Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

PK FISIOLOGI KEHAMILAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU ‘WK’ UMUR 27 TAHUN


G2P1A0 UK 37 MINGGU 1 HARI PRESKEP U PUKI T/H
INTRAUTERIN

Asuhan dilaksanakan
di PMB Made Wiliani, A.Md. Keb

Oleh :
KADEK DWI PURNAMA SARI
NIM. P07124221110

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM AFILIASI
DENPASAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU ‘WK’ UMUR 27 TAHUN


G2P1A0 UK 37 MINGGU 1 HARI PRESKEP U PUKI T/H
INTRAUTERIN
1 NOVEMBER 2021

Telah
disahkan,

Mengetahui Denpasar, 1 November 2021


Pembimbing Lapangan Mahasiswa

Made Wiliani, A.Md.Keb Kadek Dwi Purnama Sari


NIP. 197207281992032004 NIM. P07124221110

Menyetujui
Pembimbing Institusi PK Fisiologis

I G A A Novya Dewi, S.ST., M.Kes


NIP. 198011062002122002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus PK
Fisiologi Holistik Kehamilan, Asuhan Kebidanan Pada Ibu ‘WK’ Umur 27 Tahun
G2P1A0 UK 37 Minggu 1 Hari Preskep U Puki T/H Intrauterin dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang
terhormat:
1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, SST.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST.,M.Kes selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah (PJMK) PK Fisiologi Kehamilan.
3. Ibu IGAA Novya Dewi, SST.,M.Kes selaku dosen pembimbing.
4. Ibu Made Wiliani, A.Md.Keb selaku pembimbing praktik yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama melaksanakan
praktik di PMB Made Wiliani, A.Md.Keb.
5. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kasus ini.
Dalam laporan kasus ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan
ini.
Demikianlah kiranya para pembaca dapat memahami dan apabila terdapat
hal-hal yang kurang berkenan di hati para pembaca, pada kesempatan ini
perkenankanlah penulis memohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Amlapura, 1 November 2021


Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 2
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus.................................................. 2
D. Manfaat Penulisan Laporan..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan Trimester III.......................................................................... 4
B. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Selama Kehamilan Trimester III .... 4
C. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III......................................................... 6
D. Adaptasi Psikologis Kehamilan Trimester III.......................................... 8
E. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Trimester III................................ 8
F. Standar Pelayanan Kebidanan Pada Ibu Hamil ...................................... 10
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.................................................................................................. 21
B. Saran........................................................................................................ 21
Daftar Pustaka
Lampiran

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu hal fisiologis yang akan dialami wanita
dalam siklus kehidupannya selama masa reproduksi, dimana seorang wanita
memiliki janin yang sedang tumbuh di rahimnya. Kehamilan dimulai pada saat
masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi
hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu
(Kuswanti, 2014).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan sesuai yang
diharapkan. Kondisi kesehatan ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan bayi
yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar
calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan.
asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui asuhan
antenatal yang efektif; adalahmempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental
sosial ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi. Di dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau
komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama
kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan serta
kesiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui
dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial dan mempersiapkan rujukan apabila diperlukan
Pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil serta mendeteksi adanya kehamilan beresiko
tinggi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil. Diharapkan pelayanan
antenatal care dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil Asuhan Kebidanan Pada
Ibu ‘WK’ Umur 27 Tahun G2P1A0 UK 37 Minggu 1 Hari Preskep U Puki T/H
Intrauterin dengan kehamilan normal. Pada kasus ini diangkat dengan tujuan agar

1
dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan sesuai standar dalam
pelayanan kebidanan kepada ibu hamil.

2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan kasus ini adalah
mengetahui Asuhan Kebidanan Pada Ibu ‘WK’ Umur 27 Tahun G2P1A0 UK 37
Minggu 1 Hari Preskep U Puki T/H Intrauterin yang menerima asuhan kebidanan
yang sesuai dengan ruang lingkup kewenangan mandiri, kemitraan/kolaborasi atau
rujukan yang berdasarkan evidence based kebidanan pada kehamilan secara
holistik.

3. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Asuhan Kebidanan Pada Ibu ‘WK’ Umur 27 Tahun G2P1A0 UK 37
Minggu 1 Hari Preskep U Puki T/H Intrauterin dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 1 November 2021 di PMB Made Wiliani, A.Md.Keb.

