Anda di halaman 1dari 14

1

AJARAN TENTANG GEREJA


(Pdt. Marso Libut, S.Th,MA)

I. PENDAHULAUAN
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kehidupan beragama yang sudah
teratur dalam kisah-kisah awal yang tercatat dalam Alkitab. Bentuk yang paling
mendekati bentuk kehidupan beribadah yang sudah teratur ialah keluarga. Sang ayah
bertindak sebagai imam dan memimpin ibadah kepada Allah. Contoh:
a. Adam (Kej.4:24-25)
b. Nuh (Kej. 6: 18)
c. Abraham (Kej. 12:1-3)
d. Ishak ( Kej. 26:2-5)
e. Yakub (Ke 28:13-15)
f. Ayub (Ayub 1:5)
Setelah suku-suku Israel diatur menjadi suatu bangsa di bawah pimpinan Musa,
terjadilah perubahan dalam kehidupan ibadah Israel. Kedua belas suku Israel ditata
mejadi satu kehidupan ibadah Israel. Kedua belas suku Israel ditata menjadi satu
bangsa bernegara, yaitu umat Allah (Kel. 19:6). Teokrasi ini meliputi seluruh
kehidupan umat tersebut di bidang politik, sosial, dan ibadah. Allah merupakan
pimpinan tertinggi; para imam, raja, dan nabi hanya merupakan pelaksana kehendak
Allah. Ikatan persekutuan ini adalah; sunat, hukum taurat, kemah suci, dan bait Allah
sebagai tempat ibadah.
Ketika Kristus datang dan ditolak oleh bangsa Israel, Allah mengesampingkan
Israel selama zaman ini dengan membangun gereja Yesus Kristus sebagai gantinya.
II. K0NSEP TENTANG GEREJA DALAM PERJANJIAN BARU.
Konsep gereja dan yang tidak dianggap gereja dalam Perjanjian Baru.
A. Gereja Bukan Kelanjutan Tatanan lama.
Sekalipun ada hubungan di antara orang-orang yang diselamatkan sepanjang
zaman (Yoh 10:16; Rom 11:16, 24; 1Pet 2:9), dan ada sekelompok orang di
dalam sejarah sepanjang zaman yang merupakan umat Allah. ( Matius 9:17).
1. Israel dan gereja dalam Alkitab tidak merupakan istilah yang searti. Paulus
membedakan antara orang Yahudi, orang Yunani, dan Jemaat atau gereja
(IKor 10:32).
2

2. Paulus berbicara tentang gereja sebagai manusia baru (Ef.2:15) band. Kolose
3:11) yang terdiri atas orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan yahudi
yang percaya.
3. Paulus, dalam Roma 11, membentangkan urutan tindakan-tindakan Allah bagi
Israel di masa depan.
4. Yakobus dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) menyiratkan bahwa
gereja mula-mula menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan yang berbeda
samasekali dan bukan kelanjutan dari Israel.

B. Gereja Bukan Kelanjutan Sinagoge.


Memang diakui bahwa antara gereja dengan Sinagoge terdapat banya persamaan
yang mencolok, tetapi perbedaan antara keduanya juga tidak kalaih mencolok.
Yesus mengatakan, Aku akan mendirikan jemaat (gereja–Ku) (Mat 16:18).
Pernyataan ini tidak merujuk kepada sinagoge karena sinagoge sudah ada pada
waktu itu. Ketiaka para Rasul berkotbah di dalam sinagoge, pesan yang mereka
sampaikan itu bersifat penginjilan serta mengajak orang-orang bertobat dan
percaya kepada Yesus Kristus. Menurut bukti-bukti yang terdapat dalam
perjanjian Baru, sekolompok anggota sinagoge yang bertobat membentuk sebuah
jamaat lokal yang terlepas dari sinagoge. Selanjutnya, ketiaka gereja mulai
berdiri, orang-orang beriman mula-mula berkumpul di kawasan bait Allah dan
bukan di Sinagoge.
C. Gereja Tidak Berbatasan Dengan Interregnum (Masa peralihan)
1. Interregnum bermula dan berakhir pada titik-titik sejarah yang berbeda
dengan awal gereja dan keangkatannya untuk berjumpa dengan Kristus ketika
Ia datang di antara manusia.
2. Interregnum mulai ketika Tuhan Yesus ditolak oleh umat-Nya sendiri, dan
pada saat Ia mulai menyatakan maksud dan rencana Allah bagi masa yang
akan datang. (Bd. Matius 13).
3. Masa Interregnum akan berakhir dengan kedatangan Tuhan Yesus dalam
kemulian untuk mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini (Wah 19; Mat
13:24-30, 36-43).
4. Akan tetapi gereja mulai pada hari Pentakosta, yaitu beberap waktu setelah
masa Interregnum sudah mulai, dan Keangkatan Gereja akan terjadi sebelum
masa kesengsaraan dan besar dan pemerintahan Kristus dalam seribu tahun.
3

