Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG

Literasi biologi termasuk literasi sains yang membutuhkan pengetahuan untuk


menjelaskan fenomena secara kontekstual. Rata-rata literasi sains pada siswa masih rendah
hal ini dikarenakan pada aspek memahami dan menginterpretasikan statistik.
Ada beberapa pengertian mengenai literasi sains yaitu pertama literasi sains adalah
pengetahuan ilmiah individu dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan tersebut
untuk mengidentifikasi masalah, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena
ilmiah, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang berhubungan dengan isu sains,
kedua literasi sains adalah memahami karakteristik utama pengetahuan yang dibangun dari
pengetahuan manusia dan inkuiri, ketiga literasi sains adalah peka terhadap bagaimana sains
dan teknologi membentuk material, lingkungan intelektual dan budaya dan keempat literasi
sains adalah adanya kemauan untuk terlibat dalam isu dan ide yang berhubungan dengan
sains.
Pada abad 21, awalnya sains mengalami kemajuan. Kemampuan literasi perlu
dikembangkan kembali. Literasu sains terutama literasi biologi. MENGAPA???? uraikan
disini. Latersi biologi dapat dikembangkan melalui bahan ajar berupa modul bertemakan
biologi. yang terdapat soal pilihan ganda maupun essay. Jawaban dinilai berdasarkan skala
literasi biologi yaitu terdiri dari illiteracy, nominal, functional, conceptual, dan
multidimensional. Dengan adanya literasi sains biologiini dapat meningkatkan kualitas siswa
dan mampu berkompetusu di internasional di bidang biologi. Peran seorang guru penting
dalam memotivasi siswa dalam melakukan literasi sains biologi. Jadi, seorang guru harus
mampu memiliki strategi yang mengarahkan siswa mampu meningkatkan kemampuan
literasi biologi siswa. nya. Guru dengan metode ceramah nantinya membuat siswa merasa
bosan dan jenuh, artinya siswa malas untuk membaca kembali materi yang sudah
disampaikan. Pendekatan saintifik bisa menjadi sarana untuk melatih kompetensi literasi
saintifik. Guru biologi dapat menggunakan inovasi model pembelajaran yang didesain untuk
meningkatkan kemampuan literasi biologi. MODEL yang seperti apa???? jelaskan disini.
Pengukuran profil literasi sains berdasarkan aspek-aspek literasi sains meliputi aspek
konten, proses, dan konteks sains sebagaimana yang dikembangkan oleh PISA sangat relevan
dengan hakikat pembelajaran sains Biologi. Hasil pengukuran literasi sains yang dilakukan
pada siswa SMA dapat menjadi acuan dalam memetakan kemampuan sains Biologi dan
kualitas pembelajaran sains.
Pengalaman yang paling tinggi nilainya terhadap proses belajar, diperoleh dari hasil
kontak langsung dengan obyek yang ada di lingkungan. Namun jika tidak bisa dilakukan
maka sebaiknya menggunakan media model atau simulasi. Pengalaman belajar yang bersifat
visual-verbal bersifat abstrak dan tidak efektif untuk menggiring motivasi dan hasil belajar
siswa. Penggunaan media model sirkulasi darah dapat memberikan pengalaman simulasi bagi
siswa untuk mengganti pembelajaran langsung tentang sirkulasi darah manusia yang tidak
mungkin dijangkau oleh indera karena letak dan prosesnya terjadi dalam tubuh manusia.
Penggunaan Media ”Model sirkulasi Darah” dapat memberi pengalaman pembelajaran
berbasis DSLM-IBMRL karena dapat merangsang proses Inquiri, Question, Konstruktiv,
learning community, Autentik Assesment, Refleksi dan Modelling, yang dilakukan oleh
siswa maupun guru. Penggunaan Media ”Modul sirkulasi Darah” dapat menfasilitasi
pembelajaran berbasis inquiri untuk penguasaan materi sistem peredaran darah manusia yang
sifatnya sangat abstrak. Pemberdayaan tutor sebaya dapat berkontribusi meningkatkan
motivasi dan hasil.
Kemampuan awal literasi biologi yang dianalisis merupakan kemampuan literasi biologi
siswa sebelum diterapkan suatu strategi pembelajaran yang diduga dapat berpengaruh
terhadap kemampuan literasi biologi siswa. Sebaiknya siswa dilatih dalam mengidentifikasi
masalah dan melakukan eksperimen yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari untuk
melatih kemampuan literasinya.
Jika nilai UN siswa bagus maka nilai literasi sains biologi siswa juga bagus. Faktor yang
mempengaruhi capaian literasi sains biologi siswa yaitu: minat, intensitas belajar, cara
belajar, minat membaca, sikap siswa terhadap sains, kebiasaan belajar dan cara guru
mendidik siswa.
Komponen indikator paling rendah pada capaian literasi sains terdapat pada indikator
Intellectual Process Skills sedangkan komponen literasi sains yang dikategorikan tinggi
hanya indikator Rules of scientific evidence dengan capaian diatas 50%. Secara umum,
kemampuan siswa dalam berfikir secara ilmiah, melakukan metode ilmiah dan matematika
masih dalam tingkatan rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata kurang dari
setengahnya atau tidak mencapai 50%. Kondisi tingkat literasi sains yang rendah pada siswa
diakibatkan karena metode pembelajaran yang kurang memberdayakan siswa dalam
menjalankan proses sains.
Kemampuan literasi pada siswa laki-laki lebih rendah daripada siswa perempuan. Hal ini
dikarenakan sebagian besar siswa laki-laki malas untuk membaca materi. Padahal sebenarnya
laki-laki bisa menjadi lebih pintar daripada perempuan jika siswa laki-laki tidak mempunyai
rasa malas.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi siswa adalah minat baca yang masih
terbilang rendah, penilaian dan evaluasi yang terbatas dan kurangnya pengetahuan guru
mengenai apa itu kemampuan literasi yang sesungguhnya. Dengan adanya penurunan literasi
sains tertuama biologi di Indonesia dapat menjadi perhatian lebih bagi siswa dan seorang
guru untuk memperbaiki literasi sains ke depannya.
Terdapat hubungan antara siswa yang berpikir kritis dengan kemampuan peningkatan
literasi. Sekolah diharapkan dapat memaksimalkan penanaman kesadaran akan pentingnya
memahami dan mengaplikasikan pemahaman sainsnya dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi pendekatan saintifik terbukti secara teoritik maupun empirik dapat
meningkatkan literasi sains siswa. Pendekatan saintifik perlu diterapkan dalam pembelajaran
Biologi karena telah terbukti dapat meningkatkan literasi sains peserta didik. Perlu adanya
inovasi pembelajaran Biologi dengan menggunakan pendekatan, model, media ataupun
metode yang dapat meningkatkan literasi sains siswa.
Pembelajaran literasi sains dengan memanfaatkan lingkungan, membawa peserta didik
melakukan kegiatan di luar kelas melalui pengamatan langsung. Melalui pengamatan
langsung dengan lingkungan, peserta didik dapat mengidentifikasi pertanyaan, melalukan
percobaan dan menyimpulkan percobaan berdasarkan apa yang mereka amati. Lingkungan
membantu peserta didik untuk belajar secara nyata (kontekstual) dan merealisasikan hal-hal
yang dipelajari di dalam buku ajar atau teks. Menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar tanpa diimbangi dengan metode, model dan pendekatan pembelajaran yang tepat akan
menyebabkan pembelajaran literasi sains menjadi sia-sia.
Pembelajaran tematik dapat menjadi sarana untuk memandu siswa untuk memiliki literasi
saintifik. Tetapi hal tersebut tidak menjamin karena beralasan antara lain, ruang lingkup
pembahasan berada dalam kondisi tertentu. Jika hanya mengambil simpulan tanpa
memperhatikan rincian tertentu seperti metode dan fokus pembahasan, berarti yang terjadi
adalah implantasi.
Mahasiswa calon guru harus memiliki kemampuan literasi sains yang baik. Hal ini
dikarenakan kemampuan literasi sains mahasiswa calon guru biologi sangat berpengaruh
terhadap pembelajaran biologi di sekolah dan juga sebagai modal untuk mencetak generasi
yang mampu berdaya saing dan menyelesaikan berbagai permasalahan serta tantangan yang
akan mereka hadapi dimasa depan. Salah satu upaya meningkatkan literasi sains mahasiswa
calon guru biologi yaitu melalui perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan, yang tidak
hanya menekankan pada penguasasan konsep, tetapi juga memperhatikan aspek lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Azrai, E. P., Suryanda, A.-, Wulaningsih, R. D., & Sumiyati, U. K. (2020). Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Literasi Sains Siswa Sma Di Jakarta Timur. Edusains, 12(1), 89–97.
https://doi.org/10.15408/es.v12i1.13671
Fadilah, F., Isti, S., Wida, T., Amarta, D., & Prabowo, C. A. (2020). Analisis Kemampuan
Literasi Sains Siswa SMA Pada Pembelajaran Biologi Menggunakan NOSLit.
BioEdUIN : Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, 10(1), 27–34.
Hasasiyah, S. H., Hutomo, B. A., Subali, B., & Marwoto, P. (2019). Analisis Kemampuan
Literasi Sains Siswa SMP pada Materi Sirkulasi Darah. Jurnal Penelitian Pendidikan
IPA, 6(1), 5. https://doi.org/10.29303/jppipa.v6i1.193
Huryah, F., Sumarmin, R., & Effendi, J. (2017). Analisis Capaian Literasi Sains Biologi
Siswa Sma Kelas X Sekota Padang. Jurnal Eksakta Pendidikan (Jep), 1(2), 72.
https://doi.org/10.24036/jep.v1i2.70
Kristyowati, R., & Purwanto, A. (2019). Pembelajaran Literasi Sains Melalui Pemanfaatan
Lingkungan. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(2), 183–191.
https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i2.p183-191
Mahardika, A. E. S., Suwono, H., & Indriwati, S. E. (2016). Eksplorasi kemampuan awal
literasi biologi siswa kelas X SMAN 7 Malang. Seminar Nasional Pendidikan Dan
Saintek 2016 (ISSN: 2557-533X), May, 1–5.
Narut, Y. F., Supardi, K., Pgsd, P., St, S., Paulus, J. J. A., & Yani, R.-F. (2019). Literasi
Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran Ipa Di Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan
Dasar, 3(1), 61–69.
Nofiana, M. (2017). Profil Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP di Kota Purwokerto
Ditinjau dari Aspek Konten, Proses, dan Konteks Sains. JSSH (Jurnal Sains Sosial Dan
Humaniora), 1(2), 77. https://doi.org/10.30595/jssh.v1i2.1682
Nofiana, M., & Julianto, T. (2018). Upaya Peningkatan Literasi Sains Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal. Biosfer : Jurnal Tadris Biologi, 9(1), 24.
https://doi.org/10.24042/biosf.v9i1.2876
Novitasari, N. (2018). Profil Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa Calon Guru Biologi.
Biosfer : Jurnal Tadris Biologi, 9(1), 36. https://doi.org/10.24042/biosf.v9i1.2877
Saintifik, B. (2015). Pengembangan Audio Visual Sistem Sirkulasi Darah Yang
Berpendekatan Saintifik. Unnes Science Education Journal, 4(2).
https://doi.org/10.15294/usej.v4i2.7938
Setiawan, A. R. (2019). Thabiea : Journal of Natural Science Teaching Efektivitas
Pembelajaran Biologi Berorientasi Literasi Saintifik. Thabiea : Journal of Natural
Science Teaching, 02(02), 83–94. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Thabiea
Setiawan, A. R., & Saputri, W. E. (2020). Pembelajaran Literasi Saintifik untuk Pendidikan
Dasar. Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Dan
Pengajaran, 14(2), 144–152. https://doi.org/10.26877/mpp.v14i2.5794
Sutrisna, N. (2021). Analisis Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik SMA di Kota Sungai
Penuh. Jurnal Inovasi Penelitianitian, 1(12), 2683.
Syarah, S. (2016). Penggunaan Media Model Sirkulasi Darah Dapat Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII – B SMPN 2 Bolo. Jurnal Pendidikan MIPA, 6(2),
88–94.
Tawaffani Muslimah1, A. N. M. F. (2021). Penerapan Media E-Learning Berbasis Moodle
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah
Manusia. Pensa E-Jurnal : Pendidikan Sains, 9(2), 234–241.
Zuhara, E., Jufri, A. W., & Soeprianto, H. (2019). Kemampuan Literasi Biologi Berdasarkan
Gender Pada Siswa Peminatan Mipa Di Sma Negeri Kabupaen Lombok Barat. Jurnal
Penelitian Pendidikan IPA, 5(1), 115–119. https://doi.org/10.29303/jppipa.v5i1.234

Anda mungkin juga menyukai