Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Penulisan al-Qur’an

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Studi Qur’an
Dosen pengampu : Dwi Putra Syahrul Muharom, M.Ag.

Disusun oleh:

ANNISA FITRIANA (21401117)


MUHAMMAD IMAM BAHRUDDIN (21401167)
MUHAMMAD REZA SIRODJUDIN (21401180)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA NEGRI ISLAM NEGRI KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini
dengan sebaik-baiknya, walaupun terdapat beberapa hambatan dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini hanyalah sebuah ulasan sederhana
yang di dalamnya terdapat banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan,
sehingga kami menerima semua tanggapan maupun kritik terhadap makalah
ini agar suatu saat kami dapat membenahinya menjadi lebih baik dari pada
saat ini. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Kediri,8 Maret 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah. ......................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN................................................................................


A. Penulisan Al-Qur’an pada Masa Nabi..................................................
B. Penulisan Al-Qur’an pada Masa khulafaur Rasyidin...........................
C. Penyempurnaan Pemeliharaan Al-Qur’an Setelah Masa Khulafaur ar-
Rasyidin................................................................................................
D. Rasm Al-Qur’an....................................................................................

BAB III. PENUTUP........................................................................................


A. Kesimpulan............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran adalah sebuah kitab suci bagi orang Islam, baik ketika masih
hidup Rasullullah saw.maupun sesudah beliau wafat sampai sekarang. Baik
yang ada di kawasan timur tengah sampai di belua Eropa, Al-Quran yang dulu
sampai sekarang masih tetap sama. Para sejarawan dan kritikus sejarah, baik
yang orientalis maupun dari ilmuan Islam sendiri mencoba melakukan
penelitan, menulis dan mengangkat tema sentral yaitu Al-Quran dengan
berbagai sudut padang. Ada yang melihat dari sudut bahasa dan sasteranya, ada
yang melihat dari sudut bentuk dan huruf yang digunakannya, ada yang melihat
dari sudut pandang apa yang dikandungnya dan ada yang melihat dari sudut
pandang krolologis turunya surah dan ayat. Kesemuanya itu memberikan
gambaran bahwa Al-Quran bagaikan lautan luas yang dalam dan pasti tidak
akan pernah selesai dalam memperbincangkannya.
Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan
oleh Allah swt. dengan cara tawqifi yaitu cara yang pengerjaannya tidak
dibuat-buat atau asal jadi, atau memberikan tambahan didalamnya sesuai
dengan kehendak manusia. Penggunakan metode sebagaimana metode
penyusunan buku-buku ilmiah,seperti membahas satu masalah, selalu
menggunakan satu metode tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal,
metode ini tidak terdapat dalam al-Quran al-Karim, yang di dalamnya banyak
persoalan induk silih-berganti diterangkan.
Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan kitab-kitab ilmiah. Untuk
memahaminya, terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran.
mengetahui periode-periode tersebut, tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas.
Pendekatan yang dilakukan dalam makalah ini adalah pendekatan antropologis
yaitu mencoba memahami Al-Quran dengan menggunakan kerangka yang
bertolak dari pemahaman bahwa manusia memiliki prilaku dan cara berfikir
dan bertingkah laku yang berbeda dengan manusia lainnya, dan memiliki
keaneka ragaman.1 Oleh karena itu, dari uraian di atas menimbulkan
permasalahan yang perlu pengkajian mendalam khususnya pada tahapan
penulisan Al-Quran pada masa Rasulullah sampai pada masa khulafaurrasyidin
dan cara memelihara Al-Quran sampai saat ini.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,terdapat rumusan masalah yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Penulisan Al-Qur’an pada Masa Nabi?
2. Bagaimana Penulisan Al-Qur’an pada Masa Khulafaur Rasyidin ?
3. Bagaimana Penyempurnaan Pemeliharaan Al-Qur’an Setelah Masa
Khulafaur Rasyidin?
4. Apa itu Rasm Al-Qur’an?

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penulisan al-qur’an pada masa nabi,
penulisan al-qur’an pada masa khulafaur rasyidin, penyempurnaan
pemeliharaan al-qur’an setelah masa khulafaur rasyidin dan apa yang di
maksud rasm al-qur’an?

1
Jurnal Rihlah Vol. II No. 1 Mei 2015 hlm.54
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penulisan Al-Qur’an pada Masa Nabi


Sejarah telah mencatat bahwa pada masa-masa awal kehadiran agama
Islam, bangsa Arab - tempat diturunkannya al-Qur’an tergolong ke dalam
bangsa yang buta huruf; sangat sedikit di antara mereka yang pandai menulis
dan membaca.0 Mereka belum mengenal kertas, sebagaimana kertas yang
dikenal sekarang.
Bahkan, Nabi Muhammad Saw sendiri dinyatakan sebagai nabi yang
ummi, yang berarti tidak pandai membaca dan menulis. Buta huruf bangsa
Arab pada saat itu dan ke-ummi-an Nabi Muhammad Saw, dengan tegas
disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Jumu’ah ayat 2, yaitu:

Artinya: Dialah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf, seorang
rasul dari kalangan mereka sendiri yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka al-
Kitab (al-Qur’an) dan hikmah; dan sesungguhnya mereka itu
sebelumnya benar-benar (berada) dalam kesesatan yang nyata (Q. S al-
Jumu’ah: 2).
Kendatipun bangsa Arab pada saat itu masih tergolong buta huruf pada
awal penurunan al-Qur’an, tetapi mereka dikenal memilki daya ingat (hafal)
yang sangat kuat. Mereka terbiasa menghafal berbagai sya’ir Arab dalam
jumlah yang tidak sedikit atau bahkan sangat banyak. Dengan demikian, pada
saat diturunkannya al-Qur’an, Rasulullah menganjurkan supaya al-Qur’an itu
dihafal, dibaca selalu, dan diwajibkannya membacanya dalam shalat.0

0
Zainal Abidin S, Seluk Beluk Al-Qur’an, Cet. I, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 27
0
Ibid, hal. 29
Setiap kali turun ayat al-Qur’an, Rasulullah memanggil juru tulis wahyu
dan memerintahkan sahabatnya agar mencatat dan menempatkan serta
mengurutkannya sesuai dengan petunjuk Beliau. Pada masa Rasulullah,
Keseluruhan al-Qur’an telah ditulis, namun masih belum terhimpun dalam satu
tempat artinya masih berserak-serak. Mengingat pada masa itu belum dikenal
zaman pembukuan, maka tidaklah mengherankan jika pencatatan al-Qur’an
bukan dilakukan pada kertas-kertas seperti dikenal pada zaman sekarang,
melainkan dicatat pada benda-benda yang mungkin digunakan sebagai sarana
tulis-menulis terutama pelepah-pelepah kurma, kulit-kulit hewan, tulang
belulang, bebatuan dan juga dihafal oleh para hafizh muslimin.
Sebelum wafat, Rasulullah telah mencocokkan al-Qur’an yang diturunkan
Allah kepada Beliau dengan al-Qur’an yang dihafal para hafizh, surat demi
surat, ayat demi ayat.0 Maka al-Qur’an yang dihafal para hafizh itu merupakan
duplikat al-Qur’an yang dihafal oleh Rasulullah Saw.
Dengan demikian terdapatlah di masa Rasulullah Saw tiga unsur yang
saling terkait dalam pemeliharaan al-Qur’an yang telah diturunkan, yaitu:
Hafalan dari mereka yang hafal al-Qur’an, Naskah-naskah yang ditulis untuk
nabi, dan naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis dan
membaca untuk mereka masing-masing.
Setelah para penghafal dan menguasai dengan sempurna, para hafizh
(penghafal ayat-ayat al-Qur’an) menyebarluaskan apa yang telah mereka hafal,
mengajarkan-nya kepada anak-anak kecil dan mereka yang tidak menyaksikan
saat wahyu turun,0 baik dari penduduk Makkah maupun Madinah dan daerah
sekitarnya.

0
Ibrahim Al lbyariy, Pengenalan Sejarah Al-Qur’an, Penej. Saad Abdul Wahid, Cet. II, (Jakarta:
Raja Gravindo Persada, 1993), hal. 70.
0
Abdullah al-Zanjani, Sejarah Al-Qur’an, Penerj. Kamaluddin Marzuki, A. Qurtubi Hasan, Cet. I,
(Jakarta: Hikmah, 2000), hal. 31
DAFTAR PUSTAKA

Al-Abyadi, Ibrahim, Sejarah Al-Qur’an, Penerj. Halimuddin, Cet. II, Jakarta:


Rineka Cipta, 1996.
Abidin S, Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, Cet. I, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Al Ibyariy, Ibrahim, Pengenalan Sejarah Al-Qur’an, Penej. Saad Abdul Wahid,
Cet. II, Jakarta: Raja Gravindo Persada, 1993.
Al-Zanjani, Abdullah, Sejarah Al-Qur’an, Penerj. Kamaluddin Marzuki, A.
Qurtubi Hasan, Cet. I, Jakarta: Hikmah, 2000.

Anda mungkin juga menyukai