Anda di halaman 1dari 49

STRATEGI KEPEMIMPINAN DEMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR DALAM MENINGKATKAN


KUALITA KOORDINASI ANTAR LEMBAGA
( STUDI DEMA UINAM PERIODE 2019)

Proposal

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar


Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah
Pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar

Oleh :
IHKSAN BAYU AJI SAPUTRA
NIM : 50400117054

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan tentunya setiap orang memiliki tujuan atau hal yang mesti

di capai contoh kecil dalam kegiatan sehari-hari adalah seorang ayah yang ingin pergi

ke kantor untuk bekerja, tentunya ia harus sampai di kantor tepat waktu. Dalam hal

ini ia harus memiliki strategi untuk bagaimana ia bisa sampai di kantor tepat waktu, ia

harus tidur lebih cepat, agar bisa bangun lebih cepat menyiapkan apa saja yang mesti

ia siapkan untuk pergi ke kantor. Jadi bisa di simpulkan bahwa pentingnya strategi

dalam kehidupan agar semua kegiatan bisa berjalan lebih rapih dalam menggapai

setiap tujuan yang ingin di capai.

Setiap orang memiliki sterategi dalam kehidupannya untuk menggapai tujuan

hidupnya, namun bagaimana jika setiap individu yang meiliki tujuan hidup dan

strategi yang berbeda di digabungkan dan dijadikan kelompok. Manusia

menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berinteraksi dengan orang lain dalam
berbagai oganisasi, baik organisasi formal seperti sekolah, universitas, lembaga

bisnis, perusahaan, institusi agama, media massa, pemerintah, dan olahraga.1 Setiap

individu dalam suatu kelompok baik itu di lingkungan keluarga, masyarkat,

organisasi dan sebagai mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk menempatkan

diri dan menghadapi lingkungan secara efektif.

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan

sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa

1
Ako Liliweri, Sosiologi & Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 1.

1
2

manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia

dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut

interaksi sosial.2 Sebagai mahasiswa selain dituntut untuk memiliki prestasi akademik

mahasiswa juga harus mampu mengembangkan potensi bakat yang dimilikinya dan

mampu berpikir secara rasional dalam lingkungan sosial agar mahasiswa mampu

bersosialisasi, berkomunikasi dengan baik di masyarakat, sebagai mahasiswa yang

berintelektual yang baik serta mampu menempatkan dirinya dalam dunia kerja

nantinya.

Salah satu elemen penting yang berperan di dalam suatu organisasi yaitu

pemimpin, seorang pemimpin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab harus

dilakukan secara terarah dan tersusun rapih sehingga dalam melaksanakan kegiatan

membutuhkan strategi yang akan mempertimbangkan setiap langkah yang diambil.

Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan

tujuan suatu organisasi merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk

selalu menyelidiki seluk beluk yang terkait dengan kepemimpinan. Suatu organisasi

membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi

perilaku anggotanya atau anak buahnya. Seorang pemimpin atau kepala suatu

organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat memberi pengaruh

dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah tujuan organisasi.

Kepemimpinan yaitu seseorang yang menduduki posisi formal dalam suatu

organisasi atau negara, memiliki peran, tanggung jawab dan kewenangan (kekuasaan)

2
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010). H. 185.
3

terhadap organisasi atau negara yang dipimpinnya, serta mengarahkan sumber daya

sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.3

Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada pemimpinnya, karena

pemimpin organisasi harus mampu membawa organisasi kea rah tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu

melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik.

Mahasiswa memerlukan wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan

potensi dirinya. Untuk itu disetiap perguruan tinggi atau kampus menyediakan wadah

untuk penempatan diri setiap masing-masing individu yaitu dengan adanya organisasi

kemahasiswaan. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar menyediakan wadah

organisasi kemahasiswaan untuk mengasah minat bakat serta menginplementasikan

ilmu pengetahuan yang di dapatkan dibangku perkuliahan, dan juga organisasi

kemahasiswaan menjadi tempat berekspresi bagi mahasiswa dalam berkarya.

Beberapa organisasi kemahasiswaan yang disediakan Universitas Islam

Negeri Alauddin, beberapa diantaranya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UKM itu

sendiri lebih berfokus pada pengembangan minat bakat, didalamnya ada beberapa

cabang organisasi seperti UKM LIMA WASHILA, UKM SENI BUDAYA ESA,

UKM KSR, dan masih banyak lainnya. Di luar dari pada UKM masih ada organisasi

kemahasiswaan lainnya mulai dari tingkatan Universitas, Fakultas, sampai dengan

tingkatan Jurusan yang saling memiliki garis koordinasi agar bisa berjalan beriringan.

Untuk di tingkatan Universitas itu DEMA U (Dewan Eksekutif Mahasiswa

Universitas) dan SEMA U (Senat Mahasiswa Universitas), tingkat Fakultas ada juga

3
Toman Sony Tambunan, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h.
45.
4

DEMA dan SEMA bedanya hanya ini tingkatan Fakultas, dan di tingkatan Jurusan

ada HMJ/HMD (Himpunan Mahasiswa Jurusan/Diploma).

Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA U) yang didalamnya adalah

sekumpulan orang-orang atau mahasiswa yang menjadi anggota dan memiliki visi,

misi, fungsi dan tujuan. DEMA U (Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas) yaitu,

salah satu wadah dari mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya serta

mengekspresikan ilmu pengetahuan yang telah di dapatkan di bangku perkuliahan

agar menjadi mahasiswa yang memiliki ilmu pengetahuan yang lebih. DEMA U

sebagai jembatan penghubung antara mahasiswa dan pimpinan, sehingga berfungsi

sebagai sarana mahasiswa untuk menyalurkan sumbang saran dan aspirasinya kepada

pihak lembaga untuk mewujudkan kesejahteraan di lingkungan kampus. Masa bakti

DEMA U selama 1 tahun. Anggota DEMA U adalah mahasiswa yang masih aktif

dalam perkuliahan.

Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA U) di dalamnya juga

memiliki struktural dalam menjalankan keorganisaiannya. Untuk menjalankan

organisasi pastilah setiap anggota melakukan interaksi satu dengan yang lainya

sehingga anggota akan mulai menemukan berbagai masalah dan kesulitan-kesulitan

disepanjang masa jabatannya namun dari permasalahan-permasalahan dan proses

sosial tersebutlah akan dapat membuat individu menemukan pengalaman dalam

mencapai aktualisasi diri berperilaku serta menghadapi lingkungan sosialnya, di

samping tuntutan utamanya secara akademik dituntut juga mampu mengembangkan

bakatnya untuk itu memerlukan komitmen dalam organisasi.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

keresahannya terhadap organisasi kemahasiswaan DEMA U sebagai organisasi


5

tingkatan Universitas yang berada di puncak organisasi kemahasiswaan tertinggi di

Universitas Islam Negeri Alauddin agar mampu meningkat kualitas kolaborasi antar

lembaga. Tentunya untuk mencapai hal tersebut membutuhkan strategi

kememimpinan.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus


1. Fokus Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam pemberian makna dan

untuk memberikan kemudahan terhadap permasalahan yang dibahas, maka penelitian

ini difokuskan pada, Strategi Kepemimpinan DEMA UINAM Dalam Meningkatkan

Kualitas Kolaborasi Antar Lembaga.

2. Deskripsi Fokus

Pada fokus penelitian di atas, dapat dideskripsikan berdasarkan substansi

permasalahan penelitian yaitu Strategi Kepemimpinan DEMA UINAM, maka penulis

memberikan deskripsi fokus sebagai berikut :

a. Strategi kepemimpinan dalam hal ini adalah tentang bagaimana

mengimplementasikan langkah-langkah yang di lakukan oleh Ketua DEMA U

Dalam Meningkatkan Kualitas Kolaborasi Antar Lembaga. Strategi

kepemimpinan yang penulis maksudkan adalah apa saja yang akan di lakukan

seorang pemimpin untuk memajukan organisasi yang sedang di pimpinnya

karena setiap pemimpin tentunya memiliki strategi tersendiri untuk mencapai

kesuksesan organisasi.

b. DEMA U sebagai lembaga kemahasiswaan tingkatan tertinggi harus mampu

Meningkatkan Kualitas Kolabarasi antar Lembaga. Sekelas DEMA U harus

lebih mampu merangkul seluruh Lembaga yang ada di Universitas Islam


6

Negeri Alauddin agar bisa bekerja sama dalam hal positif apapun. DEMA U

sebagai jembatan antara mahasiswa dengan pimpinan, seharusnya DEMA U

mampu lebih memperhatikan keluhan dari tiap organisasi kemahasiswaan

terhadap kebijakan yang di keluarkan oleh pimpinan.

c. Kolaborasi yang peneliti maksud adalah bentuk kerjsama dan komunikasi

yang baik, agar menciptakan pembaharuan dan keharmonisan antar lembaga.

d. Faktor pendukung dan penghambat yang dimaksud oleh peneliti ialah dimana

kelancaran dan hambatan dari seorang ketua DEMA UINAM dalam

menjalankan strategi untuk tercapainya kualitas kolaborasi antar lembaga.

C. Rumusan Masalah

Supaya penelitian lebih terarah maka pokok permasalahan dijabarkan menjadi

beberapa sub masalah, yaitu :

1. Bagaimana Strategi Kepemimpinan DEMA UINAM Dalam Meningkatkan

Kualitas Kolaborasi Antar Lembaga ( Studi DEMA UINAM Periode 2019) ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Strategi Kepemimpinan DEMA

UINAM Dalam Meningkatkan Kualitas Antar Lembaga (Studi DEMA

UINAM Periode 2019) ?

D. Kajian Pustaka

Penelitian ini dibahas dalam karya ilmiah terdahulu, yakni membahas

mengenai Strategi dan Kepemimpinan. Meskipun tidak dibahas secara keseluruhan

akan tetapi penelitian tersebut memiliki kesamaan terkait arah maupun tujuan yang

ingin dicapai yaitu implementasi Strategi kepemimpinan DEMA (Dewan Eksekutif

Mahasiswa). Berdasarkan hal tersebut untuk mengetahui bahwa permasalahan yang


7

dibahas sama sekali belum dibahas oleh peneliti sebelumnya maka dipaparkan hasil

penelitian yang memiliki kesamaan.

NO Judul Persamaan Perbedaan

1. Strategi Kepemimpinan - Membahas tentang  Objek pembahasan

Pemerintah daerah Kabu- Strategi skripsi ini, meneliti

paten Jeneponto dalam kepemimpinan tentang strategi kepem-

Membumikan misi Dak- - Membahas tentang impinan pemerintah

wah Islam” oleh Risal institusi/organisasi. dareah Kabupaten Jen-

Guntur, Jurusan Manaje- eponto.

men Dakwah Fakultas

Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar

tahun 2009.
8

2. Strategi Kepemimpinan Dalam penelitian ini Fokus pada strategi

Dalam Meningkatkan kesamaanya ialah dalam meningkatkan

Kualitas Sumber Daya membahas tentang kualitas sumber daya

Manusia Di Pondok strategi manusia

Pesantren Terpadu Ushu- kepemimpinan .

luddin Penengahan Lam-

pung Selatan” oleh Linda

Permata, Jurusan Mana-

jemen Dakwah, Fakultas

Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Raden

Intan Lampng tahun

2019.

3. Strategi Kepemimpinan Membahas tentang Fokus pada pe-

Dalam Meningkatkan strategi kepemimpinan, ningkatan Sumber D-

Kinerja Pegawai Di dan institusi/organisasi. aya Manusia dalam

Kantor Kementerian mengelolah institusi

Agama Kab. Grobogan”

oleh Nisa Izzakyya,

Jurusan Manajemen

Pendidikan Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, UIN

Walisongo Semarang,
9

2019.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian

yang penulis laksanakan belum pernah diteliti dan walaupun ada penelitian yang

menyangkut tentang strategi dan kepemimpinan maupun tentang pemahaman agama,

tidak ada yang sama dengan penelitian yang penulis akan laksanakan. Dilihat dari

aspek yang membedakan dengan peneliitian sebelumnya terletak pada objek

penelitian yang dikaji. Penelitian ini memfokuskan pada Strategi Kepemimpinan

DEMA Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ( Studi DEMA UINAM Periode

2019).

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi kepemimpinan DEMA UINAM dalam

meningkatkan kualitas kolaborasi antar lembaga.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi kepemimpinan

DEMA UINAM dalam meningkatkan kualitas kolaborasi antar lembaga.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini, yaitu:

a. Kegunaan teoretis

1) Sebagai bahan rujukan atau referensi bagi mahasiswa atau peneliti lainnya

terkait dengan penelitian tentang Strategi Kepemimpinan.

2) Sebagai bahan masukan atau referensi tambahan dalam pengembangan

ilmu pengetahuan utamanya studi Manajemen Dakwah.

b. Kegunaan praktis
10

1) Bagi Masyarakat

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

kepada masyarakat terkait Strategi Kepemimpinan DEMA Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar ( Studi DEMA UINAM Periode 2019). Serta

membantu ketua DEMA selanjutnya dalam menjalankan kepemimpinannya

menjadi lebih baik.

2) Bagi peneliti

Dengan dilakukakannya penelitian ini, peneliti dapat menambah,

memperoleh dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan tentang Strategi

Kepemimpinan DEMA Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ( Studi

AZDEMA UINAM Periode 2019), serta menjadi bahan rujukan dalam

melaksanakan penelitian selanjutnya terkait Strategi Kepemimpinan yang

lebih detail.
BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Tentang Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos” terdiri dai dua kata

Stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin yang berarti generalship

atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral perang untuk memenenangkan perang.

Strategi adalah menenukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan agar mencapai

misi dan tujuan perusahaan.4

Ada beberapa pengertian strategi menurut para ahli:

1. Muhammad Abdul Muhyi mengemukakan bahwa makna lain dari strategi

adalah strategi sebagai satu perencanaan, strategi sebagai lompatan, strategi

sebagai pola, strategi sebagai pengambilan posisi, dan strategi sebagai

persepsi.5

2. Mahmuddin mengemukakan bahwa strategi pada hakekatnya adalah

perencanaan (planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi

untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta

jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan

bagaimana tekhnik (cara) operasionalnya.6

3. Hak dan Maljur menyebutkan bahwa strategi: a) adalah suatu pole keputusan

yang konsisten, menyatu dan integral, b) menentukan dan menampilkan

4
Iqbal Arraniri, Manajemen Strategi (Sukabumi: Al Fath Zumar, 2014), h. 1.
5
Retina Sri Sedjati, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h.1.
6
Mahmuddin, Strategi Dakwah Terhadap Masyarakat Agraris, Jurnal Tabligh Dakwah, vol
14, no. 1 (2013): h. 103.

11
12

tujuan organisasi dalam arti sasaran jangka panjang, program kegiatan dan

skala prioritas, alokasi sumber daya manusia, c) menyeleksi bidang yang

digeluti organisasi, d) mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu

bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan

ancaman dari lingkungan eksternal organisasi dan kekuatan serta

kelemahannya, e) melibatkan semua tingkat hierarkis dari organisasi.7

4. Samiang Katu menyadari perlunya taktik dan strategi dalam usaha mencapai

tujuan, termasuk menyebarluaskan informasi atau ajaran agama, maka

pemahaman tentang taktik dan strategi merupakan hal yang tidak boleh

diabaikan.8

5. Menurut Clausewitz strategi merupakan seni menggunakan pertempuran untuk

memenangkan suatu perang. Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk

mencapai tujuan. Strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas penting yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.9

pembuatan strategi terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

a. Penentuan visi dan misi organisasi

b. Perumusan tujuan yang jelas dan terukur

c. Identifikasi kondisi existing baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh

organisasi.

d. Penentuan sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber keunggulan

bersaing.

