2245-Article Text-740-1-10-20220202
2245-Article Text-740-1-10-20220202
Intisari — Pada paper ini, peneliti membahas pengaruh lebar teeth terhadap penurunan nilai cogging torque
yang berada pada permanent magnet synchronous generator (PMSG) 18 slot 16 pole. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan software design electromacnetic. Dalam penelitian dilakukan dengan cara mendesain
PMSG 18 slot 16 pole dengan memvariasiakan dua desain lebar teeth. Desain pertama menggunakan lebar
teeth 8 mm dan desain kedua menggunakan lebar teeth 4 mm. Hasil penurunan nilai cogging torque yang
didapat adalah sebesar 0.012676 Nm. metode numerik yang digunakan adalah Finite Element Method (FEM)
digunakan untuk menganalisa pengaruh lebar teeth terhadap penurunan niali cogging torque.
Kata kunci — Cogging Torque, Finite Element Method (FEM), Lebar Teeth, Permanent Magnet Synchronous
Generator.
Abstract — In this paper, the researcher discusses the effect of teeth width on decreasing the value of the
cogging torque in the 18 slot 16 pole permanent magnet synchronous generator (PMSG). The research was
conducted using electromagnetic design software. The research was conducted by designing the PMSG 18
slot 16 pole by varying the two tooth width designs. The first design uses 8 mm teeth width and the second
design uses 4 mm teeth width. The result of decreasing the value of cogging torque obtained is 0.012676 Nm.
The numerical method used is the Finite Element Method (FEM) which is used to analyze the effect of the
width of the teeth on the decrease in the cogging torque value.
Keywords— Cogging Torque, Finite Element Method (FEM), Permanent Magnet Synchronous Generator,
Teeth Width.
I. PENDAHULUAN
Penggunaan PMSG dipilih karena memliki
keunggulan dibandingkan mesin lainya
seperti penggunaan magnet permanen yang
Perkembangan mesin listrik meningkat
dapat meningkatkan daya efisiensi yang
begitu cepat terutama pada bidang energi
tinggi pada generator [1].
terbarukan salah satunya energi listrik yang
memanfaatkan sumber dari tenaga yang Meskipun potensi angin di indonesia tidak
memiliki kecepatan skala kecil. Pemanfaatan besar, namun banyak daerah yang memiliki
sumber tenaga yang memiliki kecepatan potensi angin yang cukup untuk dikonversi
skala kecil seperti energi angin sangat menjadi energi listrik. Kecepatan rata-rata
mungkin untuk dikonversikan menjadi energi angin di indonesia sekitar 3 m/s. Akan tetapi,
listrik. Dalam konversi angin, dibutuhkan kelemahan PMSG adalah nilai cogging
generator yang dapat berputar oleh angin torque yang ditimbulkan oleh permanen
dengan skala kecepatan kecil sekalipun. magnet pada rotor. Cogging torque memiliki
Dalam kasus seperti ini inovasi efisiensi sifat menarik yang mengakibatkan rotor berat
generator sangat dibutuhkan. Permanent untuk digerakan ketika mendapat gaya yang
Magnet Synchronous Generator (PMSG) kecil.
menjadi mesin listrik yang telah tercipta Hal seperti ini mempengaruhi pada start
dengan inovasi terobosan terbaru dalam awal untuk menggerakan generator dengan
perkembangan generator. Penerapan PMSG Nilai cogging torque pada PMSG terjadi
sangat umum dalam konversi energi akibat interaksi fluks magnet rotor dengan
terbarukan skala mikro seperti PLTB, PLTA, variasi permensi (kemampuan material
PLTMH dan lain sebagainya. menyalurkan fluks magnet pada area air gap).
Akibatnya magnet permanen memiliki
C. Cogging Torque
Generator beroperasi tidak selalu bekerja III. METODOLOGI
menghasilkan atau menyerap torsi secara
maksimal. Hal ini diakibatkan oleh adanya Penelitian ini merupakan pengembangan
gejala ripple saat generator bekerja. Salah dari penelitian yang sudah ada, sekaligus
satu penyebab dari gejala ripple adalah untuk memecahkan masalah mengenai krisis
fenomena cogging [5]. Fenomena cogging energi. Penelitian juga menggunakan
adalah gejala yang diakibatkan interaksi flux simulasi untuk menganalisis desain PMSG
magnet rotor dengan variasi permeansi ( yang dibuat. Peneliti menggunakan dua
kemampuan material menyalurkan flux desain yang mengadopsi desain yang sudah
magnet pada area air gap). Fenomena ini ada. Adapun alur peneliian di tunjukan dalam
menjadi faktor timbulnya nilai cogging gambar berikut ini:
torque.
Adanya cogging torque pada rotor pada
mesin listrik dengan permanen magnet
memiliki kecenderungan untuk menarik
stator walaupun dalam kondisi tidak bergerak
[6] . Untuk persamaan yang digunakan
sebagai berikut:
τ cog (Nm) = , = ,
(1)
Dimana:
τ cog : Cogging torque
ɸr : Flux remanen tegak lurus arah
magnetisasi di dalam magnet
F : Gaya magnet (N)
Ꝋ : Posisi rotor dalam derajat mekanik
Br : Titik potong pada sumbu B dari
kurva B-H
lm : Panjang magnet sesuai arah
magnetisasi
µ0 : Permeabilitas ruang bebas
Gbr. 3 Flow Chart Penelitian
D. Pengaturan Meshing
Gbr. 6 Desain lebar teeht 4 mm Pengaturan meshing bertujuan untuk
mendapatkan hasil simulasi yang nilai yang
Desain didapat sudut slot sebesar 20 akurat. Setiap bagian desain komponen
deg/mech dan sudut pole sebesar 22.5 deg/ PMSG memiliki nilai mesh yang sama yaitu
mech. Cara menetukan sudut slot dapat 3 mm. Hasil pengaturan mesh dapat dilihat
dicarai menggunakan persamaan (2) pada gambar berikut:
sedangkan menentukan susut pole
menggunakan persamaan (3) adalah sebagai
berikut:
ѳslot = (2)
ѳpole = (3)
t= (6)
Ѳmech = (4)
Untuk simulasi cogging torque menggunakan generator dikecapatan angin yang rendah
software design electromagnetic. Dalam tetap berputar.
simulasi kuparan tidak mempengaruhi nilai
hasil cogging torque, hasil dapat dilihat pada
gambar 12 dan gambar 13.
REFERENSI