4. Manfaat Penulisan Laporan


1. Manfaat teoritis
Penulisan laporan kasus ini dapat dipertimbangkan sebagai bahan bacaan
serta pengembangan tulisan selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan kebidanan
fisiologi holistik pada masa kehamilan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi kesehatan dan petugas kesehatan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan gambaran dalam
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan bahan masukan bidan serta tenaga
kesehatan lainnya di institusi pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil secara holistik.
b. Bagi ibu hamil dan keluarga
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat menambah informasi ibu hamil
sehingga dapat mengenali dan menambah wawasan tentang masalah kesehatan
yang dialami. Selain itu penulisan laporan kasus ini juga dapat memberikan

2
pengalaman dan pengetahuan bagi suami dan keluarga ibu sehingga dapat ikut
terlibat dalam pelaksanaan asuhan.
c. Bagi Mahasiswa dan Institusi Pendidikan
Hasil penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan contoh asuhan
kebidanan pada ibu hamil trimester III dalam penerapan pelayanan kebidanan
sesuai dengan standar.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan Trimester III


Kehamilan merupakan suatu periode yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan. Kehamilan dibagi menjadi tiga
trimester yaitu trimester pertama berlangsung pada minggu pertama sampai
minggu ke-12, trimester kedua pada minggu ke-13 sampai minggu ke-27,
trimester tiga pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40 (Varney, et. al., 2006).
Kehamilan trimester ketiga merupakan trimester yang lebih berorientasi pada
realitas menjadi orang tua yang menantikan kelahiran anaknya. Ikatan antara
orang tua dan janin berkembang pada trimester tiga. Kekhawatiran orang tua
berfokus pada kemampuan fiisik dan dalam mempersiapkan diri menjadi orang
tua. Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat ibu
(Bobak, et. al., 2005). Kehamilan trimester III yaitu kehamilan antara umur
kehamilan 28 – 40 minggu (Saifudin, 2012).

B. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Selama Kehamilan Trimester III


1. Sistem Reproduksi
a. Uterus: trimester III isthmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan
berkembang menjadi Segmen Bawah Rahim (SBR). Memasuki kehamilan tua
kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis,
tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen
bawah yang lebih tipis. Batas tersebut dikenal sebagai lingkaran retraksi
fisiologis dinding uterus (Pantikawati dan Saryono, 2010).
b. Serviks: trimester III, serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan
secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan dan
akan mengalami dilatasi serviks (Steer dan Johnson dalam Fraser dan Cooper,
2009).
c. Vulva dan Vagina: pada trimester III, hormon kehamilan mempersiapkan
vagina supaya distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa
vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos, dan
pemanjangan vagina (Bobak, et. al, 2005).

4
d. Payudara: selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mamae
membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar hormon luteal
dan plasenta pada masa hamil meningkatkan profilerasi duktus laktiferus dan
jaringan lobules-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran
nodul kasar (Bobak, et. al, 2005).
2. Sistem Traktus Urinaria
Memasuki kehamilan trimester III kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul, pada trimester ini ibu hamil akan sering mengeluh kencing sebab
kandung kencing akan tertekan oleh penurunan kepala janin tersebut (Saifuddin,
dkk, 2012).
3. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena
gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron
(Sulistyawati, 2009).
4. Sistem Integumen
Sejak bulan ketiga hingga kehamilan aterm, perubahan warna kulit
menjadi lebih gelap terjadi pada 90 % wanita hamil. Hiperpigmentasi terlihat di
area seperti areola, perineum, dan umbilicus serta di area yang sering mengalami
gesekan seperti aksila dan paha bagian dalam (Fraser dan Cooper, 2009).
5. Sistem Muskuloskeletal
Peningkatan distensi abdomen yang menyebabkan punggung miring ke
depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan pada akhir
kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi
bergeser ke depan. Selama trimester ketiga otot rektus abdominis dapat memisah
menyebabkan isi perut menonjol di garis tengah tubuh. Umbilicus menjadi lebih
datar atau menonjol (Bobak, et. al., 2005).
6. Sistem Endokrin
Selama kehamilan kelenjar hipofisis akan membesar 135%. Hormon
prolaktin akan meningkat 10 kali lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya,
setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Kelenjar adrenalin
pada kehamilan normal akan mengecil (Saifuddin, dkk, 2012).