7
Nazarudin, Manajemen Strategik (Cet. I; Palembang: CV. Amanah, 2018), h. 6.
8
Samiang Katu, Taktik dan Strategi Dakwah di Era Millenium, dalam Mahmuddin, Strategi
Dakwah Kontemporer dala m Menghadapi Pola Hidup Modern, Prosiding Seminar Nasional Dakwah
dan Komunikasi, vol 1, (2018); h. 47.
9
Eddy Yunus, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 2016). h. 11.
13

e. Pengembangan alternatif-alternatif strategi yang ada dengan

mempertimbangkan strategi generik serta variasinya.

f. Penentuan pemilihan strategi terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.10

Apa saja yang berhubungan dengan strategi maka harus memiliki sifat sebagai

berikut:

1. Strategi mer upakan long range planning (perencanaan jangka panjang),

strategi adalah suatu perencanaan jangka panjang yaitu perencanaan yang

strategik atau menunjukkan arah perusahaan atau organisasi.

2. Strategi harus bersifat general plan (rencana umum), dalam hal ini strategi

harus bersifat umum dan berlaku untuk seluruh bagian dalam perusahaan

ataupun dalam organisasi.

3. Strategi harus komprehensif, strategi harus melibatkan seluruh bagian di

dalam perusahaan atau organisasi.

4. Strategi harus integrated (terintegrasi), diharapkan dengan strategi maka dapat

menyatukan pandangan seluruh bagian dalam perusahaan.

5. Strategi harus eksternal, suatu hal yang sangat penting dalam strategi harus

mempertimbangkan lingkungan eksternal perusahaan atau organisasi baik

stage holder ataupun lingkungan makro.

Strategi harus bisa diadaptasikan pada lingkungan, dengan

mempertimbangkan baik lingkungan internal ataupun eksternal diharapkan strategi

bisa diadaptasikan pada lingkungannya, maka dari itu sangatlah penting melakukan

analisa lingkungan.11

10
Iqbal Arraniri, Manajemen Strategi, h. 51.
11
Rahayu Puji Suci, Esensi Manajemen Strategi (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), h. 4-5.
14

Konsep strategi menurut Vancil dalam Hakimi adalah sebuah konseptualisasi

yang dinyatakan atau yang diimplementasikan oleh pemimpin organisasi yang

bersangkutan berupa:

1. Sasaran jangka panjang atau tujuan organisasi tersebut.

2. Kendala-kendala luas dan kebijakan yang ditetapkan sendiri oleh sang

pemimpin atau yang diterimanya dari pihak atasan yang membatasi

aktivitas organisasi yang bersangkutan.

3. Kelompok rencana dan tujuan jangka pendek yang telah diterapkan

dengan akspektasi akan diberikannya sumbangsi mereka dalam mencapai

sasaran organisasi tersebut.12

Niven mengemukakan prinsip strategi yang kutip oleh Muhammad Gafur

Kadar dalam bukunya, yaitu:

a) Dapat dimengerti oleh seluruh anggota organisasi

b) Memilih aktivitas yang berbeda dengan pesaing

c) Menuntut adanya trade-off dalam kompetisi

d) Aktivitas yang telah dipilih harus sesuai dengan yang lainnya agar tercipta

kesuksesan yang berkelanjutan.

e) Dilakukan secara berkelanjutan.

f) Mencakup berbagai proses berpikir.13

12
Hakimi, Strategi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja: Teori dan Aplikasi (t.t: Guepedia,
2020), h. 18.
13
Muhammad Gafur Kadar, dkk, Manajemen Strategik dan Kepemimpinan (t.t: Yayasan Kita
Menulis, 2021), h. 23-24.
15

Taufiqurrohman dalam bukunya mengemukakan ada 2 pembagian strategi

yaitu:

1. Strategi besar (Grand Strategy)

a. Pertumbuhan (Growht) dapat dilakukan secara internal meliputi

pengembangan dari produk baru atau produk lama yang mengalami

perubahan dan secara eksternal dengan memperoleh tambahan divisi

bisnis atau diverifikasi yang artinya mengakuisisi bisnis yang terkait

dengan lini produk saat itu.

b. Stabilitas (Stability) atau strategi diam artinya bahwa organisasi ingin

tetap berada pada ukurannya yang sama atau tumbuh perlahan dengan

cara-cara yang masih dapat dikendalikan.

c. Pemangkasan (Retrenchment) berarti organisasi terpaksa melalui periode

terjadinya penurunan dengan penyusutan unit bisnis yang ada saat ini atau

menjual atau melikuidasi keseluruhan unit bisnis.

2. Strategi global (Global strategy)

a. Strategi globalisasi (Globalization strategy) merupakan standarisasi

rancangan produk dan strategi periklanan diseluruh dunia.

b. Strategi multidomestik (multidomestic strategy) adalah modifikasi desain

produk dan strategi periklanan untuk mengakomodasi kebutuhan spesifik

dari masing-masing negara. Maksudnya adalah perusahaan multinasional

ada di sejumlah negara, namun periklanan dan rancangan produknya

disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing negara.


16

c. Strategi transnasional (Transnational strategy) yaitu strategi yang

mengkombinasikan koordinasi global untuk meraih efisiensi dengan

fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada berbagai negara.14

Formulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat

guna mencapai tujuan perusahaan. Formulasi strategi ini meliputi pengembangan misi

bisnis SWOT: mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta mengukur dan

menetapkan kelemahan dan kekuatan internal dan menetapkan tujuan jangka Panjang.

a) Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan mampu

melakukan semua tugasnya secara sangat baik.

b) Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan sarana dan prasarananya

kurang mencukupi.

c) Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat

diraih olej perusahaan yang masih belum dikuasai oleh pihak pesaing dan

masih belum tersentuh oleh pihak manapun.

d) Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan mengalami

kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing yang jika dibiarkan

maka perusahaan akan mengalami kesulitan di kemudian hari.15

Dalam organisasi terdapat tiga tingkat strategi, yaitu:

1. Strategi level korporasi

14
Taufiqurrohman, Manajemen Strategik (Jakarta: Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univ.
Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2016), h.18.
15
Retina Sri Sedjati, Manajemen Strategi, h. 27-28.
17

Strategi korporasi menangani seluruh ruang lingkup strategis dari perusahaan

terutama dalam menentukan tujuan dan sasaran suatu perusahaan. Strategi ini

diperlukan untuk menentukan bisnis apa yang harus atau ingin dimilki oleh

perusahaan, seperti jenis produk apa yang ingin diproduksi, serta di mana produk

tersebut harus dipasarkan. Strategi level korporasi juga menentukan arah yang akan

dituju perusahaan dan peran setiap unit bisnis dalam perusahaan agar mencapai arah

tersebut. Hal penting yang harus dilakukan pada strategi di tingkat korporasi yaitu

menetapkan visi dan misi perusahaan.

2. Strategi level unit bisnis

Strategi di tingkat unit bisnis adalah strategi yang digunakan untuk mencapai

tujuan dari setiap unit bisnis seperti unit bisnis layanan, produk, divisi ataupun anak

perusahaan. Strategi ini dijalankan oleh masing-masing unit bisnis tetapi harus

bersinergi dan mendukung strategi korporasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan

induk. Strategi di tingkat unit bisnis ini penting dilakukan, karena dapat melihat unit

bisnis mana yang unggul dan unit bisnis mana yang perlu ditingkatkan lagi. Hal yang

harus dilakukan pada strategi di tingkat unit bisnis ini yaitu membedakan perusahaan

dengan pesaing dan menetapkan tujuan dan tindakan-tindakan yang mendukung

strategi di tingkat unit bisnis dan tingkat korporasi.

3. Strategi level fungsional

Strategi di tingkat fungsional adalah strategi yang dirumuskan secara spesifik

pada area fungsional tertentu untuk mendukung strategi unit bisnis. Area fungsional

ini mencakup departemen-departemen yang terdapat di unit bisnis seperti pemasaran,

produksi, keuangan, sumber daya manusia, IT, penelitian dan pengembangan dan

sebagainya. Aspek yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan strategi di tingkat


18

fungsional yaitu memahami setiap perincian proyek dan pengukurannya, pastikan

strategi yang ditetapkan ini dapat selaras dengan strategi di tingkat unit bisnis dan

korporasi, perlu mengukur data penting yang menentukan pencapaian sasaran dan

tujuan utama.16

Tahapan kegiatan untuk menjalankan strategi adalah sebagai berikut:

1. Perumusan strategi

Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi) untuk

mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan

strategi seolah-olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi,

sampai terealisasinya program.

2. Perencanaan tindakan

Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan

adalah membuat perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada

tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana

kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi,

misi, gol) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.

3. Implementasi

Untuk menjamin keberhasilan startegi yang telah berhasil dirumuskan harus

diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsure-unsur

organisasi yang lain harus sesuai, strategi harus dicermati pada rancangan struktur

budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia.

Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah,

maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi

16
Mukhlis Catio, Manajemen Strategi (Tangerang: Indigo Media, 2021), h. 19-22.
19

pelaksanaan. Sehingga jika diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan

perbaikan yang tepat.17

B. Tinjauan Tentang Kepemimpinan

1. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan (leadership) berasal dari memimpin (lead). Lead berasal

dari bahasa Anglo Saxon yang artinya jalur perjalanan kapal yang mengarahkan awak

kapal. Artinya, pemimpin kapal (nahkoda) harus mampu mengarahkan kapal sebagai

wadah organisasi dan mengarahkan awak kapal sebagai pengikut (bawahan), untuk

mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. 18 Kepemimpinan berasal dari kata

pimpin, mempunyai awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan sifat yang dimiliki

oleh pemimpin itu. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau

mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.19

Beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli:

a. Griffin dan Ebert mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses

memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.20

b. Yuki mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses yang disengaja dari

seseorang menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk

17
Zuriani Ritonga, Buku Ajar Manajemen Strategi (Teori dan Aplikasinya) (Yogyakarta:
Deepublish, 2020), h. 17-18.
18
Husaini Usman, Kepemimpinan Efektif: Teori, Penelitian, dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2019), h. 3.
19
Reimond Napitupulu, dkk, Dasar-Dasar Ilmu Kepemimpinan Teori dan Aplikasi (Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h. 2.
20
Sutarto Wijono, Kepemimpinan Dalam Perpektif Organisasi (Jakarta: Prenamedia Group,
2018), h. 1.
20

membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan

dalam kelompok atau organisasi.21

c. Sutarto mengatakan bahwa kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan

penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam

situasi tertentu agar bersedia bekerja sama mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.22

d. Kepemimpinan merupakan objek dan subjek yang menarik dan tidak

membosankan untuk dipelajari, diteliti, ditulis, didiskusikan, diseminarkan

dan direfleksikan baik oleh orang awam, akademisi, peneliti maupun

praktisi.23

2. Komponen kepemimpinan

Dari beberapa definisi di atas, terdapat tiga komponen penting dalam

kepemimpinan yaitu:

1) Pengaruh, dimana kepemimpinan terjadi karena adanya proses pengaruh.

Pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut kearah yang diinginkan.

2) Legitimasi merupakan pengakuan/pengukuhan atau pengesehan kedudukan

pemimpin dan legitimasi juga merupakan posisi formal dari kekuasan dalam

organisasi.

3) Tujuan, dimana pemimpin berurusan dengan tujuan-tujuan yaitu tujuan

individu, tujuan kelompok, dan tujuan organisasi.24

21
Syaiful Sagala, Pendekatan Dan Model Kepemimpinan (Jakarta: Prenamedia Group, 2018),
h. 56.
22
Syaiful Sagala, Pendekatan Dan Model Kepemimpinan, h. 58.
23
Husaini Usman, Kepemimpinan Efektif: Teori, Penelitian, dan Praktik, h. 8-9.
24
Soekarso dan Iskandar Putong, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Vol. 1, (Buku
& Artikel Karya Iskandar Putong, 2015), h. 14. Diakses 22 November 2021
21

3. Ciri-ciri kepemimpinan

Beberapa ciri-ciri pemimpin kharismatik ialah sebagai berikut :

a. Keyakinan diri. Pemimpin memiliki keyakinan terhadap penilaian dan

keputusan yang diambilnya.

b. Visi. Pemimpin memiliki tujuan yang jelas untuk masa depan

organisasi/Lembaga.

c. Kemampuan mengartikulasikan visi. Bisa memberikan pemahaman visi

kepada anggotanya dan menjadi motivasi bagi anggotanya.

d. Keyakinan yang kuat akan visi. Pemimpin yang amanah akan menanggung

resiko demi tujuan organisasi/lembaganya.

e. Perilaku yang lain dari yang biasa. Pemimpin harus memberikan suasana

baru dari yang sebelumnya sehingga bisa memotivasi para anggotanya.

f. Penampilan sebagai agen. Pemimpin dianggap sebagai perubahan kearah

yang lebih baik.

g. Kepekaan lingkungan. Pemimpin mampu menganalisis lingkungan

disekitarnya sehingga bisa memahami apa yang harus dilalukan

kedepannya.25

4. Fungsi kepemimpinan

John Adair menyebutkan beberapa fungsi-fungsi utama dari kepemimpinan,

antara lain:

25
Setyowati, Organisasi dan Kepemimpinan Modern (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 114.
22

a. Merencanakan yang meliputi mencari semua informasi yang bisa diperoleh,

mendefinisikan tugas, tujuan atau sasaran kelompok, membuat rencana yang

bisa dijalankan (dalam kerangka pembuatan keputusan yang tepat).

b. Memulai yang meliputi memberikan brifing kepada kelompok mengenai

tujuan dan rencana, menjelaskan mengapa tujuan atau rencana itu perlu,

mengalokasikan tugas kepada anggota-anggota kelompok, menetapkan

standar anggota kelompok.

c. Mengendalikan yang meliputi mempertahankan standar kelompok,

mempengaruhi ritme kerja, memastikan semua tindakan dilakukan kearah

sasaran, mendorong kelompok untuk bertindak/mengambil keputusan.

d. Menyokong yang meliputi menyatakan penerimaan terhadap seseorang dan

kontribusinya, mendorong kelompok/individu, menciptakan semangat tim,

menyelesaikan perbedaan atau membuat orang lain menjajaki perbedaan.

e. Menginformasikan yang meliputi memperjelas tugas dan rencana, member

informasi baru kepada kelompok agar mereka tetap mengikuti

perkembangan, menerima informasi dari kelompok, meringkas saran dan ide

secara berkaitan.

f. Mengevaluasi yang meliputi memeriksa apakah id dapat dijalankan, menguji

konsekuensi solusi yang diusulkan, mengevaluasi kinerja kelompok,

membantu kelompok mengevaluasi kinerja mereka sendiri.26

5. Pendekatan kepemimpinan

Pendekatan kepemimpinan yang utama terdapat empat teori kepemimpinan

yang dikenal, antara lain:

26
Toman Sony Tambunan, Pemimpin Dan Kepemimpinan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h.
13.
23

a. Teori sifat (Traits theory)

Metode analisa teori ini memusatkan perhatiannya pada sifat spesifik atau

ciri kepribadian, sosial, fisik, dan intelektual yang memperbedakan

pemimpin dari bukan pemimpin.

b. Teori perilaku (Behaviors theory)

Metode analisa teori ini memusatkan perhatiannya pada karakteristik

perilaku tindakan yang dilakukan pemimpin dalam melaksanakan pekerjaam

manajerial.

c. Teori kontigensi (Contingency theory)

Metode analisa teori ini memusatkan perhatiannya pada hukum situasi (Law

of the situation), bahwa setiap yang berbeda akan mempengaruhi gaya

kepemimpinan yang bervariasi, berubah-ubah sesuai karakter situasional.

d. Teori lain (pendekatan terbaru)

Metode analisa teori ini merupakan pendekatan terbaru dan masa depan teori

kepemimpinan, dimana teori ini mencoba memahami sesuatu situasi atau

peristiwa yang ditingkatkan dengan mengetahui hubungan sebab-akibat atau

kasual.27

6. Jenis kepemimpinan

Ada dua jenis pemimpin, yaitu:

a) Pemimpin formal adalah seseorang yang diberi amanat dan kepercayaan

oleh suatu organisasi formal untuk menjadi pemimpin dalam struktur

organisasi, yang pengangkatannya didasarkan surat keputusan dan diberikan

27
Soekarso dan Iskandar Putong, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Vol. 1, (Buku
& Artikel Karya Iskandar Putong, 2015), h. 10-11. Diakses 22 November 2021
24

segala bentuk hak dan kewajibannya guna mendukung dalam penyelesaian

pekerjaan dan pencapaian tujuan organisasi.

b) Pemimpin informal adalah seseorang yang menjadi pemimpin tanpa

diangkat secara formal dan tanpa didukung oleh surat keputusan dari suatu

organisasi formal.28

7. Syarat kepemimpinan

Eko Purnomo dalam bukunya mengemukakan bahwa Terry menyebutkan

adanya 8 syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu:

a. Kekuatan atau energi, seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah

dan rohaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

b. Penguasaan emosional, seorang pemimpin harus dapat menguasai

perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.

c. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan, seorang pemimpin harus

dapat mengadakan hubungan manusiawi dengan bawahannya dan orang-

orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan

yang dihadapinya.

d. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat,

gairah dan ketekunan dalam bekerja.

e. Kecakapan berkomunikasi, kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta

keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah

mengambil intisari pembicaraan.

28
Toman Sony Tambunan, Pemimpin Dan Kepemimpinan, h. 33.
25

f. Kecakapan mengajar, pemimpin yang baik adalah guru yang mampu

mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan

yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.

g. Kecakapan bergaul, dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui

pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan

kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati

dan sukarela untuk mencapai tujuan.

h. Kemampuan teknis kepemimpinan, mengetahui azas dan tujuan organisasi.

Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang,

mengambil keputusan, mengawasi dan lain-lain untuk tercapainya tujuan.

Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun

kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.29

8. Gaya kepemimpinan

Toman Sony Tambunan dalam bukunya mengemukakan bahwa ada

beberapa gaya kepemimpinan yang dikenal secara umum, yaitu:

a. Kepemimpinan Otokratis/Diktatorial

Pemimpin yang mengambil keputusan tanpa meminta pendapat kepada

anggotanya, gaya ini memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat

tetapi resikonya akan membuat para anggotanya berfikiran yang tidak baik

terhadap pemimpinnya.

b. Kepemimpinan Militeristis

29
Eko Purnomo, dkk., Teori Kepemimpinan dalam Organisasi (t.t: Yayasan Nusantara
Bangun Jaya, 2016), h. 30-31.
26

Kepemimpinan militeristis biasanya dipakai oleh organisasi-organisasi

militer yang dimana pemimpinnya sangat menjaga wibawa dan jabatan yang

dimilikinya sehingga selalu ingin dihormati dan disegani oleh para

bawahannya.

c. Kepemimpinan Paternalistik

Gaya kepemimpinan paternalistik sering dipakai oleh masyarakat tradisional

yang masih memegang teguh tradisi atau adat istiadat, dimana pemimpin

dijadikan sebagai orang yang bisa memberikan nasehat, bimbingan dan

pelindung bagi anggotanya. Pemimpin seperti ini menganggap para

anggotanya belum dewasa sehingga sering kali pengambilan keputusan tidak

melibatkan para anggotanya.

d. Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan seperti ini melibatkan para anggotanya disetiap persoalan

mengenai organisasi/lembaganya serta bisa mendukung peran dan tanggung

jawab sebagai seorang pemimpin. Pemimpin seperti ini senang bekerja sama

dengan para anggotanya karna berfikiran jika mereka saling bekerja sama

maka organisasi yang dipimpinnya bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

e. Kepemimpinan Laissez Faire

Pemimpin lebih mempercayai pengambilan keputusan diserahkan kepada

anggota yang dipercayainya karna pemimpin percaya jika anggotanya sudah

dewasa sudah bisa produktif dan disiplin terhadap peraturan-peraturan yang

sudah diterapkan dalam organisasi/lembaga.

f. Kepemimpinan Bebas-Kendali
27

Pemimpin seperti ini lebih mengedepankan kepentingan pribadinya dari

pada kepentingan bersama atau organisasi.

g. Kepemimpinan Karismatik

Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang tidak bisa diukur dari segi

manapun karna pemimpin ini sudah termasuk pemimpin yang ideal atau

efektif yang mana didirinya sudah melekat semua baik dari segi fisik,

pengetahuan, percaya diri yang tinggi, visi yang kuat serta dapat

mempengaruhi orang banyak.

h. Kepemimpinan Demokratis

Pemimpin seperti ini bukan hanya berfokus pada tujuan organisasi tetapi

anggota-anggotanya juga sangat penting sehingga perlu diperhatikan dan

dibenahi sebaik-baiknya.30

9. Kepemimpinan dalam aspek kehidupan

Beberapa hal pentingnya kepemimpinan dalam aspek kehidupan, antara lain

sebagai berikut:

a. Pemimpin menetapkan dan mengembangkan visi dan misi organisasi masa

depan.

b. Pemimpin mengkoordinasikan kegiatan orang dan kerja secara efektif dan

efesien.

c. Pemimpin menggerakkan, memberdayakan, mengarahkan sumber daya

secara terpadu aman terkendali.

30
Toman Sony Tambunan, Pemimpin dan Kepemimpinan, h. 47-55.
28

d. Pemimpin menentukan strategi dan penetapan kepuasan.

e. Pemimpin mengelola perubahan dan pertumbuhan

f. Pemimpin mencapai keberhasilan tujuan organisasi.31

10. Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Islam adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk

mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta ada usaha kerja sama

sesuai dengan al-Qur’an dan Hadis untuk mencapai tujuan yang diinginkan

bersama.32

Dalam Islam ada ayat yang selalu menyinggung tentang pemimpin seperti

yang tersirat dalam Q.S Al-Baqarah/2: 30.

        


        
        
   

Terjemahnya:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “aku hendak
menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “
Sungguh, aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui”.33

31
Soekarso dan Iskandar Putong, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Vol. 1, (Buku
& Artikel Karya Iskandar Putong, 2015), h. 15. Diakses 22 November 2021
32
Iskandar Syukur, Kriteria Pemimpin Teladan dalam Islam (Analisis Kritis Terhadap Ayat-
Ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi SAW) (Lampung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat (LP2M), 2015), h. 19.
33
Kementrian Agama RI, al-Qur’an Terjemah dan Tajwid Warna, (Jakarta: Samad, 2014), h.
6.
29

Ayat ini menunjukkan bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang

dianugerahkan Allah Swt., makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam as. dan anak

cucunya, serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang terhampar ini. Jika

demikian, kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu melaksanakan

tugasnya sesuai dengan petunjuk Allah Swt,. yang memberinya tugas dan wewenang.

Kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya adalah pelanggaran terhadap

makna dan tugas kekhalifahan.34

Kepemimpinan merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan dengan

sebaik-baiknya, bisa bertanggung jawab, mempunyai prinsip, amanah, adil, menaati

perintah Allah Swt., dan Rasulullah Saw dalam menjalankan tugasnya.

Kepemimpinan menurut Islam yaitu kepemimpinan disebut juga dengan ulil

amri atau pejabat adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus orang lain.

Dengan kata lain pemimpin itu adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus

urusan rakyat. Dalam suatu perusahaan, jika ada direktur yang tidak mengurus

kepentingan kepengurusannya, maka itu bukan seorang direktur.35

Pemimpin bukan hanya disebut sebagai khalifah tetapi sering juga disebut

sebagai ulil amri seperti dalam Q.S An-Nisa’/4: 59.

      


        
       
      
Terjemahnya :

34
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 173.
35
Iskandar Syukur, Kriteria Pemimpin Teladan dalam Islam (Analisis Kritis Terhadap Ayat-
Ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi SAW), h. 21.
30

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul


(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian.Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya”.36

Ayat ini menjelaskan tentang: wahai orang-orang yang beriman, taatilah

Allah. Dalam perintah-perintahNya yang tercantum dalam al-Qur’an dan taatilah

Rasul-Nya, yakni Muhammad Saw. dalam segala macam perintahnya melakukan

sesuatu, maupun perintah untuk melakukannya sebagaimana tercantum dalam

sunahnya yang sahih, dan perkenankan juga perintah ulil amri, yakni yang berwenang

menangani urusan-urusan kamu, selama mereka merupakan diantara kamu, wahai

orang-orang mukmin, dan selama perintahnya tidak bertentangan dengan perintah

Allah Swt., atau perintah Rasul-Nya.37

Jadi pemimpin senantiasa berpedoman kepada al-Qur’an artinya menaati Allah

Swt., dan menaati Rasulullah Saw dalam menjalankan perintah, amanah, tanggung

jawab serta menjauhi hal-hal yang dilarang.

Ada 3 dasar falsafi kepemimpinan kelompok dalam Islam, yaitu:

a. Allah adalah hakim mutlak seluruh alam semesta dan segala isinya. Allah Swt.,

adalah Malik al-Nas, pemegang kedaulatan, pemilik kekuasaan, pemberi

hukum. Manusia harus dipimpin oleh kepemimpinan Ilahiyah. Sistem hidup

yang bersumber pada sistem ini disebut sistem Islam, sedangkan sistem yang

tidak bersumber pada kepemimpinan Ilahiyah disebut kepemimpinan Jahiliyah.

36
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tajwid Warna, h. 87.
37
M. Quraish Shihab,”Tafsir Al Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur’an”, dalam
Sulaiman Kurdi, dkk, Konsep Taat Kepada Pemimpin (Ulil Amri) di dalam Surah An-Nisa: 59, Al-
Anfal:46 dan Al-Maidah: 48-49 (Analisis Tafsir: Tafsir Al-Qurthubi, Al-Misbah, dan Ibnu Katsir)
(Banjarmasin: Fak. Syariah Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, 2017), h. 35.
31

b. Kepemimpinan manusia yang mewujudkan hakimiah Allah Swt.,di bumi

adalah Nubuwwah. Nabi tidak saja menyampaikan Al-qanun Al-Ilahi dalam

bentuk kitabullah, tetapi juga pelaksana qanun itu sendiri. Para nabi diutus

untuk menegakkan keadilan, menyelamatkan masyarakat manusia dari

penindasan.

c. Para “faqih” diberikan beban menjadi pemimpin. Kepemimpinan Islam

berdasarkan atas hukum Allah Swt. Oleh karena itu seorang faqih haruslah

orang yang lebih tahu tentang hukum Ilahi.38

Jadi sikap yang harus dimiliki oleh pemimpin harus mengetahui hukum-hukum

Allah Swt., karena kelak diakhirat akan mempertanggung jawabkan semua yang

diperintahkannya.

Nilai-nilai kepemimpinan Islam juga mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berpegang kepada kebenaran.

2) Adil terhadap musuh.

3) Tidak berdendam.

4) Bersifat amanah.

5) Bersifat belas kasihan.

6) Menganjurkan ketaatan sebenarnya.

7) Muhasabah diri.

8) Menghormati sesama.

9) Rendah hati.

10) Berperikemanusiaan.

11) Peka terhadap permasalahan.

38
Iskandar Syukur, Kriteria Pemimpin Teladan dalam Islam (Analisis Kritis Terhadap Ayat-
Ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi SAW), h. 31-32.
32

12) Bijak dan tegas.

13) Tidak bersifat tamak.

14) Lemah lembut.39

C. Tinjauan Tentang Strategi Kepemimpinan

Kepemimpinan strategi adalah praktik dimana eksekutif menggunakan gaya

manajemen yang berbeda, mengembangkan visi untuk organisasinya yang membuat

organisasinya bisa beradaptasi atau tetap mempertahankan daya saingnya dalam iklim

ekonomi dan teknologi yang terus berubah. Untuk mampu menjalankan

kepemimpinan strategik, pemimpin haruslah memiliki kemampuan strategi.

Berdasarkan tulisan Schoemaker, Krupp, dan Howland dapat disimpulkan bahwa

kemampuan strategik adalah kemampuan mengantisipasi, menghadapi,

menginterprestasikan, memutuskan dan mempelajari situasi dan lingkungan yang

sulit, tidak terduga, menjadikannya kesempatan dan mengubahnya menjadi

keberuntungan.40

Kepemimpinan dalam organisasi memiliki kedudukan strategis yang

menentukan arah organisasi. Karena pemimpin memiliki kedudukan strategis, sebagai

pemimpin selalu berusaha menciptakan perubahan, member inspirasi kepada anggota

untuk bekerja mendayagunakan potensinya, sehingga dapat mengembangkan

kemampuan kreativitas, inovatif, efektif, dan senantiasa dalam suasana yang

menyenangkan. Karena memiliki peran strategis, maka pemimpin itu dibutuhkan dan

selalu mendapat informasi yang tidak diberi pada orang lain dan informasi itu

39
Nadya Sayra dan Azuar Juliandi, Kepemimpinan dalam Perspektif Islam, Jurnal Riset Sains
Manajemen, Aqli, vol. 1, no. 1 (2017): h.46.
40
Hasan Hariri, dkk, Evolusi Pendekatan Teori Kepemimpinan Menuju Kepemimpinan Efektif,
(Yogyakarta: expert, 2017), h. 67.
33

dijadikan pertimbangan untuk memajukan organisasi yang dipimpinnya. Kedudukan

yang strategis itu membuat pemimpin memiliki kontribusi dalam upaya mencapai

tujuan organisasi, dan akan mendapatkan kekuasan maupun prestise yang

menggambarkan prestasi dan reputasinya sebagai pemimpin.41

D. Tinjauan Tentang Kualitas Kolaborasi Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah wadah atau tempat berinteraksi dan bekerjasama dua orang

atau lebih yang terkoordinasi agar berfungsi mencapai tujuan bersama. Organisasi

dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian kerja yang akan

dilakukan, pembatasan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, dan

penetapan hubungan berbagai elemen organisasi. Jadi, organisasi dalam arti dinamis

lebih cenderung digambarkan organisasi sebagai wadah. Karena didalam organisasi

terdapat dua orang atau lebih yang memiliki tujuan bersama dan berupaya untuk

mewujudkan tujuan itu dengan cara bekerjasama. Melalui organisasi memudahkan

masyarakat meraih hasil atau mengejar tujuan yang sebelumnya sulit untuk bisa

tercapai oleh individu-individu secara bekerja dengan sendiri-sendiri.42

2. Konsep Budaya Organisasi

Budaya merujuk kepada suatu system pengertian bersama yang dipegang oleh

anggota-anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dari

organisasi lainnya. Sistem pengamatan bersama ini, dalam pengamatan yang lebih

seksama, merupakan serangkaian karakter penting yang menjadi nilai bagi suatu

41
Syaiful Sagala, Pendekatan Dan Model Kepemimpinan, h. 44.
42
Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’i, Dasar-Dasar Manajemen Mengoptimalkan
Pengelolaan Organisasi Secara Efektif Dan Efisien (Medan : Perdana Publishing, 2016), h 48.
34

organisasi. Penelitian terakhir menyatakan bahwa terdapat tujuh karakter utama, yang

kesemuanya menjadi elemen-elemen penting suatu budaya organisasi yakni;

a. Inovasi dan pengambilan resiko

Tingkat daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani

mengambil resiko

b. Perhatian terhadap detail

Tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan ketepatan,

analisis dan perhatian terhadap detail

c. Orientasi terhadap hasil

Tingkat kepuasan menejemen untuk memilih memusatkan perhatian pada

hasil, dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk

meraih hasil tersebut.

d. Orientasi terhadap individu

Tingkat kepuasan manajemen dalam mempertimbangkan efek-efek hasil

terhadap individu yang ada didalam organisasi.

e. Orientasi terhadap tim

Tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur secara tim bukan secara perorangan

f. Agresivitas

Tingkat aktivitas terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing, dan

tidak bersikap santai.

g. Stabilitas

Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan status quo

berbanding pertumbuhan.43

43
Wayan Gede Supartha dan Desak Ketut Sintaasih, Pengantar Perilaku Organisasi Teori,
Kasus dan Aplikasi Penelitian (Denpasar Timur : Setia Bakti, 2017), h.114.
35

3. Perilaku Individu Dalam Organisasi

Perilaku manusia merupakan sebuah fungsi dari hubungan manusia dengan

lingkungan disekitarnya. Seseorang membawa rangkaian dalam organisasi meliputi

kemampuan, kepercayaan, pengharapan kebutuhan dan pengalaman. Sementara,

karakteristik manusia akan masuk ke dalam lingkungan kerja yang baru yaitu

organisasi atau lembaga. Organisasi memiliki karakteristik dan bertindak sebagai

linkungan untuk manusia. Karakteristik manusia berinteraksi dengan karakteristik

organisasi yang dapat menciptakan perilaku individu dalam suatu organisasi.

Dasarnya, perilaku manusia dimotivasi oleh hasrat untuk mencapai suatu

tujuan, yang mana seseorang seringkali mempunyai motif dalam pencapaian tujuan

tersebut. Motif merupakan ikhwal penyebab perilaku yang timbul dan

mempertahankan kegiatan serta menetapkan arah umum perilaku manusia. Motif

adalah dorongan utama dalam melaksankan kegiatan.

Setelah bergitu lamanya teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum

disepakati, bahwa:

a. Perilaku timbul karena suatu sebab

b. Perilaku diarahkan pada tujuan

c. Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun

program, merangkai sperpart computer, dan sebagainya

d. Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti; berfikir, berpersepsi juga

penting dalam mencapai tujuan.

e. Perilaku bermotivasi.
36

Setiap manusia mempunyai ciri seperti kemampuan, kepercayaan, harapan,

kebutuhan, dan pengalaman. Organisasi sebagai lingkungan manusia juga berciri-ciri

sebagai berikut: regulasi yang disusun dalam suatu hirarki, pekerjaan, tugas,

wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system pengendalian.

4. Perilaku Kelompok dalam Organisasi

Dalam kesehariannya, setiap manusia mempunyai kebutuhan dan tujuan yang

berbeda antar satu sama lain. Hal ini menyebabkan muculnya beragam karakteristik

yang secara pasti akan mempunyai kemampuan yang tinggi jika diwujudkan dalam

suatu kebutuhan dan tujuan bersama. Setelah mereka menjadi bagian dari

kepentingan dan tujuan dari kelompok tersebut, akan terbentuklah perilaku kelompok

untuk kebersamaan.44

5. Perlunya Perilaku Dalam Organisasi

Antara lain dikemukakan adanya tiga alasan mengapa perlunya mengetahui

perilaku organisasi:

a. Pratical Application

Dalam kenyataan riil organisasi, ada berbagai manfaat memahami perilaku

organisasi, antara lain berkenaan dalam pengembangan gaya kepemimpinan,

pemilihan strategi dalam mengatasi persoalan, seleksi pekerjaan yang tepat,

peningkatan pekerja dan lainnya.

b. Personal Growth

Memahami perilaku organisasi dapat semakin memahami orang lain.

Memahami orang lain akan memberikan pengetahuan diri dan wawasan diri

lebih besar. Dengan memahami orang lain, seorang ketua atau pemimpin

44
Syamsu Q. Badu dan Novianty Djafri, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi (Gorontalo :
Ideas Publishing, 2017), h. 20-21.
37

dalam organisasi atau lembaga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh

anggotanya untuk mengembangkan diri sehingga pada gilirannya

meningkatkan kontribusi pada organisasi atau lembaga.

c. Increased Knowledge

Perilaku organisasi dapat menggabungkan pengetahuan tentang manusia dalam

pekerjaan. Studi perilaku organisasi dapat membantu orang untuk berfikir

tentang masalah yang berhubungan dengan pengalaman organisasi.

Kemampuan berfikir kritis dapat bermanfaat dalam menganilis baik masalah

kelompok maupun personal.45

45
Candra Wijaya, Perilaku Organisasi (Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia, 2017) h. 6.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yang menggunakan

pendekatan deskriptif. Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Andi Prastowo,

mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang di amati.46

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu

yang ada dalam kehidupan riil (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan

memahami fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya. 47

Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini bermaksud agar dapat

mengungkap atau memperoleh informasi dari penelitian secara menyeluruh dan

mendalam.48

Jadi penelitian kualitatif dan metode deskriptif sangat sesuai digunakan dalam

penelitian ini mengenai strategi kepemimpinan DEMA Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar ( Studi DEMA UINAM Periode 2019) juga dianalisa terhadap

kejadian-kejadian yang sering terjadi sehingga bisa menarik kesimpulan.

46
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-ruzz, 2011 Media), h. 22.
47
Syamsuddin, Dasar-Dasar Teori Metode Penelitia Sosial (Jawa Timur: Wade Group, 2018),
h. 37.
48
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 35.

38
39

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

dengan judul penelitian Strategi Kepemimpinan DEMA Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar ( Studi DEMA UINAM Periode 2019).

B. Pendekatan Penelitian

Istilah pendekatan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris approach,

artinya suatu disiplin ilmu yang dijadikan landasan kajian suatu studi atau penelitian.

Dalam melakukan penelitian, ada beberapa pendekatan yang digunakan oleh peneliti

untuk mengkaji dan memahami secara lebih mendalam terkait masalah-masalah yang

bersangkutan dengan Strategi Kepemimpinan DEMA Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar ( Studi DEMA UINAM Periode 2019).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan manajemen

yang dapat diartikan sebagai aktivitas menerbitkan, mengatur dan berpikir yang

dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan

merapikan segala sesuatu yang ada disekitarnya, mengetahui prinsi-prinsipnya serta

menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya. 49 Dengan demikian

pendekatan manajemen merupakan landasan suatu kegiatan dengan memberdayakan

segala komponen untuk mencapai tujuan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata atau tindakan para informan

sebagai data primer dan tulisan atau dokumen yang mendukung pernyataan sebagai

data primer dan tulisan atau dokumen yang mendukung pernyataan informasi.

49
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. 9.
40

Sumber data dalam penelitian Strategi Kepemimpinan DEMA Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar ( Studi DEMA UINAM Periode 2019) ada dua yaitu data

primer dan data sekunder, data ini diperlukan untuk memperoleh informasi yang

relevan dengan tujuan penelitian.

1. Data primer

Data primer adalah data-data empirik yang diperoleh dari informasi penelitian,

juga dari lokasi penelitian yang berkaitan dengan fokus Strategi Kepemimpinan

DEMA Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ( Studi DEMA UINAM Periode

2019). Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan tekhnik wawancara

terstruktur dan bersifat terbuka kepada informan untuk menyampaikan pandangan

dan pendapatnya tentang penelitian.

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini yaitu:

a. Ketua DEMAU Periode 2019

b. Pengurus DEMAU Periode 2019

c. Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan) Periode 2016-2019

d. Ketua DEMA F (Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang mempertegas dan mempertajam informasi

yang mendukung data primer serta memperjelas peristiwa yang peneliti temukan

sesuai dengan judul penelitian. Data sekunder juga diperoleh dengan cara menelaah

dokumen resmi, data pelaksanaan kegiatan dan data lain tertulis yang sesuai dengan

penelitian.
41

3. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Field research atau penelitian lapangan merupakan metode pengumpulan data dan

informasi yang didapatkan oleh peneliti dilapangan atau masyarakat. Dalam

penelitian lapangan dapat digunakan dengan metode sebagai berikut :

1. Metode observasi

Young dan Schmith yang dikutip oleh Harbani Pasolong, berpendapat bahwa

observasi adalah sebagai pengamatan sistematis berkenaan dengan perhatian terhadap

fenomena-fenomena yang nampak.50 Nasution yang dikutip Sugiyono menyatakan

bahwa observasi adalah dasar ilmu pengetahuan para ilmuan yang hanya dapat

bekerja berdasarkan data yaitu, fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi data itu dikumpulkan dan seiring bantuan berbagai alat yang

canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang

sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas.51

Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti pada

saat proses penelitian berlangsung di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Metode wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanggung jawab antara dua orang atau lebih secara

langsung dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi. Sebagai tekhnik

pengumpulan data peneliti menggunakan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal

50
Harbani Pasolong, Metode Penelitian Administrasi Publik (Bandung: Alfabeta, 2016), h.
131.
51
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 226.
42

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit/kecil.52

Responden yang dimaksud dalam hal ini adalah Ketua DEMA Universitas,

3. Metode dokumentasi

Tekhnik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang

diperoleh dengan dokumen-dokumen. Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti

yaitu dengan cara mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan wawancara,

observasi dan lain-lain.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam proses

pengumpulan data selama penelitian berlangsung, adapun alat yang digunakan dalam

penelitian adalah:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yaitu alat yang digunakan dalam melakukan wawancara

yang terdiri atas beberapa pertanyaan, dengan tujuan untuk menggali informasi dari

responden atau informan.

2. Buku atau catatan

Buku atau catatan yaitu peralatan yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang

ditemukan di lapangan atau informasi yang bersumber dari informan.

3. Kamera

Kamera berfungsi sebagai alat merekam atau mengambil gambar dalam proses

wawancara berlangsung.

5. Teknik Analisa Data

52
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h. 157.
43

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada konsep

Milles analisis terbaru dari Milles, Huberman dan Saldana, meliputi :

1. Data Condentation (Kondensasi Data)

Kondensasi data merujuk pada proses pemikiran, menfokuskan,

menyederhanakan, mengabstarksikan dan atau mentransformasikan data yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Maka dari kondensi mengacu pada

penguatan data. Kondensi data dalam penelitian ini dilakukan melalui merangkum

hasil, wawancara, observasi, dan dokumen sesuai dengan masing-masing aspek data

hasil rangkuman kemudian dipakai sebagai data penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Menyajikan data teks yang bersifat naratif paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif. Meskipun begitu untuk mempermudah

dalam penarikan penyajian data diharapkan dapat dalam bentuk matriks, grafik,

diagram maupun pemetaan, dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks

naratif, serta tabel pada salah satu aspek.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah langkah yang diambil selanjutnya dalam

menganalisis data kemudian diverifikasi dengan cara meninjau kembali hasil

penelitian sehingga bisa menarik kesimpulan.

6. Pengujian Keabsahan Data


44

Demi terjaminnya keakuratan data, peneliti melakukan keabsahan data. Data

yang salah menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian juga sebaliknya

data yang sah menghasilkan penarikan kesimpulan hasil yang benar. Pengecekan

keabsahan data pada dasarnya merupakan bagian yang sangat penting dan tidak

terpisahkan dari penelitian kualitatif. Pengecekan keabsahan data yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu kriteria derajat kepercayaan (credibility), dan kepastian

(confirmability).
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Arraniri, Iqbal. Manajemen Strategi. Sukabumi: Al Fath Zumar. 2014.

Catio, Mukhlis. Manajemen Strategi. Tangerang: Indigo Media. 2021.

Djafri, Syamsu Q. Badu dan Novianty, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi,


Gorontalo : Ideas Publishing, 2017.
Guntur, Risal. “Strategi Kepemimpinan Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto
dalam Membumikan Misi Dakwah Islam”. Skripsi. Makassar: Fak. Dakwah
dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2009.

Hakimi. Strategi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja: Teori dan Aplikasi. t.t:
Guepedia. 2020.

Hariri, Hasan. dkk. Evolusi Pendekatan Teori Kepemimpinan Menuju Kepemimpinan


Efektif. Yogyakarta: expert. 2017.

Izzakyya, Nisa. “Strategi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di


Kantor Kementerian Agama Kab. Gro bogan”. Skripsi. Semarang: Fak.
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Walisongo. 2019.

Kadar, Muhammad Gafur. dkk. Manajemen Strategik dan Kepemimpinan. t.t:


Yayasan Kita Menulis,. 2021.

Kementrian Agama RI, al-Qur’an Terjemah dan Tajwid Warna. Jakarta: Samad.
2014.

Kurdi, Sulaiman. dkk. Konsep Taat Kepada Pemimpin (Ulil Amri) di dalam Surah
An-Nisa: 59, Al-Anfal:46 dan Al-Maidah: 48-49 (Analisis Tafsir: Tafsir Al-
Qurthubi, Al-Misbah, dan Ibnu Katsir). Banjarmasin: Fak. Syariah
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin. 2017.

45
46

Liliweri, Ako. Sosiologi & Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.

Mahmuddin. Strategi Dakwah Kontemporer dalam Menghadapi Pola Hidup Modern,


Prosiding Seminar Nasional Dakwah dan Komunikasi, vol 1. 2018.

Mahmuddin. Strategi Dakwah Terhadap Masyarakat Agraris. Jurnal Tabligh


Dakwah. vol 14. no. 1. 2013.

Munir, Muhammad. dan Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana. 2006.

Napitupulu, Reimond. dkk. Dasar-Dasar Ilmu Kepemimpinan Teori dan Aplikasi.


Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia. 2019.

Nazarudin. Manajemen Strategik. Cet. I; Palembang: CV. Amanah. 2018.

Pasolong, Harbani. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. 2016.

Permata, Linda. “Strategi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber


Daya Manusia Di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin Penengahan
Lampung Selatan”. Skripsi. Lampung: Fak. Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2019.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 2011.

Purnomo, Eko.dkk. Teori Kepemimpinan dalam Organisasi. t.t: Yayasan Nusantara


Bangun Jaya. 2016.

Rifa’I, Candra Wijaya dan Muhammad, Dasar-Dasar Manajemen Mengoptimalkan


Pengelolaan Organisasi Secara Efektif Dan Efisien, Medan : Perdana
Publishing, 2016.
Ritonga, Zuriani. Buku Ajar Manajemen Strategi (Teori dan Aplikasinya).
Yogyakarta: Deepublish. 2020.

Sagala, Syaiful. Pendekatan Dan Model Kepemimpinan. Jakarta: Prenamedia Group.


2018.

Sarwono, Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2010.


47

Sayra, Nadya. dan Azuar Juliandi. Kepemimpinan dalam Perspektif Islam, Jurnal
Riset Sains Manajemen. Aqli. vol. 1, no. 1. 2017.

Sedjati, Retina Sri. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Deepublish. 2015.

Setyowati. Organisasi dan Kepemimpinan Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur’an.


Jakarta: Lentera Hati. 2002.
Sintasih, Wayan Gede Supartha dan Desak Ketut, Pengantar Perilaku Organisasi
Teori, Kasus dan Aplikasi Penelitian, Denpasar Timur : Setia Bakti, 2017.
Soekarso dan Iskandar Putong. Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis. Vol. 1.
Buku & Artikel Karya Iskandar Putong. 2015.

Suci, Rahayu Puji. Esensi Manajemen Strategi. Sidoarjo: Zifatama Publisher. 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2016.

Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2006.

Syamsuddin. Dasar-Dasar Teori Metode Penelitia Sosial. Jawa Timur: Wade Group.
2018.

Syukur, Iskandar. Kriteria Pemimpin Teladan dalam Islam (Analisis Kritis Terhadap
Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi SAW). Lampung: Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M). 2015.

Tambunan, Toman Sony. Pemimpin dan Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


2015.

Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. Jakarta: Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univ. Prof. Dr. Moestopo Beragama. 2016.

Usman, Husaini. Kepemimpinan Efektif: Teori, Penelitian, dan Praktik. Jakarta:


Bumi Aksara. 2019.
48

Wijaya, Candra, Perilaku Organisasi , Medan : Lembaga Peduli Pengembangan


Pendidikan Indonesia, 2017.
Wijono, Sutarto. Kepemimpinan Dalam Perpektif Organisasi. Jakarta: Prenamedia
Group. 2018.

Yunus, Eddy. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi. 2016.

Anda mungkin juga menyukai