Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (AMAN NYAMAN)

Dosen pembimbing : Neti Mustikawati,.M.Kep.,Ns.,Sp.An.

Disusun oleh

Ulya Qonita (202102040071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
A. Pengertian

Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). (Kasiati dan Ni Wayan, 2016)
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu perassan kurang senang, kurang
lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta
sosial (PPNI, 2016).

B. Tinjauan Anatomi dan Fisiologi


Tahapan fisiologi nyeri
1. Transduksi
Pada fase transduksi, stimulus atau rangsangan yang membahayakan (mis:
bahan kimia, suhu, listrik, atau mekanis) memicu pelepasan mediator biokimia
(mis: prostaglandin, bradikinin, histamine, substansi P) yang mensensitisasi
nosiseptor.
2. Transmisi
Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke
medula spinalis, transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus
melalui jaras spinotalamikus (STT) -> mengenal sifat dan lokasi nyeri, Impuls
nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri di persepsikan.
3. Persepsi
Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri, memunculkan berbagai strategi
perilaku kognitif utk mengurangi kompenen sensorik dan afektif nyeri.
4. Modulasi
Disebut juga tahap desenden, fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal-
sinyal kembali ke medula spinalis, Serabut desenden itu melepaskan substansi
(opioid, serotonin, dan norepinefrin) yg akan menghambat impuls asenden yg
membahayakan di bagian dorsal medulaspinalis
C. Tinjauan Medis
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan diabdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
di otak

D. Faktor Yang Mempengaruhi


1. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
2. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury.
3. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan.
4. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit.
5. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
6. Gangguan tingkat pengetahuan.
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.

E. Mekanisme/Proses Kerja
Penggolongan nyeri yang sering digunakan adalah klasifikasi berdasarkan satu
dimensi yaitu berdasarkan patofisiologi (nosiseptif vs neuropatik) ataupun
berdasarkan durasinya (nyeri akut vs kronik).
1. Nosiseptik vs Neuropatik
Berdasarkan patofisiologinya nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptik dan nyeri
neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan oleh adanya stimuli
noksius (trauma, penyakit atau proses radang). Sedangkan nyeri neuropatik
adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari adanya kerusakan atau disfungsi
dari sistim saraf baik perifer atau pusat. Penyebabnya adalah trauma, radang,
penyakit metabolik (diabetes mellitus, DM), infeksi (herpes zooster), tumor,
toksin, dan penyakit neurologis primer.
2. Nyeri akut vs Nyeri Kronik
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional yang berlangsung kurang dari 3
bulan, sedangkan nyeri kronik adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional yang
berlangsung lebih dari 3 bulan (PPNI, 2016)

F. Keluhan Keluhan yang sering muncul


1. Mengeluh nyeri
2. Tampak meringis
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
6. Tekanan darah meningkat
7. Pola napas berubah’nafsu makan berubah
8. Tidak mampu menntaskan akivitas
9. Berfokus pada diri sendiri
(PPNI, 2016).

G. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi
wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
b. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c. Faktor presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan,
suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.

d. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat
menggunakan skala dari 0-10.
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik.
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan
lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang
diberikan.
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa Merespon,
namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
2. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan klienKlien mengatakan nyeri :
a. P (Paliatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
b. Q (Qualitatif) : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat
c. R (Regio) : Daerah perjalan nyeri
d. S (Severe) : Keparahan atau intensitas nyeri
e. T (Time) : Lama waktu serangan atau frekuensi nyeri
3. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan
b. Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi
c. Expresi wajah : meringis kesakitan

H. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Gangguan Rasa Nyaman
Definisi :
Perasaan kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial.
Penyebab :
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f. Efek samping terapi

2. Nyeri Akut
Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Penyebab :
a. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

3. Nyeri Kronis
Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
Penyebab :
a. Kondisi muskuloskeletal kronis
b. Kerusakan sistem saraf
c. Penekanan saraf
d. Infiltrasi tumor
e. Ketidakseimbangan neurotrasmiter, neuromodulator dan reseptor
f. Gangguan imunitas
g. Gangguan fungsi metabolik
h. Riwayat posisi kerja statis
i. Peningkatan indeks massa tubuh
j. Kondisi pasca trauma
k. Tekanan emosional

I. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan


Keperawatan

Gangguan Rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penurunan tingkat


Nyaman keperawatan selama 3×7 energi, ketidakmampuan
jam diharapkan nyeri berkonsentrasi, yang mengganggu
pasien berkurang dengan kemampuan kognitif
kriteria hasil : 2. Ciptakan lingkungan yang tenang
1. Rileks meningkat dan tanpa gangguan dengan
2. Kesulitan tidur menurun pencahayaan dan suhu ruang
3. Kesejahteraan fisik nyaman
meningkat 3. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjan dengan analgetik ata
tindakan medis lain
4. Demonstrasikandan latih teknik
relaksasi

Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,


keperawatan selama 3×7 durasi, frekuensi, kualitas, skala,
jam diharapkan nyeri dan intensitasnyeri
pasien berkurang dengan 2. Identifikasi faktor yang
kriteria hasil : memperberat dan memperingan
1. Melaporkan nyeri nyeri
terkontrol 3. Berikan tekniknon farmakologis
2. Kemampuan untuk mengurangi rasa nyeri
mengenali onset 4. Ajarkan pasiendan keluarga
nyeri untuk pemberiantindakan non
3. Kemampuan farmakologis secara mandiri
mengenali penyebab 5. Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri jika perlu
4. kemampuan
menggunakan
teknik non
farmakologis

Nyeri Kronik Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,


keperawatan selama 3×7 durasi, frekuensi, kualitas, skala,
jam diharapkan nyeri dan intensitasnyeri
pasien berkurang dengan 2. Identifikasi faktor yang
kriteria hasil : memperberat dan memperingan
1. Melaporkan nyeri nyeri
terkontrol 3. Berikan tekniknon farmakologis
2. Kemampuan untuk mengurangi rasa nyeri
mengenali onset 4. Ajarkan pasiendan keluarga
nyeri untuk pemberiantindakan non
3. Kemampuan farmakologis secara mandiri
mengenali penyebab 5. Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri jika perlu
4. kemampuan
menggunakan
teknik non
farmakologis
J. Daftar Pustaka

Kasiati dan Ni Wayan D. R. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak


Keperawatan : Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi I Cetakan II. Jakarta :Dewan
Pengurus Pusat PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi I Cetakan II. Jakarta :Dewan
Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai