Anda di halaman 1dari 9

INJEKSI INSULIN

A. PENGERTIAN
Suatu injeksi berupa hormon Insulin yang digunakan untuk menurunkan
kadar gula darah.

B. TUJUAN
1. Menurunkan kadar gula darah pada pasien dengan hiperglikemia.
2. Mengendalikan kadar gula darah pada pasien dengan DM.
3. Pengobatan rutin pada pasien dengan DM tipe 1.
4. Menurunkan kadar gula darah agar tidak terjadi keparahan suatu
penyakit seperti stroke dan cedera kepala.

C. MANFAAT
1. Mengatur Keseimbangan glukosa darah.
2. Meningkatkan metabolisme glukosa pada sel otot.
3. Meningkatkan penyimpanan glukosa di dalam hepar.
4. Meningkatkan penggunaan glukosa oleh sel-sel hepar.
5. Merangsang peningkatan penyerapan glukosa plasma oleh sel tubuh.
6. Mendorong terjadinya lipogenesis.
7. Berperan dalam pengangkutan asam amino ke dalam sel.
8. Pada saat tertentu, menghambat katabolisme protein.
9. Menghambat glukoneogenesis di dalam hati.
10. Membantu pengangkutan hasil lipogenesis dari hati ke dalam sel-sel
adposit.

D. INDIKASI
1. Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
2. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila
terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
3. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin
bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
4. Ketoasidosis diabetik.
5. Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
E. KONTRA INDIKASI
Gejala hipoglikemia

F. KOMPLIKASI
Kesalahan dosis dapat menyebabkan hipoglikemia yang dapat berakibat fatal.

G. JENIS-JENIS INSULIN
Ada berbagai jenis sediaan insulin eksogen yang tersedia, yang terutama
berbeda dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan
insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting Insulin): Disebut juga insulin
reguler. Yang termasuk di sini adalah insulin reguler (Crystal Zinc
Insulin/CZI). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk
asam dan netral. Preparat yang ada antara lain: Actrapid, Velosulin,
Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai
puncak setelah 1-3 jam dan efeknya dapat bertahan sampai 8 jam.
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting): Bentuknya terlihat keruh
karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat dengan menambahkan bahan
yang dapat memperlama kerja obat dengan cara memperlambat
penyerapan insulin ke dalam darah. Yang dipakai saat ini adalah Netral
Protamine Hegedorn (NPH), Monotard, Insulatard. Jenis ini awal kerjanya
adalah 1,5-2,5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4-15 jam dan efeknya
dapat bertahan sampai dengan 24 jam.
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat: Yaitu insulin yang
mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Insulin ini
mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam). Preparatnya: Mixtard
30/40.
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin): Merupakan campuran dari
insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan
sehingga efek yang dirasakan cukup lama, yaitu sekitar 24–36 jam.
Preparat: Protamine Zinc Insulin (PZI), Ultratard, Lantus.
Sediaan Insulin di Indonesia
Efek
Mulai Lama Kerja
Kelompok Nama Buatan Puncak
Efek (jam)
(jam)
Novo
Nordisk
Actrapid
(U-40 dab U-
Kerja 15-30
100) 2-4 6-8
Cepat menit
Eli Lily (U-
Humulin-R 100)

Novo
Nordisk
Insulatard
(U-40 dan U-
100)
Novo
Kerja
Monotard Nordisk 2-4 jam 4-12 18-24
Menengah
Human (U-40 dan U-
100)
Eli Lily (U-
Humulin-N 100)

Novo
Nordisk
Mixtard 30
(U-40 dan U-
Kerja
100) 60 menit 1-8 14-15
Campuran
Humulin-
Eli Lily (U-
30/70
100)

Kerja Sanofi Tanpa Tidak ada


Lantus 24
Panjang Aventis

H. LOKASI INJEKSI
Penyuntikan insulin dapat dilakukan di paha, perut, lengan atau bokong
secara bergantian untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyuntikan
seperti lipohipertropi atau lipoatropi, namun penyuntikan yang paling efektif
menurut penelitian adalah di abdomen.
Lokasi Injeksi Insulin

I. TEKNIK DAN CARA PENYUNTIKAN


Insulin pada umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit
(subkutan). Pada keadaan khusus diberikan intra muscular atau intravena
secara bolus atau drip. Penyuntikan dilakukan secara subkutan dalam. Dapat
menggunakan suntikan insulin, pen-injector atau subcutaneous insulin
infusion pump.

Teknik Mencubit Kulit pada Ijeksi Insulin Subkutan

J. DOSIS INSULIN
Dosis harian insulin sangat bervariasi antara individu satu dengan yang lain
dan dapat berubah setiap saat sehingga memerlukan evaluasi secara teratur.
Dosis insulin sangat tergantung oleh berbagai faktor antara lain umur, berat
badan, pubertas, durasi dan fase diabetes, tempat injeksi, asupan nutrisi, pola
latihan fisik, hasil pemantauan glukosa darah, dan ada tidaknya sakit.
Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberianya
lebih efisien dan tepat karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada
waktu itu. Gula darah diperiksa setiap 6 jam sekali selama 24 jam, setelah 4x
pemberian insulin maka jumlah insulin dibagi 3 dan didapatkan dosis insulin
harian pasien.

Dosis Pemberian Insulin Secara Sliding Scale


Misnadiarli, (2006) RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro
Gula Darah Sewaktu Dosis Insulin Gula Darah Sewaktu Dosis Insulin
< 60 mg% 0 Unit < 150 mg% 0 Unit
< 200mg% 5-8 Unit 151-200mg% 4 Unit
200-250mg% 10-12Unit 201-250mg% 8Unit
250-300mg% 15-16Unit 251-300mg% 12Unit
300-350mg% 20Unit 301-350mg% 16Unit
>350mg% 20-24Unit >351mg% 20Unit

K. PROSEDUR TINDAKAN
1. Alat dan Bahan
 Spuit insulin / insulin pen
 Vial insulin
 Kapas alkohol
 Sarung tangan

2. Tahap Pra Interaksi


 Melakukan verifikasi data dan program pengobatan pasien.
 Mencuci tangan.
 Mempersiapkan dan menempatkan alat di dekat pasien.

3. Tahap Orientasi
 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien.
 Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.

4. Tahap Kerja
a. Memakai sarung tangan.
b. Persiapkan insulin.
Pada vial insulin
 Megambil vial insulin dan tipe insulin yang sesuai dengan
kebutuhan.
 Ambil dosis yang diperlukan untuk pasien (berdasarkan daftar
obat pasien/instruksi medik).

Pada insulin pen


 Pemeriksa apakah Insulin pen berisi tipe insulin yang sesuai
dengan kebutuhan.
 Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
 Memasang cap insulin pen sehingga angka nol (0) terletak sejajar
dengan indikator dosis.
 Memegang insulin pen secara horisontal dan menggerakkan insulin
pen (bagian cap) sesuai dosis yang telah ditentukan sehingga
indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan
diberikan kepada pasien.
 Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa
”klik” yang dirasakan perawat saat memutar cap insulin pen
menandakan 2 unit insulin telah tersedia).

c. Memilih lokasi suntikan (paling efektif pada abdomen).


d. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol.
e. Mencubit kulit tempat area penyuntikan dengan tangan yang non
dominan.
f. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang domin
secara lembut dan perlahan.
g. Mencabut jarum dengan cepat dan penekanan pada area
penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.

