Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL (OSTEOMIELITIS)

DIAJUKAN OLEH:

MELINA DIAN ASTUTI HASAN SOLUNGAN


B300221058

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI


PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat-Nya,sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas akademik Gangguan Sistem Muskuloskeletal pada
Program Studi S1 Keperawatan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Olehkarena itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang.Pada akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah
ini bermanfaat khususnya bagi saya pribadi dan bagi pembaca
umumnya.

PENYUSUN

1
”OSTEOMYELITIS”

A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
(Brunner, suddarth. 2001).
Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai
berkut:
1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang
yang disebabkan oleh staphylococcusaureus dan kadang-kadang
Haemophylusinfluensae (Depkes RI, 1995).
2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
3. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang
disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)
4. Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang
yang disebabkan oleh staphyilococcusAureus dan kadang-kadang
haemophylusinfluenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh
staphylococcusaureus.

B. Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal


Sistem Muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan
bursa. Masalah yang berhubungan dengan stuktur ini sangat sering terjadi dan
mengenai semua kelompok usia. Masalah sistem muskuloskeletal biasanya
tidak mengancam jiwa, namun mempunyai dampak yang bermakna terhadap
aktivitas dan produktivitas penderita.

2
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
mengukur pergerakan. Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang
lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh sistem muskuloskeletal yang
yang optimum.
Ada sekitar 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4
kategori :
1. Tulang Panjang
2. Tulang Pendek
3. Tulang Pipih
4. Tulang Tak Teratur
Bentuk dan konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan daya
yang bekerja padanya.Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus
(Trabekular atau Spongius) atau koltikal (kompak). Tulang panjang berbentuk
seperti tangkai atau batang panjang dengan ujung yang membulat, misalnya
femur. Batang atau diafisis terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung
tulang panjang dinamakan epifisis dan terutama tersusun oleh tulang
kanselus. Tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan.
Tulang pendek terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak.
Tulang pipih merupakan tempat penting untuk hematopoiesis dan sering
memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang
konselus diantara kedua tulang kompak. Tulang tak teratur mempunyai
bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral.Sel-
selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblast, osteosit, danosteoklast.
Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan
matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar
{glukosaminoglikosan (asampolosakarida) dan proteoglikan). Matriks
merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorganik ditimbun.
Osteosit adalah sel dewasa yang berfungsi dalam pemeliharaan fungsi tulang
dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang). Osteoklast adalah sel

3
multinuklear (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran,
resorbsidan remodelling tulang.
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrus padat dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkan
tumbuh, selain sebagai tempat pelekatan tendon dan ligamen
Sum – sum tulang merupakan jaringan vaskular dalam rongga sum –
sum (batang) tulang panjang dan tulang pipih. Jaringan tulang mempunyai
vaskularisasi yang sangat baik. Tulangkan selus menerima asupan darah yang
sangat banyak melalui pembuluh darah metafisis dan epifisis. Pembuluh
periosteum mengangkut darah ketulang kompak melalui kanalvolkman yang
sangat kecil. Selain itu ada arterinutrien yang menembus periosteum dan
memasuki rongga medular melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri
nutrient memasok darah kesumsum dan tulang. Sistem vena ada yang
mengikuti arteri dan ada yang keluar sendiri.

C. Etiologi ( Joyce dan Hawks (2005)


Faktor penyebab osteomyelitis adalah :
1. Bakteri :
 Staphilococcus Aureus ( 70%-80%)
 Escherichia Coli
 Pseudomonas
 Klebsiella
 Salmonella
 Proteus
2. virus, jamur dan mikroorganisme lainnya.

D.Manifestasi klinis (Henderson, 1997)


1. Osteomyelitis akut
 Serangan mendadak
 Menggigil, demam tinggi,denyut nadi cepat

4
 Pembesaran kelenjar limfe regional
 Bagian yang terinfeksi bengkak dan sangat nyeri.
 Laboratorium : Leukositosis. Anemia.

2. Osteomyelitis menahun / kronik


Sering mengalami periode berulang nyeri, inflamasi dan infeksi jaringan
lunak di atas tulang disertai pengeluaran nanah / pus yang menetap dan
hilang timbul dari kulit, serta berbau.
Laboratorium : LED meningkat.

Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah,


menyebabkan demam, menyebabkan nyeri pada tulang yang terinfeksi.
Daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan
akan menimbulkan nyeri.Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara
bertahap, menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri
akan memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya
atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan
pembengkakan di daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan
sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah
menunjukkan hasil yang normal.Penderita yang mengalami infeksi pada sendi
buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah
tersebut.Jika suatu infeksi tulang tidak berhasil diobati, bisa terjadi
osteomielitis menahun (osteomyelitis kronis).Kadang-kadang infeksi ini tidak
terdeteksi selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala selama
beberapa bulan atau beberapa tahun.

E.Patofisiologi (Brunner, Suddarth. 2001)


Staphylococcus Aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi
tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada
Osteomyelitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli.

5
Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial,
gram negative dan anaerobik. AwitanOsteomyelitissetelah pembedahan
ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan
sering berhubungan dengan penumpukan hematoma atau infeksi superficial.
Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah
pembedahan.
Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran
hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi,
peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada
pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan ischemia dan
nekrosis jaringan tulang sehubungan dengan peningkatan tekanan jaringan
dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke cavitas medularis dan ke sub
periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih
sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang
terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan
mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak
dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak
lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi
sequestrum.
Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun
sequestruminfeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomyelitis tipe kronik.

F.Komplikasi (Brunner, Suddarth. 2001)

Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi


yang tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat
mengeradikasi bakteri penyebab. Komplikasi osteomyelitis dapat mencakup
infeksi yang semakin memberat pada daerah tulang yang terkena infeksi atau

6
meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran
darah sistemik. Secara umum komplikasi osteomyelitis adalah sebagai
berikut:
1.Komplikasi Dini :
Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat.
Abces yang tidak mau sembuh
Aritis Septik.
2. Komplikasi Lanjut:
Penurunan fungsi tubuh yang terkena.
Fraktur patologi
Kontraktur sendi
Gangguan Pertumbuhan.

G.Pemeriksaan penunjang (Brunner, suddarth. (2001)


1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan
laju endap darah
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan
infeksi oleh bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan
digunakan untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan
kelainan radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang

7
yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang
baru

Pemeriksaan tambahan :

1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama


2. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2,
maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.

H.Penatalaksanaan medis (Brunner, Suddarth. 2001)


1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai
kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2. Penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan
jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta
ruang kososng yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan
tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi
hambatan aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
10. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat
mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K
membantu mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
11. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
12. Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur
untuk kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang

8
kemudian diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara
pengerasan tulang ini adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid
merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam
darah.

9
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian (Nursalam, 2001)


Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien.Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
1. Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat keperawatan
Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya
(bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran
kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri ( kaji keluhan nyeri
dgn menegemen nyeri PQRST dan apkah ada demam.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya
diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau
bedah ortopedi sebelumnya)
4. Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
5. Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi :anoreksia, mual, muntah.
Pola eliminasi :adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien
yang kurang aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi
dan bisa berakibat urine tertahan apabila kalsium pada tulang
kandungannya terlalu tinggi.

10
6. Pemeriksaan fisik
a. Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam
dan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
b. Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum
akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
c. Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan
adanya cairan purulen.
d. Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.
e. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa
lembek bila di palpasi

B. Diagnosis (NANDA,2012-2014)
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
tentang respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akountabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan.Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis
adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
tulang.
3. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
4. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak
adekuat

11
C. Perencanaan (NIC,NOC,Fifthedition)
NO Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan PainMenegement : a. membantu dalam
b/d agen tindakan 3x24 jam a. Kaji karateristik mengidentifikasi
injuri fisik diharapkan, nyeri : lokasi, derajat
Pain level : durasi, intensitas ketidaknyamanan
1. Pasientidak dengan dan kebutuhan
mengalami nyeri. menggunakan untuk keefektifan
Dengan kriteria : skala nyeri, analgetik.
1. Mampu Perhatikan reaksi b. Mencegah
Mengontrol non verbal dari penggeseran
nyeri ketidaknyamanan tulang dan
2. Melaporkan b. Berikan sokongan penekanan pada
bahwa nyeri pada bagian yang jaringan yang
berkurang sakit luka
3. Tidak gelisah c. Ajarkan tehnik c. Suasana hati yang
dan tidak relaksasi dan napas nyaman dapat
meringis dalam misalnya mengurangi rasa
mendengarkan nyeri untuk
music memperoleh
kenyamanan
d. Kolaborasi obat- d. Anti nyeri toradol
obatan anti nyeri efeknya
contoh toradol menurunkan
spasme otot dan
menghilangkan
nyeri
e. Monitor tanda- e. Dapat membantu
tanda vital mengevaluasi
keefektifan
intervensi
f. Tingkatkan pola f. Istirahat dan
istirahat rileks
(imobilisasi) mengurangi nyeri
dan mendapat
kenyamanan

12
NO Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
2. 2. Hambatan Setelah dilakukan Aktivity Terapi : a. Dengan
mobilitas tindakan 3x24 jam a. Memonitor memonitor
fisik b/d diharapkan, emotional, pesikis, emotional,
kerusakan Aktivitytolerance : sosial, dan spiritual pesikis, sosial,
integritas a. Pasien dapat terhadap respon dan
tulang berjalan aktivitas. spiritual,perawat
melangkah. b. Membantu pasien dapat mengetahui
b. Kekuatan tubuh mengidentifikasi respon aktivitas
bagian atas ADL nya pasien.
pasien c. Mengintruksikan b. Dengan
meningkat. pasien atau membantu pasien
c. Kekuatan tubuh keluarga untuk mengidentifikasi
pasien bagian membantu ADL aktivitas yang
bawah pasien yang disukainya,peraw
meningkat. didinginkannya. at dapat
d. Berkolaborasi mengetahui ADL
terhadap pasien.
occupational, c. Dengan
pisical atau mengintruksikan
membuat rencana pasien atau
terapi dan keluarga
memonitor program bagaimana,peraw
aktivitas yang at dapat
dibutuhkan. mengetahui ADL
yang diinginkan
pasien .
d. Dengan
berkolaborasi
terhadap
occupational,
pisical,perawat
dapat mengetahui
rencana terapi
yang akan
diberikan pada
pasien.

13
NO Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
3. 3. Gangguan Setelah dilakukan Woundcare: a. Dengan Monitor
integritass tindakan 3x24 jam a. Monitor kesadaran kesadaran
kulit b/d diharapkan, pasien dengan pasien,perawat
imobilitas Tissueintegrity : lebarnya luka dapat
fisik skinandmucuusme b. Lakukan mengetahui
mbranes : debridemen pada keadaan luka
a. Kerusakan jaringan yang pasien.
integritas kulit sudah mati b. Dengan
pasien berkurang c. Merekomendasika melakukan
( 5 menjadi 3 ). n cara yang efektif debridemen,
b. Tekstur kulit untuk melindungi perawat dapat
pasien normal ( luka mengetahui
kenyal ). d. Berkolaborasi nekrotik pasien
c. Turgor kulit dengan dokter berkurang.
pasien normal untuk memberikan c. Dengan
kembali dalam antibiotik merekomendasi
waktu 2 detik kan cara yang
efektif untuk
melindungi
luka,perawat
dapat
mengetahui luka
pasien
terlindungi.
d. Dengan
berkolaborasi
dengan dokter
untuk
memberikan
antibiotik,peraw
at dapat
mengetahui
pasien terhindar
dari infeksi.

14
NO Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
4. Ansietas Setelah dilakukan Anxiety Reduxtion : a. Dengan
b/d stasus tindakan 3x24 jam a. Mengontrol mengontrol
kesehatan diharapkan, stimulasi yang stimulasi yang
Anxiety level : tepat dan yang tepat,perawat
a. Pasien tidak dibutuhkan. dapat
mengalami b. Membantu pasien mengetahui
panik mengidentifikasi stimulasi
b. Pola tidur situasi cemas. tersebut
passien tidak c. Mengintruksikan berdampak tidak
terganggu. pasien pada pasien
c. Ekspresi wajah menggunakan b. Dengan
tertekan passien teknik relaksasi membantu
berkurang. (nafas pasien
dalam,mendengark engidentifikasi
an musik) cemas,perawat
d. Berkolaborasi dapat
dengan dokter mengetahui apa
untuk memberikan yang membuat
obat penenang. pasien cemas
c. Dengan
mengintruksikan
pasien
menggunakante
knik
relaksasi,perawa
t dapat
mengetahui
apakah teknik
tersebut
mengurangi
kecemasan
pasien
d. Dengan
berkolaborasi
dengan dokter
untuk
memberikan
obat
penenang,peraw
at dapat
megetahui
apakah cemas
pasien
berkurag.

15
NO Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
5. Resiko Setelah dilakukan Infectioncontrol : a. Dengan
infeksi b/d tindakan 3x24 jam a. Memonitor nutrisi Memonitor
pertahanan diharapkan, pasien nutrisi
tubuh Risk Control : b. Selalu pasien,perawat
primer a. Pasien menggunakan dapat
yang tidak mengetahui peralatan yang mengetahui
adekuat faktor resiko. steril pada waktu apakah
b. Pasien melakukan kebutuhan
mengetahui tindakan kepada nutrisi pasien
strategi faktor pasien tercukupi.
resiko. c. Ajarkan pada b. Dengan selalu
pasien dan menggunakan
keluarga tentang peralatan yang
tata cara menjaga steril,perawat
luka supaya tidak dapat
terkena infeksi mengetahui luka
d. Aberrkolaborasi pasien tetap
dengan dokter steril.
untuk memberikan c. Dengan
antibiotik pada mengajarkan
pasien pada pasien dan
keluarga tentang
tata cara
menjaga luka
supaya,perawat
dapat
mengetahui luka
pasien tidak
terkena infeksi.
d. Dengan
berkolaborasi
dengan dokter
untuk
memberikan
antibiotik,peraw
at dapat
mengetahui
pasien terhindar
dari infeksi.

16

Anda mungkin juga menyukai