Anda di halaman 1dari 16

26 November 2004 HSC 2001 Presented by Dodol’s Angels of 2001

ILMU PENYAKIT SYARAF


Nyeri Kepala dan Wajah Edisi
11
Dosen: Prof. Dr. dr. Samekto Wibowo Sp.S (K)

After
mid
Edisi ini tuh sumpah pol, sungguh2 edisi yg sangat menyenangkan konseptor dan pengetik.... yg diterangin dosennya persis plek
ma HandOut. Kami Cuma tinggal men-translate bagian yg bhs inggris aja buat kalian..... hehehe

TIU dan TPK MINIMAL


1. Memahami klasifikasi nyeri kepala
1.1. Menjelaskan patofisiologi nyeri kepala vaskuler
1.2. Menjelaskan klasifikasi nyeri kepala berdasarkan kausa
1.3. Menyebutkan 1 kelainan dengan nyeri kepala tersebut pada 1.2: dan
1.4. Menyebutkan lokasi nyeri pada kelainan didaerah kepala
2. Memahami patofisologi nyeri kepala
2.1. Menjelaskan patofisiologi nyeri kepala vaskuler
2.2. Menjelaskan patofisiologi nyeri kepala oleh karena proses desak ruang intrakranial
2.3. Menjelaskan patofisiologi nyeri kepala oleh karena radang
2.4. Menjelaskan patofisiologi nyeri kepala pada penyakit sistemik
2.5. Menjelaskan patofisiologi nyeri kepala oleh karena ketegangan jiwa; dan
2.6. Menyebutkan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan untuk mencari sumber nyeri pada nyeri
kepala
3. Memahami dasar-dasar penatalaksanaan nyeri kepala
3.1. Menyebutkan tindakan–tindakan non–invasif pada nyeri kepala serta dasar–dasar
dilakukannya tindakan tersebut
3.2. Menyebutkan obat-obat simtomatik dan kausatif untuk nyeri kepala serta masing–masing
efek obat tersebut; dan
3.3. Menyebutkan tindakan–tindakan operatif yang dapat dilakukan pada nyeri kepala serta
dasar–dasar alasan dilakukannya tindakan tersebut

Berikut ini adalah contoh2 kasus nyeri kepala dan wajah.... baca sendiri dan cobalah untuk mendiagnosis...
[<Belajar jd dokter gitu loh!!!!!>]

LATAR BELAKANG MASALAH (LBM) 1


[<menurut kami LBM itu kepanjangan dari Learn Based Masalah.... hahaha. Bener to?>]
Isabellahpepaya adalah seorang gadis berusia 22 tahun, bekerja di perusahaan swasta, dengan
riwayat nyeri kepala sejak usia 17 tahun. Sejak waktu itu dia telah mengalami serangan nyeri kepala
sebanyak 4-10 kali pertahun. Episode serangan khas diawali dengan perasaan adanya cahaya yang
berkedip–kedip disebelah kanan lapangan pandangnya. Dia melukiskan cahaya tersebut sangat terang
dan berwarna–warni yang berjalan secara zig–zag, hilang timbul menyeberangi lapang pandang dari
kanan ke kiri. Ketika itu, jika dia membaca, dia tidak dapat membaca bagian kanan dari bacaan.
Dia juga merasa bicaranya sedikit pelo dan dia kesulitan menemukan kata-kata yang tepat walaupun
dia tahu apa yang harus dikatakan. Kejadian tersebut biasanya berlangsung selama 20 sampai 30
menit dan diikuti dalam 10 menit dengan nyeri yang berdenyut pada sisi kepala yang sama atau pada
sisi yang berlawanan dengan gangguan penglihatannya. Nyeri kepala semakin meningkat
intensitasnya dalam 60 menit dan sering disertai dengan mual atau muntah. Dia tidak dapat
mengerjakan tugas–tugasnya selama 2 sampai 3 jam dan mendapatkan nyeri kepala semakin
bertambah jika dia menggerakkan kepalanya atau melakukan aktivitas apapun. Dia merasa tempat
yang terang atau suara menambah intensitas nyeri kepalanya. Nyeri kepala tersebut biasanya
berlangsung selama 8 sampai 12 jam. [diagnosismu apa Val?] <sing jelas itu penyakit!!!!!> [wah itu kambing jg tau
Val?] <hehehe, jd ingat kambingnya mas Bambang...] <firasatku mengatakan itu adalah migrain classic Er!>

LATAR BELAKA NG MASALAH (LBM) 2


Maria Mbelgedes, 55 tahun ditempat praktek mengeluh nyeri kepala hebat diwajah sebelah kanan
sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri berlangsung singkat, dengan episode nyeri yang mengejutkan dan tidak
tertahankan sehingga penderita sering menggosok mukanya. Nyeri dirasakan mulai pipi kanan
menjalar ke baw ah sampai ujung rahang. Penderita menjadi lekas marah dan uring–uringan, karena
makan, minum, berbicara dan gosok gigi mencetuskan nyeri yang dikeluhkan. Pasien kehilangan berat
badan 10 kg [kata Mr. Sam (Samekto maksudnya), ga tau beratnya dimana. Mungkin ilangnya di Malioboro] <bapaknya lucu
bgt yo, Er?> {dan yg ketawa tuh cuman dua orang konseptor syaraf..... Cen syarap tenan}.
Hasil pemeriksaan neurologi fungsi–fungsi motorik dan sensorik saraf kranial hampir semuanya
normal, kecuali dijumpai titik–titik tertentu diatas bibir kanan pada tes sensasi perabaan/penekanan

48AFTER MID ILMU PENYAKIT SYARAF


mencetuskan nyeri hebat yang mengejutkan. Hasil pemeriksaan laboratorium darah normal. Hasil foto
kepala dengan perhatian difokuskan pada foramina keluarnya nervus V di basis kranii hasilnya normal.

ILMU PENYAKIT SYARAF 49AFTER MID


LATAR BELAKANG MASALAH (LBM) 3
Thom Phell si pejantan tangguh, 22 tahun, mahasiswa, anak kedua dari tiga bersaudara, tanggal 10-
10-1998 berobat ke Poli Saraf RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan nyeri kepala separo kanan, kambuh
kumat, k adang–kadang nrocos dan didiagnosis nyeri kepala tipe migren. Kemudian dilakukan
pemeriksaan EEG dengan hasil abnormal iritatif difus, sejak saat itu pasien mendapatkan fenitoin 100
mg/hari.
Pada awalnya keluhan nyeri kepala membaik tetapi setelah tiga bulan timbul keluhan yang sama
seperti sebelum pengobatan rutin. Karena nyeri kepala semakin menghebat, walaupun obat tersebut
diminum, pasien kembali ke Poli Saraf RSUP Dr. Sardjito. Untuk sementara obat rutin dihentikan dan
pasien mendapat Parasetamol 500 mg dan diazepam 2 mg. Kemudian dilakukan pemeriksaan CT–
Scan kepala dengan hasil dalam batas normal. Pemeriksaan fisik neurologik tidak didapatkan defisit
neurologik fokal. Tanda vital tensi 120/90 mmHg, nadi 96x/mnt, respirasi 20-X/mnt dan afebris.
Pasien mendapat terapi tambahan fenitoin 100 mg dan luminal 30 mg sehari dua kali, namun keluhan
tetap tidak membaik.
Pada anamnesis ulang kontak toksoplasma positif (penderita penyayang kucing) kemudian dilakukan
pemeriksaan toksoplasma dengan hail IgG 1800 dan IgM +, Hb 15,3; Al 6,5; KED 15; Na 146; K 4,1;
Cl 103; Gula darah 89; GOT 22; GPT 23; urea 22; kreatinin 1,26; urat 5,7. Selanjutnya mendapat
pengobatan spiramisin 500 mg sehari empat kali selama 3 minggu.

TUGAS MAHASISWA [ini tidak untk dikerjakan lho....] <kalian jangan terlalu rajin gitu loh>
Membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang dapat timbul setelah membaca LBM tersebut
 Pertanyaan teoritis minimal dan alternatif jawaban
 Pertanyaan praktek minimal dan alternatif jawaban

Pendahuluan
Nyeri merupakan keluhan yang sangat sering diutarakan orang. Nyeri kepala menempati urutan yang
paling atas. Diperkirakan satu dari tiga orang pernah mengalani nyeri kepala berat dalam hidupnya.
Lebih dan 13.000 ton aspirin dikonsumsi orang setiap tahun di seluruh dunia. Sebagian besar
diindikasikan untuk nyeri kepala. <bikin pabrik aspirin aja yuk>
Apabila nyeri kepala tersebut berlangsung kronik, kambuhan dan tidak disertai dengan gejala penyakit
lain yang jelas, sering sulit untuk diidentifikasi. Pada mulanya nyeri kepala diperkirakan timbul hanya
karena kontraksi otot–otot kepala dan leher atau dilatasi pembuluh darah. Tapi ternyata kemudian
persoalannya menjadi tidak sederhana. Berbagai mekanisme diajukan para ahli untuk menerangkan
patofisiologinya, yang tentu saja diikuti dengan berbagai alternatif penanganannnya.
Banvak orang yang mengalami keluhan nyeri kepala ringan tidak mengunjungi dokter. Karena itu sulit
mengetahui dengan pasti insidensi nyeri kepala.
Suatu survei menunjukkan bahwa di suatu populasi pada suatu waktu, sejumlah 70-90% mengalami
paling tidak satu kali nyeri kepala pada tahun sebelumnya. Keadaan yang sama juga dialami oleh
anak–anak. Suatu studi di Skandinavia menemukan data bahwa 75% anak telah mengalami nyeri
kepala sebelum usia 15 tahun.
Berikut akan diutarakan berbagai hal tentang nyeri kepala dan nyeri wajah. Masalah anatomi, fisiologi
dan patotisiologi nyeri secara umum, tidak akan dibicarakan di sini karena sudah dibahas pada
semester-semester terdahulu.

Pengertian
Nyeri kepala (headache) ialah nyeri atau rasa tidak nyaman yang tejadi di atas bagian superior
kepala, dan kadang–kadang menyebar ke wajah, gigi, rahang dan leher.
Struktur peka nyeri di rongga kepala meliputi:
1. Sinus venosus dan cabang kortikalnya,
2. Arteri besar di dasar otak,
3. Duramater yang melingkupi dasar anterior dan posterior fossa,
4. N. Craniales V, IX, dan X,
5. Syaraf spinal : n. Cervikal 1,2 dan 3.
Struktur-struktur tersebut diatas memuat akhiran saraf peka–nyeri, yang mungkin terpacu oleh traksi,
inflamasi, tekanan, infiltrasi neoplatik, dan senyawa biokemis yang dilepas pada nyeri kepala tipe
tertentu.
Stimulasi struktur peka–nyeri diatas tentorium serebeli akan menyebabkan nyeri kepala di daerah
frontotemporoparietal. Stimulasi struktur peka-nyeri di fossa posterior akan menimbulkan nyeri di
daerah oksipital dan suboksipital. Walaupun struktur peka–nyeri intracranial terbatas, semua jaringan
di kulit kepala, wajah, dan leher nampak sensitif pada stimulasi nyeri.
Nyeri kepala dapat juga tejadi akibat berbagai penyakit di mata dan isi rongga mata, rongga hidung
dan sinus paranasal, gigi, dan rongga telinga eksternal dan medial.

