Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Dente Makmur, 28 Februari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Allah s.w.t. telah mengisra'kan (memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi Muhammad
s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid yang jauh (di
Palestina). Dahulunya orang biasa berjalan kaki dari satu tempat ketempat, ataupun menaiki
kuda, keledai, unta dan sebagainya.

            Perjalanan dari Makkah ke Palestina mengambil masa lebih kurang 40 hari. Ini adalah
suatu perjalanan yang jauh, tetapi dengan kuasa Allah telah dilakukan dalam
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang  dahulu, perrjalanan yang
demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang
luar biasa dan  tidak dapat diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak
beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk
menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang
pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
            Mereka yang beriman dapat menerimanya karena ia merupakan salah satu tanda dari
kekuasaan Allah s.w.t. yang telah pernah diberikan kepada Rasul-rasulnya
            Dalam peristiwa ini, di samping Nabi melihat tentang kebesaran-kebesaran Allah, juga
diperlihatkannya surga beserta panoramanya dan peristiwa-peristiwa yang lain yang
menakjubkan.Semua amatlah penting untuk dijadikan sebagai referensi renungan di tengah
gelombang kehidupan yang semakin runyam dan begitu dahsyat.Dan hal yang paling utama
ialah diturunkanlah sholat  lima waktu yang  InsyaAllah masih kita jalankan sampai sekarang
ini.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Isro Miroj?
2. Sejarah singkat isra miroj dalam hadits
3. Fakta di Balik Sejarah Isra Miraj dalam Islam

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tentang pengertian Isro Miroj.
2. Mengetahui tentang Sejarah singkat isra miroj dalam hadits
3. Mengetahui Fakta di Balik Sejarah Isra Miraj dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isra Miraj

Isra atau sara ‘‫ ’س;;رى‬artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, isra’ adalah
perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil
Aqsa di Palestina. Peristiwa ini disebutkan oleh Allah SWT di dalam Alquran:

ِ َ‫صا ٱلَّ ِذي ٰبَ َر ۡكنَا َح ۡولَهۥُ لِنُ ِريَ ۥهُ ِم ۡن َءا ٰيَتِن َۚٓا ِإنَّهۥُ ه َُو ٱل َّس ِمي ُع ۡٱلب‬
‫صي ُر‬ َ ‫ي َأ ۡس َر ٰى بِ َع ۡب ِد ِهۦ لَ ۡياٗل ِّمنَ ۡٱل َم ۡس ِج ِد ۡٱل َح َر ِام ِإلَى ۡٱل َم ۡس ِج ِد ٱَأۡل ۡق‬
ٓ ‫س ُۡب ٰ َحنَ ٱلَّ ِذ‬

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isra’:1)

Miraj secara bahasa artinya naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke sidratul
muntaha. Dalam Al Qur’an, mi’raj ini disinggung dalam surat An Najm.

‫ص ; ُر َو َم;;ا‬ ٓ ٰ ‫ ِعن َدهَا َجنَّةُ ۡٱل َم ۡأ َو‬١٤ ‫ ِعن َد ِس ۡد َر ِة ۡٱل ُمنتَهَ ٰى‬١٣ ‫َولَقَ ۡد َر َءاهُ ن َۡزلَةً ُأ ۡخ َر ٰى‬
َ َ‫ َما زَ ا َغ ۡٱلب‬١٦ ‫ ِإ ۡذ يَ ۡغ َشى ٱلس ِّۡد َرةَ َما يَ ۡغ َش ٰى‬١٥ ‫ى‬
١٨ ‫ى‬ ٓ ٰ ‫ت َربِّ ِه ۡٱل ُك ۡب َر‬
ِ َ‫ لَقَ ۡد َرَأ ٰى ِم ۡن َءا ٰي‬١٧ ‫طَغ َٰى‬

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan)
Tuhannya yang paling besar.” (QS An-Najm: 13-18)

B. Sejarah Singkat Isra Miraj dalam Hadist

Dalam sebuah malam selepas shalat isya’ Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil
berbaring di Masjidil Haram. Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau
dibelah.

“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam zam, kemudian dikembalikan ke
tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan hikmah.” (HR Bukhari)

Setelah itu, didatangkanlah buraq yang menjadi kendaraan beliau sewaktu isra. Buraq satu
akar kata dengan barq yang artinya kilat.

“Didatangkan kepadaku Buraq –yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi
dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya,”
(HR Muslim).

Setibanya di Masjidil Aqsa, beliau shalat dua rakaat mengimami ruh para Nabi. Usai shalat
dan keluar dari Masjid Al Aqsa, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu
berisi susu dan satu lagi khamar.
Rasulullah SAW pun memilih susu. “Sungguh engkau telah memilih kesucian,” kata Jibril
dalam lanjutan hadits tersebut. Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq bersama Jibril
hingga tiba di langit pertama. Dalam lanjutan dari hadits Shahih Bukhari dari Malik bin
Sha’sha’ah dijelaskan lanjutannya.

