Anda di halaman 1dari 4

Khaira Mardatilla

X MIPA 3

Break Even Point


Break Even Point atau BEP merupakan titik dimana jumlah pendapatan sama dengan jumlah
pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa atau yang disebut dengan
titik impas.

Komponen Pembentuk Break Even Point


 Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap atau fixed cost  merupakan biaya yang nilainya tidak berubah meski ada perubahan
operasional bisnis.Misalnya biaya tenaga kerja, biaya sewa, atau biaya penyusutan peralatan.
 Biaya Variabel (Variable Cost)
biaya variabel nilainya berubah-ubah sesuai dengan kapasitas produksi. Biaya variabel bisa saja
meningkat atau menurun sesuai dengan permintaan.
Misalnya biaya bahan baku, biaya transportasi, atau biaya lainnya yang berkaitan langsung
dengan kapasitas produksi.
 Harga Jual (Price)
Harga jual merupakan besaran harga setelah menentukan seluruh biaya produksi ditambah
dengan nilai keuntungan atau margin. Harga jual biasanya dihitung per-unit setelah produksi.
Penentuan harga jual produk dapat dilakukan dengan menghitung harga pokok dan perkiraan
keuntungan terlebih dahulu. Berikut penjelasannya:
1. Harga Pokok
Penentuan penghitungan harga pokok menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
FC = Fxed Cost (Biaya Tetap) Harga Pokok = VC + FC/TS
TS = Total Sales (Total Penjualan)
2. Perkiraan Keuntungan

Harga Jual = Hp / (1 – Laba yang diinginkan)

 Pendapatan (Revenue)
Pendapatan atau penghasilan merupakan perhitungan hasil yang didapat dari penjualan. Jumlah
pendapatan didapat dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual.

Manfaat Break Even Point


 Mengetahui Biaya Total Produksi
 Sebagai Dasar Perhitungan Laba
 Estimasi Waktu Balik Modal
 Analisa Profitabilitas Bisni
  Perhitungan Break Even Point (BEP)
 BEP Unit
Data jumlah unit produk yang harus dicapai pada titik impas. Jika jumlah produksi
berada dibawah angka BEP, maka perusahaan akan merugi, sebaliknya jika berada di
atas angka BEP, maka perusahaan untung.
Rumus: BEP = FC / P - VC
Keterangan:
BEP : Break Even Point (Titik Impas)
FC : Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC : Variable Cost (Biaya Variable)
P : Price per unit (harga per unit)

 BEP Rupiah
Data jumlah penjualan yang harus dicapai pada titik impas. Cara mendapat titipk impas
melalui hitungan terhadap berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima. Jika
jumlah penjualan berada di bawah angka BEP, maka perusahaan merugi, begitu pusa
sebaliknya.
Rumus: BEP = FC : (1-VC/P)
Keterangan:
BEP : Break Even Point (Titik Impas)
FC : Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC : Variable Cost (Biaya Variable)
P : Price per unit (harga per unit)

 BEP Per Penjualan


BEP Per Penjualan = Fixed Cost / [1 - (Total Variable Cost/Harga Total)]

Contoh :

1. Seseorang pengusaha memproduksi pizza dengan biaya tetap sebesar Rp.30.000.000 dan biaya
variabel per unit sebesar Rp.15.000,00. Jika harga jual pizza tersebut sebesar Rp.20.000 per unit maka
hitunglah jumlah pizza yang harus diproduksi dan berapa total penjualan untuk mencapai BEP?
Jawab:
BEP dalam unit = FC : (P-VC)

= Rp.30.000.000 : (Rp.20.000-Rp.15.000) = Rp.30.000.000 : Rp.5.000 = 6.000 unit

BEP dalam Rupiah = FC : (1-VC) P = Rp.30.000.000 : 1 - Rp.15.000 Rp.20.000 = Rp.30.000.000 : ¼ =


Rp.120.000.000

Dari perhitungan tersebut, untuk mendapatkan kondisi BEP, perusahaan tersebut harus memproduksi
sebanyak 6.000 unit dan menghasilkan penjualan sebesar Rp.120.000.000.

2.Per Januari 2021, Pak Aman berhasil mendapatkan omzet sebesar Rp100 juta, dengan pengeluaran
fixed cost sebesar Rp20 juta dan variable cost sebesar Rp40 juta. Dengan demikian, BEP per penjualan
Pak Aman adalah:

BEP Per Penjualan =

= Rp20,000,000 / [1 - (Rp40,000,000/Rp100,000,000)]

= Rp20,000,000 / (1 - 0.4)

= Rp20,000,000 / 0,6

= Rp33,333,333

Dengan demikian, BEP Per Penjualan Pak Aman bulan Januari 2021 adalah Rp33,3 juta.
Metode Grafik
Grafis BEP akan menunjukkan volume penjualan pada sumbu x atau garis horizontal
dan biaya akan terletak pada sumbu y atau garis vertikal.
titik impas atau BEP terletak pada perpotongan antara garis volume penjualan dan
garis biaya.

Pada grafik tersebut, irisan pada sebelah kiri garis BEP merupakan sisi kerugian (loss)
dan sebelah kanan merupakan sisi laba (profit).
Grafik BEP mampu mempermudah pengusaha untuk melihat dan mengevaluasi
perubahan volume tahun lalu dan memproyeksikan volume penjualan pada tahun
selanjutnya.

Penggambaran Grafis Break Even Point


Representasi grafis dari penjualan unit dan penjualan dolar yang diperlukan untuk mencapai titik impas
disebut sebagai grafik titik impas atau grafik Cost Volume Profit (CVP). Di bawah ini adalah grafik CVP
dari contoh di atas:

Penjelasan:

 Satuan ada di sumbu X (horizontal) dan jumlah dolar ada di sumbu Y (vertikal).
 Garis merah menunjukkan total biaya tetap sebesar 100.000 dolar
 Garis biru menunjukkan pendapatan per unit yang terjual. Misalnya, menjual 10.000 unit akan
menghasilkan pendapatan 10.000 x  12 = 120.000 dolar.
 Garis kuning menunjukkan biaya total (biaya tetap dan variabel). Misalnya, jika perusahaan
menjual 0 unit, maka perusahaan akan mengeluarkan $ 0 untuk biaya variabel, tetapi 100.000
dolar untuk biaya tetap dengan total biaya 100.000 dolar. Jika perusahaan menjual 10.000 unit,
perusahaan akan memerlukan 10.000 x  2 =  20.000 dolar untuk biaya variabel dan 100.000
dolar untuk biaya tetap dengan total biaya 120.000 dolar.
 Titik impasnya adalah 10.000 unit. Pada titik ini, pendapatan akan menjadi 10.000 x 12 = 
120.000 dolar dan biaya akan menjadi 10.000 x 2 = 20.000 dolar dalam biaya variabel dan 
100.000 dolar dalam biaya tetap.
 Jika jumlah unit melebihi 10.000, perusahaan akan mendapat untung dari unit yang terjual.
Perhatikan bahwa garis pendapatan lebih besar dari garis biaya total kuning setelah 10.000 unit
produksi. Begitu juga jika jumlah unit di bawah 10.000, perusahaan akan merugi. Dari 0-9,999
unit, garis biaya total berada di atas garis pendapatan.
 

Anda mungkin juga menyukai