Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“HAKIKAT KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945”

Dosen Pengampu:

Dyah Perwita, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

1. Nazila Salsabila C1A021037


2. Farras Sylvia Iftinalia C1A021091
3. Riza Haikal Alamsyah C1A021103
4. Faris Fahar Yumna C1A021107
5. Riska Fadila Restu Putri C1A021113

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDRIMAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah tentang “Hakikat Kedudukan
Pembukaan UUD 1945“.
Dalam menulis makalah ini, alhamdulillah kami selaku penulis tidak mendapatkan
kendala-kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dyah Perwita, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
Kewarganegaraan dan orang tua yang terlibat dan telah memberikan dorongan dan motivasi
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini kami susun berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Dikemas dengan
ringkasan materi yang menarik untuk memudahkan pembaca dalam proses kegiatan belajar.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca baik mahasiswa maupun dosen dalam
proses kegiatan belajar sehingga mampu menambahkan pengetahuan.
Disini kami juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal-
hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan, dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga apa yang diharapkan penulis dapat dicapai dengan sempurna, Aamiin.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mempunyai kedudukan dan peran yang sangat menentukan bagi keberadaan negara dan
hak-hak dasar warga negara Republik Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, seperti diketahui bahwa menurut ilmu hukum,
mempunyai sifat kedudukan yang tetap, kuat, tidak berubah dan mempunyai keberadaan
yang melekat pada kelangsungan hidup negara proklamasi 17 Agustus 1945 sehingga
dengan jalan hukum tidak dapat diubah baik secara formal maupun material.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara
formal tidak dapat dihapus. Hal ini dapat dilihat bahwa suatu ketentuan hukum hanya dapat
diubah oleh badan yang membentuknya atau badan yang lebih tinggi kedudukannya dari
badan tersebut. Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 ditetapkan pada
waktu itu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atas kuasa pembentuk
negara. PPKI sementara itu, pada masa sekarang sudah bubar dan tidak ada badan lain yang
lebih tinggi dari PPKI. Konskwensinya, tidak ada badan lain yang memiliki wewenang
mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Alasan inilah yang mengakibatkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 secara formal menjadi tidak dapat dihapus atau diubah. Pembukaan
Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 di lain pihak, secara material juga tidak dapat
dihapus karena merupakan satu rangkaian kesatuan dengan proklamasi 17 Agustus 1945.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat proklamasi 17 Agustus 1945 hanyalah bisa
terjadi satu kali, tidak dapat terulang kembali dan terekat pada bangsa saat itu serta terikat
pula pada Tuhan Yang Maha Esa. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 secara material menjadi tidak dapat dihapus.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
demikian secara hakiki mempunyai kedudukan sebagai berikut: pertama, Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negra Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki kedudukan
sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci. Kedua, Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung dasar, rangka dan suasana bagi
negara dan tertib hukum Indonesia. Ketiga, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara.
Keempat, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengandung pengakuan atas adanya bermacam-macam hukum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan
terperinci?
2. Bagaimana tata tertib hukum di Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945?
3. Bagaimana konsep pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Fundamental NKRI?

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan konsep pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan
kemerdekaan terperinci.
2. Untuk menjelaskan tata tertib hukum di Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.
3. Untuk menjelaskan konsep pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah fundamental
NKRI.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pernyataan Kemerdekaan Terperinci


Pertama, kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci. Bangsa Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyatakan proklamasi kemerdekaan yang dibacakan
Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 pada hakikatnya
mempunyai makna; pertama, proklamasi adalah suatu pernyataan mengenai kemerdekaan
bangsa Indonesia. Kedua, adanya proklamasi 17 Agustus 1945 memiliki konsekuensi akan
adanya tindakan segera mungkin dari bangsa Indonesia untuk menyusun sebuah negara
yang merdeka dan mempunyai kedaulatan sendiri guna mewujudkan cita-cita bersama
yaitu masyarakat adil dan makmur.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang singkat dan padat ini lebih lanjut
dijabarkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Hal ini bisa dilihat pada Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alinea III yang berisi tentang pernyataan kemerdekaan dan alinea IV
yang berisi tentang tindakan-tindakan nyata berkaitan dengan penyusunan dan
pembentukan negara Republik Indonesia. Lebih jelas lagi terlihat pada kalimat
“....kemudian daripada itu.....”, yang berarti setelah terbentuknya negara Republik
Indonesia maka disusunlah suatu pemerintahan negara yang rinciannya seperti tercantum
pada alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945. Demikianlah,
proklamasi 17 Agustus 1945 memperoleh maknanya yang lengkap di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini disebabkan, baik
itu pernyataan atau tindakan-tindakan yang harus diwujudkan berkaitan dengan adanya
proklamasi kemerdekaan tersebut terinci secara jelas dan lengkap dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Kaelan, 1999).
Kedua, kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 secara hakiki mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib
hukum Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dikatakan mengandung dasar karena Pancasila sebagaimana termuat dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
dasar negara, pandangan hidup, asas kerohanian dan dasar atau landasan bagi berdirinya
negara Republik Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dikatakan mengandung rangka karena di atas dasar atau basis atau landasan
tersebut diwujudkanlah pelaksanaan dan penyelenggaraan negara Indonesia yang
tercantum dalam peraturan pokok hukum positif Indonesia, yakni seperti termuat dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Sementara itu, Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dikatakan mengandung suasana karena dalam
rangka mewujudkan suatu tujuan bersama seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia
untuk mencapai kebahagiaan baik jasmani dan rohani maka keseluruhan tujuan itu selalu
diliputi oleh asas kerohanian Pancasila seperti termuat dalam Pembukaaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 memuat nilai-nilai fundamental tentang negara Republik Indonesia.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh karena
itu merupakan dasar, rangka dan suasana bagi kehidupan kenegaraan dan tertib hukum
Indonesia, sehingga memiliki sifat yang sangat menentukan bagi bangsa dan negara
Republik Indonesia Contoh konkretnya adalah isi yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea IV merupakan
penjelmaan dari nilai-nilai yang terkandung dalam alinea I, II, III, yaitu sebagai bentuk dan
sifat bagi asas hukum positif dan hidup kenegaraan Republik Indonesia.
Ketiga, kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 secara hakiki mengandung pengakuan atas adanya macam-macam hukum.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 misalnya
terdiri dari alinea I, II, III dan IV, yang keempatnya terdapat adanya hubungan kesatuan.
Alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pada hakikatnya merupakan penjelmaan alinea I, II, III. Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negra Republik Indonesia Tahun 1945 alinea I, II, III mengandung nilai-nilai hukum
kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis atau hukum moral. Alinea I Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 misalnya saja mengandung adanya hukum kodrat. Hal ini terlihat pada
kalimat “...kemerdekaan adalah hak segala bangsa....” Konsekuensi yang dimiliki alinea I
ini barulah terwujud pada alinea II Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Alinea III Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengandung adanya nilai-nilai hukum Tuhan dan hukum etis atau
hukum moral. Hal ini dapat terlihat pada kalimat “....atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa.....”, yang menunjukkan pengakuan adanya hukum Tuhan. Kalimat “...dengan
didorong oleh keinginan luhur....” pada alinea III Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menunjukkan pengakuan terhadap adanya hukum
etis atau hukum moral.
Nilai-nilai hukum kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis atau hukum moral yang
terdapat pada alinea I, II, III Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 lebih
lanjut dijelmakan pada alinea IV yang merupakan dasar bagi pelaksanaan dan penjabaran
hukum positif Indonesia. Karena alinea IV Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 inilah, maka Pancasila sering disebut sebagai hukum
filosofis (Notonagoro, 1975) atau sebagai asas-asas dasar umum dari hukum positif
Indonesia.
Hubungan nilai-nilai yang terdapat pada alinea I, II, III, dan IV Pembukaaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat dijelaskan, bahwa hukum
kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis, ketiganya disebut sebagai sumber bahan dan sumber
nilai bagi hukum positif Indonesia. Hukum filosofis pada alinea IV Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber bentuk dan sifat
yang dapat disimpulkan dari hukum kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis atau hukum
moral pada alinea I, II, III Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

