Anda di halaman 1dari 8

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA

BISNIS

1. Tanggung Jawab sosial


1.1 Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

            Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang dapat atau
telah dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia, adalah:

1. Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP); Hubungan industrial Pancasila


ini di industrial  Pancasila ini dilaksanakan dalam bentuk yang sering dikenal sebagai
Kesepakatan Kerja Bersama (KBK). KBK ini merupakan pedoman tentang hubungan
antara pengusaha dengan para pekerja yang mengatur tentang hak-hak serta kewajiban
karyawan dan pengusaha.
2. Analisis Mengenai Dampak lingkungan (AMDAL);  wujud nyata dari AMDAL ini
tercermin dalam pelaksanaan pengolahan limbah industry sehingga limbah tersebut
tidak mengganggu atau merusak lingkungan, karena proses produksi suatu bisnis
tidak jarang akan menimbulkan pencemaran lingkungan atau polusi, baik polusi air,
udara maupun suara.
3. Penerepan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (k3); Untuk menjalankan
praktik k3 ini diperlukan penyediaan peralatan perlindungan bagi para perkerja dalam
menjalankan pekerjaan baik berupa topi pengaman, masker maupun pakaian kerja
khusus yang dapat menjamin keselamatan kerja.
4. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat; pelaksanaan sistem ini dimaksudkan agar para
pengusaha besar dapat membantu perkembangan usaha kecil dengan memberi
kesempatan kepada usaha kecil untuk mengelola sebagian pekerjaan dari kalangan
pengusaha besar tersebut.

1.2 Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan menurut kreitner (1992), yaitu

a) Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab social cenderung
menolak dan menghindari diri dari tanggung jawab social. Contohnya, perusahaan
tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan
antara konsumsi rokok dengan peluang terjadinya penyakit kangker. Tetapi dikarenaka

1
ada peraturan pemerintahan untuk mencantumkan bahaya rokok dalam setiap iklan, maka
hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.
b) Strategi Defensip
Strategi Defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkain
dengan pengunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau
menolak tanggung jawab social. Perusahaan yang menghindarkan dari tanggung jawab
penanganan limbah bias saja berargumen melalui pengacara yang di sewanaya untuk
mempertahankan diri dari tuntutan dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaanya
saja yang membuang limbah kesuangai ketika di lokasi perusahaan tersebut beroperasi,
terdapat juga perusahaan lain yang beroperasi.
c) Strategi Akomodatif
Beberapa perusahaan memberikan tanggung jawab sosial berupa pelayanan kesehatan,
kebersihan, dan sebagainya, bukan dikarenakan perusahaan perlunya tanggung jawab
sosial, namun dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan
hal tersebut. Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung jawab
social.
d) Strategi Proaktif
Memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk
memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap
perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjag perusahaan akan diterima oleh
masyarakat dan perusahaan tidak akan kawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan
berpotensi untuk menanbah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya .

1.3 Manfaat Tanggung Jawab Sosial


a. Manfaat bagi perusahaan
Manfaat bagi perusahaan yang jelas bagi perusahan jika perusahaan memberikan
tanggung jawab social adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan
kehadiran perusahaan di lingkunganya. Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang
akan dianggap sebagai konstribusi yang positif bagi masyarakat. Selain membantu
prekonomian masyarakat, perusahaan juga akan diangap bersama masyarakat
membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan dating.
Akibatnya perusahaan akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali akan
menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar

2
menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan
sesuatu yang membawa perbaikan bagi masyarakat.
b. Manfaat bagi masyarakat
Beberapa kepentingan masyarakat diperhatikan oleh perusahaan, masyarakat juga
akan mendapatkan pandangan baru mengenai hubungan perusahaan dan
masyarakat yang barangkali selama ini sekedar dipahami sebagai hubungan
produsen-konsumen, atau hubungan antara penjual dan pembeli saja. Masyarakat
akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan antara masyarakat dan dunia
bisnis perlu diarahkan untuk kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah
pihak. Hubungna masyarakat dan dunia bisnis tak lagi dipahami sebagai hubungan
antara pihak yang mengekploitasi dan pihak yang terekploitasi, tetapi hubungan
kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik. Tidak hanya
di sektor perekonomian, tetapi juga dalam sektor social, pembangunan, dll.
c. Manfaat bagi pemerintah
Pemerintah pada akirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan
aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberi sanksi
bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat
legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat kea rah yang lebih baik akan
mendapat patner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagai tugas
pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat dlm hal ini perusahaan atau
organisasi bisnis.

2. ETIKA BISNIS

Etika bisnis adalah serangkaian nilai moral yang akan membentuk perilaku
perusahaan. Perusahaan menciptakan produk/jasa tidak boleh melanggar hak kekayaan
intelektual dan para pengelola perusahaan dituntut lebih profesional dalam menjalankan
bisnis melalui melalui tata kelola perusahaan yang baik ( good corporate governance).

Perusahaan mempunyai tanggungjawab sosial ( corporate social rensponsibility)


kepada pelanggannya, kreditor, pemegang saham, karyawan, lingkungan serta komunitasnya.
Sebagai akibat keputusan yang tidak etis, maka perusahaan dihadapkan pada persoalan
gugatan hukum dan pada akhirnya akan berimplikasi pada nilai perusahaan itu sendiri.

3
Etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting karena untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.

2.1 Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal :

1. Hubungan antara bisnis dengan langganan/konsumen


Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.
2. Hubungan dengan karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi penerimaan (recruitment), latihan (training), promosi, transfer,
demosi maupun pemberhentian (termination).
3.  Hubungan antar bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi di antara perusahaan.
4.  Hubungan dengan investor
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk
hubungan ini.
5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan, terutama Jawatan Pajak pada umumnya merupakan
hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.

2.2 Manfaat etika bisnis

Berikut ini merupakan manfaat etika bisnis yang baik dijalankan oleh perusahaan –
perusahaan maupun organisasi :

1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi

4
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak
tatanan moral

7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adlah benar

8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah

9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
dimiliki.

2.3 Prinsi-Prinsip Etika Bisnis

Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi
perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :
a. Fairness (keadilan) Keadilan adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya. Dalam hal
ini ditekankan agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari
kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh orang dalam.

b. Transparency (keterbukaan) Transparasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu


proses kegiatan perusahaan. Pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan
waktu maupun akurasinya (keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan,
keadilan, kualitas, standarisasi, efisiesi waktu dan biaya). Dengan transparasi pihak-pihak
yang terkait akan dapat melihat dan memehami bagaimana suatu perusahaan dikelolah.

c. Accauntability (akuntabilitas) Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban atas pelaksanaan


fungsi dan tugas-tugas sesuai wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan
termasuk pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan
keuangan dengan tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat mengembangkan komite
audit dan resiko yang mengandung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris,

5
mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit sebai mitra bisnis
strategik berdasarkan best parctice bukan sekedar audit.

6
KESIMPULAN

           
Tanggung jawab social merupakan suatu kegiatan yang perlu untuk diperhatikan oleh
perusahaan. Sekalipun pro dan kjontra menyangkut tanggung jawab social ini, akan tetapi
tanggung jawab social dapat diterima secara logis karena perusahaan merupakan bagian dari
lingkungan social masyarakat .
Tanggung jawab social terkait pula dengan dimensi etika dalam manajemen karena
dasarnya etika dengan nilai-nilai yang dianut oleh individu dan masyarakat pada lingkungan
tertentu dimasa perusahaan menjalankan aktivitasnya.
Etika bisnis merupakan study yang dikhususkan mengenal moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana di terapkan dalam kebijakan,
dan perilaku bisnis.
            Kode etik juga dapat di artikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar professional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabah.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://kakardiasi.blogspot.com/2017/04/makalah-etika-bisnis-dan-tanggung-jawab.html

http://yudhaarifin.wordpress.com/2012/06/11/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial/.

Sule, ernie trisnawati, dan kurniawan saefullah.2015.Pengantar Manajemen.Jakarta:2005

Anda mungkin juga menyukai