5
C. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III
Menurut Sulistyawati (2009), kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester III
adalah sebagai berikut:
1. Nutrisi yang adekuat
Banyaknya energi total yang harus disiapkan hingga kehamilan berakhir
yaitu sekitar 80.000 kkal, atau kira-kira 300 kkal setiap hari diatas kebutuhan
wanita tidak hamil. Kecukupan energi ini terhitung sebesar 150 kalori/hari selama
trimester I dan 350 kalori/hari selama trimester II dan III (Sibagariang, 2010).
Tabel 1
Rekomendasi Kenaikan Total Berat Badan Selama Hamil
Kategori Peningkatan Berat Badan (Kg)
1 2
Ringan (BMI < l9,8) 12,5-18
Normal (BMI 19,8-26) 11,5-16
Tinggi (BMI >26-29) 7,0-1 1,5
Gemuk (BMI >29,0) <7
Sumber: Bobak Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, 2005
2. Istirahat dan tidur
Beristirahat yang cukup minimal delapan jam pada malam hari dan dua
jam di siang hari mampu memberikan energi pada ibu dalam menjalani
kehamilannya (Sulistyawati, 2009).
3. Personal Hygiene
Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil cenderung
untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan
kulit dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan
mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,
terutama pada ibu yang mengalami kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil
dapat menimbulkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi
(Romauli, 2011).
4. Eliminasi

6
Keluhan yang sering muncul adalah konstipasi dan sering buang air kecil.
Konstipasi disebabkan oleh hormon progesterone yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran
janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahannya
adalah dengan mengkonsumsi makanan kaya serat seperti sayur dan buah-buahan,
serta banyak minum air putih. Buang air kecil juga merupakan keluhan yang
paling sering dialami pada trimester I dan III. Hal tersebut disebabkan oleh
pembesaran janin yang mendesak kantong kemih pada trimester III. Tidak
dianjurkan untuk mengurangi asupan cairan karena akan menyebabkan dehidrasi
(Romauli, 2011).
5. Seksual
Hubungan seksual pada wanita hamil normal umumnya dianggap tidak
berbahaya. Koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan. Koitus tidak
dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus berulang,
abortus/prematurus imminens, dan ketuban pecah sebelum waktunya (Romauli,
2011).
6. Brain booster
Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014 menuliskan bahwa selain
penanganan masalah kehamilan dan komplikasi yang menyertainya, perlu
diupayakan peningkatan kualitas bayi yang akan dilahirkan, melalui kegiatan
brain booster meliputi stimulasi otak janin dan asupan gizi seimbang pada ibu
hamil. Brain booster adalah sebuah terapi otak untuk meningkatkan kecerdasan
otak. Terapi ini bekerja dengan memberikan stimulus pada gelombang otak.
Stimulus ini akan menstimulasi otak dengan audio gelombang otak pada frekuensi
tertentu. Dengan stimulasi tersebut, otak akan terlatih untuk selalu berfungsi
maksimal dalam melakukan aktivitasnya, termasuk dalam meningkatkan
kecerdasan. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
bertujuan untuk meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi
pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.
Beberapa brain booster sederhana yang dapat dilakukan adalah :
a. Berkomunikasi dengan janin

7
b. Musik untuk menstimulasi janin
c. Nutrisi gizi seimbang bagi ibu hamil.

D. Adaptasi Psikologis Kehamilan Trimester III


Kehamilan trimester III merupakan periode penuh kewaspadaan. Ibu
menjadi tidak sabar menunggu kelahiran sang bayi. Hal ini membuat ibu berjaga-
jaga dan menunggu tanda dan gejala persalinan, menyiapkan nama untuk sang
bayi, membayangkan wajah bayinya, serta mempersiapkan kamar untuk bayinya.
Rasa ketidaknyamanan akan kehamilan mulai muncul kembali, merasa diri akan
jelek, mengalami perubahan bentuk tubuh, merasa kehilangan perhatian khusus
dari suami dan keluarga. Ketidaknyamanan tersebut perlu mendapat dukungan
emosional dari seluruh anggota keluarga serta tenaga kesehatan khususnya bidan
(Varney, 2007).

E. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Trimester III


Mual dan muntah memang biasanya terjadi di awal kehamilan, namun
sebenarnya mual dan muntah juga bisa terjadi di trimester 3 kehamilan atau
menjelang persalinan. Beberapa penyebab mual saat hamil tua antara lain:
1. Meningkatnya produksi hormon progesteron
Salah satu penyebab mual saat hamil tua adalah meningkatnya produksi
hormon progesteron yang menyebabkan otot menjadi lebih rileks. Akibatnya klep
pada perut juga makin lemah sehingga asam dan sisa makanan yang berada di
lambung dapat naik kembali ke tenggorokan.
2. Gejala preeklamsia
Pada beberapa wanita, preeklamsia ditandai dengan mual dan muntah yang
disertai dengan pembengkakan anggota tubuh dan gangguan penglihatan serta
pernapasan. Sebaiknya periksakan tekanan darah Anda ketika mulai sering merasa
mual saat hamil tua.
3. Ukuran rahim yang semakin besar

8
Pada trimester 3 ukuran rahim akan semakin besar karena pertumbuhan
janin. Hal ini dapat menyebabkan tekanan pada lambung dan naik kembali ke
kerongkongan sehingga menyebabkan muntah dan mual saat hamil tua. Kondisi
ini juga dikenal sebagai refluks asam, dan refluks asam dapat menjadi salah satu
alasan mual.
4. Tanda akan melahirkan
Muntah dan mual saat hamil tua juga bisa menjadi salah satu tanda akan
melahirkan. Apabila Anda mengalami mual dan muntah disertai dengan sakit
punggung, tekanan pada panggul dan adanya kontraksi perut, maka bisa jadi hal
tersebut adalah tanda persiapan melahirkan.
5. Mulas atau refluks asam
Ini juga merupakan kejadian umum pada tahap lanjut kehamilan. Ketika
ukuran uterus berangsur-angsur meningkat, ia memberikan tekanan pada organ-
organ perut lainnya yang pada gilirannya akan dikompres ke bagian atas, melawan
diafragma, yang mengarah ke pembentukan gas.
6. Dehidrasi
Tidak meminum air dalam jumlah yang cukup dapat menyebabkan
dehidrasi dalam tubuh yang pada gilirannya menyebabkan muntah dan mual saat
hamil tua.
7. Keracunan makanan
Keracunan makanan menyebabkan muntah apakah Anda hamil atau tidak.
Keracunan makanan dapat memengaruhi saat Anda mengandung. Organisme
menular dalam makanan Anda pada dasarnya menyebabkan keracunan makanan.
8. Morning sickness
Salah satu alasan yang sangat jelas untuk muntah dan mual saat hamil tua
adalah morning sickness. Ini adalah fenomena umum selama kehamilan dan dapat
menyebabkan muntah bahkan pada trimester terakhir kehamilan.
9. Komplikasi medis yang mendasari
Kadang-kadang, mual saat hamil tua dapat terjadi karena beberapa kondisi
medis yang mendasarinya seperti preeklampsia. Kondisi seperti itu dapat
menimbulkan ancaman serius bagi ibu dan bayinya yang belum lahir. Jika Anda
melihat gejala lain seperti wajah bengkak, sakit di perut, sakit kepala yang

9
menusuk, sulit melihat atau gejala tidak biasa lainnya bersama dengan mual, Anda
harus mencari bantuan medis.

F. Standar Pelayanan Kebidanan Pada Ibu Hamil


Ibu hamil wajib melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan rutin 4 kali
atau lebih dengan tenaga kesehatan. Beberapa pelayanan antenatal yang harus
dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Timbang Berat Badan (BB) dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali melakukan kunjungan
antenatal untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan
berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1
kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Tinggi badan diperiksa hanya pada kunjungan pertama. Tinggi badan < 145 cm
mempunyai faktor risiko untuk panggul sempit (Kemenkes R.I., 2013).
b. Ukur lingkar lengan atas
Lingkar Lengan Atas (LiLA) diukur saat kunjungan pertama. LiLA ibu
hamil <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK)
(Kemenkes R.I., 2013).
c. Ukur tekanan darah
Pengukuran dilakukan pada tiap kali kunjungan. Tekanan darah normal jika
120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi bila >140/90 mmHg
(Kemenkes R.I., 2013).
d. Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan
janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu (Kemenkes R.I., 2013).
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II. Pemeriksaan abdominal
dilakukan dengan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, posisi janin,

10
bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari
kelainan serta dapat melakukan rujukan tepat waktu, apabila pada trimesetr III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul
berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah lainya. Pemeriksaan DJJ
dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.
Denyut jantung janin (DJJ) lambat kurang dari 120 kali per menit, atau DJJ cepat
lebih dari 160 kali per menit menunjukkan adanya gawat janin (Depkes R.I.,
2003; Kemenkes R.I., 2013).
2. Pemberian suplemen dan pencegahan penyakit
a. Pemberian imunisasi tetanus toxoid
Skrining status tetanus toxoid ibu hamil dilakukan terlebih dahulu dan
memberikan imunisasi sesuai status imunisasi ibu. Ibu hamil minimal memiliki
status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus
(Kemenkes RI., 2013).
3. Pemeriksaan penunjang
a. Tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin, yaitu
golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis.
Pemeriksaan laboratorium khusus dilakukan atas indikasi (Kemenkes R.I., 2013).
4. Tatalaksana kasus
Jika dari pemeriksaan ditemukan faktor risiko segera dilakukan rujukan
(Kemenkes R.I., 2013).
5. Temu wicara/konseling
Temu wicara/konseling mulai hamil sampai dengan Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi serta KB paska persalinan. Salah satu program
pemerintah yaitu Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan dalam rangka
meningkatkan peran aktif suami, keluarga, dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil.
Fokus dari P4K adalah pemasangan stiker pada setiap rumah yang ada ibu hamil
(Depkes RI., 2009).

11
Human Immunodeficiency Virus, Sifilis, dan Hepatitis B pada anak dari ibu
yang terinfeksi berdampak pada kesakitan, kecacatan, dan kematian serta
memerlukan pelayanan kesehatan jangka panjang dengan beban biaya yang besar.
Untuk kepentingan itu, maka pemerintah melalui Kementrian Kesehatan
menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan No.52 Tahun 2017 tentang eliminasi
penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke
anak. Selanjutnya, tanggal 31 Mei 2017 terbit Surat Edaran Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor UM.01.05/3/1127.02/2017 terkait
Permohonan Rekomendasi PP IBI tentang Triple Eliminasi HIV, Sifilis dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak Indonesia. Surat edaran ini terbit sehubungan
dengan Surat Edaran dari Menteri Kesehatan No HK.02.01/Menkes/37/2017
tentang Pelaksanaan Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke
Anak di Indonesia. Kementerian Kesehatan menyatakan akan menyusun pedoman
Triple Eliminasi, sehingga dimohon rekomendasi dukungan dari Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) dalam program triple eliminasi. Sebagai informasi dituliskan
bahwa pelaksanaan deteksi dini pada setiap ibu hamil dilakukan dalam paket ANC
terpadu 10T dan skrining HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil sudah
menjadi pemeriksaan rutin.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU ‘WK’ UMUR 27 TAHUN G2P1A0


UK 37 MINGGU 1 HARI PRESKEP U PUKI T/H INTRAUTERI

Tempat Pelayanan : PMB Made Wiliani, A.Md. Keb


Tanggal : 1 November 2021

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Ibu Suami
Nama : Ny. WK Tn. NW
Umur : 27 tahun 37 tahun
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SD SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja Petani
Alamat/Tlp : Br. Dinas Moncol, Pedahan, Tianyar Tengah
No. Telp : 08133812xxxx
2. Alasan memeriksakan diri
Ibu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin, ibu mengeluh
sering kencing dan nyeri pada sympisi tetapi tidak disertai adanya kontraksi.
3. Riwayat menstruasi
Ibu menstruasi pertama kali pada umur 11 tahun, dengan siklus teratur
±30 hari. Selama menstruasi ibu mengganti pembalut 2 sampai 3 kali sehari
dengan lama menstruasi 5-6 hari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama
menstruasi. HPHT: 16 Pebruari 2021 selanjutnya didapatkan TP : 23 November
2021.
4. Riwayat perkawinan
Ibu menikah satu kali secara sah, lama pernikahan ibu dan suami yaitu 5
bulan.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya
No Tgl Umur Hamil Jenis Penolong Anak Lakta Keadaan Ket
. Partus Partu si Anak era
s Umur Sekarang nga
(Bula n/

13
Abort Premat A Nake No JK BBL n) Hidup Meni Ko
us ur t s n L P Nor C nggal mpl
e mal ac ika
r at si
m
1 5-5-  Spt   3.200 18 
2018 B bulan
2 Hamil
ini

6. Riwayat hamil ini


a. Keluhan atau tanda bahaya
Pada trimester pertama ibu mengalami keluhan mual dan sudah teratasi.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang dapat
membahayakan kehamilan seperti perdarahan, bengkak pada wajah,
gerakan janin menurun, sakit kepala hebat dan pandangan kabur.
b. Ikhtisar pemeriksaan sebelumnya
Ibu mengatakan telah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali
di bidan, 1 kali di dokter untuk USG, 2 kali di Puskesmas untuk cek lab
dan melakukan pemeriksaan rutin.
c. Gerakan janin
Ibu mengataka gerakan janin aktif dan sudah dirasakan sejak ±4 bulan lalu.
d. Obat dan suplemen yang pernah diminum
Ibu mengatakan pernah mendapat suplemen kehamilan berupa asam folat,
tablet tambah darah, kalk dan vit. C.
e. Perilaku yang membahayakan kehamilan
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan perilaku yang dapat
membahayakan kehamilan seperti : minum-minuman keras, kontak dengan
binatang, diurut dukun, dan menggunakan narkoba.
7. Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh ibu/riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang mengalami gejala atau
tanda penyakit kardiovaskuler, hipertensi, asma, epilepsi, Diabetes Mellitus
(DM), Tuberculosis (TBC), hepatitis, dan penyakit menular seksual (PMS).
Ibu tidak pernah menjalani operasi, sebelum hamil ibu memiliki riwayat
gastritis.

14
8. Riwayat penyakit keluarga (ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah
menderita sakit keturunan dan penyakit menular
Ibu mengatakan anggota keluarga yang lainnya tidak pernah atau tidak
sedang menderita penyakit keturunan seperti: kanker, asma, hipertensi, DM,
penyakit jiwa, kelainan bawaan, hamil kembar, epilepsi, alergi, maupun
penyakit menular, yaitu penyakit hati, TBC dan PMS/HIV/AIDS.
9. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit
ginekologi seperti: infertilitas, polip serviks, kanker kandungan, cervisitis
kronis, endometriosis, myoma, operasi kandungan dan perkosaan.
10. Data Bio-psiko-sosial dan spiritual
a. Bernafas
Ibu tidak mengalami keluhan kesulitan bernafas.
b. Pola makan/minum
Ibu mengatakan makan 3 kali dalam sehari dengan porsi sedang. Menu
bervariasi seperti: nasi putih, ikan, daging, tempe, tahu, sayur-sayuran
terkadang disertai buah. Ibu mengatakan tidak memiliki pantangan dalam
makan. Ibu minum air putih ±8 gelas perhari.
c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan sering buang air kecil, yaitu sekitar 5 sampai 6 kali sehari
dengan warna kuning jernih. Ibu mengatakan biasanya buang air besar 1
kali sehari, konsistensi lembek, warna kuning kecokelatan. Ibu
mengatakan tidak memiliki keluhan saat BAB atau BAK.
d. Pola istirahat
Ibu kadang-kadang tidur siang selama 1-2 jam dan tidur malam selama ±5
jam.
e. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan oleh ibu maupun suami,
sehingga ibu dan suami menerima kehamilan ini dengan bahagia. Ibu
tinggal hanya berdua bersama suami di Bali.
f. Pengetahuan

15
Ibu mengatakan sudah mengetahui tetang perubahan fisik, nutrisi selama
kehamilan, pola istirahat dan tidur, dan tanda bahaya TW III.
11. Perencanaan Persalinan
Ibu mengatakan ingin bersalin dengan ditolong oleh bidan, ibu
memutuskan tempat untuk bersalin di RS Pratama Kubu dan ditolong oleh
bidan dan dokter. Transportasi yang ibu punya untuk menuju tempat bersalin
adalah sepeda motor pribadi. Ibu akan didampingi oleh suami selama
persalinan dan suami sebagai pengambil keputusan. Dana persalinan
menggunakan BPJS. Ibu mengatakan akan berencana untuk menggunkan
metode kontrasepsi suntik 3 bulan. Ibu mengatakan sudah menyiapkan calon
pendonor darah yaitu suami.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Ibu datang ke PMB Made Wiliani, A.Md.Keb pada tanggal 1 November
2021 dengan Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Berat badan
(BB) ibu yaitu 60 kg, tinggi badan 160 cm, Tekanan Darah 120/80 mmHg,
lingkar lengan (LILA) 24 cm. Nadi 80 kali/menit, dan RR 20 kali/menit.
2. Pemeriksaan fisik
Berdasarkan pemeriksaan fisik head to toe, didapatkan bahwa pada bagian
kepala ibu tidak ada kelaianan, rambut bersih, tidak terdapat lesi pada kulit
kepala. Pada bagian wajah simetris, tidak ada oedema, pemeriksaan mata
konjungtiva merah muda dan sklera putih. Hidung tidak tampak polip, tidak
ada sekret. Pada bagian mulut, bibir ibu lembap dan bentuk simetris. Telinga
ibu bersih dan tidak ada serumen. Pada leher tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe dan kelenjar tiroid serta tidak ada plebaran vena jugularis.
Payudara terlihat simetris, tidak ada benjolan abnormal, putting menonjol dan
belum terdapat pengeluaran kolostrum. Pada pemeriksaan ekstremitas tidak
ada kelainan, simetris, tidak ada oedema, refleks patella positif kiri dan
kanan, serta tidak ada varises.
3. Pemeriksaan khusus obstetri
Berdasarkan inspeksi, abdomen terlihat membesar dengan arah
memanjang. Pada pemeriksaan palpasi leopold I, tinggi fundus uteri 2 jari

16
bawah PX, McD 31 cm, pada bagian fundus teraba satu bagian bulat, lunak,
tidak melenting. Palpasi Leopold II, pada bagian kiri perut ibu teraba satu
bagian keras memanjang seperti papan, pada bagian kanan perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin, palpasi Leopold III teraba satu bagian bulat, keras,
melenting dan tidak dapat digoyangkan dan Leopold IV tangan pemeriksa
divergen. Pemeriksaan auskultasi diperoleh Denyut Jantung Janin (DJJ)
positif dengan irama teratur dan frekuensi kali dalam satu menit. Tafsiran
berat badan janin adalah 3100 gram.

C. ANALISA
Ibu ‘WK' Umur 27 Tahun G2P1A0 UK 37 Minggu 1 Hari Preskep U Puki T/H
Intrauterie.
Skor Poedji Rochjati
- Skor awal ibu hamil : 2

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu dan suami memahami kondisi
kehamilan.
2. Memberikan ibu konseling tentang cara mengurangi ketidaknyamanan sering
buang air kecil yang menggagu tidur pada malam hari, ibu bersedia untuk
mengatur frekuensi minum pada malam hari.
3. Memberikan konsling tentang penyebab terjadinya nyeri pada sympisis, ibu
paham dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan.
4. Memberikan KIE kepada ibu mengenai tentang tanda-tanda persalinan seperti
sakit perut menjalar ke bokong dan perut keras seperti papan, kontaksi perut
teratur, keluar lendir bercampur darah, agar segera membawa ke tempat
pelayanan kesehatan, ibu mengerti dan paham dengan penjelasan bidan.
5. Menganjurkan ibu untuk mulai mempersiapankan perlengkapan persalinan
seperti pakaian ibu, pakaian bayi, dan handuk, ibu bersedia untuk
melakukannya.
6. Meresepkan ibu suplemen berupa SF (1 x 200mg), ibu bersedia untuk minum
obat sesuai dosis yang sudah diberikan.

17
7. Menyepakati waktu kunjungan ulang dengan ibu untuk melakukan
pemeriksaan rutin 1 minggu lagi atau ada keluhan sebelum waktu kontrol, ibu
bersedia untuk datang.
8. Melakukan pendokumentasian, pendokumentasian dilakukan di buku register
dan di Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

18
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

A. Kesehatan dan Keadaan Umum Ibu


Pemeriksaan kehamilan pada Ibu ‘WK’ pada tanggal 1 November 2021
merupakan pemeriksaan ke delapan ibu di PMB Made Wliani, A.Md. Ibu
mengatakan telah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali di bidan, 1
kali di dokter untuk USG, 2 kali di Puskesmas untuk cek lab dan melakukan
pemeriksaan rutin. Kunjungan ANC yang dilakukan sudah sesuai dengan
kebijakan kunjungan pemeriksaan kehamilan yaitu minimal 2 kali pada trimester
I, minimal 1 kali pada trimester II dan minimal 3 kali pada trimester III
(Kemenkes R.I., 20l3).
Ibu ‘WK’ mengatakan datang ke PMB Made Wiliani, A.Md.Keb ingin
memeriksakan rutin kehamilannya dengan keluhan sering kencing dan nyeri pada
sympisis tidak disertai dengan kontraksi. Pada data subjektif ibu kurang istirahat
karena alasan terganggu karena keinginan sering kencing, hal ini disebabkan
karena ibu belum mengetahui cara mengatasi ketidaknyamanan yang dialami
seperti sering kencing yang sebenarnya bisa diatasi dengan mengatur frekuensi
minum pada malam hari. Dan mengeluh nyeri sympisis yang disebabkan karena
kepala janin sudah masuk PAP.
Riwayat pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk menentukan
kebutuhan ibu serta pemberian asuhan yang tepat. Oleh sebab itu, ibu dilayani
seperti saat melakukan kunjungan antenatal ulang. Pemantauan kesehatan umum
ibu seharusnya juga dapat dipantau melalui peningkatan berat badan ibu selama
hamil, namun karena tidak ada data tentang peningkatan berat badan ibu maka
peningktan berat badan sesuai dengan rekomendasi tidak dapat diamati.
B. Kesejahteraan Janin
Perkembangan Tinggi Fundus Uteri (TFU) pada asuhan kebidanan saat
umur kehamilan 37 minggu 1 hari didapatkan 31 cm. Pengukuran TFU dengan
pita ukur atau meteline dilakukan sejak umur kehamilan 22 minggu, pengukuran
TFU dilakukan untuk menghitung taksiran berat janin yang dikombinasikan
dengan teori Johnson dan Tausack. Cara penghitungannya jika bagian terendah
janin sudah masuk ke dalam pintu atas panggul, hasil penghitungan tinggi fundus

19
dalam cm dikurangi 11 dikalikan 155 (Mandriwati, 2011). Hasil pemeriksaan
TFU menunjukkan TFU tidak mencapai angka yang ideal yang mana TFU yang
normal memiliki selisih deviasi lebih kecil 2 cm atau lebih besar 2 cm dari usia
kehamilan (Mandriwati, 2012). Pada kasus ibu ‘WK’ kenaikan / peningkatan TFU
tidak sesuai dengan angka ideal sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang yang
dapat membantu memantau kesejahteraan janin dalam uterus melalui pemeriksaan
Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui lebih jelas
apakah ada kesalahan dalam penghitungan usia kehamilan atau terjadi ganguan
pertumbuhan pada janin.
Pemantauan Denyut Jantung Janin (DJJ) juga penting untuk memprediksi
keadaan janin berkaitan dengan oksigenasi. DJJ rata-rata yang normal pada janin
adalah rata-rata 140 kali/menit dengan rentang 120-160 kali/menit. Pada kasus
ibu’WK’ DJJ terpantau teratur dengan frekuensi 145 kali/menit.
Penjeasan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan asuhan kebidanan
kehamilan yang diberikan pada ibu ‘WK’ sudah sesuai dengan standar pelayanan
dengan asuhan komprehensif sesuai dengan standar pelayanan antenatal terpadu
10 T (Kemenkes RI, 2013).

20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Mengacu pada hasil dan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan yaitu perkembangan kehamilan Ibu ‘WK’ pada usia kehamilan 37
minggu 1 hari terpantau normal melalui gerakan janin dan hasil pemeriksaan DJJ.
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu ‘WK’ sudah sesuai dengan standar
yang berlaku.

B. Saran
1. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga ikut serta dalam memberikan asuhan kepada ibu
dalam memberikan dukungan secara menyeluruh, serta dapat mendeteksi secara
dini penyulit dan komplikasi yang mungkin saja terjadi pada ibu dan bayi.
2. PMB Made Wiliani, A.Md.Keb
Bagi PMB Made Wiliani, A.Md.Keb diharapkan agar tetap menjaga dan
mempertahankan kualitasnya pelayanan yang diberikan sehingga pasien tetap
merasakan kenyamanan.
3. Penulis Selanjutnya
Penulis selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengkajian lebih dalam
agar data yang didapatkan lebih akurat dan asuhan yang diberikan sesuai dengan
staudar untuk mendeteksi secara dini komplikasi sehingga dapat dilakukan
penatalaksanaan sesuai dengan prosedur.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdennilk and Jensen., 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi
4, Jakarta. EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Standar Pelayanan Kebidanan,
Jakarta. Depkes R.I.
Fraser, D.M., and Cooper, M.A., 2009, Myles Buku Ajar Bidan Edisi 14, Jakarta.
EGC.
Kemenkes R.I., 2013, Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta:
Kemenkes RI.
Kuswanti, Ina .2014. Asuhan Kebidanan. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Mandriwati, G.A, 2012, Asuhan Kebidanan Antenatal, Penuntun Belajar, Edisi 2,
Jakarta. EGC.
Pantikawati, I., dan Saryono., 2010, Asuhan Kebidanan I (Kehamilan),
Yogyakarta. Nuha Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014. 30
Desember 2014. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
135. Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017. 13
November 2017. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1614. Jakarta
Prawirohardjo, S. 2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Romauli, S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin, AB., dkk, 2012, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,
Jakarta. PT. Bina Pustaka.
Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
UM.01.05/3/1127.02/2017. 15 Januari 2017. Jakarta
Sulistyawati, A., 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan, Jakarta.
Salemba Medika.
Vamey, H., Kriebs, J .M., and Gegor, C.L, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Edisi 4 Volume I, Jakarta. EGC.

22
LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai