Anda di halaman 1dari 12

• Untuk menghadapi masalah-masalah yang menyangkut pelanggaran terhadap

demokrasi dan HAM, gereja dan orang Kristen harus mendidik warga gereja dan
anak-anaknya agar mereka menjadi sadar akan hak, tanggung jawab, dan
kewajiban mereka sebagai warga negara.
• Bersama-sama dengan orangorang beragama lain, orang Kristen harus bekerja
sama untuk membela orangorang yang kehilangan hak-haknya atau yang ditindas
karena dianggap berbeda dari orang lain.
• Tanggung jawab dalam membangun kesadaran demokrasi dan HAM bukan hanya
merupakan tugas pemerintah namun menjadi tugas gereja. Siapakah yang
dimaksudkan dengan “gereja” itu? Gereja tidak lain adalah orang-orangnya,
jemaat.
• Setiap anggota gereja, termasuk peserta didik sebagai seorang remaja Kristen,
harus ikut serta di dalam tugas ini.
• Kita semua perlu berjuang dalam pembebasan banyak orang Indonesia dari
keterkungkungan dan belenggu oleh berbagai hal seperti kemiskinan, konsep
tentang kedudukan laki-laki dan perempuan yang keliru, pemahaman yang keliru
tentang seks dan seksualitas, konsep tentang kebebasan beragama dan
berkeyakinan, dan lain-lain.
• Untuk melakukan semua tugas itu, gereja – kita semua – perlu bekerja sama
dengan orang-orang lain yang berbeda keyakinan namun memiliki kepedulian
yang sama. Kita sadar akan keterbatasan kita untuk melakukan semua tugas
tersebut sendirian.
• “Kesadaran orang Kristen atau gereja di bidang hak asasi manusia semakin
meningkat seiring dengan terjadinya peristiwa-peristiwa yang dianggap
merugikan mereka, mungkin maksudnya: peristiwa Situbondo, Ambon, Poso,
Ternate dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan hak asasi
manusia belum sepenuhnya dihayati. Sesuai dengan panggilan gereja sebagai
orang-orang yang sudah ditebus dan dimerdekakan, semestinya mereka menjadi
pelopor dan penggerak bagi penegakan hak asasi manusia dan demokrasi.”
• Beberapa pola partisipasi gereja dalam perjuangan demi keadilan dan kebenaran:
• 1. Gereja paham bahwa ia mempunyai tugas dan panggilan untuk bersaksi,
bersekutu dan melayani di dalam dunia. Namun, pelayanan gereja hanya terbatas
kepada hal-hal yang karitatif saja, tidak menggali ke akar persoalannya karena
berbagai alasan. Mungkin karena gereja tidak mengerti analisis sosial, atau gereja
takut melakukannya apabila di balik semua itu ada penguasa yang mau berbuat
apa saja untuk mempertahankan kedudukannya.
• 2. Gereja melakukan pelayanan rohani saja karena untuk pelayanan sosial
bukankah sudah ada Kementerian Sosial dan lembaga-lembaga swadaya
masyarakat? Penyebab utama dari pemikiran ini adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan yang jasmani, dengan tubuh manusia dan bukan jiwanya,
dianggap remeh, rendah, dan duniawi.
• 3. Gereja paham akan panggilannya untuk membela orang miskin dan tertindas,
tetapi khawatir karena jumlah orang Kristen sangat sedikit. Bagaimana kalau
nanti gereja dan orang Kristen ditindas?
• 4. Gereja terjebak pada praktik-praktik politik praktis. Ketika gereja aktif dalam
kegiatan membela rakyat miskin, gereja malah aktif mendukung partai politik
tertentu, berkampanye untuk calon-calon tertentu. Keadaan seperti ini bisa
berbahaya bagi gereja. Gereja bisa menutup mata ketika pihak yang didukungnya
melakukan hal-hal yang negatif, seperti korupsi, membohongi rakyat dengan
janji-janji kosong, atau bahkan merampas hak-hak rakyat baik secara halus
maupun terang-terangan
• Di kalangan gereja-gereja di dunia ada tokoh-tokoh yang tampil dan
memperjuangkan HAM, misalnya:
• 1. Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. dari Amerika Serikat,
• 2. Uskup Desmond Tutu dari Afrika Selatan,
• 3. Kim Dae Jung dari Korea Selatan yang pernah menjabat presiden.
