Anda di halaman 1dari 6

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Sejarah Jalan Raya


Sejarah perkembangan jalan raya yang pada mulanya dari berupa bekas jejak
berubah menjadi jalan raya modern. Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak
dan berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Jejak jalan tersebut berfungsi sebgai penuntun arah dan
menjadikan jejak jalan semakin melebar dikarenakan seringa berpindah-
pindahnya mereka.
Kemudian kurang lebih 5000 tahun yang lalu, manusia hidup berkelompok,
untuk keperluan tukar menukar barang pokok mereka mulai menggunakan jalur
jalan secara tetap yang berfungsi sebagai jalan prasarana sosial dan ekonomi. Dari
sejarah perkembangan peradaban manusia dan dari berbagai penemuan para pakar
transportasi tentang sejarah perkembangan jalan dapatlah diketahui bahwa :
1.1.1 Jalan pertama yang menggunakan 3500 SM. Penemuan perkerasan ini
ditemukan didaerah Mesopotamia dipandang sebagai awal dari sejarah
keberadaan jalan raya.
1.1.2 Konstruksi jalan yang terdiri dari tanah asli dilapisi dengan batu kapur dan
ditutup dengan batu bata ditemukan diantara Babilonia hingga Mesir yang
diperkirakan dibangun 2500-2568 SM oleh raja Cheope yang berfungsi
untuk mengangkut batu-batu besar dalam membangun Great Pyramid.
1.1.3 Permukan jalan yang diperkeras dari batu – batuan ini ditemukan dipulau
Crate (Kereta) Yunani yang dibuat kurang lebih 1500 SM.
1.1.4 Diwilayah Babilonia ditemukan permukaan jalan yang dibuat berlapis-lapis
yaitu dari lapisan tanah dasar yang diatasnya disusun lapisan batu-batu
besar, batu beronjol dicampur mortar, batu kerikil dan kemudian ditutup
dengan batu Plat.
Menuju jalan modern pada masa Kekaisaran Romawi yang mengalami
kejayaan dalam membangun jalan pada tahun 753- 476 SM. Hal tersebut
berdasarkan atas berbagai penemuan antara lain :
A. Penemuan danau aspal Trinidad oleh Sir Walter Religh Tahun 1595,
dimana dengan bahan temuan tersebut dapat dipergunakan untuk
memperkeras lapisan permukaan jalan.
B. Pierre Marie Jereme Tresaquet dari Perancis memperkenalkan konstruksi
jalan dari batu pecah pada periode thn 1718 – 1796.
C. Metode perinsip desak diperkenalkan oleh orang Scotlandia yaitu pada
tahun 1790 yaitu Thomas Telford, yaitu suatu konstruksi perkerasan
jalan yang dibuat menurut jembatan lengkung dari batu belah, serta
menambahkan susunan batu – batu kecil diatasnya.
D. Tahun 1815 Jhon london Mc adams memperkenakan prinsip tumpang
tindih atau konstruksi Makadam.
E. Penemuan mesin penggilas (stom roller) ditemukan th 1860 oleh
Lemoine.

1.2 Pengertian Jalan Raya


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum dan jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi,
badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
(UU 38/2004 Pasal 1). Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai
peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik,
pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. (UU 38/2004 Pasal 5).
Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan antara suatu
wilayah/kawasan dengan wilayah/kawasan lainnya dalam sektor perhubungan
terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Jalan raya memiliki
ukuran yang lebih lebar, besar, dilapisi aspal dan bisa dilewati dari dua arah
berlawanan

1.3 Klasifikasi Jalan


Seperti yang dijelaskan di atas, jalan dibedakan dalam empat jenisberdasarkan
fungsinya, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
Berikut penjelasan dari masing-masing jalan.

1.3.1 Jalan Arteri


Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan arteri adalah jalan umum
yang dapat digunakan oleh kendaraan angkutan. Ciri-ciri dari jalan ini
seperti memiliki jarak perjalanan yang jauh, kecepatan termasuk tinggi,
hingga adanya pembatasan secara berdaya guna pada jumlah jalan masuk.
Jalan arteri terbagi dalam dua klasifikasi, yakni:
A. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kegiatan
nasional dengan wilayah. Kecepatan kendaraan bermotor roda paling
rendah di jalan ini adalah 60 kilometer per jam. Ukuran lebar badan
jalan pun minimal 11 meter. Tidak boleh ada gangguan oleh lalu lintas,
kegiatan lokal, serta tak diizinkan terputus di area perkotaan.
B. Jalan Arteri Sekunder
Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan
sekunder. Begitu juga untuk kawasan sekunder kesatu ke kedua.
Kecepatan kendaraan paling rendah di sini adalah 30 kilometer per jam.
Lebar badan jalan juga minimal 11 meter serta tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas lambat.

1.3.2 Jalan Kolektor


Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan kolektor adalah jaringan jalan
umum yang ditujukan untuk kendaraan angkutan pembagi atau pengumpul.
Ciri-cirinya adalah kecepatan kendaraan sedang, pembatasan pada jalan
masuk, dan jarak perjalanan sedang. Jalan kolektor terbagi dalam dua
klasifikasi, yaitu:
A. Jalan Kolektor Primer
Jalan kolektor primer menghubungkan kegiatan nasional dengan
wilayah. Kecepatan kendaraan paling rendah 40 kilometer per jam
dengan ukuran lebar badan jalan minimal 9 meter. Tetap ada
pemberlakuan pembatasan pada jalan masuk.
B. Jalan Kolektor Sekunder
Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder
pertama dengan kawasan sekunder kedua dan ketiga. Kecepatan paling
rendah 20 kilometer per jalan dengan ukuran lebar badan jalan minimal
9 meter. Jalan ini tidak boleh terganggu lalu lintas lambat.

1.3.3 Jalan Lokal


Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal adalah jalan umum
untuk kendaraan angkutan lokal. ciri-cirinya adalah jarak perjalanan dekat,
kecepatan terhitung rendah, dan ada pembatasan pada jalan masuk. Jalan
lokal terbagi dua klasifikasi, yaitu:
A. Jalan Lokal Primer
Jalan lokal primer menghubungkan kegiatan nasional dengan
kegiatan lingkungan. Kecepatan paling rendah adalah 20 kilometer per
jalan dengan ukuran lebar badan jalan 7,5 meter. Jalan ini tak boleh
terputus pada area pedesaan.
B. Jalan Lokal Sekunder
Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu,
kedua, dan ketiga dengan kawasan perumahan. Kecepatan paling rendah
10 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 7,5 meter.

1.3.4 Jalan Lingkungan


Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lingkungan adalah jalan
umum untuk kendaraan angkutan lingkungan. Ciri-cirinya terdiri dari jarak
perjalanan dekat dengan kecepatan yang rendah. Ada dua klasifikasi dari
jalan lingkungan:
A. Jalan Lingkungan Primer
Jalan lingkungan primer menghubungkan aktivitas kawasan
pedesaan dengan lingkungan sekitarnya. Kecepatan kendaraan paling
rendah 15 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 6,5 meter
serta bisa dilalui motor roda tiga.
B. Jalan Lingkungan Sekunder
Jalan lingkungan sekunder menghubungkan kegiatan kawasan
pedesaan dengan perkotaan. Kecepatan paling rendah 10 kilometer per
jam dengan ukuran lebar badan jalan 6,5 meter serta bisa dilalui motor
roda tiga. Untuk ukuran lebar jalan bagi kendaraan tidak bermotor dan
non roda tiga adalah 3,5 meter.

1.4 Perencanaan Perkerasan


1.4.1 Pengertian Perkerasan Jalan
Perkerasan Jalan adalah bagian dari jalur lalu lintas, yang bila kita
perhatikan secara strukturil pada penampang melintang jalan, merupakan
penampang struktur dalam kedudukan yang paling sentral dalam suatu
badan jalan. Lalu lintas langsung terkonsterasi pada bagian ini, dan boleh
dikatakan merupakan urat nadi dari suatu konstruksi jalan. Perkerasan jalan
dalam kondisi baik maka arus lalu lintas akan berjalan dengan lancar,
demikian sebaliknya kalau perkerasan jalan rusak, lalu lintas akan sangat
terganggu. Jaringan jalan di Indonesia tersebar meluas keseluruh pelosok
yang dapat dijangkau transportasi darat. Mengingat luasnya cakupan
wilayah tranportasi dan dengan belum seimbangnya kemampuan, sumber
dana masih banyak daerah yang belum dapat dijangkau oleh transportasi,
sehingga mungkin dibanyak tempat masih belum seimbangnya prasarana
jalan dengan kebutuhan yang ada. (Saodang, 2005:01) Secara umum
perkerasan jalan mempunyai persyaratan yaitu kuat, awet, kedap air, rata,
tidak licin, murah, dan mudah dikerjakan. Oleh karena itu bahan
perkerasan jalan yang paling cocok adalah pasir, kerikil, batu dan bahan
pengikat semen. Perkerasan akan mempunyai kinerja yang baik, bila
perencanaan dilakukan dengan baik dan komponen utama dalam sistem
perkerasan berfungsi dengan baik pula. Menurut Federal Highway
Administration (Hardiyatmo, 2015:2) komponenkomponen perkerasan
meliputi :
A. Lapis aus (wearing course) yang memberikan cukup kekesatan, tahanan
gesek dan penutup kedap air atau drainase dipermukaan.
B. Lapis perkerasan terikat atau tersementasi (aspal atau beton) yang
memberikan daya dukung yang cukup dan sekaligus sebagai penghalang
air yang masuk ke dalam material tak terikat dibawahnya.
C. Lapis pondasi (base course) dan lapisan pondasi bawah (sub-base
course) tak terikat yang memberikan tambahan kekuatan (khususnya
untuk perkerasan lentur dan ketahanan terhadap pengaruh air yang
merusak struktur perkerasan, serta pengaruh degradasi yang lain (erosi
dan instrusi butiran halus).
D. Tanah dasar (subgrade) yang memberikan cukup kekakuan, kekuatan
yang seragam dan merupakan landasan yang stabil bagi lapisan material
perkerasan di atasnya.
E. Sistem drainase yang dapat membuang air dengan cepat dari sistem
perkerasan, sebelum air menurunkan kualitas lapisan material granuler
tak terikat dan tanah dasar.

1.4.2 Fungsi Perkerasan


Fungsi utama perkerasan adalah menyebarkan beban roda ke area
permukaan tanah dasar yang lebih luas di bandingkan luas kontak roda
dan perkerasan, sehigga mereduksi tegangan maksimum yang terjadi pada
tanah-dasar yaitu pada tekanan di mana tanah dasar tidak mengalami
deformasi berlebihan selama masa pelayanan perkerasan. Secara umum
fungsi perkerasan jalan adalah : (Hardiyatmo, 2015:3)
A. Untuk memberikan struktur yang kuat dalam mendukung beban lalu-
lintas.
B. Untuk memberikan permukaan rata bagi pengendara.
C. Untuk memberikan kekesatan atau tahanan gelincir (skid resistance) di
permukaan perkerasan.
D. Untuk mendistribusikan beban kendaraan ke tanah dasar secara
memadai, sehingga tanah dasar terlindung dari tekanan yang berlebihan.
E. Untuk melindungi tanah dasar dari pengaruh buruk perubahan cuaca.

1.4.3 Tipe-Tipe perkerasan


Pertimbangan tipe perkerasan yang dipilih terkait dengan dana
pembangunan yang tersedia, biaya pemeliharaan, volume lalu-lintas yang
dilayani, serta kecepatan pembangunan agar lalu-lintas tidak terlalu lama
tergaunggu oleh pelaksanaan proyek.Tipe-tipe perkerasan yang banyak
digunakan adalah :
A. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Perkerasan kaku yaitu perkerasan
yang menggunakan bahan campuran beton.
B. Perkerasan Lentur (Flexibel Pavement) Perkerasan lentur yaitu
perkerasan yang menggunakan bahan campuran aspal, agregat dan filler
atau bahan-bahan yang bersifat lentur.
C. Perkerasan Komposit (Composite Pavement) Perkerasan komposit yaitu
perkerasan dengan memakai dua bahan, dengan maksud
menggabungkan dua bahan yang berbeda yaitu beton dan aspal.

Anda mungkin juga menyukai