4. Pokok Materi
1) Konsep pembelajaran terpadu
2) Konsep pembelajaran tematik
3) Landasan pembelajaran tematik
4) Tokoh dalam teori pembelajaran tematik
5) Penyusunan dan pengembangan perangkat pembelajaran
tematik
6) Evaluasi pembelajaran tematik
7) Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter pembelajaran
tematik di SD
8) Simulasi pembelajaran tematik SD khususnya kelas I – III
H. Rangkuman
Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan filosofis,
landasan psikologis, dan landasan praktis. Landasan filosofis mencakup
progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Sepuluh model
pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991), yaitu fragmented,
connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated,
immersed, dan networked. Sedangkan Jacobs (1989) menyebutkan
lima model pilihan bentuk keterpaduan dalam kegiatan pembelajaran,
yaitu discipline based, parallel, multidisciplinary, interdisciplinary, dan
integrated.
1. D 15. A
2. B 16. A
3. C 17. C
4. A 18. B
5. A 19. D
6. B 20. B
7. C 21. A
8. B 22. D
9. D 23. D
10. A 24. C
11. C 25. B
12. D
13. C
14. B
P
endidikan di sekolah diharapkan dapat mengembangkan
potensi siswa secara optimal baik aspek kognitif maupun sikap
(afektif) dalam mewujudkan SDM yang berkualitas. Tujuan
pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar (fundamental) dalam
menentukan ke arah mana anak didik akan dibawa. Pendidikan tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam keluarga,
maupun berbangsa dan bernegara. Keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran sangat tergantung pada proses pendidikan yang akan
menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Hal ini merupakan upaya
strategis untuk melakukan perubahan dan sebagai bentuk upaya ikhtiar
dalam membentuk pribadi dalam mengembangkan pendidikan karakter
sejak dini di sekolah dasar, yang dilaksanakan oleh guru.
Menurut UU No. 14 tahun 2005 guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Kemajuan pendidikan ditinjau dari kebutuhan
guru yang semakin meningkat, baik dalam mutu maupun jumlahnya,
maka program pendidikan guru menjadi prioritas pertama dan utama
dalam mencerdaskan anak bangsa, karena tidak semua orang dapat
dikategorikan sebagai guru yang professional.
Perkembangan dunia pendidikan dan teknologi mengalami
perkembangan yang pesat, proses pembelajaran pun mengalami
perkembangan yang cukup signifikan, oleh karena itu dibutuhkan
inovasi dalam pembelajaran, disamping peningkatan mutu
pembelajaran di sekolah pun perlu dilakukan. Diantaranya perubahan
kurikulum, pengembangan perangkat pembelajaran, penggunaan
teknologi pembelajaran, perlu dipersiapkan oleh semua pihak, baik
pihak sekolah maupun oleh pemerintah. Pada tahun ajaran baru 2013,
P
embelajaran tematik masih menjadi perbincangan dan
menjadi teka-teki di dunia pendidik khususnya di lingkungan
Sekolah dasar. Tidak sedikit guru SD yang tidak paham
tentang pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik merupakan bagian
dari pembelajaran tepadu. Prose pembelajaran berbasis pada tema,
sebagai topik central untuk mengintegrasikan/mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga pada prosesnya memberikan pengalaman
yang bermakna kepada siswa. Seperti yang digambarkan oleh
Poerwadarminta, bahwa tema adalah pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983),
diperkuat oleh Sutirjo dan Mamik (Suryosubroto, 2009: 133) bahwa
ش الَّذِينَ لَ ْو َت َر ُكوا مِنْ َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّر َّي ًة ضِ َعا ًفا َخافُوا َعلَ ْي ِه ْم َف ْل َي َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َيقُولُوا َق ْواًل
َ َو ْل َي ْخ
سدِي ًد
َ
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar’’. QS. An-Nisa : 9
Www.Google.com
I. Rangkuman
Menurut UU No. 14 tahun 2005 guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Pembelajaran tematik merupakan strategi
pembelajaran yang diterapkan bagi anak sekolah dasar. Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema
tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih
1.B 14.B
2.C 15.C
3.B 16.B
4.B 17.D
5.C 18.A
6.D 19.C
7.B 20.B
8.C 21.B
9.B 22.A
10.B 23.A
11.B 24.C
12.C 25.D
13.B
B. Landasan Filosofi
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2)
konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang
proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat
pengalaman langsung siswa-siswi sebagai kunci dalam pembelajaran.
Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan
manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi
dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya.
Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang
guru kepada siswa, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-
masing siswa, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi,
C. Landasan Psikologis
Pada hakikatnya, setiap anak merupakan pribadi yang unik,
khas, yang memiliki bakat, minat, kemampuan, dan kecepatan belajar
berbeda satu sama lain. Akan tetapi, setiapa anak juga memiliki
kesamaan secara universal. Oleh karena itu, kurikulum harus
memperhatikan kondisi psikologis perkembangan dan psikologis belajar
anak.
Kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik
manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
prilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Perilaku tersebut
merupakan man investasi dari ciri-ciri kehidupannya baik yang nampak
maupun tak nampak, prilaku kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Kondisi psikologis tiap individu berbeda, karena perbedaan tingkat
perkembangannya, latar belakang sosial budayanya, juga karena
perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi ini pun
berbeda-beda tergantung pada konteks, peran, atau status individu
diantara individu lainnya. Interaksi yang tercipta didalam situasi
D. Landasan Yuridis
Kurikulum dikembangkan mengacu pada tujuan pendidikan
nasional. Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UUD 1945.
Selanjutnya dijabarkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional dan UU
terkait dengan pendidikan. Lalu dijabarkan lagi kedalam berbagai
peraturan Pemerintah seperti peraturan Pemerintah tentang Standar
Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah lebih lanjut dijabarkan
kedalam berbagai peraturan menteri seperti peraturan menteri tentang
SKL, SI, Standar Proses dan Standar Penilaian. Akhirnya Peraturan
pemerintah juga dijabarkan kedalam Rencana Strategis Kementrian,
yang kemudian dirumuskan kedalam program-program kementrian.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penyempurnaan kurikulum di
Indonesia yang menjadi landasan utamanya justru landasan Yuridis.
Misalnya, kurikulum 2004, landasan utamanya adalah diberlakukannya
UU Nomor 22tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan peraturan
1. B 11. C
2. D 12. A
3. C 13. D
4. A 14. A
5. C 15. D
6. B 16. B
7. A 17. B
8. C 18. A
9. A 19. C
10. B 20. D
G. Rangkuman
Teori belajar konstruktivisme adalah salah satu pandangan
tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses
belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri dan pada
akhir proses belajar pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui
pengalamannya dari hasil interkasi dengan lingkungannya.
Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997),
yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. Zone of
Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat
perkembangan sesungguhnya Scaffolding merupakan pemberian
sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal
pembelajaran, kemudian mengurangi. Selain itu hubungan
kontruktivisme dengan teori belajar yang lain. Inti teori ini berkaitan
dengan beberapa teori belajar seperti teori perubahan konsep, teori
belajar bermakna dan ausuble, dan teori skema.
Menurut Pieget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga
tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Pertama
asimilasi, merupakan proses penyatuan informasi baru ke struktur
kognitif yang sudah ada dalam benak siswa sebagai kedua
akomodasi, adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi baru, Ketiga yaitu Equilibrasi, adalah proses penyesuaian
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Teori Multikultural dikembangkan oleh beberapa ahli
diantaranya adalah Horace kallen yaitu Jika budaya suatu bangsa
memiliki banyak segi, nilai-nilai dan lain-lain; budaya itu dapat
disebut pluralisme budaya (cultural pluralism), James Banks berbeda
dengan Horace Kallen dikenal sebagai perintis teori multikultur, James
1. B
2. D
3. C
4. A
5. C
6. B
7. A
8. C
9. A
10. B
11. C
12. A
13. A
14. B
15. C
16. A
17. A
18. A
19. A
20. C
21. B
22. C
23. B
24. B
25. A
Contoh pemetaan SK, KD, dan indikator pelajaran kelas 1 dapat dilihat
di gambar 5.1.1
Selamat Berkejasama
e. Pemetaan Tema
Setelah anda dapat memetakan SK, KD dan indikator
selanjutnya yang harus dilakukan dalam persiapan pembelajaran
tematik yaitu pemetan tema. Penentuan tema dapat dilakukan dengan
cara mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
Bahasa
PPkn Indonesia
KD.