• 4. Dari Indonesia ada Dr. Yap Thiam Hien, Pdt. Rinaldy Damanik dari Poso,
Sulawesi Tengah, Ibu Yosepha Alomang atau Mama Yosepha, dari Papua, Ibu Ade
Sitompul dari Jakarta, Pdt. Solagratia Lummy, Dr. Mokhtar Pakpahan yang
memperjuangkan hak-hak buruh/pekerja di Indonesia.
• Gereja, Politik, dan Demokrasi
• Politik memiliki pengaruh penting dalam perkembangan demokrasi. Demokrasi
tidak berjalan baik apabila tidak ditunjang oleh terbangunnya politik yang sesuai
dengan prinsip-prinsip demokrasi.
• Disini gereja memiliki kepentingan sebagai kontrol terhadap perwujudan politik
dan demokrasi yang menjamin terpenuhinya hak warga masyarakat sebagai
manusia yang memiliki martabat.
• Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefi nisikan politik sebagai proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat, antara lain
berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
• Menurut Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama. Adapun demokrasi adalah bentuk pemerintahan
di mana pemerintahan dilakukan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Artinya, suara dan kepentingan rakyat menjadi tujuan utama dari kekuasaan atau
pemerintahan.
• Politik adalah pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan bangsa. Hal
terpenting adalah kesejahteraan masyarakat bukan pengelola negara.
• Gereja harus menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara, hal ini
sejalan dengan ajaran Yesus di dalam Alkitab.
• Gereja bukan anti pluralistik dan mendukung kebebasan warganya berpolitik.
Implikasi peran gereja secara nyata bahwa gereja secara individual dapat menjadi
politikus, sedangkan gereja secara institusional tidak berpolitik praktis.
• Namun gereja tetap aktif menjalankan fungsi sosial kontrol melakukan “suara
kenabian” di tengah-tengah bangsa dan negara Indonesia.
• Sikap Yesus Menyangkut Politik dan Kekuasaan
• Meskipun Yesus tidak berbicara secara khusus mengenai politik dan kekuasaan,
namun sikapnya terhadap politik dan kekuasaan nyata melalui praktik kehidupan.
• Ketika kepada-Nya diajukan pertanyaan ini oleh orang-orang farisi: “Katakanlah
kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada
Kaisar atau tidak?” (Matius 22:17).
• Maka jawab Yesus: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”
(Matius 22:21).
• Ketika itu orang-orang Farisi ingin menjebak Yesus dengan mengajukan
pertanyaan tersebut kepada-Nya. Yesus pun menjawab bahwa mereka
memberikan kepada kaisar apa yang wajib mereka berikan kepada kaisar.
• Artinya, setiap orang harus mempunyai keprihatinan tertentu terhadap
kesejahteraan sosial-politik negaranya dan harus taat sebagai seorang warga
negara, sedangkan pemerintah harus melaksanakan suatu tanggung-jawab yang
berasal dari Allah.
• “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar” juga
berarti kesetiaan kepada Allah, karena Allah berkehendak agar kita menaruh
perhatian pada masyarakat.
• Pada gilirannya hal ini merupakan suatu pemenuhan sebagian dari tugas
mendasar kita, yaitu untuk memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak-Nya.
• Jadi, partisipasi orang beriman dalam politik tidak terlepas dari ketaatannya
kepada perintah Allah.