Kesimpulan.
Bahwa sekalipun gereja merupakan bagian dari Kerajaan Allah, gereja tidak
dapat disamakan dengan Kerajaan Allah. Gereja bahkan tidak dapat dianggap
sama persis dengan bentuk rahasia Kerajaan Allah, karena Kerajaan Allah
juga mempunyai kawasan yang lebih luas.
D. Gereja Bukan Satu Denominasi.
Kita sering berbicara mengenai bermacam-macam denominasi yang ada itu
sebagai gereja-gereja, tetapi pemakaian istilah “gereja” seperti itu tidak ada dalam
Alkitab. Beberapa denominasi menegaskan bahwa merekalah satu-satunya gereja
yang benar, tetapi kita harus selalu mengingat bahwa Firman Allah tidak
membenarkan perpecahan semacam itu (IKorintus 1:11-17). Memang ada banyak
denominasi, tetapi hanya ada satu Gereja sejati yang sifatnya universal. Semua
orang yang telah tertebus pada zaman ini adalah anggota dari tubuh rohani yang
satu ini.
III. Definisi tentang Gereja.
A. Istilah Gereja dan pemakaiannya.
Istilah “gereja” berasal dari bahasa Portugis “Igreya” dan bahasa Latin “Ecclesia”
yang berakar dari kata Yunani “ekklesia” Istilah ‘Church’ bhs. Ingris berasal dari
Yun ‘kuriakon’ yang adalah bentuk kata sifat netral dari “Kurios=Tuhan”, dan
berarti “ kepunyaan Tuhan/menjadi milik Allah.” Kata ini 2x dlm PB
( menunjukkan pada perjamuan Tuhan-yang adalah kepunyaan Tuhan/milik
Tuhan. 1Kor. 11:20; dan menunjukkan pada hari (milik )Tuhan wah 1:10
Kata “Ekklesia” dari bentuk kata kerja “ekkaleo”, yaitu terdiri atas dua kata “ek”-
“keluar dari” dan “kaleo”, -“memanggil” atau “memanggil keluar”, berarti
ekklesia adalah kumpulan orang- rakyat yang tidak tidak kehilangan hak sipilnya,
oleh suatu perintah panggilan dari negara-kerajaan- melalui seorang bintara,
dengan tujuan ikut membuat kebijakan kota, pernyataan perang dan damai,
perjanjian-perjanjian. Kumpulan sedemikian juga menetapkan pejabat-pejabat
militer dan mengatur kamp-kamp militer di luar kota, juga mempunyai tanggung
jawab tertinggi dalam pengaturan operasi-operasi militer. Tetapi yang paling
menarik adalah menyangkut dua hal yaitu; setiap pertemuan, rapat dimulai dengan
doa dan pengorbanan kepada allah mereka, dan yang kedua menyangkut hak
demokrasi yang benar, dimana tiap orang yang berkumpul mempunyai hal yang
sama dan kewajiban yang sama. Dalam Perjanjian Baru Ekklesia dimengerti lebih
4

dahulu paham kultis/umum, sebelum aspek diakonis. Maka dalam perkembangan


dipakai dalam pengertian Gereja Universal yaitu:
a. Gereja yang universal berarti gereja terdiri atas semua orang, yang
zaman ini, telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah dan Roh yang sama
itu telah dibaptiskan menjadi anggota tubuh Kristus. (I Kor 12:13; IPet
1:3,22-25) Kristus adalah kepala gereja (Ef. 1:22; 5:23; Kolose 1:18)
Dalam Perjanjian Baru telah memberi makna rohani sehingga “gereja=
ekklesia , bh. Yunani” – muncul lebih dari seratus dalam PB- berarti
sekelompok orang yang telah dipanggil keluar dari ‘dunia’ dan dari hal-
hal yang berdosa. Ekklesia hanya dipakai untuk menunjuk kepada
kelompok yang keluar dari dalam gelap menuju kepada Terang (Kis. 19:
32, 39, 40)
Kesimpulan:
Gereja berarti sekelompok orang yang telah dipanggil keluar dari
dunia yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah dan dibaptiskan
menjadi anggota tubuh Kristus sehingga menjadi milik Allah.
b. Gereja yang Lokal. Dalam arti yang lokal istilah “gereja” dipakai untuk
merujuk kepada sekelompok orang-orang percaya yang berkumpul disatu
tempat.
1. Adanya gereja (jemaat) di Yerusalem Kis. 8:1; 11:22
2. Gereja di (Jemaat)Efesus Kis. 20:17
3. Gereja di (Jemaat) Kengkrea (Rom 16:1
4. Gereja di (Jemaat)Korintus (1Kor 1:2, II Kor 1:1)
5. Gereja di (Jemaat) Laodikia (Kol. 4:16)
6. Gereja di Jemaat) Tesalonika (1Tes 1:1; II Tes 1:1)
7. Gereja di (Jemaat)/Gereja di Galetia (Gal. 1:2)
8. Gereja di (Jemaat) di Yudea (ITes 2:14).

B. Berbagai Definisi tentang Gereja.


Gereja dapat didefinisikan dari beberapa sudut pandangan.
1. Dari sudut Pandangan Pemilihan. Gereja adalah persekutuan orang-orang
pilihan. Atau coetus electorum. Pemilihan mencakup semua yang merupakan
5

anggota tubuh Kristus, tanpa memandang hubungan mereka sekarang dengan


gereja.
2. Dari sudut pandangan Panggilan yang efektif. Gereja adalah sebagai
persatuan orang-orang pilihan yang dipanggil oleh Roh Allah, sebagai tubuh
dari mereka yang dipanggil secara efektif. Atau gereja adalah persekutuan
orang-orang beriman atau orang-orang percaya.
3. Dari sudut Pandangan Baptisan dan Pengakuan. Gereja adalah persekutuan
dari mereka yang telah dipabtis dan mengakui pengakuan iman yang benar;
atau sebagai persekutuan semua orang yang mengakui agama yang benar-
bersama-sama dengan anak-anak mereka. (definisi menifestasi eksternal).
4. Definisi Menurut John Calvin. “Sejumlah besar orang yang menyebar di
seluurh dunia, yang mengakui menyembah kepada satu Tuhan di dalam
Kristus; disatukan dalam iman ini melalui baptisan; mengakui kesatuan
mereka dalam doktrin dan kebaikan melalui Perjamuan Kudus; percaya
kepada Firman Tuhan, dan untuk pemberitaan Firman itu mereka melakukan
pelayanan yang ditunjuk oleh Tuhan”
VI. DASAR BERDIRINYA GEREJA.
Yesus berkata kepada Petrus, ”Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau
adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-
Ku” Matius 16:18.
A. Para ahli berbeda pendapat menganai apa atau siapa “batu karang” ini.
1. Istilah “batu karang” menunjuk kepada Petrus. Kristus merupakan dasar
dan pendiri gereja, tetapi Petrus merupakan tokoh yang ditugaskan
Kristus untuk mendirikan gereja itu.
2. Istilah “batu karang” menunjukkan kepada para rasul yang diwakili oleh
Petrus.
3. Istilah “batu karang” menunjukkan kepada Kristus sebagai batu karang
itu.( Mat 7:24-27; rom 9:33; I kor 10:4 I Pet 2:8)
4. Istilah “batu Karang” itu menunjukkan kepada pengkuan Petrus akan
keallahan Yesus Kristus. Jadi , menurut pendapat ini gereja Perjanjian
Baru dibangun atas pengakuan bahwa Yesus adalah Kristus.
B. Pendapat yang mengatakan bahwa batu karang itu menunjukkan
kepada Petrus nampaknya mendapatkan dukungan yang kuat. Beberapa
alasan dapat dikemukakan:
6

