Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shofie Hilda Pratama

NPM/ Kelas : 194101083/ Kesmas A 2019


Tugas Akhir Individu
Mata Kuliah Analisis Lingkungan Kerja

1. Pendahuluan
Industri pandai besi SKN merupakan suatu industri yang bergerak di sektor
informal yang memproduksi alat perkakas dan alat tani. Bertempat di RT 03/ RW 07 Kp.
Dokdak, Dsn. Ciwahangan, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Industri ini merupakan industri
milik Bapak Uju dan merupakan usaha turun-temurun keluarga. Dipegang oleh bapak uju
dari mulai tahun 1987.
Industri pandai besi ini mempunyai beberapa cabang di tempat lain, sedangkan
ditempat yang kami teliti yaitu di Dsn. Ciwahangan hanya ada 1 tempat produksi. Dalam
satu harinya bisa memproduksi produk sekitar 20 buah. Biasanya dipasarkan ke beberapa
pasar diantaranya ke pasar tasikmalaya, pasar ciamis, pasar manonjaya, serta jongko
milik pak Uju yang ada di Sukajadi, Baregbeg, dan Cijantung Ciamis.
Teknis kerja di industri tersebut menggunakan mesin dan tenaga dari manusia
(pekerja). Dari segi ketenagakerjaan di industri pandai besi SKN, merupakan pekerja
yang sudah lama, bahkan ada yang sampai 36 tahun lebih bekerja di sana. Para pekerja di
tempat yang kami teliti tersebut terdiri dari 7 orang diantaranya yaitu:
a. Bagian Produksi : 3 orang
b. Bagian Pemasaran : 4 orang

Alat-alat kerja dan bahan yang digunakan di industri pandai besi SKN diantaranya
yaitu:

1) Alat
a. Tungku pembakar dan tungku tempa
b. Penghembus udara
c. Penjepit, pahat pelubang, kikir tangan
d. Mesin Gurinda
e. Palu
f. Pisau Pengukir
g. Bak pendingin
h. Ember
2) Bahan baku utama
a. Besi baja bekas per mobil
b. Besi baja siku
3) Bahan baku pembantu
a. Kayu
b. Arang
c. Pernis
d. Ampelas kayu
e. Spirtus
f. Karbit
g. Air

Untuk jam operasional/ jam kerja nya dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul
12.30 WIB. Pemilik industri memberi jeda sebentar waktu untuk istirahat makan-
makanan ringan pada pukul 10.00 WIB. Industri ini juga pada awal-awal sempat
menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para pekerjanya yaitu sarung tangan dan
masker. Tetapi karena pekerja merasa tidak nyaman dengan APD tersebut maka tidak
digunakan. Hingga saat ini dari pihak pemilik industry pun tidak pernah memberikan
APD lagi.

2. Analisis Lingkungan Kerja :


a. Fisik
Lingkungan fisik yang menjadi potensi bahaya di pandai besi SKN yaitu
lingkungannya kumuh, kotor, bising, bau, debu dari besi baja dan kayu, percikan api,
suhu panas dan penempatan yang kurang tertata.
b. Biologi dan Kimia
Untuk potensi bahaya dari segi kimia di pandai besi SKN ini yaitu ada air limbah
sisa penyepuhan, penggunaan karbit, pernis, dan spirtus. Sedangkan dari segi aspek
biologinya yaitu ada beberapa bakteri, lalat, nyamuk, dan kecoa karena tempat pandai
besi SKN itu cukup kotor dan kumuh.
c. Non fisik
Untuk potensi bahaya dari aspek non fisik yaitu terkadang atau sesekali ada
beberapa pesanan yang diburu waktu sehingga menjadi tekanan atau beban bagi
pekerja. Kemudian beban kerja yang sangat menguras tenaga sedangkan upah kerja
yang kurang sesuai.

3. Potensi Bahaya :
a. Kebisingan, sumbernya berasal dari tempaan yang menggunakan palu besi baja
secara berulang pada proses pembentukan, kemudian dari mesin gurinda dalam
proses penajaman. Ditandai dengan ketika proses wawancara, pekerja sedikit kurang
nyambung da nada sedikit gangguan pendengaran.
b. Suhu panas, bersumber dari tungku api dalam proses pembakaran untuk pembentukan
dan penyepuhan. Meskipun sudah dibantu dengan adanya kipas angina tetapi masih
tetap saja disana terasa panas, dan para pekerja sering mengalami dehidrasi serta
bercucuran keringat.
c. Debu, berasal dari abu sisa pembakaran arang yang digunakan sebagi bahan bakar
tungku dalam pembakanran untuk pembentukan besi baja dan penyepuhannya.
Kemudian debu besi pada proses penajaman produk yang menggunakan mesin
gurinda sehingga mengeluarkan debu besi. Berdasarkan wawancara kemarin para
pekerja terkadang suka pilek dan bersin setelah pulang kerja
d. Percikan api, berasal dari serpihan besi baja yang sudah dibakar, pada proses
pembentukan itu dilakukan penempan dengan palu, sehingga bagian bubuk besi yang
masih ada percikan api nya mantul. Seperti yang sudah terjadi sebelumnya, pekerja
pernah mengalami percikan api tersebut melukai mata nya hingga di rawat di rumah
sakit.
e. Bahan kimia berbahaya seperti penggunaan pernis, karbit, cairan sisa sepuhan dan
spirtus berasal pada proses produksi tetapi cenderung kurang berpotensi bahaya,
karena penggunaannya masih dalam jumlah yang sedikit. Pekerja hanya sesekali
merasa gatal-gatal kulit dan sebagainya.
f. Sikap kerja yang tidak ergonomi, berasal dari semua tahapan proses produksi, para
pekerja tidak memperhatikan posisi kerja yang ergonomis. Sehingga hampir semua
pekerja sering mengeluh sakit pinggang, sakit otot tangan, dan sakit punggung.

4. Assesment Dampak Kesehatan :


a. Kebisingan
Gangguan kesehatan yang timbul akibat adanya kebisingan yaitu gangguan
pendengaran, pencernaan, stress, sakit kepala, peningkatan tekanan darah dan
penurunan prestasi kerja (Gunawan, 2001).
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamtan di pandai besi SKN, para pekerja
sedikit kurang pendengaran ketika diwawancara seperti kurang pendengaran dan
harus dengan suara yang sedikit keras. Kemudian 2 pekerja diantaranya memiliki
riwayat penyakit hipertensi.
b. Suhu panas
Menurut penelitian tentang Pengaruh Iklim Kerja terhadap Kondisi Kesehatan
Karyawan Bagian Sewing di Konveksi II dan IV PT. DAN LIRIS Banaran
Kabupaten Sukoharjo yang dilakukan Basri (2012), didapatkan hasil bahwa ada
pengaruh iklim kerja yang melebihi NAB terhadap kondisi kesehatan seperti
keluarnya keringat yang berlebih, rasa haus, dehidrasi, rasa cemas, kelelahan,
konsentrasi dan kenyamanan kerja.
Hasil dari pengamatan dan penelitian wawancara kepada para pekerja. Karena
suhu panas dari tungku pembakaran yang sangat tinggi, sehingga para pekerja sering
merasa haus, dehidrasi dan kelelahan serta bercucuran keringat berlebih.
c. Debu besi
Dalam komposisi kimia yang terdapat dalam besi salah satunya yaitu silika (Si).
Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) (1997), silika
tergolong dalam Grup 1 zat yang bersifat karsinogenik pada manusia. Silika biasanya
ditemukan dalam bentuk kristal dan jarang dalam keadaan amorf. Kristal silika
terinhalasi menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, radang paru-paru akut,
gangguan autoimun, bahkan dapat menyebabkan kanker paru-paru (Hamilton dkk,
2008).
Hasil wawancara kepada para pekerja sampai saat ini belum ada yang kejadian
atau pekerja yang terkena penyakit gangguan pernafasan yang berat seperti penyakit
paru-paru, hanya saja kadang-kadang pekerja mengalami gangguan pernafasan
ringan seperti ada sesak nafas, bersin-bersin, dan lainnya ketika pulang dari tempat
kerja.
d. Percikan api
Api yang ditimbulkan dari besi baja yang memijar dan percikan api akibat
pemotongan besi baja dapat menyebabkan kerusakan mata dan luka bakar pada
kulit.(Dina Simanjuntak, 2018)
Berdasarkan hasil wawancara kepada para pekerja pandai besi SKN, salah satu
pekerja disana pernah mengalami gangguan penglihatan sementara disebelah
matanya. Awalnya ketika sedang bekerja percikan api dari proses pembentukan
mantul ke mata nya, kemudian hingga dibawa dan di rwat ke rumah sakit terdekat di
Kabupaten Ciamis.
e. Bahan Kimia Pernis, dan karbit
Pemolesan dengan pelitur atau pernis juga berisiko menimbulkan iritasi atau
alergi pada kulit. (Pangestika & Ariastuti, 2015)
Bahan karbit yang telah bercampur dengan air akan menghasilkan uap karbit yang
dapat menimbulkan gangguan iritasi saluran pernapasan. (Mona, 2017)
Berdasarkan hasil wawancara dan oengamatan di pandai besi SKN, para pekerja
belum pernah mengalami permasalahan serius terkait penggunaan pernis dan karbit.
Sesekali merasa gatal-gatal dan mengalami bersin-bersin serta gangguan pernafasan
ringan aja.
f. Sikap kerja yang tidak ergonomis
Sikap kerja yang dilakukan pekerja banyak menggunakan gerakan membungkuk,
dan menunduk pada bagian punggung serta leher. Gerakan berulang pada bagian
tangan juga merupakan faktor risiko yang berdampak pada gangguan
musculoskeletal. (Dimas, 2017)
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di pandai besi SKN, para pekerja
menyebut bahwa mereka sering mengeluh sakit pinggang, sakit otot tangan, sakit
punggu, kelelahan, sering kesemutan, dank ram yang merupakan tanda gejala awal
gangguan musuloskeletal setelah pulang kerja ataupun ditempat kerja.

5. Rekomendasi Upaya Penanggulangan


Untuk permasalahan kebisingan,debu besi, percikan api, serta bahan kimia dari pernis
dan karbit bisa ditanggulangi dengan kepatuhan penggunaan APD melipu earplug,
masker, sarung tangan, dan kaca mata yang sesuai dengan standar keamanan k3 dan
penggunaan baju lengan dan celana panjang. Dari pihak pemilik usaha bisa memfasilitasi
dengan menyediakan APD sejumlah banyak nya pekerja, sehingga semua pekerja
memiliki perlindungan k3 dalam melakukan pekerjaannya sehingga terbebas dari PAK,
Kecelakaan Kerja, dan PHK. Untuk emningkatkan kepatuhan para pekerja terkait
penggunaan APD bisa dilakukan sosialisasi dan perarturan pemilik perusahaan.
Kesadaran tentang kepatuhan penggunaan APD pun harus diterapkan oleh pekerja agar
meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
Untuk permasalahan suhu panas, bisa ditanggulangi dengan menyediakan air
minum di tempat kerja. Sehingga para pekerja jika merasa haus dapat minum air minum
yang bisa ditambah dengan sedikit garam agar tidak cepat merasa lelah dan bisa sedikit
menggantikan ion- ion tubuh yang keluar. Dengan hal itu bisa menghindari dehidrasi
yang berlebihan. Serta dengan bantuan kipas angina di dekat area kerja agar sedikit
membantu suhu tempat tersebut agar tidak terlalu panas.
Untuk penanggulangan permasalahan gangguan pada organ saraf, otot, sendi dan
lainnya bisa ditanggulangi dengan melakukan peregangan atau streaching pada waktu
istirahat, dimana peregangan dilakukan selama lima menit, jam peregangan disesuaikan
dengan jam kerja yang sudah ditetapkan. Untuk pekerja dibagian pembentukan yang
berdiri terlalu lama, maka perlu melakukan peregangan atau istirahat sejenak dengan cara
menyilangkan lutut kaki diatas lutut kaki yang berlawanan. Lalu tarik jari kaki secara
perlahan untuk meregangkan plantar fasia. Tahan selama 10 detik. Ulangi peregangan
dengan kaki yang lain, dan lakukan hal ini pada masing-masing kaki sebanyak 20 kali.
Serta melakukan stretching pada otot-otot lengan.
Daftar Pustaka

Halodoc. (2020, July 7). Gangguan Muskuloskeletal. Retrieved from

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-muskuloskeletal

Pratama, D. N. (2017). Identifikasi risiko musculoskeletal disorders(Msds) pada pekerja pandai

besi. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 6(1), 78.

doi:10.20473/ijosh.v6i1.2017.78-87

Regia, R. A., & Oginawati, K. (2017). Potensi bahaya debu silika terhadap kesehatan pandai besi

Desa mekarmaju kabupaten Bandung. Jurnal Dampak, 14(2), 73.

doi:10.25077/dampak.14.2.73-80.2017

Dewanty, R. A. (2015). Analisis Dampak Intensitas Kebisingan Terhadap Gangguan

Pendengaran Petugas Laundry. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(2). 229-237


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai