Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AGAMA DAN FUNGSINYA DAN BERBAGAI SUDUT PANDANG ILMU


HAKIKAT MARTABAT DAN TANGGUN JAWAB MANUSIA
MORAL AKHLAK NILAI DAN NORMA DALAM KEHIDUPAN DILIHAT
DARI SUDUT PANDANG PENGERTIAN PERBEDAAN PERAN DAN
APLIKASI
KETERKAITAN ANTAR AGAMA IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN

DI SUSUN OLEH :
NAMA: RIFKI AJIZY
NIM: 202101067
KELAS: 1 A
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan saya karunia nikmat dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Akper Yatna Yuana Lebak.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
psikologi. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari.

Dengan tersusunnya makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini saya sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR ISI

HalamanJudul ………………………………………………………….i
KataPengantar ……………………………………………………..ii
BAB I. Pendahuluan
…………………………………………………………………….........1
BAB II. Isi
Bahasan ....................................................................................................................... 2
Manusia ...................................................................................................................... 3
A. HakikatManusia ................................................................................................... 4
B.MartabatManusia ......................................................................................................5
C.TanggungJawabManusia ......................................................................................... 6
D.Agama dan fungsinya................................................................................................7
E.Moral Ahklah nilai Dan Norma.................................................................................8
F.Keterkaitan Antar agama Iman dan Ilmu pengetahuan..............................................9
BAB III.
Penutup........................................................................................................................10
Kesimpulan ………………………………………………………………….............11
Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………. ..12

BAB1 PENDAHULUAN
AGAMA DAN FUNGSINYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Agama adalah suatu fenomena yang selalu hadir dalam sejarah umat manusia,
bahkan dapat dikatakan bahwa sejak manusia ada, fenomena agama telah hadir.
Walaupun demikian, tidaklah mudah untuk mendefinisikan apa itu agama. Mengapa
Pertama, karena pengalaman manusia tentang agama sangat bervariasi, mulai dengan
yang paling sederhana seperti dalam agama animisme/dinamisme sampai ke agama-
agama politeisme dan monoteisme. Kedua, selain begitu variatifnya pengalaman
manusia tentang agama, dan begitu variatifnya disiplin ilmu yang digunakan untuk
memahami fenomena agama.
Misalnya, agama bisa ditinjau dari sudut psikologi, antropologi, sosiologi,
ekonomi, bahkan teologi. Melalui bab ini, Anda diharapkan mencapai tiga tujuan
pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dicapai adalah: (i)
bersikap rendah hati dan bergantung kepada Tuhan yang diwujudkan antara lain
dalam ibadah yang teratur; (ii) menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain dalam
kepelbagaian agama, suku dan budaya; (iii) menjelaskan pengertian agama,
mengidentifikasi fungsi-fungsi agama dalam kehidupan manusia baik yang positif
maupun negatif, merumuskan pengertian agama dengan kata-kata sendiri, dan
menalar perbedaan fungsi agama yang positif dan negatif.
PENGERTIAN AGAMA DAN FUNGSI BERBAGAI SUDUT PANDANG
Cobalah Anda amati pengertian agama dari disiplin ilmu psikologi,
antropologi, sosiologi, dan teologi. Lihatlah buku psikologi, antropologi, sosiologi,
dan teologi yang mengulas tentang pengertian agama. Bandingkanlah masing-masing
definisi tersebut dan diskusikanlah dalam kelas! Fenomena agama merupakan
fenomena yang tak bisa dijelaskan secara tuntas dengan kategori ilmu pengetahuan
dan teknologi. Walaupun begitu, Arnold Toynbee, seorang ahli sejarah ternama,
mengatakan bahwa:
Jadi menurut Toynbee, dalam agama, keseluruhan kepribadian manusia
terlibat antara lain: segi-segi emosional, segimoral dan kejiwaan, dan segi intelektual
juga. Keprihatinan agama mencakup keseluruhan “dunia manusia”; tidak hanya
dibatasi pada bagian yang bisa diakses oleh indra manusia yang pada gilirannya dapat
dipelajari secara ilmiah tetapi juga yang dapat dimanipulasi oleh teknologi.
Singkatnya, seluruh kemanusiaan kita terlibat di dalam pengalaman beragama
manusia.
Cobalah Anda amati hal-hal apa saja dalam diri manusia yang terlibat di dalam
pengalaman beragama manusia! Kita mencoba menelusuri berbagai pengertian agama
sebagaimana dikemukakan oleh berbagai ahli dari berbagai perspektif. Jika ditelusuri,
ternyata ada begitu banyak definisi/pengertian agama dari yang sifatnya sangat positif
sampai ke yang sifatnya sangat negatif. Begitu bervariasinya definisi agama karena,
antara lain, ada yang memasukkan agama-agama yang sangat sederhana atau primitif,
seperti dalam bentuk animisme/dinamisme, sampai ke agama-agama yang lebih rumit
dan kompleks, seperti dalam agama-agama yang monoteisme ke dalam definisi
mereka. Pada umumnya definisi-definisi tersebut bersifat positif dan tidak menilai
benar atau salahnya suatu keyakinan religius.Selain definisi-definisi dari kamus yang
sifatnya netral, ada juga pengertian agama yang sifatnya negatif. Berikut tiga contoh
definisi negatif tentang agama: 1. Karl Marx mendefinisikan agama adalah vitamin
untuk masyarakat yang tertindas ... agama adalah candu bagi masyarakat. 2. Sigmund
Freud dalam New Introductory Lectures on Psychoanalysis, mengatakan bahwa
agama adalah ilusi dan menarik kekuatannya dari fakta bahwa ia berasal dari
keinginan-keinginan instingtif manusia. 3. Bertrand Russel berpendapat bahwa agama
adalah sesuatu yang terbawa/tertinggal dari masa kanak-kanak dari inteligensi kita,
agama akan lenyap ketika kita mengadopsi penalaran dan ilmu pengetahuan sebagai
penuntun kita