1. Nama “Petrus” itu sendiri berarti “batu karang”. Tuhan Yesus sendiri
memberi julukan “Kefas” (bhs. Aram). Kepada Petrus juga berarti “batu
Karang”, sedangkan bhs Yun. Ialah “petrus”. Bdg. Ayat Mat5:14; Yoh
9:5.
2. Sejarah gereja menunjukkan bahwa Petrus dipakai oleh Tuhan untuk
mendirikan gereja. Petrus membuka Injil bagi orang Yahudi Kis 2:14-
41; orang Samaria Kis. 8:14-17; orang bukan Yahudi (Kis. 10:24-48).
3. Kristus memakai bentuk maskulin ketika berbicara mengenai dasar
gereja. Kenyataan ini telah membuat beberapa ahli beranggapan bahwa
batu karang yang merupakan dasar gereja dan Petrus tidak mungkin
sama. Namun, dari segi bahasa hal ini perlu dilakukan karena bentuk
feminin dari batu karang menunjukkan kepada lapisan tanah yang keras
atau batu yang besar, sedangkan ketika memberi nama kepada seorang
laki-laki, Kristus mau tidak harus memakai bentuk maskulin.
4. Para rasul disebut sebagai dasar gereja (Ef. 2:20) dengan Yesus sendiri
sebagai batu penjurunya. Berdasar keempat alasan ini kami
menyimpulkan bahwa “batu karang” yang di atasnya Krisus dan
membangun Jemaat-Nya menunjuk kepada Petrus sebagai pemimpin dan
wakil para rasul.
Bagaimanapun pendapat yang dianut tentang masalah arti batu
karang ini, tiga hal sudah sangat jelas; (1) Kristus sedang mendirikan
gereja-Nya, (2) Ia mamakai orang-orang dalam melaksanakan hal
tersebut, dan (3) orang-orang yang dipakai ini harus mengakui ke-
Allahan Yesus Kristus. Bdg. Mat 16:19; 18:18; Yoh 20:23 dan rupanya
kekuasan itu deklaratif seperti yang diberikan Tuhan kepada Yeremia
(Yer 1:10).
C. Atribut-Atribut dari Gereja.
Menurut Protestan, atribut-atribut Gereja mula-mula ditujukan bagi Gereja
sebagai organisme yang tidak nampak dan hanya secara sekunder
menyebutnya Gereja sebagai institusi eksternal.
Roma Katolik menyebut atribut-atribut itu sebagai organisasi hirarkis.
Protestan menyebutkan tentang tiga atribut tetapi Roma Katolik
menambahkan satu atribut lagi.
1. Kesatuan Gereja.
7

a. Konsep Roma Katolik. Hanya melihat ecclesia secara hirarkis


sebagai gereja. Kesatuan gereja ini menyatakan dirinya sendiri
dalam satu organisasi seluruh dunia, yang mencakup juga Gereja
segala bangsa. Titik pusatnya yang sesungguhnya tidak ditemukan
dalam diri orang percaya tetapi dalam hirarki dengan lingkaran
konsentrisnya. Mua-mula ada satu lingkaran yang sangat luas dari
pejabat gereja yang lebih rendah, para imam, dan pejabat-pejabat
fungsional lain; lalu ada lingkaran yang lebih kecil yang terdiri dari
para uskup; lalu ada lingkaran lebih kecil lagi yang terdiri dari uskup
kepala; dan akhirnya lingkaran yang lebih kecil terbatas terdiri dari
para kardinal; lalu keseluruhan piramida ini memiliki Paus sebagai
puncaknya. Paus adalah kepala gereja yang nampak dari seluruh
organisasi ini, yang memiliki kuasa mutlak semua yang ada
dibawah dirinya.
b. Konsep Protestan. Menekankan bahwa kesatuan gereja bukanlah
semata-mata merupakan sasuatu yang eksternal, tetapi pada
memiliki karakter internal dan spiritual. Karakter ini merupakan
kesatuan mistis dari tubuh Kristus, dimana anggotanya adalah semua
orang percaya. Tubuh ini diatur oleh satu kepala yaitu Yesus
Kristus, yang adalah Raja Gereja/kepala gereja, dan dihidupkan
oleh satu Roh, yaitu Roh Kristus. Kesatuan ini juga berarti bahwa
semua yang merupakan milik Gereja juga mempunyai iman yang
sama, yang dilekatkan atau sama lain oleh ikatan kasih, dan sama-
sama memiliki pandangan kemuliaan di masa datang. Kesatuan
batiniah ini juga berusaha mencapai penyataan ke luar dalam
pengakuan dan tingkah laku hidup Kristiani dari semua orang
percaya, bersama-sama beribadah kepada satu Allah di dalam
Kristus, dan bersama-sama mengambil bagian dalam sakramen.
2. Kesucian Gereja.
a. Konsep Roma Katolik. Kesucian Gereja pertama-tama juga
ditekankan pada sifat eksternalnya. Kesucian yang dimaksudkan
bukanlah kesucian dari anggota-angota- Gereja melalui karya
penyucian dari Roh Kudus, tetapi sebagai kesucian seremonial yang
nampak yang dijadikan latar depan. Menurut Father Devine; “ Gereja
8

itu kudus pertama-tama dalam “dogma, pandangan moral, ibadah,


disiplinya” di mana “semua itu murni dan bebas dari kesalahan, dan
semua itu dapat menyingkirkan kejahatan dan kefasikan, dan
menghasilkan kebaikan yang paling diagungkan. Father Deharbe:
bahwa gereja juga kudus sebagai “di dalam gereja setiap waktu selalu
ada orang-orang suci yang kesuciannya diteguhkan oleh Allah melalui
mujizat-mujizat dan anugerah yang luar biasa”.
b. Konsep Protestan. Bahwa Gereja mutlak suci dalam pengertian
obyektif, yaitu Gereja yang dimengerti berada dalam Yesus Kristus.
Berkenaan dengan kebenaran Kristus sebagai pengantara, maka Gereja
disebut kudus di hadapan allah. Dalam pengertian yang relatif mereka
juga menganggap Gereja kudus secara subyektf, yaitu kudus dalam
prinsip-prinsip batiniah dari kehidupan dan ditetapkan untuk
mendapatkan kesucian yang sempurna. Dengan demikian Gereja dapat
disebut persekutuan orang kudus. Kesucian itu pertama-tama
merupakan kesucian dari manusia batiniah, tetapi kesucian itu juga
dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kesucian
secara sekunder juga merupakan atribut dari Gereja yang nampak.
3. Gereja Yang Umum (gereja yang Am).
a. Konsep Roma Katolik. Bahwa konsep ini dimulai dari gereja
Katolik. Hanya Gereja Katolik yang dapat disebut umum, karena
menyangkut sebagai organisasi yang nampak. Gereja mengklaim hak
untuk dilihat sebagi satu-satunya Gereja umum (katolik) karena
Gereja roma Katolik tersebar di seluruh dunia dan menyesuaikan diri
di semua negara dan dalam semua bentuk pemerintahan; sebagai
Gereja ada sejak semula dan selalu memiliki anak-anak yang taat,
sedangkan sekte-sekte selalu datang dan pergi. Karena gereja
memiliki kepenuhan kebenaran dan anugerah, maka Gereja
ditentukan untuk menyebar di antara manusia. Dan kerena Gereja
mempunyai anggota yang jauh lebih banyak dipada semua sekte
digabung menjadi satu.
b. Konsep Protestan. Gereja Protestan memakai atribut ini merujuk
kepada gereja yang tidak nampak. Protestan menekankan bahwa
Gereja yang tidak nampak adalah mula-mula merupakan Gereja yang
9

umum, sebagai Gereja ini mencakup semua orang percaya di atas


bumi pada setiap waktu tanpa terkecuali; juga kerena Gereja ini
memilik anggota-angota dari segala bangsa di dunia yang telah
menerima barita injil; juga karena Gereja ini memilik suatu pengaruh
yang mengatur keseluruhan diri menusia dalam segala tingkatan.
Kedua. Protestan juga menyebutkan atribut umum ini kepada Gereja
yang nampak.
IV. Panggilan Gereja di Dunia ini:
A. Memahami tujuan Doa Kristus Yohanes 17:
Maksud Tuhan Yesus dengan Gereja-Nya digambarkan didalam kata-kata
doa-Nya yang tercantum dalam Yohanes 17: yang dapat dikelompokkan
dalam pokok-pokok sebagai berikut:
1. Kemulian kata Yun “doxa” dalam pengertian Yunani
dihubungkan dengan reputasi, nama baik, yang diterjemahkan
dalam istilah kegerejaan, berarti sejauh mana kemulian-Nya
menjadi nyata di dalam Gereja, atau sejauh mana karya Allah
dirasakan dalam gereja. Dan sebaliknya sejauh mana gereja
mewujudkan reputasi, nama baik dalam mengimplementasikan
karya-karya agung Kristus dalam penderitaan, kematian,
kebangkitan dan kenaikan-Nya kesorga dalam kehidupan gereja
masa kini.
2. Kewajiban untuk taat terhadap Firman Allah. Firman Allah
adalah kebenaran, dan gereja harus hidup dalam kebenaran/
Firman. Gereja perlu mendengarkan dengan serius kepada
Firman Allah dalam hal apa saja. Firman Allah adalah landasan
hidup gereja yang kuat dalam segala aspek.
3. Berkaitan dengan kepenuhan sukacita ilahi/kesukaan ilahi.
Bahwa Kristus merindukan agar kesukan-Nya memenuhi hati
para murid-Nya. Walaupun para murid berada ditengah-tangah
pergumulan dan penderitaan serta dibenci oleh dunia ini. Dalam
tujuan ini dunia akan percaya bahwa Yesus Kristus Juruselamat
dunia.
4. Keesaan dalam kasih Allah, Yesus menghendakinya
sebagaimana hal itu dalam hubungan-Nya dengan Allah.
10

Hubungan Yesus dengan Allah berdampak positif juga dalam


hubungan dengan sesama gereja untuk menyatakan Kristus
sebagai korban penghapus dosa manusia seisi dunia ini.
B. Tiga aspek panggilan Pelayanan gereja untuk dunia ini.
1. Pelayanan Diakonia (Kis. 6: 1-7)
a. Pelayanan diakonia, bukan hanya secara teoritis, malainkan dalam bentuk
pratiknya.
b. Pelayanan diakonia ialah memperhatikan kekurangan-kekurangan anggota-
anggota dan membantu mereka. (Mat 25:1-46)
c. Memperhatikan kehidupan jemaat secara jasmani orang miskin, yatim piatu,
janda, dan duda.
d. Membangun lembaga-lembaga social, pendidikan, panti asuhan, rumah sakit.
e. Menjadi advokasi dalam membela kebenaran untuk jemaat yang dalam
kesulitan hukum.
f. Menjadi LSM Kristen yang menyumbangkan bantuan orang yang tidak
berdaya, dalam persoalan bencana alam, membuat lembaga latihan
ketrampilan, yang berkaitan langsung dengan hajat kehidupan kebutuhan
pokok.
2. Pelayanan sebagai Persekutuan (Koinonia) Yohanes 17: 1-26; Kis 2:41-44
a. Manusia yang diselamatkan oleh Kristus yang kita layani dalam pelayanan,
ialah anggota jemaat dari jemaat Yesus Kristus.
b. Dalam jemat sebagai tubuh Kristus, beroleh persekutuan dengan Kristus dan
dengan anggota jemaat yang lain
c. Dalam persekutuan itu ialah bagian keselamatan (shalom)
d. Oleh semua anggota jemaat untuk semua anggota jemaat.
e. Lahirlah lembaga-lembaga asiosiasi, gerakan yang sifatnya Oikomine
3. Pelayanan sebagai Pemberitaan Firman Tuhan/Bersaksi ( Marturia). (Matius
28:19-20; Markus 16:15); Kis 1:8)
a. Dasar pemberitaan Injil adalah Kasih
b. Jangkauan Injil seluruh dunia
c. Injil untuk segala suku bangsa
d. Melahirkan gerakan misionaris sedunia.
Tugas Gereja adalah menyangkut seluruh aspek dari pelayanan
kegerejaan yang mana dalam pelaksanaan secara holistik dan menyeluruh
melalui pelibatan semua anggota gereja dalam mengoptimalkan karunia-karunia
serta panggilan pelayanan dalam bidang-bidang dan unit-unit kegiatan, sebagai
11

pengejawantahan iman yang konkrit dalam kehidupan sehari-hari. Pelibatan ini


membuktikan anggota jemaat sudah dewasa, bertumbuh, dan menghasilkan buah
kebenaran bagi dunia sekitarnya.
C. Misi Gereja dunia ini.
Dalam merencankan program-program gereja lokal, pertanyaan utama yang
harus kita tanyakan ilah, apakah visi dan misi Gereja? Dengan kata lain,
apakah yan seharusnya dilakukan oleh gereja? Bagaimanakah bunyi mandat
Alkitabiah bagi gereja? Ada beberapa jawaban:
1. Memuliakan Allah
Tujuan utama hidup manusia (gereja) ialah memuliakan Allah. Alkitab
berkali-kali menunjukkan hal ini sebagai maksud utama gereja (Rom
15:6,9; Ef. 1: 5-6,12,14;18; Ef. 3:21; II Tes 1:12; I Petrus 4:11), dengan
melaksana tugas ini semua yang lain terlaksana. Bagaimanakah Allah
dimuliakan lewat gereja:
a. Kita memuliakan Allah dengan menyembah Dia (Yoh. 4:23,24; bdg
Fil 3:3; Wahy 22:9).
b. Kita memuliakan Allah melalui doa dan puji-pujian. Maz 50:23.
c. Kita memuliakan Allah dengan menjalani kehidupan yang saleh dan
berbuat bagi orang. (Yoh 15:8; I Petrus 2:9 bdg Titus 2:10)
2. Membangun dirinya.
Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan kepada gereja yaitu; Rasul-
rasul, nabi-babi, pemberita Injil, gembala-gembala, dan pengajar-
pengajar” untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah
mencapai kesatuan iman yang pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak yang diombang
ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh
berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam
segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala. Daripada-Nyalah
seluruh tubuh, - yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan
semua baginya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota-
menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. “
12

(Efesus 4:12-16) Jalaslah, ini berarti indoktrinasi para jemaat, supaya


mereka dapat menjadi dewasa dan sanggup berdiri tegak menghadapi
ajaran-ajaran sesat di sekitar mereka. Ini membangun tubuh Kristus
(Kol2:7)
3. Menyucikan dirinya.
Kristus mengorban kan diri-Nya untuk gereja “ untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-
Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi
supaya jemaat kudus dan tidak bercela” (Efesus 56-27)
4. Mendidik anggota-anggotanya.
Yesus juga telah memberikan Amanat Agung-Nya, yang berisikan
perintah bukan saja untuk menjadikan orang-orang murid dan
membaptiskan mereka, tetapi setelah itu juga mengajarkan mereka”
melakukan segala sesuatu” yang telah diperintahkan-Nya. (Mat 28:19-20).
Oleh karena itu gereja harus menjalankan program pendidikan, pelatihan
bagi anggota jemaatnya, baik muda dan maupun tua. Serta mengajarkan
kebenaran Tuhan kepada jemaatnya. (Fil 4:8; bdg. II Tim 2:2)
5. Menginjili dunia.
Amanat menugaskan gereja untuk pergi ke seluruh dunia serta
menjadikan sekalian bangsa Murid Tuhan (Mat 28:19-20; Luk 24: 46-48;
Kis 1:8)
6. Bertindak selaku Kekuatan Penahan dan Penerang didalamnya.
Gereja menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-14); orang percaya
sangat perlu hadir ditengah orang berdosa untuk mengahadirkan anugerah
Allah dalam arti menahan hukuman Allah (Kej. 18:22-23), Orang percaya
berani menyatakan kebenaran dan kiadilan Allah (II Kor 5:19; Gal. 2:7 ; I
timotius 1:11; 13:15; Fil 2:16)
7. Memajukan segala sesuatu yang luhur.
Dari satu sisi gereja harus memisahkan diri dari ‘duniawi’ (II Kor. 6:14-
18), namun harus mendukung dan memajukan usah yang mendatangkan
kesejahteraan, sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan bagi masyarakat
luas dalam usaha “Diakonia”. Bdg Galatia 6:10. Tuhan Yesus berkeliling
sambil berbuat baik dan menyembuh banyak orang, memberi makan
13

kepada orang, membuat air menjadi anggur yang terbaik Yoh 2: 11, Jadi
orang kristen harus menjadikan semua perbuatan baik itu sebagai saranan
untuk berbuat besaksi bagi Kristus. (Iman tanpa perbuatan mati).

V. STRUKTUR PELAYANAN GEREJA.


Kristus menjadi pusat kehidupan iman Kristen pada abad pertama Masehi, dengan
melengkapi 12 murid untuk meneruskan pelayanan di dunia ini. Dan Murid
memuridkan generasi selanjutnya, yang dapat di kelompokkan sebagai berikut:
A. Masa Permulaan belum berbentuk (tahun 30-35 M)
1. Kristus Mempersiapkan 12 orang Murid.
a. Kristus mengadakan banyak mujizat- sehingga banyak orang bertobat.
b. Kristus memilih 12 murid dan mendidik mereka dengan metode mendengar,
melihat, merasakan, dan mempraktikkan ajaran yang diajarkan Yesus.
c. Kristus memberi Mandat Pemberitaan Firman Tuhan
d. Kristus melengkapi murid dengan kuasa Roh Kudus.
B. Orang Percaya Kristus mengorganisir diri dalam satu kelompok lokal.
1. Pelayan Pemberitaan Injil oleh 12 Murid. (tahun 35-70)
a. Murid-murid menerima Kuasa Roh Kudus memulai pelayanan di
Yerusalem
b. Pelayanan berkembang seluruh Yudia
c. Pelayanan berkembang daerah Samaria
d. Pelayanan berkembang ke seluruh dunia/ ujung Bumi
2. Gereja Lokal mulai terbentuk.
a. Jemaat Yerusalem
b. Jemaat Korintus
c. Jemaat Efesus
d. Jemaat smirna
e. Jemaat Galetia
f. Jemaat Antokhia
g. Jemaat dll,
3. Gereja Lokal dalam penindasan Kaisar Roma (tahun 35-300)
1) Kaisar Nero 54-68
14

2) Kaisar Decius 249-251


3) Kaisar Diocletianus 300-305 Campur tangan atas nama pemerintah Kaisar.
(org Kristen dipecat sebagai pegawai, tantara pecat, Gedung gereja
dirusak, Kitab suci di bakar, Uskup ditangkap)
4) Kaisar Konstantinus Agung 306-337 (Gereja dilindungi, dirangkul, gereja
Negara)
a. Orang Kristen dalam penindasan, gereja lokal dimusnahkan.
b. Orang Kristen hidup dalam penderitaan dengan kumunitas yang terbatas
pada keluarga, kerabat dan teman dalam penderitaan.
c. Secara organik gereja tidak berkembang namun secara iman orang
Kristen terus berkembang tanpa diorganisir secara parmanen.
d. Pemimpin Gereja banyak mati syaid, mempertahankan iman kepada
Kristus.
- Uskup clemen 96
- Yustinus martir (165) atau 167)
- Tertullianus (155-220)
- Cyprynus uskup kartago
- Ignatius uskup antiokhia-siria (110) mati syaid)
- Polikarpus uskup Smirna (asia kecil) 156 mati syaid
- Blandina seorang budak perempuan dari kota Lyon
(prancis)
4. Jabatan Gereja.
1. Murid-Murid
2. Rasul-Rasul
3. Uskup penganti dari Rasul
4. Pendeta Mulai abad 16 seiringnya gerakan Reformasi. (1545)
5. Utusan Misi protestan berkembang keseluruh dunia.
6. Gereja Pribumi terbentuk oleh Misionaris (Belanda, Jerman dan
Inggris,Kanda, Amerika dll)
7. Gereja dipimpin seorang Pribumi.

Anda mungkin juga menyukai