(WHO 2006)
Tingkatan kecemasan
Ada empat tingkat kecemasan yaitu ringan, sedang, berat, dan panik. Pada masing-masing tahap
individu dapat memperlihatkan perubahan perilaku, kemampuan kognitif, dan respon emosional
ketika berupaya menghadapi keeemasan. Empat tingkat kecemasan yang dikutip dari Videbeck,
2008;Stuart and Sunden, 2003 tersebut diuraikan sebagai berikut
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan kehidupan sehari-hari, dengan Ketegangan
dalam kehidupan sehari-hari akan menyebabkan scorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya.
b. Kecemasan sedang
Kecemasan pada tingkat in lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih
memfokuskan pada hal penting sat itu dan mengesampingkan hal lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Kecemasan berat
Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain.
Seseorang tak mampu berpikir lagi dan membutuhkan banyak pengarahan atau tuntunan.
d. Panik
Tingkat panik ditandai dengan lahan persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberikan pengarahan
atau tuntunan serta terjadinya peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Pada tingkat ini tidal sejalan dengan kehidupan jika berlangsung terus dalam waktu
yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Videbeck, 2008; Stuart and
Sunden, 2003).
Kebutuhan khusus pada permasalahan geografis dengan lingkungan dataran tinggi dan rendah
Dataran Rendah
Dataran rendah adalah hamparan luas tanah dengan tingkat ketinggian yang di ukur dari permukaan
laut adalah relatif rendah (sampai dengan 200 m dpl). Istilah ini diterapkan pada kawasan manapun
dengan hamparan yang luas dan relatif datar yang berlawanan dengan dataran tinggi.
Suhu udara di dataran rendah, khususnya untuk wilayah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius
sampai dengan 28 derajat Celsius sepanjang tahun. Kondisi wilayah yang datar mamudahkan
manusia untuk beraktivitas dalam menjalankan kebidupannya. Di Indonesia daerah dataran rendah
merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat beragam.
Sebagian besar penduduk lebih memilih bertempat tinggal di dataran rendah. Terlebih wilayah ini
memiliki sumber air yang cukup. Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian,
perkebunan peternakan, kegiatan, industri, dan sentra Lokasi yang datar, menyebabkan
pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin. Keanekaragaman aktivitas pendududuk ini
menunjukkan adanya heterogenitas mata pencaharian penduduk. Petani, pedagang, buruh, dan
pegawai kantor adalah beberapa contoh mata pencaharian penduduk daerah dataran rendah.
Adapun ciri dataran rendah diantaranya adalah :
a. Tanahnya relatif datar, memiliki ketinggian kurangdari 200 meter diatas permukaan laut.
b. Tanah biasanya ditemukan disekitar pantai, tetapi ada juga yang ditemukan di daerah
pedalaman.
c. Terjadinya akibat proses sedimentasi. Di Indonesia sendiri dataran rendah terjadi akibat
sedimentasi sungai.
d. Tanahnya lebih subur dan banyak ditempati penduduk jika dibandingkan dengan daerah
pegunungan.
e. Memiliki tekanan udara yang lebih tinggi dari pada daerah pegunungan.
Kebutuhan khusus pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya berupa:
a. Pakaian yang tipis atau berbahan baku dari kain yang tipis yang tidak panas , karena suhu di
daerah ini panas.
b. Rumah-rumah di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat dari
genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas.
c. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari lebih banyak jenis makanan yang mengandung air
meskipun zat gizi yang lain juga harus terpenuhi seperti sayur dan buah.
d. Kebutuhan cairan juga meningkat dibandingkan dengan penduduk didaerah dataran tinggi.
Dataran Tinggi
Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi memiliki system pegunungan yang memanjang dan
masih aktif. Relief dataran dengan banyaknya pegunungan dan perbukitan, menyebabkan Indonesia
memiliki kesuburan tanah vulkanik, udara yang sejuk, dan alam yang indah. Daerah pegunungan
memiliki karesteristik yang berbeada dengan daerah dataran rendah. Karateristik tersebut terutama
di antaranya adalah kelembaban udaran tinggi, tekanan oksigen rendah, suhu rendah, radiasi
matahari tinggi, tingginya kecepatan angin, rendahnya nutrisi dan topografi wilayah yang terjal.
Selain itu, terdapat puala karesteristik lain seperti komposisi tanah, komposisi udara,cuaca dan
habitat yang membutuhkan tingkat dan jenis aktifitas yang berbeda di bandingkan dengan dataran
rendah (Ganong,2001). Dataran tinggi biasanya dijadikan sebagai daerah tangkapan air hujan
(catchment area). Selain dapat memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar, daerah tangkapan
air hujan dapat mencegah terjadinya banjir pada daerah bawah.
Dataran tinggi yang ditumbuhi pepohonan besar dengan kondisi hutan yang masih terjagaberfungsi
mencegah erosi, digunakan sebagai suaka margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat wisata.
Pada wilayah dataran tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan dengan dataran rendah
maupun daerah pantai. Tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang berlangsung juga cukup
tinggi.
Adapun ciri-ciri dataran tinggi diantaranya adalah:
a. Beriklim Sejuk
b. Pertanian Dibuat Terasering
c. Memiliki Udara Yang Kering
d. Jarang Turun Hujan
e. Memiliki amplitudo
f. Memiliki Kelembapan Udara Nisbi Sangat Rendah
Kebutuhan khusus pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya berupa:
a. Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkomsumsi makanan yang hangat.
b. Untuk menghangatkan tubuhnya penduduk didatarn tinggi lebih tertutup dalam cara
berpakaian.
c. Bentuk rumah yang berbeda dengan daerah pantai, rumah di daerah ini berventilasi sedikit
dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit mengakibatkan udara dingin tidak
masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng agar panas matahari yang diterima dapat
disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya.
d. Konsumsi iodium dalam jumlah yang cukup, karena didataran tinggi kejadian gondok
mencapai 30.3 % menurut untoro dibanding didataran rendah hanya 7.0%.
e. Pemberian vitamin A yang rutin pada bayi dan balita untuk mengurangi kejadian GAKY
(Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).
https://id.scribd.com/document/503699548/mb-umi