BAB II
ISI BAHASAN
MANUSIA.
Manusia adalah makhluk ciptaan allah swt yang paling sempurna
dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara
logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan,
dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat
diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah
manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri
sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia
adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :
 ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
 UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.
 I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa.
 OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.

A. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas
karunia yang telah diberikan Allah Swt.

Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul


kejadian
manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-
prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-
Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr
28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya
dipahami
secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari
tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi.
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti
bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai
kelengkapan
dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad :
34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah
48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan
lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad
adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafsu adalah jiwa , Aqal
adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai
dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-
Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi
54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain
sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafsu , sedang yang dapat
mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia
pertama.
Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses
terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari
tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir
ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu.
B. Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya
maqam
merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga
merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada
saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri
dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan
dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam
thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga
dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini
biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari
maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan
menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada
riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada
maqam tersebut.

C. Tanggung Jawab Manusia


Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu, juga
merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab,
mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras
dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin
meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan
tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan
tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu
berbeda,
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
 Macam-Macam Tanggung Jawab
a) Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan
manusia mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.
b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya.
c) Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai
dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia
lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga
dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain
agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
d) Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia
terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu
salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara.
e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan
dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

MORAL AKHLAK NILAI DAN NORMA DALAM KEHIDUPAN


DILIHAT DARI SUDUT PANDANG PENGERTIAN PERBEDAAN
PERAN DAN APLIKASI

1. Nilai
Nilai atau value adalah sikap manusia dalam menilai segala sesuatu yang ada
disekitarnya.
Nilai dianggap penting oleh masyarakat, karena bisa menganggap baik dan buruk
dalam masyarakat, sehingga membantu kita untuk mengambil keputusan.
Selain itu, penilaian adalah suatu sikap manusia yang didorong dari aspek-aspek yang
ada di dalam diri, terdiri dari:
- rasio atau cipta

- rasa
- karsa
- budi nurani
Menurut Widjaja, menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan membandingkan antara
sesuatu dengan sesuatu yang lain, hingga pengembalian keputusan.

2. Moral

Moral adalah ajaran yang baik dan buruk tentang suatu kelakuan manusia.
Pada dasarnya, moral membicarakan tentang tingkah laku atau akhlak manusia yang
baik dan enggak baik.

3. Akhlak

Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya “khuluqun” yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah, apa
itu akhlak adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan
salah), mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan
pekerjaannya, mengutip publikasi dari Jurnal Pesona Dasar Universitas Syiah Kuala.

Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku atau
perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk atau
akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak
mahmudah.
Para ahli bahasa mengartikan akhlak dengan istilah watak, tabi’at, kebiasaan,
perangai, dan aturan. Sedangkan menurut para ahli ilmu akhlak, akhlak adalah sesuatu
keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan seseorang.
Dengan demikian, bilamana perbuatan, sikap, dan pemikiran seseorang itu baik,
niscaya jiwanya baik.
Berdasarkan definisi dari apa itu akhlak, dapat dilihat beberapa pendapat dari pakar
ilmu akhlak di bawah ini tentang pengertian sebenarnya dari akhlak menurut agama
Islam:

Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi Juz VIII mengatakan bahwa akhlak adalah
"perbuatan yang bersumber dari diri manusia yang selalu dilakukan, maka itulah yang
disebut akhlak, karena perbuatan tersebut bersumber dari kejadiannya".
Imam al-Ghazali dalam Ihya' Ulum al-Din Juz III mendefinisikan akhlak sebagai
"sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan tindakan-tindakan mudah
dan gampang tanpa memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan".
Ibn Miskawaih dalam Tahdzib al-Akhlak Fii al-Tarbiyah mendefinisikan apa itu
akhlak sebagai "keadaan jiwa yang mendorong ke arah melakukan perbuatan-
perbuatan dengan tanpa pemikiran dan pertimbangan".
Prof. Dr. Ahmad Amin dalam Pengantar Studi Akhlak mengemukakan bahwa "akhlak
merupakan suatu kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak".
Muhammad Ibn ‘Ilan al-Sadiqi dalam Dalil Al-Falihin, Juz III mengatakan bahwa
"akhlak adalah suatu pembawaan yang tertanam dalam diri, yang dapat mendorong
(seseorang) berbuat baik dengan gampang".
Abu Bakar Jabir al-Jaziri dalam Minhaj al-Muslim menyebutkan bahwa "akhlak
adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang dapat menimbulkan
perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela".
Dari pakar dalam bidang akhlak tersebut, dinyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Tingkah laku itu dilakukan secara
berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik atau hanya
sewaktu-waktu saja.
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami karena bersumber pada
ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini merupakan amal perbuatan yang
sifatnya terbuka, sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seorang muslim
yang baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar.

Secara mendasar, akhlak erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu khaliq
(pencipta) dan makhluq (yang diciptakan). Rasulullah diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq (manusia) dengan
khaliq (Allah Ta’ala) dan hubungan baik antar makhlukNya

4. Norma
Norma adalah aturan yang mengikat pada masyarakat tertentu. Jenis jenis
norma yaitu norma agama, hukum, kebiasaan, kesusilaan, dan kesopanan. Berikut
pengertian dan contoh norma.
Norma berkaitan dengan aturan yang berlaku pada masyarakat tertentu. Aturan ini
berkaitan dengan tingkah laku manusia, jika melanggar dapat terkena sanksi.
Norma adalah aturan atau kaidah untuk perilaku manusia yang berisi perintah,
larangan, dan sanksi. Perintah ini merupakan sesuatu yang harus dilakukan, sementara
larangan yaitu sesuatu yang tidak boleh dilakukan.
Jika melanggar perintah dan larangan, maka seseorang bisa terkena sanksi. Nama lain
sanksi adalah hukuman yang diberikan ke seseorang karena telah melanggar norma.
Pengertian Norma

Mengutip buku Kewarganegaraan yang ditulis Emy Yunita Rahma Pratiwi, norma
adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama dalam suatu
kelompok.
Norma bisa juga disebut sebagai petunjuk yang dibenarkan oleh kelompok, untuk
menjalani interaksi sosial. Perbedaan antara nilai sosial dan norma sosial terdapat
pada sanksinya. Seseorang yang melanggar norma akan dikenakan hukuman.

Norma adalah aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, berfungsi
sebagai pengendali dalam hidup. Aturan ini berisi petunjuk yang sifatnya mengikat
dan wajib ditaati.
Ada tiga poin penting tentang norma yaitu kaidah, tingkah laku manusia, perintah
berisi larangan, dan sanksi.

Berikut pengertian norma menurut para ahli:


John J. Macionis
Norma adalah aturan dan harapan dalam masyarakat untuk memandu perilaku
anggota-anggotanya.
Robert Mz. Lawang
Norma merupakan gambaran mengenai apa yang diinginkan, baik atau tidaknya.
Sehingga anggapan yang baik perlu dihargai sebagaimana mestinya.
Hans Kelsen
Norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim.

Soerjono Soekanto
Norma merupakan suatu perangkat supaya hubungan antarmasyarakat terjalin dengan
baik.