48AFTER MID ILMU PENYAKIT SYARAF


Singkatnya, nyeri kepala dapat timbul akibat: [hapalin yg ini aja kali ya....singkat padat berisi dan sexy.he3x]
1. Traksi atau pergeseran sinus venosus dan cabang kortikalnya,
2. Traksi, dilatasi atau inflamasi yang melibatkan arteri intra dan ekstrakranial,
3. Traksi, pergeseran atau penyakit n. Kraniales V, IX, X serta n. Servikal 1, 2,3,
4. Perubahan tekanan intrakranial,
5. Penyakit jaringan kulit kepala, wajah , mata, hidung, telinga, dan atau leher.

Anamnesis
Pasien dengan nyeri kepala sering sudah mengetahui pola penyakitnya sendiri. Hal-hal yang
dapat ditanyakan adalah karakteristik nyeri kepala meliputi umur waktu mulai serangan, waktu
serangan, sifatnya (misal berdenyut, seperti diikat, seperti kepala mau pecah), durasi (lama
serangan), hilang dengan apa atau dengan obat apa. Selain itu dapat juga ditanyakan hal apakah
yang memicu terjadinya nyeri kepala, misalnya sinar, suara, atau makanan tertentu. Atau apakah ada
faktor risiko sosial, dan apakah ada riwayat serupa<di keluarganya kali ya....>

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan yang cukup penting meliputi suhu, tekanan darah,
nadi dan respirasi. Pemeriksaan yang lain ditujukan untuk mencari kemungkinan sumber etiologi nyeri
kepala tersebut. Pemeriksaan akan meliputi bangunan–bangunan di seputar kepala, yakni tengkuk,
mata, wajah, saraf kranial, rongga mulut, telinga, hidung, arteri, dan kalau perlu berbagai
pemeriksaan neurologis lain.

Klasifikasi Nyeri Kepala


Klasifikasi Nyeri Kepala telah dibuat sejak tahun 1962 oleh berbagai pihak, diantaranya ialah
Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS) tahun 1998. Terdapat
13 tipe nyeri kepala utama.
Klasifikasi nyeri kepala menurut IHS adalah sebagai berikut:
1. Migraine
2. Tension–type headache
3. Cluster headache and chronic paroxysmal hemi crania
4. Headache associated with head trauma
5. Headache associated with vascular disorders
6. Headache associated with non vascular intracranial disorders
7. Headache associated with substances and their withdrawals
8. Headache associated with noncephalic infection
9. Headache associated with metabolic abnormality
10. Headache or facial pain associated with disorder of cranium, neck, eyes, ears, nose, sinuses, teeth,
mouth, or other facial or cranial structures
11. Cranial neuralgias, nerve trunk pain, and deafferentation pain
12. Other types of headache or facial pain
13. Headache not classifiable

Nyeri kepala dapat juga dibagi menjadi nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder.
 Nyeri kepala primer bersifat kambuhan dan ringan meliputi 90% dari kasus nyeri kepala. Contoh
nyeri kepala primer ialah migren, nyeri kepala tegang otot, dan nyeri kepala berkelompok (cluster).
 Nyeri kepala sekunder merupakan gejala dari penyakit lain yang mendasari dan membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut. Nyeri kepala sekunder dapat merupakan akibat berbagai macam
peristiwa seperti trauma kepala, kelainan pembuluh darah, tekanan intra kranial meningkat,
penyalahgunaan obat dan sebagainya.

Oishi (1997) membuat klasifikasi nyeri kepala menjadi:


1. Nyeri kepala akut, meliputi acute epidural hematoma, subarachnoid hemorrhage, acute glaucoma,
bacterial meningitis, temporal arteritis, cerebral hemorrhage, cerebeltar hemorrhage, hiperrensive
encephalopathv, dan encephalitis. Nyeri kepala akut memerlukan penanganan darurat.
2. Nyeri kepala subakut, meliputi brain tumor, chronic subdural hematoma, brain abscess, dan
hypertension. Nyeri kepala subakut memerlukan pemeriksaan lanjutan.
3. Nyeri kepala kronik atau kumat–kumatan (biasanya ringan) meliputi classic migraine (migraine
with aura), common migraine (migraine without aura), cluster headache. opthalmoplegic migraine,
muscle contraction headache (tension–type headache), vasomotor rhinitis, dan trigeminal
neuralgia.

Berikut akan dibicarakan beberapa tipe nyeri kepala:

ILMU PENYAKIT SYARAF 49AFTER MID


Migren (migraine)
Migren pada umumnya muncul sebelum orang berumur 40 tahun. Migraine mula–mula berasal dari
kata hemicrania (Galen), kemudian menjadi hemigranea dan migranea (Latin), selanjutnya menjadi
migraine (Perancis) sampai sekarang. Pada waktu itu digarnbarkan sebagai suatu kelainan periodik,
suatu nyeri separuh kepala yang paroksismal, disertai muntah dan fotofobi, kambuh pada interval
reguler dan sembuh dengan tinggal di kegelapan dan tidur.

 Definisi
Migren memrupakan kelainan yang mempunyai karakteristik nyeri kepala kumat–kumatan,
(biasanya) unilateral atau bilateral, dan berkaitan dengan perubahan kepribadian, kelemahan,
nausea dan vomitus. Nyeri kepala tersebut mungkin didahului atau disertai dengan gangguan
neurologik. Nyerinya bersifat berdenyut, mulai dari masa kanak–kanak, remaja atau awal
kehidupan dewasa dan berangsur–angsur berkurang frekuensinya pada tahun–tahun berikutnya
(Gilroy, 1992; Adams et.al, 1997)

 Klasifikasi
Sekitar 60-90% pendexita rnigren mempunyai riwayat keluarga yang juga menderita migren.
Angka prevalensi tahunan migren diperkirakan 20-25%. Sekali orang terserang migren,
selanjutnya ia akan terserang secara kumat–kumatan. Untungnya, semakin bertambah tua,
serangannya semakin jarang dan ringan.
Tipe migren yang populer ialah:
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura

IHS membuat klasifikasi migren sebagai berikut (Campbell & Caselli, 1991).
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
 Migren dengan aura tipis
 Migren dengan aura berkepaniangan
 Migren hemiplegik familial
 Migren basiler
 Aura migren tanpa nyeri kepala
 Migren dengan aura awitan–akut
3. Migren oftalmoplegik
4. Miren retinal
5. Sindrorn periodik masa kanak–kanak, yang merupakan pendahulu atau terkait dengan migren:
 Vertigo paroksismal ringan pada masa kanak–kanak
 Hemiplegi selang–seling (alternating hemiplegia) pada masa kanak–kanak
6. Migren dengan komplikasi
 Status migrainosus
 Infark migren
7. Kelainan mirip–migren yang tidak terklasifikasi

 Etiologi
Berbagai hal ditunjuk sebagai faktor pencetus atau faktor predisposisi serangan migren.
Faktor–faktor tersebut ialah:
1. Herediter ( autosomal dominan atau resesif)
2. Siklus menstruasi : adanya perubahan endokrin dan elektrolit
3. Stress, frustrasi dan ketegangan, kelelahan, paparan sinar yang tajam, perubahan cuaca, obat
vasodilator, reserpin, rasa lapar (faktor lapar, tidak terkait hipoglikemia)
4. Konsumsi jenis makanan tertentu seperti coklat, keju, buah sitrun, ikan yang diasap, dan
alkohol. Sejumlah makanan mengandung kadar tiramin berlebihan. Sejumlah orang juga
mempunyai defisiensi tiramin–o–sulfatase. Akibatnya kadar tiramin berlebihan, memacu
pelepasan katekolamin dan dapat memulai terjadinya fase vasokonstriksi pada migren.
5. Hiperagregasi platelet. Peningkatan agregasi platelet (trombosit) pada fase prodromal mungkin
disebabkan naiknya kadar epinefrin, trombin dan asam arakhidonat dalam sirkulasi sebagai
respon terhadap kecemasan, stress, lapar, merokok, konsumsi makanan mengandung tiramin
atau alkohol.

 Patofisiologi
Hipotesis vaskuler mengatakan bahwa pada migren mula–mula terjadi vasokonstriksi yang diikuti
oleh vasodilatasi <kalo di buku sih ngomongnya terjadi vasodilatasi arteri besar ekstra kranial yang
merupakan reaksi terhadap vasokonstriksi arteri intrakranial. Vasokonstriksi arteri intrakranial yang terjadi
merupakan manifestasi gangguan bawaan pada mekanisme autoregulasi arteri intrakranial>. Tapi ternyata

50AFTER MID ILMU PENYAKIT SYARAF


yang terjadi lebih kompleks. Terjadi perubahan aktivitas neuronal sepintas. Ion–ion natrium,
kalsium dan klorida masuk ke dalam sel. Terjadi loncatan arus listrik singkat yang diikuti oleh fase
istirahat. Manifestasinya ialah terjadinya aura.
Nyeri yang terjadi pada migren akibat pelepasan substansi P pada ganglia sensoris dengan
stimulasi serabut nyeri pada nervus kraniales V dan VII. Perubahan vaskuler vasokonstriksi dan
vasodilatasi merupakan akibat stimulasi dan inhibisi noradrenergik syaraf–syaraf yang memelihara
arteri intrakranial dan ekstrakranial. Berbagai peristiwa lain yang menyertai serangan migren dapat
terjadi akibat perubahan anatomis, fisiologis dan biokimiawi korteks serebral dan batang otak.

 Gejala Klinis
 Migren tanpa aura (Common Migraine)
Nyeri kepala ini terjadi secara periodik, tidak didahului atau disertai dengan aura. Sejumlah
subjek mengalami perubahan mood (perasaan, suasana hati) sekitar 24 jam sebelum serangan.
Sehari sebelumnya mungkin merasa adanya ekstra energi. Mereka lebih giat bekerja
sebelumnya, sebelum mereka bayar dengan serangan migren hari berikutnya. Serangan migren
umum, dimulai dengan nyeri kepala. Nyerinya tumpul. Letaknya bifrontal (supraorbital), atau
terasa di satu sisi. Bahkan dapat juga terjadi di lain bagian kepala. Nyeri yang mula–mula
unilateral dapat menjadi general (menyeluruh) bahkan dapat berpindah kontralateral sepanjarig
perjalanan serangannya. Gejala tersebut dapat disertai nausea dan kadang vomitus. Sejumlah
kasus mengalami serangan selama beberapa hari. Serangan migren ini dapat juga berubah atau
berpindah ke daerah posterior, ke daerah oksipital dan tengkuk atas. Terjadi kontraksi otot kulit
kepala dan otot paraspinal servikal atas. Kejadian tersebut dapat terbalik; yakni nyeri tengkuk
dan kaku lebih dahulu baru kemudian berkembang menjadi nyeri kepala migren. Keadaan ini
disebut tension–vascular headache atau mixed headache (Campbell & Caselli, 1991).

 Migren dengan aura (Classic Migraine)


Serangan migren ini didahului dengan aura. Sekitar 20-40 menit sebelum nyeri kepala, pasien
mengalami simtom visual, dikenal sebagai photopsia, suatu defek penglihatan di lapangan
pandang. Bentuknya dapat merupakan scotomata yang berkedip–kedip, atau seperti melihat
bintang. Scotomata–nya homonim. Sebagian besar pasien mengalami hemianopsi homonim,
yang dimulai dari scotoma sentral, dan secara bertahap menyebar keluar ke arah perifer di
lapangan pandang homonim. Hampir semua pasien mengeluh fotofobia. Letaknya di daerah
yang bertentangan dengan nyeri kepalanya. Simtom tambahannya dapat meliputi
hemiparestesi, hemiparesis ringan, disfasia dan monokuler fotopsia. Halusinasi olfaktorius
kadang juga merupakan aura yang timbul, tapi lebih jarang (Gilroy, 1992).
Nyeri kepalanya biasanya bifrontal, tapi dapat juga unilateral. Nyeri kepala dapat terjadi di
semua bagian rongga kepala. Pada sekitar 50% kasus, bilateral. Mula–mula nyerinya berdenyut,
tapi lama–kelamaan nyeri terus–menerus. Nyeri dapat turun ke leher dan wajah. Nyeri sering
disertai nausea dan vomitus. Lama serangan dapat beberapa jam atau seharian. Hilang dengan
tidur. Nyeri dapat juga berlangsung dua atau tiga hari. Seusai serangan, pasien merasa memar
di kulit kepala, lesu dalam beberapa hari. Kadang pasien banyak buang air kecil di akhir
serangan migren.

 Migren tipe lain, mempunyai gejala klinis pokok berikut ini.


1. Migren hemiplegi: ada hemiparesis, mungkin dengan disfasia atau afasia.
2. Migren basiler disertai gejala vertigo, ataksia, disartri, defek lapang pandang bilateral
3. Migren oftalmoplegik: terjadi ipsilateral oftalmoplegi. Terjadi kompresi n. III, IV, dan VI, dan
cabang oftalmik n. V, pada dinding lateral sinus kavemosus karena dilatasi a. Carotis
Internus.
4. Migren psikosis: terdapat gejala psikosis pada pasien tersebut. Pasien bingung, perilaku
abnormal, cemas, takut, atau halusinasi. Kontak dengan lingkungan hilang.
5. Migren komplikasi: terdapat infark serebri permanen. Vasokonstriksi menyebabkan
pengurangan aliran darah otak.
6. Migren ekuivalen: walau terjadi gejala prodromal, tapi tidak terjadi nyeri kepala. Sering
terjadi scotoma berkedip–kedip seperti pada migren klasik. Mungkin ada hemiparesis atau
gejala hemisensoris sekilas.
7. Migren abdominal: terjadi pada anak–anak dengan riwayat keluarga ini. Pasien merasa nyeri
daerah perut, nyeri kepala, pucat, anoreksia, nausea, vomitus.
8. Migren pada anak: sekitar 5% anak umur 11 tahun pernah mengalami migren. Dipicu
dengan kelelahan, cemas, aktivitas fisik, penyakit, trauma kepala.

 Diagnosis Banding

ILMU PENYAKIT SYARAF 51AFTER MID


Berikut diutarakan diagnosis banding nyeri kepala (lihat tabel).
<ini tabel biar kalian bs lebih mengidentifikasi nyeri kepala jenis apa. Sumpeh deh...ini bisa memayarkan alias memudahkan
kita belajar bout semua ini> [tolong translate sndiri]
Tabel: diagnosis banding nyeri kepala
Headache Epidemiology Location Signs and Symptoms Treatment
type
Migraine Family history Bifrontal, may Nausea, vomiting, may be Ergots
Children, young be unilateral neurologic deficit Propanolol
adults, F > M Amitrpityline
Verapamile
Tension F>M Bilateral, Long duration Anxiolytics
generalizes, or Anxiety Antidepressants
occipital Depression
Cluster Adolescent and Unilateral, Lacrimation Ergots
adult, M > F orbitofrontal Unilateral nasal Propanolol
congestion Amitrpityline
Lithium
Hypertension Family history Bilateral, Hypertensive retinopathy, Treatment of
occipital, or may be papilledema hypertension
frontal
Increased Varies Nausea, vomiting, Treatment of elevated
intracranial papilledema intracranial pressure,
pressure steroids, mannitol,
surgery
Temporal Adults Unilateral, Tender temporal artery Corticosteroids
arteritis temporal Impairment of vision
Elevated sedimentation
rate
Subarachnoid Bilateral, Sudden onset with Treatment of
hemorrhage occipital subarachnoid hemorrhage meningitis or
meningitis Nuchal rigidity subarachnoid
Fever hemorrhage
Sumber: Gilroy,1992

Diagnosis banding migren ialah:


1. Bangkitan (seizures)
a. Fase prodromal migren lebih lama dibanding dengan bangkitan parsial
b. Gambaran EEG jelas berbeda
c. Migren tidak responsif pada antikonvulsan
d. Epilepsi tidak responsif pada vasokonstrikior
2. Transient Ischemic Attacks (TIA)
a. Riwayat serangan berbeda
b. Jumlah serangan berbeda

 Diagnosis
a. Migren tanpa aura
Untuk menegakkan diagnosis secara klinis, pasien harus memenuhi dua dari empat karakteristik
pada grup A, dan satu dari dua karaktenistik pada grup B.
 Grup A:
1. Nyeri kepala unilateral,
2. Nveri kepala berdenyut,
3. Nyeri sedang atau berat, dan dapat menghambat atau membatasi kegiatannya,
4. Nyeri diperberat oleh aktivitas fisik rutin, seperti membungkuk atau naik tangga.
 Grup B:
1. Terdapat nausea dan/atau vomitus,
2. Terdapat fotofobia dan fonofobia.
<ayooo...yang barusan diapalin ya...>
b. Migren dengan aura
Pasien sekurang–kurangnya memenuhi tiga dari empat karakteristik berikut ini:
1. Satu atau lebih simtom aura reversibel
2. Simtom aura berlangsung lebih dari 4 menit,
3. Aura yang tidak berakhir lebih dari 60 menit,
4. Nyeri kepala mengikuti dalam 60 menit setelah aura berakhir.

 Terapi
Walaupun terapi nonfarmakologik telah dicoba, tapi ternyata tidak berhasil tanpa disertai
farmakoterapi. Berikut daftar terapi yang diajukan oleh Gilroy (1992).
Terapi migren dan nyeri kepala berkelompok (cluster headache)

52AFTER MID ILMU PENYAKIT SYARAF


Headache Drug class Drug
type
Migraine Vasoconstrictors Ergotamine, dihydroergotamine
Β–blockers Propanolol, medatol, stenolol, timolol,
avetoprolol
Tricyclics Amitriptyline, dozepin
Anti-inflammatory agents Anprozen
Anti–serotoninergics Cycproheptadine, methysergide
Autonomic inhibitors Bellergal
MAO inhibitors Phenelzine
Calcium channel blockers Verapamil, nifedipine
Vasodilators Papaverine
Cluster Vasoconstrictors Ergotamine
headache Anti–serotoninergics Methysergide, cyproheptadine
Steroids Prednisone
Lithium Lithium carbonate
Anti-inflammatory agents Indomethacine
Sumber: Gilroy, 1992

Untuk keperluan pencegahan serangan migren, dapat digunakan berbagai obat berikut:
Propranolol (β–adrenergic blocking agent) efektif pada sejumlah pasien dengan dosis 20 mg,
diberikan tiga kali sehari. Jika perlu dosis dapat dinaikkan. Antidepresan trisiklik juga efektif untuk
migren. Dapat diberi amitriptilin 25 mg sampai maksimum 150 mg dalam dosis terbagi dalam 24
jam. Calcium channel blockers dapat juga diberikan. Siproheptadin (antagonis histamin dan
serototnin) diberikan dalam dosis 4 mg empat kali sehari; Metisergid, suatu antagonis serotonin,
diberikan dengan dosis 2 mg, dosis terbagi maksimum 8 mg. Naproksen, obat anti–inflamasi,
dapat juga diberikan sebagai prevensi
Pengobatan pada serangan migren ialah dengan memilih obat–obat berikut: Analgesik
(aspirin, propoksifen atau asetaminofen). Pasien lebih baik istirahat, ketenangan dijaga, ruangan
gelap. Kalau perlu dengan obat untuk mempermudah tidur (misal amobarbital). Ergotamin
mungkin obat yang paling banyak dipakai. Obatnya ialah ergotamin tartrat 1 mg, kadang
dikombinasi dengan kafein 100 mg (tablet Cafergot). Dewasa ini dipasarkan obat baru, yakni
sumatriptan. Pada status migren (serangan migren berlanjut dalam beberapa hari), sering pasien
menjadi dehidrasi dan mengalami gangguan elektrolit. Diberi cairan dan injeksi 0,5-1,0 mg
dihidroergotamin setiap 6 jam. Metoklopramid (10 mg) diberikan untuk mengobati muntahnya.

Nyeri Kepala Tegang (Tension Headache)


 Definisi
Nyeri kepala tegang (nyeri kepala tipe–tegang, nyeri kepala kontraksi otot) merupakan nyeri
kepala yang paling lazim dijumpai. Nyeri biasanya bilateral, sering dengan predominan oksipital–
nukhal, temporal, atau frontal. Kadang juga menyebar difus di puncak kepala. Nyeri kepala ini
terjadi pada pasien dengan stress, cemas, dan atau depresi.

 Etiologi
Nyeri terjadi akibat kontraksi menetap dari otot skelet kulit kepala, wajah, leher, dan bahu.

 Gejala klinis
Nyeri yang terjadi biasanya tumpul, tapi sering disertai dengan rasa lain, seperti rasa penuh,
seperti diikat, ditekan, atau seolah kepalanya membengkak sampai mau pecah. Adanya gelombang
nyeri seakan menyerupai denyutan pada migren, lebih–lebih kalau dirasakan hanya pada satu sisi.
Pada nyeri kepala tegang ini tidak ada nyeri yang berdenyut, pada umumnya tidak ada nausea,
fotofobi dan fonofobi. Seperti juga pada migren, nyeri kepala tegang lebih banyak didapat pada
wanita daripada pria. Nyeri baru didapat pada usia pertengahan, sering disertai rasa cemas dan
depresi. Rasa nyeri ini hilang pada pemberian analgesik dan tidur. Nyeri kepala tegang (tipe–
tegang) dapat dibagi menjadi dua, yaitu: nyeri kepala tipe–tegang episodik dan nyeri kepala
tipe–tegang kronik.

 Diagnosis
Untuk mendiagnosis nyeri kepala tipe–tegang episodik dipakai kriteria berikut. Pasien pernah
menderita nyeri ini sebelumnya 10 kali serangan, dan kurang dari 15 serangan per bulan. Durasi
nyeri 30 menit sampai 7 hari.
Selanjutnya harus memenuhi dua dari empat karakteristik nyeri berikut.
1. Rasa tertekan atau terikat, bukan berdenyut,
2. lntensitas ringan sampai sedang, dapat menghambat aktivitas tapi tidak sampai
membatalkannya,
3. Lokasi bilateral,
4. Tidak diperberat dengan aktivitas fisik rutin

ILMU PENYAKIT SYARAF 53AFTER MID


Selanjutnya, kedua karakteristik berikut mesti dipenuhi.
1. Tanpa nausea atau vomitus,
2. Tanpa fotofobia dan fonofobia, tapi mungkin salah satu ada.

Pada nyeri kepala tipe–tegang kronik:


kriteria diagnostiknya sama, akan tetapi nyerinya harus berlangsung lebih dan 15 serangan tiap
bulan, dan sekurang–kurang nya telah berlangsung 6 bulan. Nausea mungkin dapat terjadi.

 Terapi
Harus dicari dahulu kalau ada faktor yang melatar-belakangi, misalnya adanya faktor psikologis:
stress, cemas atau depresi. Penyebabnya harus dihilangkan. Jika perlu dapat diberi obat penenang,
antidepresan (misal: imipramin, amitriptilin). Bila tidur terganggu, dapat diberi hipnotik. Bila
masalah emosional berat yang mendasari, barangkali perlu dikonsulkan ke psikiater. Analgesik
seperti aspirin atau asetaminofen atau obat antiinflamasi non–steroid dapat membantu. Obat
antispasmus seperti diazepam, eperison atau tizanidin dapat pula diberikan.

Jenis nyeri kepala lain.


Di muka telah diutarakan jenis nyeri kepala yang banyak dijumpai dalam praktek. Jenis nyeri kepala
dan nyeri wajah lainnya masih banyak, diantaranya ialah:
1. Nyeri berkelompok (cluster headache)
Kelainan ini disebut juga nyeri kepala Horton, Raeder Syndrome, histamine cephalalgia, dan
sphenopalatine neuralgia.
Proporsi penderita lebih banyak pada pria dibanding wanita, sekitar 8 dibanding 1. Tipe episodik,
yang paling banyak, mempunyai karakteristik berikut: satu sampai tiga serangan singkat nyeri
periorbital setiap hari untuk 4 sampai 8 minggu, diikuti dengan suatu periode bebas nyeri selama
1 tahun. Sudah itu, kumat lagi. Nyeri kepala berkelompok merupakan nyeri kepala yang dirasakan
paling berat dari nyeri kepala yang kumat–kumatan. Nyeri periorbital sesisi tersebut disertai
dengan injeksi konjungtiva, nrocos air matanya, kelopak mata membengkak, hidung tersumbat,
keluar ingus, berkeringat banyak pada dahi dan wajah, miosis dan ptosis. Walaupun tidur, pasien
dapat dibangunkan oleh nyerinya. Tidak ada bukti penyakit organik lain. Faktor herediter biasanya
tidak ada (Smith, 1997; Raskin, 1995). Tipe yang kronik nampak setelah beberapa tahun tipe
episodiknya mantap. Serangannya serupa akan tetapi tidak ada periode remisi. Tipe ini dapat
saling berganti.
Serangan nyeri ini dicetuskan oleh konsumsi alkohol, nitrogliserin, merokok dan stress.
Propranolol dan amitriptilin tidak efektif untuk nyeri kepala berkelompok. Lithium bermanfaat
untuk nyeri kepala berkelompok tapi tidak efektif untuk migren.
Terapi profilaktik: prednison, lithium, metisergid, ergotamin, verapamil. Dosis lithium ialah 600-
900 mg/hari. Prednison dimulai dengan 60 mg/hari untuk 7 hari, kemudian secara bertahap diturunkan
dosisnya sampai hari ke-10. Untuk serangan nyerinya, dapat diberi inhalasi oksigen (9 L/menit),
selama 25 menit inhalasi 100% oksigen. Intranasal Lidokain (untuk bloking gangilon
sfenopalatinus). Sumatriptan dapat pula diberikan.

Nyeri–nyeri lain biasanya berkaitan dengan aktivitas tertentu atau kelainan tertentu
2. Nyeri kepala batuk
3. Nyeri kepala koital
4. Nyeri kepala pasca konkusi, pasca cedera kepala
5. Nyeri kepala pungsi lumbal (penurunan tekanan intrakranial)
6. Nyeri kepala giant cell arteritis
7. Nyeri kepala tumor otak
8. Nyeri kepala pada stroke atau pasca stroke
9. Nyeri kepala pada anemia
10. Nyeri kepala pada polisiternia
11. Nyeri kepala akibat inflamasi meningeal
12. Nyeri kepala pada penyakit sistemis.
13. Nyeri kepala akibat kenaikan tebnn intraicranial
14. Nyeri kepala pada penyakit obstruktifpulmoner
15. Nyeri kepala pada hipoglikemis
16. Nyeri kepala pada sengatan panas
Nyeri pada heat stroke dan heat exhaustion mungkin akibat kenaikan aliran darah serebral
sekunder karena naiknya temperatur, dehidrasi dan turunnya tekanan intracranial. Dalam hal ini
terapinya ialah memberi cairan dan elektrolit.
17. Nyeri kepala karena keracunan
Penyebabnya dapat: senyawa aromatik dalam minuman alkohol (alkoholnya sendiri dapat
mencetuskan migren), CO, obat tertentu (amilnitrat, amonitrat, nitrogliserin), sindrom restauran
Cina (banyak monosodium glutamat), nyeri kepala hot dog (mengandung nitrit)