“Lalu aku dibawa di atas punggung Buraq dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga aku
sampai ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit.”

Hingga beliau pun melewat pintu-pintu langi yang dihuni oleh arwah para Nabi. Di langit ke
tujuh, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya di
Baitul makmur. Di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat dan mereka
tidak kembali lagi sesudahnya.

“Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke sidratul muntaha yang lebar daun-daunnya
seperti telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar. Tatkala perintah Allah
memenuhi sidratul muntaha,

Sidratul muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa
menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberiku
wahyu dan mewajibkan kepadaku sholat 50 kali dalam sehari semalam.

Setelah mendapat tugas shalat 50 kali dalam sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan
Nabi Musa.

“Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?” tanya Nabi Musa. Aku menjawab,
“Sholat 50 kali.”

Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya


umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil
dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka.”

“Aku akan kembali kepada Rabbku.”

Lalu aku memohon, “Ya Rabb, berilah keringanan kepada umatku.” Aku diberi keringanan
lima sholat. Lalu aku kembali kepada Musa ‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya, “Allah
telah memberikan keringanan lima kali.”

Musa mengatakan, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka
kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan.” Aku terus bolak-balik antara Rabbku
dengan Musa hingga Rabbku berfirman:

“Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban sholat itu lima kali dalam sehari semalam.
Setiap sholat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali sholat sama dengan 50 kali sholat.
Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat
untuknya satu kebaikan.

Dan jika ia melaksanakannya, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan. Barangsiapa berniat
melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak
dicatat sama sekali. Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan.”
Kemudian aku turun hingga bertemu Nabi Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia
mengatakan, “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi.” Aku menjawab,
“Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya.”

C. Fakta di Balik Sejarah Isra Miraj dalam Islam

1. Nabi Muhammad SAW Naik ke Atas Langit dengan Ruh dan Badannya

Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT hingga ke atas langit dengan
badan dan ruhnya. Dan badan beliau masih tetap dalam bentuk aslinya, tidak berubah
menjadi cahaya.

2. Pemahaman Kewajiban Sholat

Perayaan Isra Miraj maknanya adalah mengagungkan dan menghidupkan Sunnah Nabi
Muhammad SAW, karena perayaan Isra Miraj akan selalu mengangkat tema kisah Isra
Miraj Nabi, dengan pembahasan panjang lebar dan ditekankan pada pemahaman
kewajiban sholat.

3. Nabi Muhammad SAW Melihat Allah SWT dengan Mata Hatinya

Ketika Nabi Muhammad SAW dimi’rajkan oleh Allah SWT, disebutkan bahwa beliau
berbicara langsung dengan Allah SWT. Namun menurut jumhur ulama bahwa Nabi
Muhammad SAW saat itu tidak melihat dengan mata kepala beliau, akan tetapi melihat
Allah SWT dengan mata hatinya.

4. Allah SWT Tidak Butuh Tempat

Nabi Muhammad SAW berbicara dengan Allah SWT di atas Mustawa. Namun jangan
berangan-angan bahwa Allah SWT ada di atas langit. Maka yang perlu diketahui bahwa
atas mustawa bukan tempat Allah SWT, melainkan tempat Nabi Muhammad SAW.

5. Nabi Muhammad SAW Bertemu Para Nabi dan Rasul

Nabi Muhammad SAW dalam keadaan hidup bertemu dengan para Nabi dan Rasul
yang telah meninggal dunia dan berbincang. Itu adalah mukjizat dan yang dipahami
para ulama bahwa orang yang hidup saat ini bisa saja bertemu dengan Nabi Muhammad
SAW sebagai karomah yang diberikan oleh Allah SWT.
BAB III
PENUTUP

            Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra'
mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya
dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya
(QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah
SAW.
            Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama
dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia
sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang
yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat
badannya dan mampu keuangannya.
            Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:
            "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Ankabut:45)
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

https://www.orami.co.id/magazine/isra-miraj/
MAKALAH

“ISRA MI’RAJ”

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Pelajaran PAI )


Guru Mata Pelajaran PAI
NAELA SAROPAH, S.Pd.I

Oleh :

KELOMPOK III

MEGA LUTHFIA
ZAHRA KHOIRUNA

Kelas VIIB

SMP NEGERI 5 DENTE TELADAS


KECAMATAN DENTE TELADAS KABUPATEN TULANG BAWANG
TP.2021/2022

Anda mungkin juga menyukai