Anda di halaman 1dari 2

Tugas KP

Arian – MN - 2020121060
“Harkat Martabat”

Harkat adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang dibekali dengan daya cipta
(pemikiran atau akal ), rasa (perasaan atau hati), serta karsa (karya atau kerja) dengan hak dan
kewajiban kita sebagai manusia. Hak kita sebagai manusia tentu mengelola, melindungi dan
memproses kelanjutan alam sebagai makhluk yang hidup di dunia, sedangkan kewajiban kita
sebagai manusia (asasi manusia) untuk selalu bersimpati dan berempati kepada seluruh
makhluk hidup dan alam yang akan berujung pada perbuatan kita untuk saling mengasihi
sesama. Dengan kata lain, harkat yang kita junjung menunjukkan derajat kita sebagai
makhluk yang paling mulia. Semakin cemerlang harkat yang kita junjung, semakin dihormati
dan dihargai. Sebaliknya begitu juga, semakin kita menutun harkat yang kita junjung, derajat
kemuliaan kita akan semakin buruk dan dijauhi.
Martabat adalah harga atau nilai diri manusia yang tidak memandang jabatan, status,
gender, ataupun perbedaan lainnya. Namun, pada kenyataannya banyak manusia yang suka
membeda-bedakan kemuliaan banyak orang. Semakin tinggi jabatan dan kaya seseorang,
banyak yang menghormati dan menjunjung kemuliaan karena dianggap harga dirinya tinggi.
Sebaliknya, orang yang dipandang lebih rendah dan miskin, dianggap tidak bernilai dan tidak
dihormati. Padahal yang membedakan nilai atau kehormatan kita sebagai manusia adalah
perbuatan, sikap, perilaku, serta perkataan yang sehari-hari digunakan.
Dalam teori Abraham Maslow, terdapat 5 kebutuhan yang diperlukan manusia, yaitu :

 Kebutuhan pangan, papan, sandang.


 Kebutuhan akan rasa aman.
 Kebutuhan dicintai dan disayangi.
 Kebutuhan dihargai.
 Kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan potensi manusia).

Manusia sering kali melupakan harga martabat mereka masing-masing, kita terlalu
sibuk dengan kesibukan duniawi dan seringkali kita melupakan tentang martabat ini yang
membuat kita lupa akan menghargai orang lain, kita itu juga harus menghargai martabat
orang lain agar kita juga dapat dihargai oleh orang lain.
Kita perlu mengubah konsep hidup kita, dimulai dari pekerjaan. Jangan berpikir
pekerjaan yang dianggap kasar adalah pekerjaan yang tidak mulia dan tidak patut
dihormati. Padahal jenis pekerjaan, seperti petugas kebersihan, kuli bangunan, dan
lainnya adalah pekerjaan yang sangat dibutuhkan dan sangat sulit. Mereka tahu betul
keterampilan yang dibutuhkan sehingga pekerjaan yang begitu sulit bisa dilakukan dan
membantu hidup orang lain. Konsep kedua, yaitu kemampuan yang dimiliki manusia
masih memiliki stigma, dimana orang-orang dianggap rendah dan tidak berharga apabila
mereka tidak berpendidikan tinggi atau tidak pandai dalam suatu hal. Padahal penunjang
hidup manusia kebanyakan berasal dari skill dalam bersosialisasi dan pengalaman mereka
dalam berpikir, bersimpati, berempati, dan mencoba melakukan sesuatu sehingga mereka
terampil dan sukses dalam mengembangkan potensi mereka. Satu hal lagi yang perlu kita
ubah adalah pandangan tempat tinggal. Banyak yang suka menganggap daerah tempat
tinggal akan memudarkan harkat martabat manusia karena dianggap daerah tersebut
jelek, miskin, penghasil kriminal, dan lain-lain. Namun, pemikiran tersebut salah karena
apa yang menentukan harkat dan martabat adalah sikap, perilaku dan pemikiran manusia
dalam bermasyarakat. Jadi, sikap percaya diri dan tindakan mengembangkan potensi
dirilah yang menentukan kemuliaan/nilai manusia yang lebih cemerlang yang dikenal
dengan harkat martabat manusia.

Anda mungkin juga menyukai