Isworo Hadi Wiyono


Normal adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi perbuatan mana yang
boleh dilakukan dan perbuatan yang harus dihindari.
Contoh Norma
Kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari norma yang melekat pada masyarakat.
Contohnya lingkungan yang menganut agama tertentu, hukum di daerah tertentu,
sekolah, dan rumah.

Contoh norma di lingkungan sehari-hari yaitu:

Al Qur'an sebagai pedoman dan dibaca oleh umat muslim.


Injil kitab dan pedoman pemeluk agama Kristen.
Weda merupakan kitab dan pedoman bagi pemeluk agama Hindu.
Hukum adat menjadi pedoman pada suku tertentu.
Aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh siswa dan lingkungan sekolah. Jika
aturan dilanggar akan ada sanksi.
Menghormati dan memakai bahasa sopan pada orang yang lebih tua.
Mengikuti aturan yang berlaku pada hukum agama tertentu.
Tertib berkendara lalu lintas seperti memakai helm dan menyalakan lampu motor.
Tidak menerobos lampu merah di jalan raya.
Siswa tertib mengumpulkan PR rajin belajar, dan mendapatkan nilai bagus mendapat
pujian dan prestasi oleh pendidik.

Jenis Jenis Norma


Berdasarkan jenisnya, norma dibagi menjadi 4 yaitu norma agama, norma kesusilaan,
norma kesopanan, norma kebiasaan, dan norma hukum. Berikut penjelasannya:
Norma Agama
Jenis norma agama berdasarkan akidah atau aturan yang ada di dalam agama. Norma
ini sifatnya mutlak dan penganutnya harus menaati aturan dalam agama tersebut. Jika
tidak seseorang akan kehilangan iman dan keyakinan.
Ajaran agama memberikan keselamatan di dunia dan di akhirat. Jika dilanggar,
nantinya akan mendapat hukuman di akhirat.
Contoh norma agama yaitu beribadah sesuatu dengan keyakinan, berdoa, melakukan
hal positif, mematuhi orang tua, dilarang membunuh, mencuri, dan menipu.
Norma Kesusilaan
Normal ini berdasarkan hati nurani atau akhlak manusia dan sifatnya umum. Arti
umum yaitu setiap orang memilikinya meski bentuknya bisa berbeda. Norma
kesusilaan berkaitan dengan nilai kemanusiaan. Jika melanggar akan terjerat hukum
pidana dan sanksi di masyarakat.
Contoh kasus yang melanggar norma kesusilaan yaitu penghianatan, pelecehan
seksual, penyimpangan perilaku yang membuat masyarakat menolak seseorang.

Norma Kesopanan
Asal norma kesopanan dari tingkah laku masyarakat yang berlaku di daerah tertentu.
Norma ini bersifat relatif, artinya penerapannya bisa berbeda satu sama lain.

Contoh norma kesopanan yaitu


Siswa tidak memakai perhiasan dan riasan terlalu mencolok ketika sekolah.
Mengucapkan terimakasih setelah mendapatkan bantuan.
Meminta maaf jika berbuat salah kepada orang lain.
Tidak memakai pakaian dan riasan yang berlebihan ketika menghadiri pemakaman

Norma Kebiasaan

Merupakan perbuatan yang dilakukan dalam bentuk berulang-ulang, sehingga


menjadi kebiasaan. Dalam lingkungan tertentu, seseorang bisa dianggap aneh jika
tidak melakukan norma kebiasaan. Norma ini terjadi secara berulang sampai menjadi
ciri khas tertentu.

Contoh:
Kegiatan mudik menjelang hari raya.
Kumpul bersama keluarga ketika hari natal.
Kebiasaan mengadakan acara selamatan atau doa untuk anak yang baru melahirkan.
Acara mendoakan arwah untuk orang yang sudah meninggal dunia, pada masyarakat
Manggarai, Flores.

Norma Hukum
Norma hukum berfungsi mengatur tata tertib di suatu negara. Masyarakat akan
mendapat sanksi jika melanggar aturan yang sudah ditetapkan dalam negara. Sanksi
ini dilakukan oleh lembaga pemerintah resmi.

Ciri-ciri norma hukum yaitu diakui oleh masyarakat, adanya penegak hukum, dan
pihak berwenang yang memberi sanksi. Tujuan dari norma hukum ini untuk
menciptakan lingkungan yang tertib dan aman.

Contoh norma hukum:


Membayar pajak tepat waktu.
Tidak melakukan kejahatan yang merugikan warga, seperti mencuri, merampok, dan
menipu.
Taat lalu lintas.
2.1 KETERKAITAN ANTAR AGAMA IMAN DAN ILMU
PENGETAHUAN
PENGERTIAN AGAMA
Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada
Tuhan
Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan.[note 1] Banyak
agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk
menjelaskan makna hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan
mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang memperoleh moralitas, etika,
hukum agama, atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar
4.200 agama di dunia.

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan,


mendefinisikan
tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan
kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau
pemujaan terhadap tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trans, inisiasi,
cara penguburan, pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, atau aspek lain dari
kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.

Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem


kepercayaan, atau
kadang-kadang mengatur tugas. Namun, menurut ahli sosiologi Émile Durkheim,
agama berbeda dari keyakinan pribadi karena merupakan "sesuatu yang nyata sosial".
Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia
mengidentifikasi diri sebagai beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang
ateis, dengan penurunan 9% pada keyakinan agama dari tahun 2005. Rata-rata,
perempuan lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang mengikuti beberapa
agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah
atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti cara tradisional yang
memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.

2.2 PENGERTIAN IMAN


Kata “iman” sering kita dengar, misalnya; jagalah iman, berjalanlah dengan
iman,
milikilah iman, dan lain sebagainya.

Iman memiliki beberapa definisi yang berbeda, tergantung penggunaannya.


Menurut
berbagai sumber yang saya temukan, berikut beberapa definisi iman;
1. Secara sederhana, pengertian iman adalah suatu kepercayaan penuh atau
keyakinan terhadap sesuatu atau seseorang.
2. Dalam agama, pengertian iman adala keyakinan yang kuat kepada Tuhan
atau doktrin agama, berdasarkan pemahaman spiritual ketimbang bukti
kebenaran.
3. Iman juga didefinisikan sebagai sistem kepercayaan agama.
4. Keyakinan atau teori yang dipegang teguh.
Ada juga yang menyebutkan bahwa iman adalah mempercayai apa yang ingin
kamu
percayai, meskipun kamu tidak / belum dapat membuktikannya.
Jadi, dari beberapa definisi yang disebutkan di atas dapat kita pahami bahwa
iman adalah
keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap sesuatu, baik itu terhadap Tuhan,
Agama, atau manusia.
Pengertian Iman Dalam Islam
 Menurut Imam Malik, Asy Syafií, Ahmad, Al Auzaí, dan Ishaq bin Rahawaih,
definisi iman adalah pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan
amal dengan anggota badan. Para ulama salaf menganggap amal termasuk
unsur keimanan.
 Menurut Imam Abu Ja’far Ath Thahawi, pengertian iman adalah pengakuan
dengan lisan dan pembenaran dengan hati. Para ulama madzhab Hanafi
banyak yang mengikuti definisi tersebut.
 Menurut sekte Al Karramiyah, iman itu hanya pengakuan dengan lisan saja.
 Menurut Jahm bin Shafwan dan Abul Hasan Ash Shalihi, iman itu cukup
dengan pengetahuan yang ada di dalam hati.
Pengertian Iman Dalam Kristen
Dalam Alkitab disebutkan bahwa iman adalah keyakinan akan apa yang kita harapkan
dan percaya Tuhan berperan di dalamnya meskipun kita tidak dapat melihatnya.
Iman adalah substansi atau jaminan dari hal-hal yang kita harapkan, tetapi belum kita
terima.
Iman datang sebelum doa dijawab atau sebelum seseorang menerima apa yang dia
minta dari Tuhan.
Jadi dalam kristen, iman artinya kepercayaan, keyakinan, ada jaminan, dan
merupakan karunia Allah, yang dikerjakan di dalam hati manusia oleh Roh Kudus.

2.3 APA YANG DI MAKSUD ILMU PENGETAHUAN


Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian Ilmu Pengetahuan lainnya adalah suatu sistem berbagai
pengetahuan yang
didapatkankan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti
dengan menggunakan suatu metode tertentu. Jadi, ilmu adalah segala proses kegiatan
terhadap suatu keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara, metode,
sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dikelompokkan, disistematisasi, dan
diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu kebenaran objektif serta sudah diuji
kebenarannya secara ilmiah. Mudahnya, ilmu adalah kegiatan berpikir untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar atau secara sederhana ilmu bertujuan
mendapatkan kebenaran.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berpikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Orang yang berilmu berarti ia memiliki
pengetahuan, dasar, pemahaman, dan memiliki batasan tergantung pada
keterbatasannya dalam mencari ilmu yang diperolehnya.
Ilmu pengetahuan itu bersifat konkret, sehingga dapat diamati, dipelajari, dan
diajarkan
serta teruji kebenarannya, teratur, bersifat khas atau khusus dalam arti mempunyai
metodologi, obyek, sistematika dan teori sendiri. Ilmu juga harus bersifat empiris
(hasil dari panca indera atau percobaan), sistematis, objektif, analitis, dan verifikatif.
BAB 3 PENUTUP

3.1Kesimpulan
Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada
Tuhan Yang
Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia
yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan,
mendefinisikan
tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan
kitab suci.
Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang
terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip
agama pada
saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka
mengikuti cara tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.
Jadi, dari beberapa definisi yang disebutkan di atas dapat kita pahami bahwa
iman adalah
keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap sesuatu, baik itu terhadap Tuhan,
Agama, atau manusia.
Pengertian Iman Dalam Islam Menurut Imam Malik, Asy Syafií, Ahmad, Al
Auzaí, dan
Ishaq bin Rahawaih, definisi iman adalah pembenaran dengan hati, pengakuan dengan
lisan, dan amal dengan anggota badan.
Pengertian Iman Dalam Kristen Dalam Alkitab disebutkan bahwa iman adalah
keyakinan
akan apa yang kita harapkan dan percaya Tuhan berperan di dalamnya meskipun kita
tidak dapat melihatnya.
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal,
nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga
manusia dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas
kekhalifahannya, dan manusia mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab
nya masing-masing. Sementara qalbu yang diarahkan kepada penghayatan firman-
firman Allah melalui proses dzikir melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan
tugas ke-abdullah-annya

.Kesimpulan tentang manusia dan agama.


Dan di antara manusia ada yang membantah tentang keesaan Allah tanpa
ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Alam semesta diciptakan Allah dengan hukum-hukum yang berlaku baginya
yang kemudian diserahkan-Nya kepada manusia untuk dikelola dan
dimanfaatkan.
KESIMPULAN MORAL AKHLAK NILAI DAN NORMA
Ada tiga konsep yang masing-masing mempuyai makna, pengaruh, dan konsekuensi
yang besar terhadap perkembangan perilaku individu, termasuk juga perilaku remaja,
yaitu nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial
membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin
dicapai, kedua moral yang berasal dari kata Latin Mores yang artinya tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Maksud moral adalah sesuai dengan ide-ide
yang umum diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar, ketiga adalah
sikap.Fishbein (1975) mendefenisikan sikap adalah predisposisi emosional yang
dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek.

Dalam konteksnya hubungan antara nilai, moral, dan sikap adalah jika ketiganya sudah
menyatu dalam superego dan seseorang yang telah mampu mengembangkan
superegonya dengan baik, sikapnya akan cenderung didasarkan atas nilai-nilai luhur dan
aturan moral tertentu sehingga akan terwujud dalam perilaku yang bermoral.

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai, moral, dan sikap
individu mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang
terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Suatu sistem sosial yang paling awal beruasaha menumbuhkembangkan sistem nilai,
moral, dan sikap kepada anak adalah keluarga. Melalui proses pendidikan, pengasuhan,
pendampingan, pemerintah, larangan, hadiah, hukuman, dan intervensi edukatif lainnya,
para orang tua menanamkan nilai-nilai luhur, moral, dan sikap yang baik bagi anak-
anaknya agar dapat berkembang menjadi generasi penerus yang diharapkan.
3.2 SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Hedayetullah, Muhammad.2006. Dynamics of Islam: An Exposition. Trafford
Publishing
Ali, Mohammad.2005.Pendidikan Agama Islam.Jakarta:Grafindo
Majid, Al-Zandaniy, Abdul, dkk. 1991. Al Iman. Jakarta: Pustaka Al Kautsar
Umary, Barmawie, Drs. 1991. Materi Akhlak. Solo: Ramdhani
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1993. Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT. Ikhtiar
Baru Van Hoeve
Iu Rusliana, S.Fil.I., M.Si., 2017. Filsafat Ilmu : Struktur Ilmu Pengetahuan. Bandung
: PT Refika Adiatama

Anda mungkin juga menyukai