Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI POST SECTIO CAESAREA (POST SC)

Topik : Mobilisasi Post Caesarea (Post Sectio Ceasarea)

Sasaran : Seluruh ibu-ibu nifas

Pemberi Materi : Kelompok VI A

Tempat : Ruang Cempaka RSUD Ulin Banjarmasin.

Waktu : Pukul 10.00 s/d selesai

Hari/Tanggal : Kamis, 7 November 2013

A. Tujuan :
1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan ole instruktur, peserta dapat memahami tentang
 pentingnya mobilisasi dini setelah dilakukan operasi caesar.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran Mobilisasi Post Sectio Caesarea, peserta dapat


memahami materi tentang pentingnya mobilisasi post partum dengan kriteria :

a. Peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi post SC.


 b. Peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasi.
c. Peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC.
B. METODE PEYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

C. Materi
Terlampir
D. MEDIA
1. LCD dan Laptop

2. Leaflet

E. Kegiatan Belajar Mengajar

KEGIATAN
 No TAHAP WAKTU
PERAWAT PESERTA
1. Pembukaan 3 menit a. Memberikan salam a. Peserta menjawab salam
 b. Memperkenalkan  b. Peserta menjawab dengan
 pembimbing.  benar
c. Mengkontrak waktu c. Peserta Mendengarkan
d. Menjelaskan tujuan d. Peserta mendengarkan
e. Persepsi tentang e. Peserta memberi timbal
Mobilisasi Post SC  balik memberikan pendapat
2. Pelaksanaan 7 menit a. Menjelaskan isi materi a. Peserta mendengarkan
tentang Mobilisasi Post Sc dengan seksama.
 b. Mengevaluasi secara  b. Peserta menjawab
verbal (menanyakan  beberapa pertanyaan yang
kembali pada peserta) di sampaikan perawat
 pada peserta penkes
3. Penutup 5 menit a. Menyimpulkan hasil a. Peserta memperhatikan
kegiatan  b. Pembimbing memberikan
 b. Kritik dan saran dari kritik dan saran.
 pembimbing
c. Mengakhiri kegiatan c. Peserta menjawab
dengan mengucapkan salam
salam

F. Pembagian Peran
1. Penanggung jawab : Muhammad Furqan

Tugas :
a. Membuat satuan acara penyuluhan
 b. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan mulai dari awal sampai akhir kegiatan
yang berkaitan dengan Penyampaian Mobilisasi Post Caesarea
2. Moderator : Yan Maulana
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara
 b. Memperkenalkan anggota
3. Observer : Syaripah Laila O.A
Tugas : mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan Penkes Senam Nifas mulai dari persiapan ,
 pelaksanaan sampai evaluasi.
4. Penyaji Materi : Rizki Erma Yuliani
Tugas: Menyajikan dan menjelaskan tentang materi Mobilisasi Post Op caesarea

Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan
 b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
c. Struktur organisasi atau pembagian peran sudah dibentuk sebelum kegiatan dilaksanakan.
d. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
 b. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasidengan tepat.
 b. 75% peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC dengan tepat.
c. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi post SC dengan
 benar.
d. 75% peserta dapat menyabutkan 3 rentang gerak dalam mobilisasi post SC dengan.
e. 75% peserta dapat menyebutkan 2 manfaat dari mobilisasi post SC dengan tepat.
f. 75% peserta dapat menyabutkan 3 kerugian dari mobilisasi post SC dengan tepat.
LAMPIRAN MATERI

MOBILISASI POST SECSIO CAESAREA

A. Definisi Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari
tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Soelaiman,1993).

Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi
fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.Dari Kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin
dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.

Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan imobilisasi
mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi
 berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial. Beberapa klien mengalami
kemunduran dan selanjutnya berada di antara rentang mobilisasi-imobilisasi, tetapi pada klien lain,
 berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas.

Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat p emulihan pasca bedah
dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah. Banyak keuntungan bisa diraih dari latihan ditempat tidur
dan berjalan pada periode dini pasca bedah. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan
mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya dekubitus, kekakuan/penegangan
otot-otot di seluruh tubuh dan sirkulasi darah dan pernapasan terganggu, juga adanya gangguan
 peristaltik maupun berkemih. Sering kali dengan keluhan nyeri di daerah operasi klien tidak mau
melakukan mobilisasi ataupun dengan alasan takut jahitan lepas klien tidak berani merubah posisi.
Disinilah peran perawat sebagai edukator dan motivator kepada klien sehingga klien tidak mengalami
suatu komplikasi yang tidak diinginkan.

Konsep mobilisasi mula  –  mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara
 berangsur –  angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,1996).
B. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi

Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :

1) Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
 persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat
dan menggerakkan kaki pasien
2) Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.
3) Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.

Manfaat Mobilisasi Dini Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi
adalah :

1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot – otot
 perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat
mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan,
mempercepat kesembuhan.Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan
merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ -
organ tubuh bekerja seperti semula.
2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan
yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian
ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat.
3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mob ilisasi sirkulasi darah
normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi :

1) Peningkatan suhu tubuhKarena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan
suhu tubuh.
2) Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus
uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka
3) Involusi uterus yang tidak baik. Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat
 pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus

Tahap-tahap Mobilisasi Dini :

Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan
tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :

1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu.
Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung
 jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta
menekuk dan menggeser kaki.
2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis
dan trombo emboli.
3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.
MOBILISASI POST SC

A. PENGERTIAN MOBILISASI

Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas /
kegiatan. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalianan Caesar.

B. TUJUAN MOBILISASI

Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkanMobilisasi yang


dilakukan meliputi:

 Hari ke 1 :
lakukan miring ke kanan dank e kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita
/ ibu sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin
setelah sadar.
 Hari ke 2 :
Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya
disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih. Kemudian
 posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk. Selanjutnya secara berturut-turut,
hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan dianjurkan belajar duduk selama
sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 hari setelah
operasi. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
membantu penyembuhan ibu.
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan mengenai mobilisasi dini antara lain :

1.  Bagi Pasien.

 Kepada pasien, setelah 6 jam selesai tindakan operasi anastesi umum dibantu
dengan perawat. Pasien mau melakukan tindakan mobilisasi dini dengan mengabaikan
rasa malas dan sedikit nyeri juga rumor yang berpendapat bahwa jika banyak bergerak
setelah operasi maka jahitan operasi akan lepas. Mobilisasi dilakukan untuk mempercepat
terjadinya platus, melancarkan peredaran darah dan menghindari komplikasi lainnya.

2.  Bagi Perawat .

Mobilisasi dini pada pasien post operasi anastesi umum sangat perlu dilaku kan
dimana keuntungan yang didapat pasien dapat lebih cepat mengakhiri puasanya karena
 peristaltik nya sudah baik dan mencegah komplikasi yang lain. Kepada perawat diharapkan
mampu melakukan mobilisasi secara terstruktur setelah 6 jam pasien selesai dioperasi.

3.  Bagi Pihak Rumah Sakit .

Mengingat efek yang ditimbulkan sangat fatal jika tidak dilakukan mobilisasi dini
setelah pasien 6 jam selesai di operasi, hal ini perlu menjadi perhatian yang sangat penting
 bagi pihak Rumag Sakit yaitu diharapkan mobilisasi secara terstruktur dapat menjadi protap
yang harus dilakukan setalah 6 jam pasien selesai di operasi dengan anastesi umum.

Anda mungkin juga menyukai