5. Tahap Terminasi
 Buka sarung tangan.
 Membereskan alat-alat.
 Berpamitan dengan pasien.
 Mencuci tangan.
 Dokumentasi keperawatan.
L. DAFTAR TILIK
DAFTAR TILIK STÁNDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENYUNTIKAN INSULIN
NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1 2
A ALAT
1. Spuit insulin / insulin pen 5
2. Vial insulin
3. Kapas alkohol
4. Handscoen
B Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan 1
pasien. 1
2. Mencuci tangan.
1
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.
C Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan 1
terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien. 2
3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan 1
dilakukan.
D Tahap Kerja
1. Memakai sarung tangan. 2
2. Persiapkan insulin. 10

Pada vial insulin


 Megambil vial insulin dan tipe insulin yang
sesuai dengan kebutuhan.
 Ambil dosis yang diperlukan untuk pasien
(berdasarkan daftar obat pasien/instruksi
medik).

Pada insulin pen


 Pemeriksa apakah Insulin pen berisi tipe
insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
 Mengganti jarum pada insulin pen dengan
jarum yang baru.
NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1 2
 Memasang cap insulin pen sehingga angka
nol
(0) terletak sejajar dengan indikator dosis.
 Memegang insulin pen secara horisontal
dan menggerakkan insulin pen (bagian
cap) sesuai dosis yang telah ditentukan
sehingga indicator dosis sejajar dengan
jumlah dosis insulin yang akan diberikan
kepada pasien.
 Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14,
16, 18 unit (setiap rasa “klik” yang
dirasakan perawat saat memutar cap 5
insulin pen menandakan 2 unit insulin
telah tersedia). 4
3. Memilih lokasi suntikan (paling efektif pada
abdomen) 5
4. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas
alkohol.
3
5. Mencubit kulit tempat area penyuntikan
dengan tangan yang non dominan.
6. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan 3
tangan yang domin secara lembut dan
perlahan.
7. Mencabut jarum dengan cepat dan penekanan
pada area penyuntikan dengan menggunakan
kapas alkohol.
E Tahap Terminasi
1. Buka sarung tangan. 1
2. Membereskan alat-alat. 1
3. Berpamitan dengan pasien.
4. Mencuci tangan. 1
5. Dokumentasi keperawatan. 1
1
Total 50
Keterangan:
0: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan.
1: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan. 2: Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar.
M.DAFTAR PUSTAKA
Bantle, J.P., Neal, L., Frankamp, L.M., (1993). Effects of the Anatomical Region Used for
Insulin Injections on Glycemia in Type I Diabetes Subjects. Diabetes Case, 16(12):1592-7.
Bogee, Z. (2013). Memberikan Obat Insulin. Internet. Availabel:
http://www.scribd.com/doc/121326581/Insulin.
Czupryniak, L., Ruxer, J., Wolska, M.S., Kropiwnicka, A., Drzewoski, J., (2000). Effect of Time
Interval Between Insulin Injection and Meal Ingestion on Metabolic Control in Type 2
Diabetes Mellitus. Department of Metabolic Diseasesand Gastroenterology, Medical
University of Lodz, L.odz, Poland. Abstrak. Availabel:http://hinari-gw.who.int.
Frid, A.,&Linde, B. (1993). Clinically Important Differences in Insulin Absorption From
Abdomen in IDDM. Diabetes Research and Clinical Practice, 21 (2–3): 137-141.
Lebovitz, H. E. (2001). Insulin Resistance: Definition and Consequence. Exp Clin Endocrinol
Diabetes, 109(Suppl 2): S135-S148.
Medsafe. (2012). NovoRapidNovoMix Injection Presentation. New Zaeland Data Sheet. CASNo:
116094-23-6. Availabel:
http://www.medsafe.govt.nz/Profs/Datasheet/n/NovoRapidNovoMixinj. pdf.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus, Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenali Gejala Menanggulangi
Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Siatem Endokrin.
Jakarta. Salemba Medika.
Suyono, S., Waspadji, S., Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Semiardji, G., Edi, T.J., dkk.
(2011). Penatalaksanaan Penyakit Diabetes Melitus Terpadu. Edisi kedua. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai