Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KONSEP KEPEKAAN SOSIAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : ILHAM RAMADHAN SIREGAR

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI MEDAN


PRODI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2022/2023
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan  makalah dengan judul “Makalah Konsep Kepekaan
Sosial”.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua
dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua
ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, 27 Januari 2022


Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
i
A. Latar Belakang………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
C. Tujuan…………………………………………………………………………. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 2
A. Definisi………………………………………………………………………… 2
B. Kepekaan diri dn sosial………………………………………………………… 2
C. Cara menumbuhkan kepekaan diri dan sosial………………………………….. 2
BAB III PENUTUP………………………………………………………………. 4
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 4
B. Saran…………………………………………………………………………… 4
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya dituntut untuk dapat berperan sebagai makhluk
individu dan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dituntut untuk dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan demi kelangsungan hidupnya, sedangkan sebagai makhluk
sosial dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberi
pertolongan pada individu lain yang membutuhkan. Namun dalam kenyataannya, pada masa
globalisasi saat ini masyarakat di kota-kota besar Indonesia sedikit demi sedikit mengalami
perubahan sebagai akibat dari modernisasi. Jadi, tidaklah mengherankan apabila di kota-kota
besar nilai-nilai pengabdian, kesetiakawanan dan tolong-menolong mengalami penurunan
sehingga yang nampak adalah perwujudan kepentingan diri sendiri dan rasa individualis. Ini
memungkinkan orang tidak lagi mempunyai kepekaan sosial yang sejatinya sangat
bermanfaat bagi hubungan sosial antar individu (Sarwono dan Meinarno, 2009).
Sifat-sifat khas dan relasi interpersonal antara individu satu dengan individu lain ataupun
dengan kelompok sosial berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini
dijelaskan oleh Scwartz (Sarwono dan Meinarno, 2009) misalnya dalam norma tanggung
jawab sosial, orang harus memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan
pertolongan tanpa mengarapkan bantuan. Norma ini memotivasi orang untuk memberikan
bantuannya kepada orang-orang yang lemah dari dirinya, misalnya membantu orang cacat,
membantu orang yang sudah tua, menolong tetangga yang tertimba musibah.
Indikasi melemahnya kepekaaan sosial di masyarakat misalnya dalam kehidupan sehari-
hari di dalam bus dimana ada seorang lanjut usia atau wanita hamil berdiri berdesakan
dengan penumpang yang lainnya, sementara yang muda dengan enaknya duduk tanpa peduli
terhadap orang tua atau wanita hamil tersebut. Atau misalnya, sering terlihat korban
kecelakaan hanya menjadi tontonan di mana hanya sedikit dari masyarakat yang langsung
memberikan pertolongan, dan mereka hanya berkerumun menyaksikan korban yang
mengerang kesakitan atau bahkan tidak sadarkan diri. Fenomena-fenomena ini yang
mengisyaratkan melemahnya kepekaan sosial individu yang ada dalam masyarakat.
Melunturnya kepekaan sosial dapat dideskripsikan melalui beberapa perilaku yang
menyimpang dari norma-normal sosial, misalnya kenakalan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep kepekaan sosial

C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep kepekaan sosial

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1
A. Definisi
Istilah “kepekaan” berasal dari kata peka yang berarti mudah merasa atau mudah
teransang. Apabila dikaitkan dengan kondisi sosial maka kepekaan sosial adalah
kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi yang terjadi dilingkungan
serta perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun non verbal.
Seseorang yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi akan mudah memahami atau
menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu orang lain, entah reaksi tersebut positif atau
negatif. Adanya kepekaan sosial akan membuat seseorang dapat bersikap secara tepat
terhadap orang lain yang ada disekitarnya. Rasa peka dapat diungkapkan secara lisan dan
tulisan.

B. Kepekaan diri dan sosial


Montessori menyebut kepekaan ini sebagai periode sensitif yang dialami oleh seseorang.
Montessori mengatakan selama periode tertentu anak memiliki kepekaan (sensitivitas)
terhadap unsur tertentu yang memaksa dia untuk memfokuskan perhatiannya pada aspek
tertentu dilingkungannya. Montessori mengklasifikasi periode sensitif kedalam enam
kategori diantaranya :
1. Sensitif / peka terhadap tata letak (tata urutan)
2. Belajar melalui panca indra
3. Sensitif / peka terhadap oebjek kecil
4. Sensitif / peka terhadap jalan
5. Sensitif / peka terhadap bahasa
6. Senitif / peka terhadap interaksi sosial.

C. Cara menumbuhkan kepekaan diri dan sosial


1. Kepekaan sosial
a. Menyadari bahwa kita tidak bisa hidup sendiri
b. Bergaul dengan orang-orang
c. Memperhatikan dan memperbaiki cara berbicara
d. Terlibat dalam kegiatan sosial
e. Mengembangkan empati
f. Melihat dan bertindak
2. Melatih kepekaan diri
a. Pertama, serius mencari dan menemukan kekurangan diri.
2
b. Kedua, mengembangkan kemampuan supaya mampu berbuat lebih baik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat-sifat khas dan relasi interpersonal antara individu satu dengan individu lain ataupun
dengan kelompok sosial berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
kepekaan sosial adalah kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi yang

3
terjadi dilingkungan serta perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal
maupun non verbal. melunturnya kepekaan sosial dapat dideskripsikan melalui beberapa
perilaku yang menyimpang dari norma-normal sosial, misalnya kenakalan.

B. Saran
Diharapkan adanya makalah ini, sebagai referensi untuk kita lebih baik lagi. Terutama
bagi kita mahasiswa profesi ners, agar mampu menerapkan kepekaan sosial terhadap
lingkungan sekitar kita. Begitu juga di dalam pelayanan kita terhadap pasien, kita
diharapkan lebih sadar akan kepekaan sosial dalam penaganan terhadap pasien.

Daftar Isi

http://eprints.ums.ac.id/20361/4/BAB_I.pdf
https://www.sosial79.com/2021/04/pengertian-kepekaan-diri-dan-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai