Anda di halaman 1dari 8

ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

Analisis Pengaruh Lebar Teeth Terhadap Penurunan Nilai Cogging Torque


pada PMSG 18S16P
Ujang Cakra Buana1, Dian Budhi Santoso2
Jurusan Teknik Elektro Universitas Singaperbangsa Karawang, Karawang
Jl. HS. Ronggo Waluyo, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361
1ujang.cakra18102@student.unsika.ac.id
2dian.budhi@ft.unsika.ac.id

Intisari — Pada paper ini, peneliti membahas pengaruh lebar teeth terhadap penurunan nilai cogging torque
yang berada pada permanent magnet synchronous generator (PMSG) 18 slot 16 pole. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan software design electromacnetic. Dalam penelitian dilakukan dengan cara mendesain
PMSG 18 slot 16 pole dengan memvariasiakan dua desain lebar teeth. Desain pertama menggunakan lebar
teeth 8 mm dan desain kedua menggunakan lebar teeth 4 mm. Hasil penurunan nilai cogging torque yang
didapat adalah sebesar 0.012676 Nm. metode numerik yang digunakan adalah Finite Element Method (FEM)
digunakan untuk menganalisa pengaruh lebar teeth terhadap penurunan niali cogging torque.
Kata kunci — Cogging Torque, Finite Element Method (FEM), Lebar Teeth, Permanent Magnet Synchronous
Generator.

Abstract — In this paper, the researcher discusses the effect of teeth width on decreasing the value of the
cogging torque in the 18 slot 16 pole permanent magnet synchronous generator (PMSG). The research was
conducted using electromagnetic design software. The research was conducted by designing the PMSG 18
slot 16 pole by varying the two tooth width designs. The first design uses 8 mm teeth width and the second
design uses 4 mm teeth width. The result of decreasing the value of cogging torque obtained is 0.012676 Nm.
The numerical method used is the Finite Element Method (FEM) which is used to analyze the effect of the
width of the teeth on the decrease in the cogging torque value.
Keywords— Cogging Torque, Finite Element Method (FEM), Permanent Magnet Synchronous Generator,
Teeth Width.

I. PENDAHULUAN
Penggunaan PMSG dipilih karena memliki
keunggulan dibandingkan mesin lainya
seperti penggunaan magnet permanen yang
Perkembangan mesin listrik meningkat
dapat meningkatkan daya efisiensi yang
begitu cepat terutama pada bidang energi
tinggi pada generator [1].
terbarukan salah satunya energi listrik yang
memanfaatkan sumber dari tenaga yang Meskipun potensi angin di indonesia tidak
memiliki kecepatan skala kecil. Pemanfaatan besar, namun banyak daerah yang memiliki
sumber tenaga yang memiliki kecepatan potensi angin yang cukup untuk dikonversi
skala kecil seperti energi angin sangat menjadi energi listrik. Kecepatan rata-rata
mungkin untuk dikonversikan menjadi energi angin di indonesia sekitar 3 m/s. Akan tetapi,
listrik. Dalam konversi angin, dibutuhkan kelemahan PMSG adalah nilai cogging
generator yang dapat berputar oleh angin torque yang ditimbulkan oleh permanen
dengan skala kecepatan kecil sekalipun. magnet pada rotor. Cogging torque memiliki
Dalam kasus seperti ini inovasi efisiensi sifat menarik yang mengakibatkan rotor berat
generator sangat dibutuhkan. Permanent untuk digerakan ketika mendapat gaya yang
Magnet Synchronous Generator (PMSG) kecil.
menjadi mesin listrik yang telah tercipta Hal seperti ini mempengaruhi pada start
dengan inovasi terobosan terbaru dalam awal untuk menggerakan generator dengan
perkembangan generator. Penerapan PMSG Nilai cogging torque pada PMSG terjadi
sangat umum dalam konversi energi akibat interaksi fluks magnet rotor dengan
terbarukan skala mikro seperti PLTB, PLTA, variasi permensi (kemampuan material
PLTMH dan lain sebagainya. menyalurkan fluks magnet pada area air gap).
Akibatnya magnet permanen memiliki

Volume 16, No.1, Januari 2022


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 2

kecenderungan untuk menarik stator menuju ke stator sehingga menghasilkam


walaupun dalam keadaan tidak bergerak [2]. gaya gerak magnet (GGM) dari kutub
Nilai cogging torque pada PMSG tidak magnet secara axial dan radial. Generator
dapat diturunkan hingga 100%, namun jenis ini banyak sekali dijadikan bahan
toleransi penggunaan pada skala mikro penelitian oleh para peneliti karena memiliki
sebesar 2% dari torque beban nol. Cara untuk keunggulan yang sangat signifikan dan
menurunkan nilai cogging torque dapat biasanya digunakan untuk aplikasi wind
dengan cara menambah lebar teeth, turbine. Gambar desain PMSG dapat dilihat
pemangkasan terhadap permukaan rotor dan pada gambar 1.
lain-lain.
Cara merekayasa lebar teeth
dimungkinkan untuk memperoleh nilai
cogging torque yang maksimal. Dalam
penelitian ini, pengaruh lebar teeth terhadap
penurunan nilai cogging torque pada PMSG
18s16p akan dikaji. Bentuk desain PMSG
18s16p yang akan dikaji adalah dengan
mendesain dua buah PMSG dengan jumlah
18 slot dan 16 pole yang dianalisis
menggunakan Finite Element Method (FEM).
Gbr.1 Desain PMSG
II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Kontruksi PMSG
Generator sinkron magnet permanen
Dalam penelitian ini, dilakukan dengan
adalah mesin listrik 3 fasa sama seperti
tujuan untuk mengetahui pengaruh lebar
generator magnet induksi pada umumnya.
teeht terhadap penurunan cogging torque
Pembedaanya adalah penggunaan magnet
pada PMSG 18s16p. Sebelum membahas
permanen pada rotor untuk menghasilkan
lebih dalam alangkah baiknya terlebih dahulu
flux magnet saat rotor diputar. Kontruksi dari
memahami mengenai teori dari PMSG
PMSG tidak serumit yang dibayangkan
sebagai penunjang penelitian, diantaranya
seperti halnya generator magnet induksi.
sebagai berikut:
Pada rotor PMSG magnet yang digunakan
adalah magnet yang memiliki kekuatan yang
A. Permanent Magnet Synchronous
tinggi [4]. Gambar kontruksi dapat dilihat
Generator
pada gambar 2 berikut.
Permananent Magnet Synchronous
Generator (PMSG) memeiliki desain
kontruksi hampir mendekati kesamaan 6 1
dengan generator pada umumnya. Pembeda
antara PMSG dengan generator sinkron 2
5
konvesional lainnya terletak pada rotornya.
Generator magnet permanen flux radial dapat 7
beroperasi pada putaran tinggi dan putaran 3
rendah. Keunggulan yang lainnya terletak
pada kemudahan dalam pemasangan magnet
8 4
permanen pada rotor dan biasa dimanfaatkan
pada pembangkit listrik didaerah terpencil
[3]. Generator sinkron magnet permanen
dibangkitkan oleh magnet permanen sebagai
penghasil medan magnet pada rotor. Flux
magnet dihasilkan dari magnet permanen Gbr. 2 Kontruksi PMSG
yang mengalir melalui rotor melewati air gap

Volume 16, No.1, Januari 2022


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 3

Adapun keterangannya: µr : Permeabilitas relatif dari material


1. Stator adalah komponen PMSG yang magnet
tidak bergerak. ɸ : Flux yang dihitung
2. Slot adalah tempat untuk menempatkan
lilitan tembaga. D. Finite Element Method
3. Permanen magnet berfungsi sebagai Finite Element Method (FEM) adalah
eksitasi fluks pada PMSG. suatu metode numerik yang dipakai di
4. Fluks barrier berfungsi sebagai dunia teknik maupun sains untuk
pengeblok fluks magnet pada rotor. menyelesaikan persamaan matematika.
5. Rotor adalah komponen yang bergerak Bidang masalah tersebut adalah analisis
pada PMSG. structural, aliran fluida, serta potensi
6. Air box adalah ruang udara dalam ruang elektromagnetik. FEM dapat memecahkan
PMSG. masalah dengan membagi sistem besar
7. Air gap adalah celah udara antara rotor menjadi bagian-bagian yang lebih kecil,
dengan stator. lebih sederhana yang dikenal sebagai
8. Teeht adalah dinding batas antar slot. elemen hingga (finite element) [7].

C. Cogging Torque
Generator beroperasi tidak selalu bekerja III. METODOLOGI
menghasilkan atau menyerap torsi secara
maksimal. Hal ini diakibatkan oleh adanya Penelitian ini merupakan pengembangan
gejala ripple saat generator bekerja. Salah dari penelitian yang sudah ada, sekaligus
satu penyebab dari gejala ripple adalah untuk memecahkan masalah mengenai krisis
fenomena cogging [5]. Fenomena cogging energi. Penelitian juga menggunakan
adalah gejala yang diakibatkan interaksi flux simulasi untuk menganalisis desain PMSG
magnet rotor dengan variasi permeansi ( yang dibuat. Peneliti menggunakan dua
kemampuan material menyalurkan flux desain yang mengadopsi desain yang sudah
magnet pada area air gap). Fenomena ini ada. Adapun alur peneliian di tunjukan dalam
menjadi faktor timbulnya nilai cogging gambar berikut ini:
torque.
Adanya cogging torque pada rotor pada
mesin listrik dengan permanen magnet
memiliki kecenderungan untuk menarik
stator walaupun dalam kondisi tidak bergerak
[6] . Untuk persamaan yang digunakan
sebagai berikut:

τ cog (Nm) = , = ,
(1)

Dimana:
τ cog : Cogging torque
ɸr : Flux remanen tegak lurus arah
magnetisasi di dalam magnet
F : Gaya magnet (N)
Ꝋ : Posisi rotor dalam derajat mekanik
Br : Titik potong pada sumbu B dari
kurva B-H
lm : Panjang magnet sesuai arah
magnetisasi
µ0 : Permeabilitas ruang bebas
Gbr. 3 Flow Chart Penelitian

Volume 16, No.1, Januari 2022


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 4

finite element method (FEM). Hasil data


Penelitian dimulai dengan studi literatur simulasi akan diolah, apabila nilai cogging
dengan tujuan menemukan informasi dari torque kecil maka akan diambil kesimpulan
referensi utama dan pendukung yang sesuai dan selesai. Apabila nilai yang didapat masih
dengan masalah yang telah dirumuskan. besar maka akan diulangi pemodelan lagi.
Selanjutnya dilakukan perumusan masalah
mengenai nilai cogging torque pada PMSG
18s16p yang menjadi permasalahan dalam IV. PEMBAHASAN
perancangan generator.
Dalam penentuan masalah juga Hasil nilai cogging torque yang didapat
dikumpulkan data-data mengenai nilai dari kedua desain lebar teeth PMSG 18s16p
cogging torque pada desain PMSG pada adalah desain pertama mendapatkan nilai
umumnya. Langkah selanjutnya cogging torque sebesar 0.026034 Nm.
mensimulasikan desain yang dibuat engan Sedangkan desain kedua mendapatkan nilai
membandingkan nilai cogging torque dari cogging torque sebesar 0.012676 Nm.
kedua desain. Flow chart simulasi dapat
dilihat pada Gambar 2. A. Penentuan Dimensi
Dari data simulasi, data akan diolah dan Dalam penelitian ini, penentuan dimensi
dinalisis untuk disimpulkan dari kedua desain. sangat penting untuk ditentukan dalam
Jika nilai cogging torque masih didapat nilai perancangan PMSG. Karena sangat
yang besar, maka akan dilakukan langkah mempengaruhi pada hasil simulasi PMSG
simulasi lagi. Kemudian untuk alur simulasi adalah dimensi stator, rotor, serta dimensi
dapat dilihat pada gambar berikut: magnet permanen yang digunakan. Dimensi
dari stator, rotor dan magnet permanen akan
mempengaruhi nilai besar kecilnya cogging
torque.
Tabel 1. Parameter PMSG
Data Dimensi PMSG
No Keterangan Ukuran
1 Tebal Stator 40 mm
2 Tebal Teeht 40 mm
3 Lebar Teeht 7 & 4 mm
4 Tinggi Teeht 14 mm
5 Diameter Rotor 98 mm
6 Panjang Magnet 14 mm
7 Tebal Magnet 40mm
8 Tinggi Magnet 3 mm
9 Air Gap 1 mm
10 Air Box 180 mm
11 Tebal PMSG 40 mm
12 Jumlah Slot 18 slot
13 Sudut Slot 20 deg
14 Jumlah Pole 16 pole
15 Sudut Pole 22.5 deg
Gbr. 4 Flow Chart Simulasi 16 Diameter Stator 150

Tahap simulasi dimulai dengan studi


literatur, dengan tujuan mengumpuldan data B. Gambar Desain
mengenai perancangan PMSG 18s16p Gambar desain merupakan tahapan untuk
mengenai penelitian yang berhubungan bentuk geometri stator, lebar teeht, rotor,
dengan cogging torque. Dalam taham magnet, slot, air gap, serta air box. Desain
pemodelan PMSG 18s16p menggunakan PMSG 18s16p dibuat menggunakan software
software design electromgnetic berbasis design electromagnetic. Dalam gambar

Volume 16, No.1, Januari 2022


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 5

desain akan dibuat dua desain lebar teeth


PMSG 18s16p pada gambar berikut:

Gbr. 7 Hasil inisialilasi desain lebar teeht 7 mm

Gbr. 5 Desain lebar teeht 7 mm

Gbr. 8 Hasil inisialisasi desain lebar teeht 4 mm

D. Pengaturan Meshing
Gbr. 6 Desain lebar teeht 4 mm Pengaturan meshing bertujuan untuk
mendapatkan hasil simulasi yang nilai yang
Desain didapat sudut slot sebesar 20 akurat. Setiap bagian desain komponen
deg/mech dan sudut pole sebesar 22.5 deg/ PMSG memiliki nilai mesh yang sama yaitu
mech. Cara menetukan sudut slot dapat 3 mm. Hasil pengaturan mesh dapat dilihat
dicarai menggunakan persamaan (2) pada gambar berikut:
sedangkan menentukan susut pole
menggunakan persamaan (3) adalah sebagai
berikut:

ѳslot = (2)

ѳpole = (3)

C. Inisialisasi dan desain geometri


Inisialisasi dan desain geometri adalah
tahap untuk menentukan material yang
digunakan pada bagian desain komponen. Gbr. 9 Meshing desain lebar teeht 7 mm
Pada tahap ini juga ketebalan dari setiap
komponen di setting. Apabila terdapat desain
yang tidak terinisialisasi, maka desain tidak
bisa disimulasikan. Dapat dilihat pada
gambar berikut:

Volume 16, No.1, Januari 2022


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 6

Pembagian titik difungsikan agar nilai


perhitungan akurat dan saat rotor diputar
akan bertemu titik mesh. Waktu yang
dibutuhkan dalam satu gelombang cogging
torque dicari dengan cara:

t= (6)

t= = 0.0001 (s) atau 0.1 (ms) (7)

Gbr. 10 Meshing desain lebar teeht 4 mm


Dari perhitungan tersebut, waktu untuk
E. Simulasi cogging torque satu step mekanikal membutuhkan waktu 0.1
Desain PMSG pada penelitian ini (ms). Maka untuk satu gelombang cogging
menggunakan 18 slot dan 16 pole, sehingga torque penuh dengan 32 step putaran
menghasilkan cogging torque sebanyak 114 membutuhkan waktu:
kali. Jumlah cogging torque ini didapat dari
KPK 18 slot dan 16 pole. Maka besar sudut Tcog= 32 x 0.1 (ms) = 3.2 (ms) (8)
satu gelombang penuh simulasi cogging
torque adalah:

Ѳmech = (4)

Ѳmech = = 3.15 ͦ (5)

Nilai 3.15 ͦ dapat dibulatkan menjadi 3.2 ͦ,


maka dengan memutar rotor sejauh 3.2 ͦ akan
didapat satu gelombang penuh simulasi
cogging torque. Sedangkan untuk
mendapatkan nilai sudut satu step putaran
mekanikal didapat dengan cara:
Gbr. 12 Contour dan shade plot desain lebar
teeht 7 mm
Ѳmech = = 0.1 ͦ

Gbr. 13 Contour dan shade plot desain lebar


Gbr. 11 Pembagian titik celah udara teeht 4 mm

Volume 16, No.1, Januari 2022


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 7

Untuk simulasi cogging torque menggunakan generator dikecapatan angin yang rendah
software design electromagnetic. Dalam tetap berputar.
simulasi kuparan tidak mempengaruhi nilai
hasil cogging torque, hasil dapat dilihat pada
gambar 12 dan gambar 13.

F. Variasi desain lebar teeht


1) PMSG 18s16p dengan lebar teeht 7
mm

Gbr. 16 Grafik Nilai Peak Max dan Peak Min

Tabel 2. Hasil Simulasi


Hasil Cogging Torque
No Lebar Cog max Cog min Cog
Gbr. 14 Desain PMSG dan contour lebar teeht (Nm) (Nm) torque
teeht 7 mm (mm) (Nm)
1 7 0.012073 -0.01073 0.026034
2 4 0.004199 -0.00848 0.012676
2) PMSG 18s16p dengan lebar teeht 4
mm
V. PENUTUP

Salah satu cara meminimalisir nilai


cogging torque yaitu dengan merekayasa
lebar teeth PMSG 18s16p. Cara
mengetahuinya dengan membuat dua variasi
desain lebar teeth. Pengaruh penurunan nilai
cogging torque pada PMSG 18s16p
mengakibatkan kerja turbin pada generator
dikecepatan angin yang rendah tetap berputar
Gbr. 15 Desain PMSG dan contour lebar pada start awal. Hasil desain penurunan nilai
teeht 4 mm
cogging torque pada PMSG 18s16p memiliki
nilai sebesar 0.012676 Nm.
G. Hasil
.
Hasil simulasi dari kedua desain lebar
teeht PMSG diperoleh nilai peak positive dan
UCAPAN TERIMA KASIH
peak negative masing-masing. Pada Gambar
dapat dilihat hasil simulasi dari cogging
Terimakasih penulis ucapkan kepada
torque yang paling besar adalah desain
keluarga yang telah mensupport dengan
PMSG 18s16p dengan lebar teeht 7 mm (cog
sepenuh hati dalam penelitian ini. Kepada
torque 1) dengan nilai cogging torque
dosen Dian Budhi Santoso selaku
0.026034 Nm. sedangkan desain PMSG
pembimbing penelitian. Pada warga kosan
18s16p dengan lebar teeht 4 mm (cog torque
mak nur yang senantiasa memberikan
2) dengan nilai cogging torque 0.012676
dukungan material. Tim Tugas Akhir
Nm. Pengaruh lebar teeth terhadap penurun
periode sidang awal.
nilai cogging torque pada PMSG 18s16p
akan mengakibatkan kerja turbin pada

Volume 16, No.1, Januari 2022


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 8

Tak lupa segenap keluarga besar warga


Cihuy yang menjadi penasehat penelitian saat
di PT. Lentera Bumi Nusantara.

REFERENSI

[1] N. Tajuddin and E. Lisa, “Studi the Effect


of Height and Edge on The Cogging
Torque Reduction of Frantional Slot
Number in Magnet Permanent Machine,”
in International Conference on Electrical
Engineering, Science and Technology
(ICEST), Bandar Lampung, 2019.
[2] N. Tajuddin and S. Mawar, “Study the
Influence of Edge Points of Magnet
Surface and Stator Core on the Cogging
Torque Reduction in Permanent Magnet
Machine,” in International Conference on
Electrical Engineering, Science and
Technology (ICEST), Bandar Lampung,
2019.
[3] G. E. Pramono, F. Muliawati and N. F.
Kuniawan, “Desain Dan Uji Knerja
Generator AC Flux Radial Menggunakan
12 Magnet Permanen Tipe Neodymium
(NdFeB) Sebagai Pembangkit Listrik,”
JUTEKS, vol. 4, no. 1, pp. 34-40, 2017.
[4] Y. Suherman and N. Tajuddin, “Pengaruh
Kombinasi Pemangkasan Ujung Magnet
Permanent dan Axial Channel Pada Inti
Rotor Terhadap Torka Cogging Pada
Generator Tipe Fractional Slot,” JURNAL
ELEKTRO, vol. 13, no. 2, p. 6, 2020.
[5] J. F. Gieras, Analytical Approach to
Cogging torque Calculation of PM
Brushless Motors, Hartford: IEE, 2004.
[6] M. M. Nugroho, “Optimalisasi Nilai
Cogging torque pada Internal Permanent
Magnet Synchronous Generator Outer
Rotor 15 Slot 10 Pole dengan Variasi
Keberadaan Umbrella pada Stator dan
Lebar Teetth.,” PAPER
CIHUY/GENERATOR ELEKTRIK,
Vol. %1 dari %2-, no. 1, pp. 1-2, 2021.
[7] R. Bargallo, Finite Element for Electrical
Engineering, Barcelona: Electrical
Engineering Department. University
Politecnica De Catalunya, 2006.

Volume 16, No.1, Januari 2022

Anda mungkin juga menyukai