• Keterlibatan Lembaga Gereja dalam Pelaksanaan Demokrasi dan HAM:
• Memasukkan proses-proses politik ini dalam agenda pastoralnya, antara lain
dengan
• a). mendoakan proses Pemilu berjalan dengan baik, seturut kehendak Tuhan;
• b). mendampingi warga gereja dalam mempersiapkan diri menghadapi Pesta
Demokrasi ini;
• c). menyadarkan warga gereja tentang tanggung jawabnya sebagai warganegara
dalam ikut menentukan dan membangun masa depan bangsa yang lebih adil,
sejahtera dan berkeadaban; dan
• d). Meyakinkan mereka bahwa keikutsertaan mereka dalam Pemilu adalah
tindakan iman dan bukan hanya hak konstitusi;
• e). ikut serta mengawal proses demokrasi ini dan memastikan bahwa proses ini
berjalan baik, transparan dan damai
• Gereja juga perlu secara serius memotivasi warganya agar mampu bersikap kritis
terhadap penyalah-gunaan Gedung gereja, politik uang, maupun kepentingan
primordial atau sektarianisme yang bisa membawa perpecahan internal gereja
dan bahkan perpecahan dalam masyarakat.
• Hendaknya gedung gereja tidak dijadikan sebagai ajang kampanye demi
kepentingan aktor-aktor maupun partai-partai politik mana pun.
• Keterlibatan Jemaat Gereja dalam Pelaksanaan Demokrasi dan HAM:
• Ikut hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya
secara bertanggung jawab. Dengandemikian kita meminimalisasi kemungkinan
penyalahgunaan kertas suara oleh oknum-oknum yang tidakbertanggung jawab.
• Jangan golput! Kami mendorong seluruh warga jemaat untuk proaktif mencek
Daftar Pemilih Tetap dan memastikan namanya tercantum di sana.
• Jika hendak bepergian hendaknya mengurus Formulir A5 agardapat mencoblos di
daerah yang dituju. Diharapkan seluruh warga gereja dapat memastikan seluruh
anggota keluarga, teman kerja, asisten rumah tangga dan orang-orang di sekitar
lingkungannya yang telah memiliki hak pilihnamun tidak berada di tempat asal
pada waktu pemilihan agar segera mengurus Form A5 di kantor KPU
kabupaten/kota tempat yang dituju.
• Jika hendak berlibur pada hari pemilihan, kami sarankan untuk berangkat setelah
menyelesaikan pencoblosan di TPS.
• Ikut hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya
secara bertanggung jawab. Dengandemikian kita meminimalisasi kemungkinan
penyalahgunaan kertas suara oleh oknum-oknum yang tidakbertanggung jawab.
• Jangan golput! Kami mendorong seluruh warga jemaat untuk proaktif mencek
Daftar Pemilih Tetap dan memastikan namanya tercantum di sana.
• Jika hendak bepergian hendaknya mengurus Formulir A5 agardapat mencoblos di
daerah yang dituju. Diharapkan seluruh warga gereja dapat memastikan seluruh
anggota keluarga, teman kerja, asisten rumah tangga dan orang-orang di sekitar
lingkungannya yang telah memiliki hak pilihnamun tidak berada di tempat asal
pada waktu pemilihan agar segera mengurus Form A5 di kantor KPU
kabupaten/kota tempat yang dituju.
• Jika hendak berlibur pada hari pemilihan, kami sarankan untuk berangkat setelah
menyelesaikan pencoblosan di TPS.
DEMOKRASI DAN HAM

 Demokrasi dan HAM merupakan dua hal yang saling terkait satu dengan yang
lain. Sebuah negara demokrasi pasti akan menghargai HAM dan
mempraktikkannya dalam kehidupan bermasyarakat.
 Adapun pengertian dari demokrasi adalah pemerintahan yang bertumpu pada
rakyat; artinya pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
 Demokrasi pada mulanya dipraktikkan di Yunani melalui pemerintahan negara
kota. Dalam perkembangannya kemudian, ide dasar demokrasi diadopsi oleh
berbagai negara modern di dunia.
 Sistem ini dipandang lebih menjamin kepentingan rakyat banyak serta memberi
peluang
bagi terciptanya pemerintahan yang berkeadilan. Indonesia adalah salah satu
negara yang menganut sistem demokrasi, yaitu demokrasi Pancasila.
 Hak Asasi Manusia (HAM) adalah anugerah/pemberian Allah bagi setiap orang di
seluruh muka bumi.
 Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan, yang berlalu seumur hidup dan tidak dapat diganggu oleh siapapun.
 Hak asasi manusia merupakan hak dasar manusia yang bersifat individu dan
sosial. Bersifat individu karena diterapkan untuk diri sendiri, dan bersifat sosial
karena harus diterapkan juga dalam hubungan dan kehidupan dengan orang lain.
 Hak asasi manusia mengandung unsur universal sebab berlaku di seluruh dunia di
manapun manusia berada dan seluruh pemerintah di dunia berkewajiban
menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia.
 Alkitab tidak menggunakan istilah demokrasi dan HAM namun Alkitab menulis
tentang manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Allah yang bermartabat.
 Allah menciptakan manusia dan menganugerahinya kehidupan sebagai hak paling
mendasar yang diberikan Allah bagi manusia. Sebagai makhluk mulia ciptaan
Allah, manusia memiliki hak untuk diterima dan dihargai dimanapun ia hidup.
 Implikasi dari prinsip ini adalah semua manusia dari berbagai latar belakang
memiliki hak untuk diterima, dihargai dan menjalani kehidupan yang telah
dianugerahkan Allah baginya.
 Di dalam Alkitab kita tidak akan menjumpai praktik hak asasi manusia seperti
yang kita kenal sekarang. Namun, di situ kita dapat menemukan benih-benihnya,
seperti penghargaan terhadap kehidupan dan nyawa seseorang, dan perintah-
perintah agar manusia hidup saling memperlakukan sesamanya dengan baik.
 Meskipun Alkitab menulis tentang manusia yang dianugerahi kehidupan dan
berhak menjalani hidupnya, namun Alkitab juga menulis tentang terjadinya
pelanggaran HAM dan ketidakadilan terhadap manusia. Berbagai bagian Alkitab
menulis bagaimana manusia memperlakukan sesamanya secara tidak adil,
menindas, memeras, dan merampas hak mereka, dalam Yeremia 22:13-19.
 Yesaya 1:10-20, Amos 5:7-15, dan 1 Raja-Raja 21. Pada bagian lain dari Alkitab,
digambarkan
betapa indahnya masyarakat yang hidup bersama tanpa saling menyakiti,
Mazmur 133 berbicara tentang suatu masyarakat yang hidup rukun bagai
saudara.
 Masyarakat yang hidup rukun seperti ini tentu akan saling menghargai
sesamanya. Mereka tidak akan saling menekan, menindas, memeras, apalagi
menganiaya.

Demokrasi Indonesia
 Indonesia adalah negara demokrasi yang dikenal dengan negara demokrasi Pancasila.
Artinya, sistem demokrasi di Indonesia dilaksanakan berlandaskan Pancasila dan
dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.
 Nilai-nilai demokrasi Indonesia sesuai dengan kelima sila Pancasila, yang disusun dan
dijabarkan sebagai pengamalan Pancasila dalam proses kehidupan demokrasi.
 Demokrasi Pancasila mengedepankan ketakwaan/ketaatan seseorang kepada Tuhan
YME. Oleh karena itu negara menjamin kebebasan beragama bagi setiap pemeluk-
Nya.
 Sistem demokrasi adalah pemerintahan yang kedaulatannya penuh berada di tangan
rakyat, namun bukan kebebasan mutlak. Kebebasan setiap orang dibatasi oleh
kebebasan orang lain. Oleh karena itu keberadaan hukum sangat penting untuk
mengatur kehidupan demokrasi setiap hari.
 Sistem demokrasi Pancasila terbagi dalam dua masa/era, yaitu masa orde baru
( tahun 1966-tahun 1998) dan masa/era reformasi yang dimulai dari tahun 1998
hingga sekarang. Walau sama-sama sistem demokrasi Pancasila, namun keduanya
memiliki perbedaan ciri-ciri yang sangat mencolok.
 Dapat dikatakan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan perkembangan menuju
perbaikan sejak era reformasi dimulai tahun 1998, yang merupakan salah satu
tonggak sejarah di Indonesia. Dengan demikian, sistem demokrasi Pancasila yang
dilaksanakan di Indonesia saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem
demokrasi Pancasila yang dilaksanakan pada masa Orde Baru.
 Allah telah menempatkan manusia pada kedudukan yang sama dan sebagai gambar
dan rupa Allah. Sebagai remaja Kristen, salah satu landasan pelaksanaan demokrasi
adalah hidup takut akan Tuhan (Amsal 1:7). Dengan hidup takut (hormat, tunduk,
taat) akan Tuhan maka seorang remaja Kristen dapat memahami batas-batas
kebebasannya, sehingga ia akan mampu menghargai orang lain.
 Rasa takut (hormat, tunduk, taat) akan Tuhan merupakan prinsip Alkitab yang sejalan
dengan sila pertama Pancasila, bahkan sejalan dengan semua sila Pancasila yang
merupakan dasar sistem demokrasi di Indonesia.
 Seseorang yang hidup takut akan Tuhan akan mampu menempatkan dirinya dengan
baik di tengah masyarakat, baik itu masyarakat dalam skala kecil (keluarga, gereja,
sekolah) maupun masyarakat dalam skala besar (lingkungan tempat tinggal, dll).
 Jika kita bandingkan dengan Amos 5:21-24, maka Amsal 1:7 sangat tepat menjadi
landasan pelaksanaan demokrasi bagi orang Kristen, termasuk kalian para remaja
Kristen. Dalam kitab Amos tersebut, Allah mengingatkan umat pilihan-Nya (bangsa
Israel) bahwa Allah menolak ibadah umat-Nya jika mereka tidak hidup adil dan benar
di hadapan Allah dan sesama manusia.
 Peringatan ini berlaku juga bagi setiap kita di masa kini. Ibadah yang kita lakukan akan
menjadi sia-sia, persembahan yang kita berikan tidak akan bernilai jika kita tidak
hidup adil dan benar di hadapan Allah dan sesama.
 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai demokrasi Pancasila sejalan
dengan prinsip-prinsip Alkitab yang mengajarkan tentang hubungan manusia dengan
Allah dan hubungan manusia dengan sesamanya (Kel. 20: 1-20, Mat.22:37-39).
 Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua
manusia memiliki derajat dan martabat yang sama sebagai makhluk Tuhan. Dua
unsur penting yang tercakup dalam HAM adalah persamaan dan kebebasan.
Demikian pula dengan demokrasi
 Hak-hak asasi mencakup tiga hal:
 Hak warga negara, yang mencakup hak untuk hidup dan merasa aman, untuk
memilikiprivasi, untuk berkeluarga, hak milik pribadi, menyatakan pendapat dengan
bebas, memeluk dan melaksanakan agama/kepercayaan, dan berkumpul dengan
damai.
 Hak-hak politik, mencakup hak untuk berserikat, membentuk partai politik, ikut serta
memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, menduduki jabatan pemerintahan, dan
sebagainya.
 Hak-hak ekonomi dan sosial, mencakup hak untuk bebas dari kemiskinan, hak untuk
diterima dalam masyarakat dan bangsa-bangsa, dan hak untuk menentukan nasib
sendiri.
 Untuk mencapai demokrasi dan penghargaan terhadap HAM, seluruh pihak yang
terlibat harus sepakat bahwa keadilan harus ditegakkan dan kepedulian terhadap
sesama mewarnai keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.
 Sikap demokratis tidak tumbuh dengan sendirinya, namun harus dipupuk sejak
dini. Ini diawali dengan menumbuhkan sikap mengasihi sesama, tidak
menganggap diri lebih istimewa daripada orang lain.
 Sejak dini orang tua perlu menerapkan pola asuh yang demokratis, yaitu yang
memberi kesempatan kepada anak untuk menyuarakan pendapat mereka yang
mungkin saja berbeda dari pendapat orang.
 Penghargaan terhadap pendapat anak akan memupuk rasa percaya diri anak
yang berakibat pada munculnya rasa menghargai orang lain juga (Baumeister,
Campbell, Krueger, & Vohs, 2003).
 Harga demokrasi yang sesungguhnya adalah Pancasila, cita-cita mulia, dan harus
dilakukan dalam takut akan Tuhan.
 Untuk mencapai harga demokrasi yang sesungguhnya dibutuhkan sebuah usaha
besar dalam mengedukasi rakyat tentang makna perilaku demokrasi yang benar.
 Mengedukasi masyarakat tentang makna perilaku demokrasi yang benar adalah
tanggung jawab semua orang yang mampu memberikan pengaruh besar dalam
masyarakat.
 Adapun kegiatan edukasi tentang makna perilaku demokrasi dapat dimulai oleh
orangtua dalam keluarganya, yaitu dengan cara menerapkan pola asuh yang
demokratis.
 Dalam masyarakat lebih luas, guru, pemimpin agama, tokoh masyarakat, anggota
dewan, dll sangat besar tanggung jawabnya untuk berpartisipasi dalam mengedukasi
masyarakat tentang perilaku demokrasi.

 Kasih dalam konteks ini bukan hal memberi, melainkan dalam konteks Allah
menempatkan semua orang pada kedudukan dan derajat yang sama.
 Kasih tidak dibatasi oleh pendapat orang lain, tidak juga dibangun atas
persamaan.
 Barnabas dan Paulus melayani Yesus bersama-sama, namun ada satu titik di
mana mereka tidak sependapat/tidak mencapai mufakat saat mengatasi masalah
Yohanes Markus.
 Barnabas dan Paulus memilih untuk berpisah dan melayani Tuhan dengan patner
mereka yang baru, namun demikian mereka tetap terikat oleh kasih Allah.
 Nilai keadilan dan keterbukaan mengandung makna sederhana dalam perbuatan
dan sikap yang jujur, membangun rasa percaya dalam hubungan sosial
masyarakat, tidak diskriminatif, proporsional, memahami perilaku sesama dan
bersikap bijak.
 Sebuah kisah yang mencontohkan tentang penerapan nilai keadilan dalam
kehidupan bersama.
 Salomo dengan hikmat dari Tuhan membuat sebuah keputusan yang adil untuk
kedua rakyatnya yang sedang bertikai.
 Kebebasan berpendapat bukanlah kebebasan yang mutlak, sebab kebebasan
setiap orang dibatasi oleh kebebasan orang lain.
 Kebebasan yang bertanggung jawab dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab
yang tinggi.
 Bangsa Israel telah mendapatkan tanah Perjanjian (Kanaan), namun sayang
mereka hidup sesuai dengan cara hidup bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah, yang tinggal di sekitar mereka.
 Dalam pidato perpisahannya, Yosua mengumumkan pilihannya yaitu untuk tetap
hidup menyembah Allah bersama dengan seluruh anggota keluarganya.
 Harkat dan martabat manusia adalah sama karena mereka sama-sama diciptakan
oleh Allah, dan diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.
 Manusia wajib melaksanakan nilai demokrasi ini sebagai bentuk penghayatan
sepuluh hukum Allah yang oleh Tuhan Yesus Kristus telah diringkas menjadi dua
hukum kasih.
 Matius 22:37-40
 Setiap orang yang mengasihi Allah, maka mereka harus mengasihi sesamanya dan
menempatkan mereka pada posisi yang tepat.
 Yesus mengingatkan bahwa setiap orang harus mengasihi sesamanya seperti cara
mereka mengasihi diri mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai