabar terbaru dari teman, berbagi profil dan foto, video, bisnis,

bahkan berfungsi untuk kampanye. Pengguna facebook tidak hanya dari kalangan

remaja tetapi juga orang dewasa. Fredy Yusman Kapang (2009:17) mengemukakan

facebook mempunyai fitur yang berbeda dari jejaring sosial lainnya. Fitur-fitur

tersebut di antaranya:

1) Home (Beranda)

Home atau beranda adalah halaman pertama saat pengguna membuka situs

facebook. Beranda adalah halaman pribadi. Melalui beranda, pengguna dapat melihat

dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dalam facebook. Dalam menu Beranda terdapat


24

news feed yang berisi informasi perubahan terbaru pada profil teman-teman lainnya,

status updates yang berisi daftar semua aktivitas pengguna FB, foto, serta fitur-fitur

menarik lainnya.

2) Profil

Profil adalah halaman yang dapat dilihat orang lain tentang pengguna di FB.

Profil menggambarkan semua hal yang mereka tahu tentang pengguna di kehidupan

nyata, dan hal yang ingin disampaikan tentang diri pengguna. Profil di sini berbicara

segala informasi tentang diri pengguna, seperti informasi umum (Jenis kelamin, kota

asal, status hubungan, pandangan politik, dan agama), Informasi Kontak (E-mail,

Alamat sekarang, Yahoo, dan situs web), Informasi Pendidikan dan Pekerjaan

(Perguruan tinggi, Perusahaan dan Jabatan), Informasi Pribadi (Aktivitas, Minat,

Musik favorit, Acara TV favorit, Film favorit, Buku favorit, Kutipan favorit, dan

Tentang saya).

3) Wall (Dinding)

Pada menu Profil terdapat sebuah fitur yang disebut wall atau dinding.

Dinding merupakan media pertukaran informasi yang berisi pesan singkat, komentar,

atau testimoni dari teman-teman.

4) Friends (Teman)

FB dirancang dengan tujuan untuk mencari rekanan atau teman dengan sistem

jaringan. Teman adalah hal yang paling mendasar dalam jaringan sosial FB.
25

5) Inbox (Pesan Masuk)

Inbox atau pesan masuk merupakan fitur untuk melihat pesan masuk yang

dikirim oleh teman sesama FB. Adapun fasilitas lain yang terdapat dalam FB adalah

Chatting, group, games (permainan), musik, video, dan sebagainya.

B. Kerangka Pikir

Kata tugas merupakan kumpulan kata dan partikel yang tidak mempunyai arti

leksikal. Partikel sebagai berikut. “Jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan

tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti

hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam kalimat bahasa

Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan “. Ada tiga jenis partikel yang

terdapat dalam dialek Makassar, yaitu partikel –mi, -ji, dan –pi.

Partikel -mi mempunyai keunikan di dalam pemakaian bahasa Bugis

Makassar. Partikel -mi dapat berarti hanya, saja, sudah, dan sebagai penegas. Partikel

-ji adalah bentuk partikel bahasa Makassar yang digunakan oleh masyarakat

Makassar dalam berbahasa Indonesia. Partikel -pi dalam bahasa Makassar yang

bermakna kala nanti.

Tuturan merupakan sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran. Tuturan adalah

suatu ujaran dari seorang penutur terhadap mitra tutur ketika sedang berkomunikasi.

Dialek adalah variasi sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar

belakang asal si penutur. Dalam tuturan terdapat dialek, dialek merupakan variasi

sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar belakang asal si penutur.
26

Contoh dialek yaitu dialek Makasar, dialek Makassar adalah bahasa yang melatar

belakangi masyarakat Makassar.

Media sosial (medsos) atau social media menjadi fenomena yang makin

mengglobal dan mengakar. Keberadaannya makin tidak bisa dipisahkan dari cara

berkomunikasi antarmanusia. Sebagai bentuk aplikasi dalam komunikasi secara

virtual, medsos merupakan hasil dari kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) atau Information Communication Technology (ICT). Facebook merupakan

suatu media sosial yang berfungsi untuk menjalin jaringan pertemanan, mencari

teman lama, mengetahui kabar terbaru dari teman, berbagi profil dan foto, video,

bisnis,

Berdasarkan pembahasan teoritis pada kajian pustaka maka akan diuraikan

runtutan berpikir yang melandasi proses penelitian ini. Kerangka pikir merupakan

landasan berpikir dalam menyikapi proses, tindakan, dan temuan dalam penelitian.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini:
27

