I. PENDAHULAUAN
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kehidupan beragama yang sudah
teratur dalam kisah-kisah awal yang tercatat dalam Alkitab. Bentuk yang paling
mendekati bentuk kehidupan beribadah yang sudah teratur ialah keluarga. Sang ayah
bertindak sebagai imam dan memimpin ibadah kepada Allah. Contoh:
a. Adam (Kej.4:24-25)
b. Nuh (Kej. 6: 18)
c. Abraham (Kej. 12:1-3)
d. Ishak ( Kej. 26:2-5)
e. Yakub (Ke 28:13-15)
f. Ayub (Ayub 1:5)
Setelah suku-suku Israel diatur menjadi suatu bangsa di bawah pimpinan Musa,
terjadilah perubahan dalam kehidupan ibadah Israel. Kedua belas suku Israel ditata
mejadi satu kehidupan ibadah Israel. Kedua belas suku Israel ditata menjadi satu
bangsa bernegara, yaitu umat Allah (Kel. 19:6). Teokrasi ini meliputi seluruh
kehidupan umat tersebut di bidang politik, sosial, dan ibadah. Allah merupakan
pimpinan tertinggi; para imam, raja, dan nabi hanya merupakan pelaksana kehendak
Allah. Ikatan persekutuan ini adalah; sunat, hukum taurat, kemah suci, dan bait Allah
sebagai tempat ibadah.
Ketika Kristus datang dan ditolak oleh bangsa Israel, Allah mengesampingkan
Israel selama zaman ini dengan membangun gereja Yesus Kristus sebagai gantinya.
II. K0NSEP TENTANG GEREJA DALAM PERJANJIAN BARU.
Konsep gereja dan yang tidak dianggap gereja dalam Perjanjian Baru.
A. Gereja Bukan Kelanjutan Tatanan lama.
Sekalipun ada hubungan di antara orang-orang yang diselamatkan sepanjang
zaman (Yoh 10:16; Rom 11:16, 24; 1Pet 2:9), dan ada sekelompok orang di
dalam sejarah sepanjang zaman yang merupakan umat Allah. ( Matius 9:17).
1. Israel dan gereja dalam Alkitab tidak merupakan istilah yang searti. Paulus
membedakan antara orang Yahudi, orang Yunani, dan Jemaat atau gereja
(IKor 10:32).
2
2. Paulus berbicara tentang gereja sebagai manusia baru (Ef.2:15) band. Kolose
3:11) yang terdiri atas orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan yahudi
yang percaya.
3. Paulus, dalam Roma 11, membentangkan urutan tindakan-tindakan Allah bagi
Israel di masa depan.
4. Yakobus dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) menyiratkan bahwa
gereja mula-mula menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan yang berbeda
samasekali dan bukan kelanjutan dari Israel.
Kesimpulan.
Bahwa sekalipun gereja merupakan bagian dari Kerajaan Allah, gereja tidak
dapat disamakan dengan Kerajaan Allah. Gereja bahkan tidak dapat dianggap
sama persis dengan bentuk rahasia Kerajaan Allah, karena Kerajaan Allah
juga mempunyai kawasan yang lebih luas.
D. Gereja Bukan Satu Denominasi.
Kita sering berbicara mengenai bermacam-macam denominasi yang ada itu
sebagai gereja-gereja, tetapi pemakaian istilah “gereja” seperti itu tidak ada dalam
Alkitab. Beberapa denominasi menegaskan bahwa merekalah satu-satunya gereja
yang benar, tetapi kita harus selalu mengingat bahwa Firman Allah tidak
membenarkan perpecahan semacam itu (IKorintus 1:11-17). Memang ada banyak
denominasi, tetapi hanya ada satu Gereja sejati yang sifatnya universal. Semua
orang yang telah tertebus pada zaman ini adalah anggota dari tubuh rohani yang
satu ini.
