Anda di halaman 1dari 3

Seiring dengan perkembangan zaman, sebenarnya manusia secara sadar atau tidak sadar

mereka telah terlibat secara langsung dalam perkembangan zaman itu sendiri, dan tidak jarang

mereka berkelompok dan bekerjasama untuk bersatu untuk mencapa tujuan mereka. Dalam

artian bahwa manusia memiliki kesadaran untuk bersatu mengkoordinir, merencanakan sesuatu,

mengeluarkan sumbangsih pemikirannya. Inilah bentuk - bentuk perilaku seseorang dimana

tindakan ini biasa disebut organisasi.

Organisasi adalah wadah atau tempat berkumpulnya orang yang tesistematis, terpimpin,

terkendali dan terencana, rasional dalam memanfaatkan sumberdaya manusia baik dengan

metode, material, lingkungan dan uang serta sarana prasarana dan lain sebagainya dengan efisien

dan efektif untuk bisa mencapai tujuan oragnisasi. Sudarman (2004:34) mengatakan bahwa

organisasi ialah wahana dan sarana sebagai tempat untuk mengembangkan diri mahasiswa dari

aspek keilmuan atau pengetahuan, wawasan yang luas serta kepribadian yang baik. Organisasi

merupakan wadah pengembangan nalar, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran dari masing-

masing mahasiswa yang ikut berkontribusi didalam organisasi. Dengan demikian organisasi

adalah kesatuan individu yang berserikat dan bekerja sama dalam satu wadah dalam rangka

mencapai tujuan bersama.

Pada dasarnya, organisasi adalah wadah bagi mahasiswa dalam upaya meningkatkan

kepribadian dan kapasitas untuk belajar memimpin serta bisa dipimpin. Disamping aktivitas

menimba ilmu pengetahuan dikampus, mahasiswa mempunyai kesempatan untuk memperluas

pengalaman, meningkatkan kapasitas pemikiran, membina kepribadian serta ketrampilan secara

teknis dalam organisasi kemahasiswaan. Peran inilah yang kemudian menjadikan organisasi

kemahasiswaan sebagai wadah yang baik bagi mahasiswa.


Demikianlah sebagai wadah pengembangan potensi pemuda dan mahasiswa, pada

tanggal 14 maret 1964 Ikatan mahasiwa Muhamadiyah (IMM) lahir. Secara historis, menurut

Rosyad Sholeh (Pendiri IMM) kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) untuk

menciptakan kader sejati guna untuk menghadapi tantangan yang dihadapi Muhammadiyah,

umat dan bangsa. Hingga kini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) masih menjadi salah

satu tumpuan harapan pemuda khususnya mahasiswa dalam membentuk kepribadian yang kelak

mampu mengisi dinamika perjalanan persyarikatan, ummat dan bangsa ini.

Dalam mengisi derap perjuangannya, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

memiliki prinsip perjuangannya Tri Kompetensi dasar IMM yaitu Religiusitas (keagamaan),

Intelektualitas (kemahasiswaan) dan Humanitas (kemasyaraktan). Tri Kompetensi dasar ini

diharapkan mampu menjadi dasar dalam mengejewantahkan sikap keseharian ditengah

kehidupan masyarakat, relevansi antara nilai dan realitas sosial inilah yang diharapkan mampu

membawa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada titik keseimbangan.

Pada kenyataanya dunia moderen dewasa ini yang di kenal dengan Era Globalisasi

membawa perubahan besar di semua lini. Menurut Achmad Suparman bahwa Globalisasi adalah

suatu proses menjadikan suatu benda atau prilaku sebagai ciri dari setiap Individu yang ada di

dunia tanpa di batasi oleh wilayah. Tentunya globalisasi ini di tandai dengan kehidupan yang

serba cepat dan instan. Sebagai sebuah sistem yang baru, di samping memiliki dampak positif

globalisasi juga tentunya ada dampak negatifnya, bukan hanya ekonomi, budaya, maupun agama

tetapi Pemuda juga sebagai tonggak harapan bangsa. Pemuda hari ini tentunya menghadapi

tantangan yang tidak demikian kecil. Sebagai dampak dari zaman yang serba instan tersebut

maka hilanglah jiwa kritis pemuda lebih khusus Mahasiswa. Jika jiwa kritis yang di miliki
Mahasiswa hilang maka mahasiswa yang di kenal sebagai Agen perubahan, penjaga nilai,

penerus bangsa, kekuatan moral serta pengontrol sosial hanyalah isapan jempol semata.

olehnya itu Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Kendari melalui

Bidang Hikmah dengan melihat kondisi mahasiswa hari ini terkhusus di Kota kendari, dalam

upaya merekonstruksi paradigma mahasiswa dan menumbuhkan jiwa kritis, mengadakan

“Sekolah Pergerakan” dengan tema “Manifesto gerakan kritis tranformatif”.

Anda mungkin juga menyukai