Memahami tata tertib yang berlaku KD.
dalam kehidupan sehari-hari di Mengenal teks cerita narasi sederhana
rumah dan di sekolah kegiatan dan bermain di lingkungan,
Indikator: serta mengenal teks lirik puisi tentang
3.3.1 Menyebutkan keberagaman alam semesta dan penampakannya.
anggota keluarga berdasarkan jenis Indikator
kelamin 3.3.1 Menentukan karakter setiap
4.3.1 Menceritakan kebersamaan individu di rumah
dengan anggota keluarga yang
berbeda jenis kelamin. 4.3.1 Menulis teks buku harian tentang
PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDPage 161 kegiatan keluarga dengan EYD yang
tepat.
Hidup
rukun
ka SBDP 2
Indikator:
*mengenal bilangan 1-100 KD. Menyanyikan lagu anak-anak
* mengenal bilangan puluhan dan sederhana.
satuan. Indikator:
Menyanyikan lagu “Bunda Piara
Sumber. http;/www.google.com
Tujuan
Mahasiswa mampu menjabarkan SK, KD, Indikator dengan tema
Bahan/Alat
Hasil lembar kegiatan 5.1.1 yaitu pemetaan atau penjabaran SK, KD
kedalam indikator
Langkah kegiatan
1. Mahasiswa membuat kelompok masing-masing berdasarkan kelas,
terdiri dari 6 kelompok yaitu kelas 1 semester ganjil, kelas 1 semester
genap, kelas 2 semester ganjil, kelas 2 semester genap, kelas 3
semester ganjil dan kelas 3 semester genap.
2. Berkelompoklah dan berdiskusilah dengan kelompok Anda
untukmembuat matriks keterhubungan SK, KD, dan indikator ke dalam
temapada mata pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS,
PKN, di kelas 1-3. Format dapat di lihat pada bagan dibawah ini;
Mata Standar Kompet indika Tema
pelaja kompet ensi tor Diri Kelu Tran Hid
ran ensi dasar sen arga s up
diri port ruk
asi un
Selamat Berkejasama
Sumber. www.Vecmalang.com
Silabus
Sekolah : ……………………………………………………………
Kelas/Semester : ……………………………………………………………
Alokasi waktu : ……………………………………………………………
Tema : ……………………………………………………………
Standar kompetensi : ……………………………………………………………
KD 1 Indikator
………………………………. …………………………………………
…………………………………………
KD 2 Indikator
………………………………. …………………………………………
…………………………………………
KD 3 Indikator
………………………………. …………………………………………
…………………………………………
KD 4 Indikator
………………………………. …………………………………………
…………………………………………
KD 3 Indikator
……………………………….. ………………………………………….
………………………………………….
KD 4 Indikator
……………………………….. ………………………………………….
………………………………………….
KD 3 Indikator
……………………………….. ………………………………………….
………………………………………….
KD 4 Indikator
……………………………….. ………………………………………….
………………………………………….
C. Materi pembelajaran
Materi pelajaran dapat berasal dari buku siswa dan buku guru, sumber
belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran
dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi per maple yang
dipadukan
Materi pembelajaran per Mapel pada RPP bisa memuat pokok-pokok saja.
Penggalan 2
1. Kegiatan Awal
Guru memberi motivasi, memberikan penekanan tujuan pada
penggalan 2, serta menjelaskan kegiatan pembelajaran pada
penggalan 2.
2. Kegiatan Inti
Lanjutkan 5 M atau sintak model-model pembelajarannya seperti
PBL, Penemuan (Discovery), atau Pembelajaran Kooperatif pada
penggalan 1.
3. Kegiatan Penutup
Guru memberikan rangkuman apa yang dipelajari pada penggalan 2.
Penggalan 3
1. Kegiatan Awal
Guru memberi motivasi, memberikan penekanan tujuan pada
penggalan 2, serta menjelaskan kegiatan pembelajaran pada
penggalan 3.
2. Kegiatan Inti
Lanjutkan 5 M atau sintak model-model pembelajarannya seperti
PBL, jigsaw, Penemuan (Discovery), atau Pembelajaran Kooperatif
H. Penilaian hasil
Uraikan teknik dan bentuk penilaian untuk sikap (khusus PKn). Uraikan teknik
dan bentuk penilaian untuk pengetahuan, dan uraikan pula teknik dan bentuk
penilaian keterampilan.
F. Rangkuman
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merancang
pembelajan tematik ini yaitu:
1. Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester
yang sama dari setiap mata pelajaran,
2. Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-
kompetensi untuk setiap kelas dan semester,
3. Buatlah ”matriks hubungan kompetensi dasar dengan
tema”,
4. Buatlah pemetaan pembelajaran tematik. Pemetaan ini
dapat dapat dibuat dalam bentuk matriks atau jaringan
topik,
5. Susunlah silabus dan rencana pembelajaran
berdasarkan matriks/jaringan topik pembelajaran tematik
RPP tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu
yang dikembangkan secara rinci dari suatu tema dengan tahapan
mulai dari mengkaji silabus tematik mengkaji buku guru mengkaji
buku siswa.
1. A 11. A
2. C 12. D
3. C 13. D
4. A 14. D
5. D 15. A
6. B 16. B
7. C 17. B
8. B 18. C
9. D 19. B
10. B 20. A
K
eberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari
hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik tersebut
diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan
proses pembelajaran akan mempengaruhi baik buruknya terhadap hasil
belajar peserta didik. Apabila proses pembelajaran tidak berjalan
dengan baik maka akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian
keberhasilan tujuan pembelajaran. Sedangkan salah satu faktor penting
untuk efektifitas pembelajaran adalah faktor evaluasi, baik terhadap
proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi menempati posisi yang
sangat strategis dalam proses pembelajaran. Sedemikian penting
evaluasi ini sehingga tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu
pembelajaran yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah
evaluasi. Evaluasi sangat diperlukan dalam setiap pembelajaran,
karena dengan adanya evaluasi dapat mendorong peserta didik, guru,
bahkan pihak sekolah untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Instrumen afektif
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,
karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah menerima
(memperhatikan), merespon, menghargai.Ranah afektif sangat
menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa bisa memiliki sikap positif
terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, bisa juga negatif,
atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka memiliki sikap
dan minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran.
3. Instrumen social
Penilaian ini dilakukan secara berkelanjutan oleh pendidik
guru mata dan dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang
valid dan relevan dari berbagai sumber.
4. Instrumen keterampilan
Penilaian hasil belajar pada aspek ini mencangkup persiapan,
proses dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Penilaian dapat berupa lembar observasi,
lembar penilaian dan portopolio.
Alat penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana
untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar siswa.
Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan
tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa
dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan
berdasarkan tema yang telah ditentukan. Pada dasarnya penilaian
terdiri dari beberapa jenis test. Ditinjau dari bentuk pelaksanaannya tes
dibagi menjadi beberapa test yaitu tes tertulis (paper and pencil test),
tes lisan (oral test), tes perbuatan (performance test). Tes tertulis (paper
and pencil test) ada dua bentuk soal: (1) soal dengan pilihan jawaban
atau disebut juga test objektif (pilihan ganda, dua pilihan/benar-salah,
INSTRUMEN TES
Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan
mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu
6.
Selamat Berkejasama
Keterangan:
1 = kurang baik
2 = kurang
3 = cuku
4 = baik
5 = baik sekali
2. Penilaian Portofolio
Karakteristik portofolio sebagai penilaian adalah: (a) merupakan
hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-
tugas secara terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi
Kriteria Penilaian:
a. Peningkatan keruntutan isi : 0 – 20
b. Peningkatan penggunaan huruf sambung : 0 – 30
c. Peningkatan kerapian : 0 – 20
d. Peningkatan usaha : 0 – 30
Keterangan :
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = baik sekali
Tema : Rekreasi
Bahasa Indonesia
Aspek : Berbicara
Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh dongeng
Hasil Belajar : Memerankan tokoh tertentu dalam dongeng
sesuai dengan karakternya.
Indikator : Bermain peran dengan percaya diri sesuai
dengan Tokoh yang dibawakannya.
Bentuk Penilaian : Penilaian Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian
Penilaian dilakukan melalui pengamatan terhadap penampilan
siswa ketika memerankan tokoh dengan menggunakan rubrik
penilaian sebagai berikut :
Aspek Penilaian
No Nama Siswa Penampila Pelafalan Keberania Skor
n & intonasi n
1
2
3
4. Penilaian Sikap
Penilaian sikap sebagai penilaian terhadap perilaku dan
keyakinan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain: (a) observasi
perilaku, misalnya tentang kerja sama, inisiatif, perhatian; (b)
pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata tertib sekolah
yang baru; dan (c) laporan pribadi. (Muslich, 2007:89)
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, antara lain: (a)
receiving/attending, kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus)
yang datang dari luar; (b) responding, reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar; (c) valuing,
berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulasi; (d)
organisasi, pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, dan
(e) karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. (Sudiana, 2003:30).
Langkah-langkah penilaian sikap (afektif) telah banyak
dikembangakan namun yang sering digunakan adalah dengan
memanfaatkan baik skala likert, guttman, thurstone, semantik
diferensial, maupun rating scale. Secara umum berikut fungsi dari
macam-macam skala di atas adalah sebagai berikut;
Keterangan;
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Tidak bertanggung
7 6 5 4 3 2 1
jawab
Instrument Penilaian.
Aspek Penilaian
Nama
No Berani Frekuensi Aktif Skor
Siswa
bertanya bertanya berpendapat
1
2
3
4
Kriteria Penilaian:
1. Berani bertanya : 0-30
2. Frekuensi bertanya : 0-30
3. Aktif berpendapat : 0-40
5. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada
siswa dalam mengontrol proses dan
memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan
sesuatu. Kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang
mereka produksi seperti membuat origami, menggambar.
Langkah penilaian produk ini pertama membuat perencanaan
H. Rangkuman
Cara pengumpulan kerja siswa (portopolio), hasil karya
(product), penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis
(paper dan pencil test). Selanjutnya penggunaan tes objektif seperti
pilihan ganda mestinya tidak digunakan secara berlebihan. Hal ini
Keterangan;
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
a. Skala likert
b. Skala guttman,
c. Skala Thurstone
d. Semantik diferensial
20. Dibawah ini merupakan Instrumen pengetahuan terdiri dari…
kecuali…
a. Instrumen afektif,
b. Instrumen sosial,
c. Instrumen keterampilan
d. Semua benar
1. A 11. D
2. C 12. D
3. C 13. B
4. A 14. B
5. D 15. C
6. A 16. B
7. B 17. C
8. A 18. A
9. A 19. A
10. B 20. D
A. Konsep PPK
PELIBATAN PUBLIK
Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda
Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya:
Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag,
Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes, Kemenhan,
Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemendes, TNI/Polri
Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab 7
Religius
Jujur
Toleransi
Olah Hati Disiplin
Kerja Keras
(Etika) Kreatif
Mandiri
Demokratis
Olah Olah Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Raga Pikir Cinta Tanah Air UTAMA
(Kinestetika) (Literasi) Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Olah Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
Karsa Peduli Sosial
(Estetika)
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)
B. Tujuan PPK
Tujuan PPK, dalam Perpres tersebut adalah untuk
membangun dan membekali siswa sebagai generasi emas Indonesia
Tahun 2045, sekaligus merevitalisasi dan memperkuat potensi dan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (CNN). PPK, menurut
Perpres ini, memiliki tujuan:
1. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi
emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika
perubahan di masa depan;
2. mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik
yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan
Kegiatan PPK
Kegiatan Intra-Kurikuler: bersama orang tua:
Kegiatan Belajar – Mengajar Interaksi dengan
Waktu orang tua dan
Belajar* lingkungan / sesama
F. Rangkuman