2.2 Tertib Hukum Di Indonesia Yang Tercantum Dalam Pembukaan UUD 1945
Sebagai tertib hukum (rechts orde atau legal order) tertinggi, yaitu sebagai sumber
hukum positif Indonesia berarti seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus
bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung Asas Kerohanian
Negara atau Dasar Filsafat Negara RI. Adapun syarat adanya tertib hukum Indonesia yang
harus dipenuhi, di antaranya:
a. Adanya kesatuan subyek, yaitu komitmen penguasa untuk mengadakan
peraturan hukum.
b. Adanya kesatuan asas kerokhanian
c. Adanya kesatuan daerah
d. Adanya kesatuan waktu
Selain itu, kedudukan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang
Dasar 1945 adalah sebagai sumber tertib hukum di Indonesia seperti beberapa pasal
berikut:
1. Pasal 28 D Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945: Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum. Contoh nya kita saling menghormati tata
tertib dan adat istiadat yang ada dalam masyarakat Indonesia yang beragam ini.
2. Bunyi Pasal 27 Ayat 1 Sampai 3 tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara. ... (1)
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. (2)
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

2.3 Pembukaan UUD 1945 Sebagai Kaidah Fundamental NKRI


Pembukaan UUD 1945 berisi pokok – pokok pikiran dan kaidah negara fundamental
yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah, disamping itu berisi pernyataan
kemerdekaan. Karena isinya sangat esensial maka UUD 1945 disepakati sebagai sumber
cita moral dan cita hukum Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok dari tujuan kaidah negara yang bersifat
fundamental, dimana memuat prinsip negara seperti, bentuk negara, dasar negara dan
tujuan negara itu sendiri. Untuk makna dan kedudukan Fundamental pembukaan UUD
1945 itu tersindiri dijelaskan pada alinea yang keempat.
Pada Alinea terakhir atau keempat, “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang – Undang Dasar Negara Indonesia yang
terbentuk dalam suatu susunan negara RI yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Masa Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Makna yang terkandung pada alinea keempat dalam pembukaan UUD
1945 ini yaitu prinsip-prinsip bangsa Indonesia yang akan menjadi penuntun bangsa untuk
meraih cita-citanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Kedudukan Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari perjuangan dan tekad
bangsa Indonesia, yang juga berfungsi sebagai pernyataan kemerdekaan
(Declaration of Independence) Indonesia yang terperinci dalam setiap alinea.
• Tertib hukum di Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang
Dasar 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di
Indonesia.
• Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 sebagai Kaidah Fundamental Negara
Republik Indonesia berisi pokok – pokok pikiran dan kaidah negara fundamental
yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah, disamping itu berisi pernyataan
kemerdekaan.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwasanya penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan.
Untuk itu, kami harapkan kepada rekan-rekan mahasiswa memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Trisna Wulandari – detikEdu (2021, November 10). Retrieved from


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5804954/makna-pembukaan-uud-1945-alinea-1-4-
begini-kandungan-tiap-alinea

Retrieved from
http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1179/EPUB/xhtml/raw/s1hrq
q03.xhtml

Kelas Pintar – Edutech (2020, September 28)


https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/kedudukan-dan-makna-pembukaan-uud-1945-7212/

Retrieved from
https://www.academia.edu/37756048/HAKIKAT_KEDUDUKAN_PEMBUKAAN_UNDA
NG_UNDANG_DASAR

Anda mungkin juga menyukai