Disusun oleh
Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). (Kasiati dan Ni Wayan, 2016)
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu perassan kurang senang, kurang
lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta
sosial (PPNI, 2016).
E. Mekanisme/Proses Kerja
Penggolongan nyeri yang sering digunakan adalah klasifikasi berdasarkan satu
dimensi yaitu berdasarkan patofisiologi (nosiseptif vs neuropatik) ataupun
berdasarkan durasinya (nyeri akut vs kronik).
1. Nosiseptik vs Neuropatik
Berdasarkan patofisiologinya nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptik dan nyeri
neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan oleh adanya stimuli
noksius (trauma, penyakit atau proses radang). Sedangkan nyeri neuropatik
adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari adanya kerusakan atau disfungsi
dari sistim saraf baik perifer atau pusat. Penyebabnya adalah trauma, radang,
penyakit metabolik (diabetes mellitus, DM), infeksi (herpes zooster), tumor,
toksin, dan penyakit neurologis primer.
2. Nyeri akut vs Nyeri Kronik
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional yang berlangsung kurang dari 3
bulan, sedangkan nyeri kronik adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional yang
berlangsung lebih dari 3 bulan (PPNI, 2016)
G. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi
wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
b. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c. Faktor presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan,
suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
d. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat
menggunakan skala dari 0-10.
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik.
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan
lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang
diberikan.
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa Merespon,
namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
2. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan klienKlien mengatakan nyeri :
a. P (Paliatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
b. Q (Qualitatif) : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat
c. R (Regio) : Daerah perjalan nyeri
d. S (Severe) : Keparahan atau intensitas nyeri
e. T (Time) : Lama waktu serangan atau frekuensi nyeri
3. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan
b. Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi
c. Expresi wajah : meringis kesakitan
2. Nyeri Akut
Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Penyebab :
a. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
3. Nyeri Kronis
Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
Penyebab :
a. Kondisi muskuloskeletal kronis
b. Kerusakan sistem saraf
c. Penekanan saraf
d. Infiltrasi tumor
e. Ketidakseimbangan neurotrasmiter, neuromodulator dan reseptor
f. Gangguan imunitas
g. Gangguan fungsi metabolik
h. Riwayat posisi kerja statis
i. Peningkatan indeks massa tubuh
j. Kondisi pasca trauma
k. Tekanan emosional
I. Intervensi Keperawatan