Bagan Kerangka Pikir

Kata Tugas

Partikel

Partikel -mi Partikel -ji Partikel -pi

Tuturan

Dialek Dialek Makassar

Facebook Media Sosial

Analisis

Temuan
27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang

semata-mata berdasarkan fakta nyata atau fenomena yang secara empiris yang hidup

pada masyarakat penutur bahasa, sehingga yang dihasilkan atau dicatat ialah berupa

pemerian bahasa yang dikatakan sifatnya sebagai potret (Sudaryanto, 1988: 62).

Dalam penelitian deskriptif, terdapat setidaknya tiga tahapan dalam melakukan

penelitian, yaitu

(1) tahap pengumpulan dan penyediaan data;

(2) tahap penganalisisan data; dan

(3) tahap penyajian hasil penelitian (Mahsun, 2005:30).

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada status pengguna facebook di Makassar yang

menggunakan partikel –mi, -ji, dan –pi.

C. Definisi Istilah

Kata tugas merupakan kumpulan kata dan partikel yang tidak mempunyai arti

leksikal, yaitu arti kata secara lepas tanpa kaitannya dengan kata lain.

Partikel sebagai berikut. “Jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan

tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti

27
28

hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam kalimat bahasa

Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan.

Tuturan adalah sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran. Tuturan adalah suatu

ujaran dari seorang penutur terhadap mitra tutur ketika sedang berkomunikasi.

Dialek adalah variasi sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar

belakang asal si penutur.

Media sosial (medsos) atau social media menjadi fenomena yang makin

mengglobal dan mengakar. Keberadaannya makin tidak bisa dipisahkan dari cara

berkomunikasi antarmanusia.

Facebook yaitu media social yang betujuan menjalin jaringan pertemanan,

mencari teman lama, mengetahui kabar terbaru dari teman, berbagi profil dan foto,

video, bisnis,

D. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset

pemasaran (Malhotra, 2007). Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian.

Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain

penelitian akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Menurut Malhotra (2007),

penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif memiliki

pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, hipotesis yang spesifik,dan

informasi detail yang dibutuhkan.


29

E. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Sumber data


dalam penelitian ini adalah pengguna facebook yang ada di Makassar.
F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dokumentasi. Sebagai objek yang

diperhatikan (ditatap) dapat memperoleh informasi yang memperhatikan tiga macam sumber,

yaitu tulisan, tempat, dan kertas atau orang.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data kebahasaan dalam penelitian ini adalah penggunaan bahasa berupa

wacana, kalimat, klausa, atau frasa yang di dalamnya terdapat unsur penggunaan

partikel -mi, -ji dan -pi, baik secara lisan maupun tulisan. Pada sumber data lisan

diperoleh percakapan yang dilakukan di lingkungan penutur bahasa di Makassar,

sedangkan data tertulis diperoleh dari media jejaring sosial facebook. Adapun

prosedur pengumpulan data yaitu,

1. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini ialah

metode simak libat cakap. Metode ini dilakukan dengan menyimak penggunaan

bahasa dari seseorang atau beberapa orang yang menjadi atau dijadikan informan

dengan melibatkan diri dalam komunikasi atau tuturan yang diteliti. Keterlibatan

penulis dalam percakapan dimaksudkan untuk memancing kemunculan data

bahasa yang hendak diteliti, dalam hal ini penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi

dalam tuturan bahasa Indonesia.


30

2. Selanjutnya, penulis menggunakan alat perekam dalam menghimpun data bahasa.

Pada sumber data lisan digunakan tape recorder, yaitu alat perekam suara secara

digital. Di samping itu alat tersebut, data juga dikumpulkan dengan cara mencatat

data secara langsung pada saat menemukan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi.

Untuk sumber tertulis seperti di facebook, alat yang dipergunakan untuk merekam

data bahasa ialah fitur Screen Capture. Fitur ini merupakan salah satu teknologi

digital berupa aplikasi yang berfungsi ‘memotret’ tampilan layar secara aktual dan

menghasilkan data berupa potongan gambar (mirip foto) yang berisikan data

bahasa sesuai dengan tampilan di facebook. Pada penelitian ini, penulis

mengumpulkan sepuluh akun dari pengguna facebook. Pemilihan akun tersebut

dilakukan secara purposif berdasarkan lokasi pengguna aktif facebook, yaitu di

Makassar.

H. Analisis Data

Pada tahap ini, hasil pengumpulan data yang telah ditranskripsikan dan

dikelompokkan selanjutnya dianalisis. Proses ini dilakukan dengan cara menemukan

kaidah berdasarkan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi ke dalam bahasa Indonesia.

Partikel-partikel tersebut masing-masing dipadankan dengan kosakata yang sesuai

dalam bahasa Indonesia.

Padanan tersebut diperoleh dari kesamaan fungsi kata yang setidaknya dapat

menggantikan keberadaan partikel-partikel -mi, -ji, dan -pi. Setelah itu penulis

kemudian menentukan kaidah yang berlaku terhadap setiap partikel. Penentuan

kaidah diperoleh dari jenis kalimat yang dapat menggunakan partikel-partikel


31

tersebut. Setelah kaidah-kaidah dirumuskan, diperolehlah makna dan fungsi yang

terkandung di dalam penggunaan kalimat. Pada analisis terakhir, penulis

menggunakan teori interferensi bahasa dalam menemukan faktor penentu mengapa

masyarakat penutur di Makassar lebih memilih menggunakan corak bahasa

kedaerahan tersebut ke dalam tuturan berbahasa Indonesia mereka.

I. Teknik Analisis Data

Pada tahap teknik analisis data, penelitian ini disajikan dalam partikel

informal, yaitu dengan menuliskan hasil penelitian dalam paragraf. Teknik analisis

data disajikan dengan memunculkan kaidah dan rumusan tertentu berdasarkan hasil

analisis dalam penelitian ini. Penulis menyajikan transkripsi data bahasa melalui

tabulasi data secara sistematis untuk kemudian jabaran analisis diuraikan satu per

satu.
BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Dalam bab ini dibahas tentang penggunaan partikel -mi, -ji, dan –pi sebagai

bagian kata tugas dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna

facebook di Makassar.

Menuntaskan permasalahan tersebut diadakan penelitian dengan

menggunakan facebook sebagai instrumen penelitian. Hasil penggunaan partikel -mi,

-ji, dan –pi selanjutnya akan dipaparkan, dikelompokkan dan dianalisis ke dalam

bahasa Indonesia dengan perwujudan interfrensi gramatikal yang baik dan benar.

1. Penggunaan Partikel -mi,

Data a

Ada yah orang kayak gitu ? herantami.

Analisis

Penggunaan kata herantami, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia

dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia harusnya bentuk kata tersebut ialah heran saja.

32
33

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna saja yang berfungsi sebagai

kata penegasan pada kata heran.

Perbaikan

Ada orang seperti itu ? heran saja.

Data b

Janganmi

Analisis

Penggunaan partikel –mi pada kalimat diatas bermakna lah yang berfungsi

sebagai penegasan pada kata jangan

Perbaikan

Jangan!

Data c

Bagaimanami kalau begini tidak ada urusan yang selesai.

Analisis

Bentuk kata bagaiamanami adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia

dan partikel tersebut tidak terdapat dalam KBBI. Penggunaan partikel –mi hanya

terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata

tersebut ialah bagaiamanakah.


34

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna jika yang berfungsi sebagai penegasan

pada kata bagaimana.

Perbaikan

Bagaimanakah kalau seperti ini tidak ada urusan yang selesai.

Data d

Waktunyami wkwkwkw!!!!

Analisis

Bentuk kata Waktunyami, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan

penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah sudah waktunya.

Perbaikan

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna sudah waktunya yang berfungsi

sebagai penegasan pada kata waktu.

Data e

Siapami yang mau antarka besok ?


35

Analisis

Bentuk kata siapami, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan

penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah siapakah.

Perbaikan

Siapakah yang mau mengantarku besok ?

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna kalimat tanya seperti siapakah

yang

berfungsi sebagai penegasan pada kata siapa.

Data f

Masih jadul, boring, cupu, ada semuami

Analisis

Bentuk kata ada semuami, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan

penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah sudah

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna sudah yang berfungsi sebagai

kalimat penegasan pada kata semua.


36

Perbaikan

Masih jadul, boring, cupu sudah ada semua

Data g

Mungkin selaluka memang bahagia diluar, tapi nda ditahunya didalam, sakit

sekalimi kodong.

Analisis

Bentuk kata sekalimi, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan

penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah sekali. Mungkin saya memang selalu

bahagia diluar, tapi tidak ditahu didalam, sudah sakit sekali kasihan.

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna sudah yang berfungsi sebagai penegas

pada kata sakit.

Perbaikan

Mungkin saya selalu bahagia diluar, tapi tidak ditahu didalam, sakit sekali.

Data h

Kau memang aslinya teman, aslimi teman palsu yang selalu memanfaatkan

kebaikan orang lain. Datang pas ada susahnya.giliran sudah dapat teman baru keluar

aslinya.
37

Analisis

Bentuk kata aslimi, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan

penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah asli.

Partikel –mi pada kalimat diatas tersebut bermakna sudah yang berfungsi

sebagai kalimat penegas pada kata asli.

Perbaikan

Kamu memang aslinya teman, sudah asli teman palsu yang selalu

memanfaatkan kebaikan orang lain. Datang setelah ada susah giliran sudah dapat

teman, baru keluar aslinya.

Data i

Susah klo dlm hubungan tidak ada keterbukaan!!!!!

Oh.. main sembunyimi kah..

Baiklah..

Analisis

Bentuk kata, sembunyimi adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan

penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah sembunyi.


38

Perbaikan

Susah kalau dalam hubungan tidak ada keterbukaan,

Oh.. main sembunyi sekarang

Baiklah!

Data j

Jawaban yang tak pasti ujung2x zonk mi didapat bocor ban

Analisis

Bentuk kata, zonk adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan

penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa

Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah hampa yang bermakna tidak ada apa-

apa.

Perbaikan

Jawaban yang tak pasti ujung-ujungnya hampa, hanya dapat ban bocor
39

2. Parikel –ji

Data a

Siapaji yang mau ke pestanya Mirnah ?

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna kah yang bermakna siapakah,

berfungsi juga sebagai penegas pada kata siapa.

Perbaikan

Siapakah yang mau pergi ke pestanya Mirna ?

Data b

Semoga bisaji diperbaiki..Amin

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna bisa yang berfungsi sebagai makna

penegas pada kata bisa

Perbaikan

Semoga bisa diperbaiki. Amin


40

Data c

Kenapa mamiki itu kita, apaji nda ada gunanya itu kalau begitu terus

kebiasaanta.

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna apa yang berfungsi sebagai

penegas dari penggunan kata apa.

Perbaikan

Kenapa kamu seperti itu ? sudah tidak berguna lagi kalau begitu terus

kebiasaanmu.

Data d

Edede nasukaji itu. Kau sayangji itu. Dia cintaji itu. Dia rindukanji itu. Dia

kangenji itu. Tidak mau ngaku grgr kakaknya. Kalau tidak ada kakaknya

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna kangen yang berfungsi sebagai

penegas bahwa seseorang tersebut juga kangen dari penggunan kata kangen.

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna merindukan yang berfungsi sebagai

penegas pada kata suka, sayang, cinta, rindu, dan kangen.

Perbaikan
41

Edede hanya suka itu. Kau hanya sayang itu. Dia hanya cinta itu. Dia hanya

rindukan itu. Dia hanya kangen itu. Tidak mau mengaku gara-gara kakaknya.

Data e

Ciye dipanggil sayang sama pacarnya karena mauji lagi diminta uangnya

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna hanya yang berfungsi sebagai

penegas pada kata mau. Bermakna hanya karena mau

Perbaikan

Ciye dipanggil sayang sama pacarnya hanya karena mau minta uang.

Data f

Minta maafka kusadari kalau sayaji yang salah yang jelas maluka juga bicara

apalagi ketemu langsung

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna lah yang berfungsi sebagai penegas

pada kata saya yang bermakna saya menyadari

Perbaikan

Saya meminta maaf saya sadari kalau sayalah yang salah, yang jelas saya juga

malu berbicara apalagi bertemu langsung.

Data g
42

Satuji harapanku hidup di dunia yaitu kasi bahagia orangtuaku, masalah jodoh

dan percintaan urusan belakangan,atur saja Tuhan bagaimana baiknya

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna hanya yang berfungsi sebagai

penegas pada kata hanya satu.

Perbaikan

Hanya satu harapan saya hidup di dunia yaitu membahagiakan orangtuaku,

masalah jodoh dan percintaan itu urusan belakangan, biar saja Tuhan yang mengatur

bagaimana baiknya

Data h

Bikin sakit kepalaki terus.. na belikanki pulsa samaji kita yang habisi.

kayak tong mauki napijit kalau di fikir terus disana

Analisis

Penggunaan partikel –ji pada kalimat diatas bermakna sama saja yang

berfungsi sebagai penegas pada kata sama saja

Perbaikan

Hanya bikin sakit kepala terus, dia yang membelikan pulsa tetapi sama saja,

dia juga yang menghabisi. Baik kalau dia disana mau memijit kalau dipikir terus.
43

Data i

Adaji mungkin dibilang karma.

Analisis

Penggunaan partikel –ji pada kalimat di atas bermakna sudah ada yang

berfungsi sebagai penegas pada kata sudah ada.

Perbaikan

Sudah ada mungkin sekarang dibilang karma.

Data j

Padahal saya charsji kenapa tiba-tiba baterai 0%.Herang

Analisis

Penggunaan partikel –ji pada kata charsji pada kalimat di atas bermakna saya

sudah mengchars yang berfungsi sebagai penegas pada kata sudah mengechars.

Perbaikan

Padahal saya sudah mengechars, kenapa tiba-tiba baterai 0%. Heran


44

3. Partikel –pi

Data a

Belumpi cukup 1 tahun dipakai, hilangmi seng jam tangan

Analisis

Penggunaa partikel –pi pada kalimat diatas bermakna lagi yang berfungsi

sebagai penegas pada kata belum lagi.

Perbaikan

Belum cukup 1 tahun dipakai, jam tangan sudah hilang

Data b

Bisapi itu mimpi,kebetulan kalau bisa toh

Analisis

Penggunaan partikel –pi (bisapi) pada kalimat di atas bermakna bisa saja

yang berfungsi sebagai penegas pada kata bisa saja.

Perbaikan

Bisa saja mimpi, kalau bisa kebetulan toh.

Data c

Mungkin tahun depanpi lagi kalau bukan tahun ini.


45

Analisis

Penggunaan partikel –pi (depanpi) pada kalimat diatas bermakna tahun yang

berfungsi sebagai makna penegasan pada kata mungkin tahun depan.

Perbaikan

Mungkin tahun depan lagi, kalau bukan tahun ini.

Data d

Apapi lagi, semua sudah saya korbankan bahkan jiwa dan raga.

Analisis

Penggunaan partikel –pi (apapi) pada kalimat diatas bermakna apa yang

berfungsi sebagai makna penegasan pada kata apa lagi.

Perbaikan

Apa lagi, semua suda saya korbankan bahkan jiwa dan raga.

Data e

Berangkat ke sekolah, siang pi lagi baru aktifkan facebook

Analisis
46

Penggunaan partikel –pi (siangpi) pada kalimat diatas bermakna siang yang

berfungsi sebagai makna penegasan pada kata siang lagi.

Perbaikan

Berangkat ke sekolah, siang lagi baru aktifkan facebook

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi

dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna facebook di

Makassar.

Berdasarkan dari hasil penyajian data sebelumnya, maka analisis data yang

ditemukan mengenai penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi dalam tuturan bahasa

Indonesia dialek Makassar oleh pengguna facebook di Makassar ke dalam kalimat

berbahsa Indonesia belum memadai, ini terbukti dari banyaknya kesalahn yang

dilakukan oleh pengguna facebook dalam penulisan status. Kesalahan yang paling

banyak dilakukan pada penulisan penggunaan partikel –mi, kemudian penulisan

pengunaan partikel –ji, kemudian yang paling sedikit digunakan kesalahan penulisan

penggunaan partikel -pi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, presentasi dari penggunaan partikel –mi

sekitar 40% dari 10 status pengguna facebook. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat

penggunaan partikel –mi dalam tutur bahasa Indonesia dialek Makassar oleh

pengguna facebook di Makassar sekitar 40%.


47

Berdasarkan hasil penelitian di atas, presentasi dari penggunaan partikel –ji

sekitar 40% dari 10 status pengguna facebook. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat

penggunaan partikel –ji dalam tutur bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna

facebook di Makassar sekitar 40%.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, presentasi dari penggunaan partikel –pi

sekitar 40% dari 5 status pengguna facebook. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat

penggunaan partikel –pi dalam tutur bahasa Indonesia dialek Makassar oleh

pengguna facebook di Makassar sekitar 20%.


BAB V

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

maka penulis dapat menarik beberapa simpulan dan mengajukan saran sebagai

berikut:

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, dapatlah ditarik

kesimpulan bahwa penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi ke dalam kalimat berbahasa

Indonesia sebagai perwujudan interferensi bahasa. Sebagai temuan dalam perwujudan

interferensi tersebut, diuraikan penggunaan masing-masing partikel dalam kalimat.

Sebagai contoh, partikel -mi menginterfensi kalimat berita bahasa Indonesia dengan

menggantikan kosakata bahasa Indonesia ‘sudah’ seperti pada kalimat “Hampirmi

selesai.” Yang berarti ‘sudah hampir selesai.’. Pada interferensi ini, pola struktur

kalimat bahasa daerah Makassar juga dianggap memiliki pengaruh terhadap

munculnya penggunaan partikel tersebut.

Pada penggunaan partikel -mi, misalnya, partikel ini dapat mewakili partikel

klitika ‘-lah’ seperti pada kalimat “Makan mi!”. Di samping itu, partikel tersebut juga

dapat berarti ‘sudah’ seperti pada kalimat “Selesaimi.”. Selain itu, penulis juga

menemukan makna ‘saja’ seperti pada kalimat “Kaumi yang pergi” yang berarti

‘Kamu saja yang pergi.’. Perubahan makna tersebut didasarkan pada jenis kalimat

yang digunakan (kalimat berita, perintah, negasi, maupun tanya).

48
49

Demikian halnya yang terjadi pada partikel -ji dan -pi. Pada partikel -ji berarti

‘saja’; ‘-kan’; ‘kok’; ‘benarkah’; dan ‘sungguh’. Temuan yang menarik sehubungan

dengan penggunaan partikel -ji ini ialah penulis tidak menemukan penggunaan

partikel tersebut ke dalam kalimat perintah.

Hal ini didasarkan oleh kegramatikalan partikel -ji yang terbatas dan tidak

dapat berfungsi di dalam kalimat jenis perintah. Pada partikel -pi, makna partikel ini

juga dapat berbagai macam, bergantung pada jenis kalimat yang diisinya. Partikel ini

dapatberarti ‘setelah’, ‘nanti’, ‘saja’ ‘lagi’, dan ‘jadi’.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan demi pengembangan penelitian sejenis,

penulis dengan segala keterbatasannya memberikan saran sebagai berikut:

1. Peneliti yang berminat untuk meneliti interferensi bahasa, khususnya pada ragam

bahasa Indonesia nonformal di Makassar, agar kiranya dapat memfokuskan penelitian

terhadap analisis morfosintaksis. Hal ini didasarkan atas temuan penulis yang

menunjukkan adanya keterkaitan antara penggunaan bentuk kosakata daerah, seperti

partikel -mi, -ji, dan -pi, dan pola kalimat bahasa daerah Makassar.

2. Peneliti yang berminat mengungkap makna bentuk atau kosakata daerah bahasa

Makassar, agar kiranya dapat mengungkap kosakata-kosakata lainya, seperti kata

padeng, mami, palek, di, na, to, tong, rong, kodong, kasi dan lain sebagainya. Penulis

melihat adanya kecenderungan masyarakat penutur bahasa tersebut menyisipkan

kosakata tersebut ke dalam percakapan sehari-hari.


50

Secara khusus, penulis melihat adanya kemungkinan masyarakat penutur

bahasa lainnya di luar Sulawesi Selatan yang juga menemukan fenomena interferensi

bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karenanya, objek penelitian tentang

interferensi ini masih merupakan lahan yang masih terbuka bagi

pengembanganpengembangan penelitian kebahasaan.


Dafrtar Pustaka

Abdul Rahman, Amri. “Kata tugas”. 17 Maret 2017. www.docstoc.com.


Aminuddin. 1985. Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru
Cahyono, Bambang Budi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.

Depdiknas. 2005. Pengertian Tuturan. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen
Dikti.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta :Diksi Insan Mulia

Hambali. 2002. Interferensi Fonologi Bahasa Bugis terhadap Bahasa Arab Ranah
Keagamaan di Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Tesis. Makassar:
Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Hambali. 2002. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Diklat. Makassar. Universitas


Muhammadiyah Makassar.

Hanan, Sandra Safitri. 2015. Berkenalan dengan Dialek Melayu Makassar.


Yogyakarta: Ombak.
Hudson, R.A. 1980. Sosiolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press.
Hymes, Dell. 1964. Language in Cukture and Society. New York: Harper Sc.
Kapang, Fredy Yusman. 2009. Planet Facebook. Yogyakarta: Cemerlang Publishing.

Kaseng, Syahruddin, dkk. 1978. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Makassar di


Sulawesi Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia.

51
52

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia(UI-Press)

Macknight, Campbell. 2012. Bugis and Makasar Two Short Grammars. Canberra:
Karuda Press.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press.
Malhotra, Naresh. 2007. Marketing Research : an applied orientation, person
education, inc.,fifth edition. New Jearsey : USA
Marion, Elisa Carolina. 2008.s "Analisis Kesalahan Penggunaan Partikel -Ni dan -
De." Lingua Cultura 2.1 (2008).
Mokhtar, Masrurah. 1992. Penggunaan Morfem –kik –tak dan kita masyarakat Bugis
dalam Berbahasa Indonesia.

Mokhtar, Masrurah. 2012. Interferensi Morfologis Penutur Bahasa Bugis damal


Berbahasa Indonesia. Makalah Seminar Internasional II Bahasa-Bahasa
Daerah Sulawesi Selatan, 2 Oktober 2012.

Nababan, P.W.J. 2012. Ilmu Pragmatiuk Teori dan Penerapannya. Jakarta:

Depdikbud.

Nurhayati. 2016. Seminar dan Dialog Internasional LKemelayuan di Indonesia Timur


IV. Makassar: Puslitbang Dinamika Masyarakat, Budaya dan Humaniora
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas
Haasanuddin.

Poedjosoedarmo, Soeparmo. 1978. Interferensi dan Intergrasi dalam Situasi


Keanekabahasaan, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Poedjosoedarmo, Soepomo. dkk. 1979. Morfologi Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat


Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
53

Said, D.M, M.Ide, dkk.. 1979. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bugis. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Soeparno. 1993. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Sikki,M, dkk. 1991.Tata Bahasa Bugis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugihartono. 2001. Nihongo No Joshi. Bandung: Humaniora Utama Press.

Suwarna, Ismaya. 2002. “Peningkatan Menulis Wacana Narasi dengan Teknik


Penceritaan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas II MAN 1 Surakarta”.
Skripsi. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Syamsuri, Andi Sukri, dkk. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita
Press Unismuh Makassar.

Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. 2014. Panduan Optimalisasi Media
Sosial untuk Kementerian Perdagangan RI. Jakarta: Pusat Hubungan
Masyarakat.

Utami, Djuwita. 2010. Karakteristik Penggunaan Bahasa pada Status Facebook.


Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. 2017. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit ANDI.


LAMPIRAN
Partikel –mi
Partikel –ji
Partikel –pii
RIWAYAT HIDUP

NURUL SRI PUTRI, lahir pada tanggal 7 Oktober 1995 di

Kalempang Desa Marioritenga, Kecamatan Marioriwawo,

Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Anak ketiga dari

tiga bersaudara, pasangan Firman Kasau dengan Sunarti Anir.

Penulis pertama kali memasuki jenjang pendidikan di bangku SD

Negeri 147 Kalempang pada tahun 2002 sampai pada tahun 2007. Selanjutnya,

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Marioriwawo hingga tahun 2010,

dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Marioriwawo hingga tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis masuk di Universitas Muhammadiyah Makassar

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan diterima di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pada tahun 2017, berkat rahmat Allah Swt. dan iringan doa dari kedua orang

tua, saudara, dan sahabat, perjuangan panjang penulis menyelesaikan studi di

perguruan tinggi ini dengan menyusun karya ilmiah yang berjudul:

“Penggunaan Partikel -MI, -JI, dan -PI dalam Tuturan Bahasa Indonesia Dialek

Makassar oleh Pengguna Facebook di Makassar”.

Anda mungkin juga menyukai