STUDIUM GENERALE

Selasa, 8 Maret 2022

“Urgensi Keseatan Mental dan Penanganan Masalah Mental pada Mahasiswa di

Masa Pandemi Covid-19”

Dr. dr. Fidiansjah, Sp. Kj.

Di era globalisasi ini mendapatkan Triple burden: infeksi lama dan baru, infeksi ke degenerative,
fisik ke jiwa. Infeksi lama yang masih belum tuntas, seperti wabah polio, flu burung, flu babi, sampai
covid-19, dengan berbagai delta, juga omicron. Burden kedua adalah perubahan gaya hidup manusia,
penyakit degenerative pada orang tua seperti asam urat, gula darah, akibat pola hidup yang tidak dijaga.
Burden ketiga yaitu pergeseran penyakit fisik menjadi penyakit mental atau jiwa.

Dalam lagu nasional Indonesia raya disebutkan bahwa “Bangunlah Jiwanya” yaitu kesehatan
mental bangsa. Human capital index Indonesia peringkat 87 dari 157 negara. Kesehatan mental menjadi
pengarah dan penggerak fisik akan kemana ia pergi.

Bagaimana mata ini dipakai itulah fungsi jiwa. Bisa jadi fisik matanya sakit tetapi dipakai untuk
melihat yang baik-baik karena keadaan jiwanya baik. Namun ada juga yang memiliki fisik mata yang
sehat tetapi dipakai melihat yang tidak baik karena keadaan jiwanya tidak baik.

The Lancet (2007) “No Health without mental health”. Karena masalah kejiwaan tidak
diperhatikan, banyak masalah kejiwaan yang bermunculan walau ketika keadaan Negara sudah
berkembang. Adiksi intenet kepada anak kecil sama seperti reaksi terhadap psikotropika dan narkotika.

Cirri Jiwa/Mental Sehat:

1. Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya

2. Mampu menghadapi stress
3. Mampu bekerja produktif
4. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidupnya
5. Menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya
6. Merasa nyaman bersama dengan orang lain

Dalil stress Albaqarah 155-157. Orang yang baik kesehatan mentalnya yaitu orang-orang yang sabar,
ketika ditimpa musibah langsung bereaksi positif dan tidak sebaliknya. Skema stress, STRESS-> positif
(eustress)….

Kualitas tidur yang buruk menyebabkan ketidakstabilan emosi, percaya diri yang rendah.