III. Definisi tentang Gereja.
A. Istilah Gereja dan pemakaiannya.
Istilah “gereja” berasal dari bahasa Portugis “Igreya” dan bahasa Latin “Ecclesia”
yang berakar dari kata Yunani “ekklesia” Istilah ‘Church’ bhs. Ingris berasal dari
Yun ‘kuriakon’ yang adalah bentuk kata sifat netral dari “Kurios=Tuhan”, dan
berarti “ kepunyaan Tuhan/menjadi milik Allah.” Kata ini 2x dlm PB
( menunjukkan pada perjamuan Tuhan-yang adalah kepunyaan Tuhan/milik
Tuhan. 1Kor. 11:20; dan menunjukkan pada hari (milik )Tuhan wah 1:10
Kata “Ekklesia” dari bentuk kata kerja “ekkaleo”, yaitu terdiri atas dua kata “ek”-
“keluar dari” dan “kaleo”, -“memanggil” atau “memanggil keluar”, berarti
ekklesia adalah kumpulan orang- rakyat yang tidak tidak kehilangan hak sipilnya,
oleh suatu perintah panggilan dari negara-kerajaan- melalui seorang bintara,
dengan tujuan ikut membuat kebijakan kota, pernyataan perang dan damai,
perjanjian-perjanjian. Kumpulan sedemikian juga menetapkan pejabat-pejabat
militer dan mengatur kamp-kamp militer di luar kota, juga mempunyai tanggung
jawab tertinggi dalam pengaturan operasi-operasi militer. Tetapi yang paling
menarik adalah menyangkut dua hal yaitu; setiap pertemuan, rapat dimulai dengan
doa dan pengorbanan kepada allah mereka, dan yang kedua menyangkut hak
demokrasi yang benar, dimana tiap orang yang berkumpul mempunyai hal yang
sama dan kewajiban yang sama. Dalam Perjanjian Baru Ekklesia dimengerti lebih
4
1. Nama “Petrus” itu sendiri berarti “batu karang”. Tuhan Yesus sendiri
memberi julukan “Kefas” (bhs. Aram). Kepada Petrus juga berarti “batu
Karang”, sedangkan bhs Yun. Ialah “petrus”. Bdg. Ayat Mat5:14; Yoh
9:5.
2. Sejarah gereja menunjukkan bahwa Petrus dipakai oleh Tuhan untuk
mendirikan gereja. Petrus membuka Injil bagi orang Yahudi Kis 2:14-
41; orang Samaria Kis. 8:14-17; orang bukan Yahudi (Kis. 10:24-48).
3. Kristus memakai bentuk maskulin ketika berbicara mengenai dasar
gereja. Kenyataan ini telah membuat beberapa ahli beranggapan bahwa
batu karang yang merupakan dasar gereja dan Petrus tidak mungkin
sama. Namun, dari segi bahasa hal ini perlu dilakukan karena bentuk
feminin dari batu karang menunjukkan kepada lapisan tanah yang keras
atau batu yang besar, sedangkan ketika memberi nama kepada seorang
laki-laki, Kristus mau tidak harus memakai bentuk maskulin.
4. Para rasul disebut sebagai dasar gereja (Ef. 2:20) dengan Yesus sendiri
sebagai batu penjurunya. Berdasar keempat alasan ini kami
menyimpulkan bahwa “batu karang” yang di atasnya Krisus dan
membangun Jemaat-Nya menunjuk kepada Petrus sebagai pemimpin dan
wakil para rasul.
Bagaimanapun pendapat yang dianut tentang masalah arti batu
karang ini, tiga hal sudah sangat jelas; (1) Kristus sedang mendirikan
gereja-Nya, (2) Ia mamakai orang-orang dalam melaksanakan hal
tersebut, dan (3) orang-orang yang dipakai ini harus mengakui ke-
Allahan Yesus Kristus. Bdg. Mat 16:19; 18:18; Yoh 20:23 dan rupanya
kekuasan itu deklaratif seperti yang diberikan Tuhan kepada Yeremia
(Yer 1:10).
C. Atribut-Atribut dari Gereja.
Menurut Protestan, atribut-atribut Gereja mula-mula ditujukan bagi Gereja
sebagai organisme yang tidak nampak dan hanya secara sekunder
menyebutnya Gereja sebagai institusi eksternal.
Roma Katolik menyebut atribut-atribut itu sebagai organisasi hirarkis.
Protestan menyebutkan tentang tiga atribut tetapi Roma Katolik
menambahkan satu atribut lagi.
1. Kesatuan Gereja.
7
kepada orang, membuat air menjadi anggur yang terbaik Yoh 2: 11, Jadi
orang kristen harus menjadikan semua perbuatan baik itu sebagai saranan
untuk berbuat besaksi bagi Kristus. (Iman tanpa perbuatan mati).