54AFTER MID ILMU PENYAKIT SYARAF


18. Nyeri kepala pada penyakit mata (kelainan refraksi, infeksi, glaukoma)
19. Nyeri kepala akibat penyakit di hidung, sinus paranasal (radang, tumor)
20. Nyeri kepala akibat spondilosis servikal
21. Nyeri kepala selama menopause
22. Ice pick headaches
Nyeri dirasa di kulit kepala secara mendadak, dalam beberapa detik saja. Nyeri ini sifatnya ringan,
tidak diketahui sebabnya, dan tidak ada terapi yang efektif.
23. Ice cream headaches
Nyeri kepala unilateral, melibatkan daerah orbital dan frontal akibat konsumsi material dengan
suhu rendah. Dapat sembuh dengan cepat.

Lain manifestasi nyeri yang melibatkan kepala dan wajah diantaranya ialah:
1. Neuralgia trigeminal (Tic Douloureux)
2. Neuralgia glosofaringeal
3. Neuralgia pasca herpes
4. Otalgia
5. Neuralgia oksipital
6. Nyeri kepala nervus oksipital III (cabang rarnus dorsal C3)
7. Carotidynia
8. Sindrom Costen (nyeri sendi temporomandibuler)
9. Nyeri wajah bersumber gigi dan sinus
10.Nyeri wajah tidak typis, dan lain–lain nyeri wajah.
Lihat lampiran tabel yang dikemukakan Adams et at. (1997). Tabel tersebut memuat tipe nyeri,
lokasi, karakteristik klinis, faktor yang memperberat atau memperingan nyerinya, penyakit terkait dan
pengobatannya.

[<Tambahan dari Mr. Sam (sempat diterangin tapi cuma di awal–awal doang)..... Terserah kalian mau belajar yang
ini atau nggak..... Kami cuma nerjemahin buat kalian aja.>]

KLASIFIKASI DARI International Headache Society (IHS)

Klasifikasinya ada 2 kategori mayor, yaitu:


 Sakit kepala primer (kelainan ringan / Benign Disorders), meliputi:
1. Migraine (dengan atau tanpa aura)
2. Tension Headache (episodik maupun kronik)
3. Cluster Headache
4. Headache benigna lainnya
5. Headache karena obat
6. Headache post traumatic, misalnya setelah trauma terjadi perdarahan subdural ato
subarachnoid
 Sakit kepala sekunder; merupakan simptom dari penyakit organik, akibat berbagai macam
peristiwa seperti kelainan pembuluh darah, tekanan intra kranial meningkat, penyalahgunaan obat
dan sebagainya.

MIGRAINE
 Demographic
 Lebih dari 28 juta penduduk Amerika menderita migren (¼ dari keluarga di Amerika)
 Lebih dari 90%–nya memiliki riwayat keluarga dengan sakit migren
 Angka kejadian dalam 1 tahun ± 12,6%, dengan perincian 6% pria dan 15–18% wanita
 Karena penyakit ini terjadi penurunan produktivitas pada 13 juta pekerja
 Seberapa besar peningkatan insidensi migren masih dipertanyakan
 Terapi preventif hanya berguna pada 3–5% kasus aja
 Migren tanpa aura
Kriteria–kriteria migren tanpa aura adalah sebagai berikut:
 Durasi sakit kepala 4–72 jam
 Terjadi setidaknya 2 dari gejala–gejala berikut:
 Lokasinya unilateral (1 sisi kepala aja)
 Merupakan nyeri kepala yang berdenyut sifatnya
 Intensitasnya moderat sampai parah (dihambat oleh ADLs)
 Diperparah dengan kegiatan fisik sehari–hari, seperti naik tangga, lari–lari
 Terdapat setidaknya 1 diantara gejala berikut:
 Ada rasa mual atau muntah
 Ada fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau fonofobia (sensitif terhadap suara)
 Tidak adanya penyebab sekunder terjadinya migren ini
 Setidaknya pernah mengalami 5 serangan

ILMU PENYAKIT SYARAF 55AFTER MID


 Migren dengan aura
Kriteria–kriteria migren dengan aura adalah sebagai berikut:
 Memenuhi kriteria kriteria migren tanpa aura diatas ditambah dengan setidaknya 3 dari gejala–
gejala berikut ini:
 Pada satu atau lebih gejala–gejala aura yang reversibel
 Setidaknya ada 1 gejala yang berkembang secara gradual (>4 menit) atau 2 gejala atau
lebih gejala yang terjadi secara langsung
 Tidak ada gejala aura tunggal yang berlangsung lebih lama dari 60 menit
 Sakit kepala diikuti oleh aura sela 60 menit (mungkin terjadi sebelum atau secara sumultan
bersama dengan gejala–gejala aura)
 Tidak ada faktor–faktor sekunder
 Setidaknya pernah mengalami 2 serangan
Aura pada migren antara lain:
 Gangguan penglihatan: penglihatan yang kabur, scotomata, spectrum fortifikasi berupa melihat
garis yang terlihat zig–zag, melihat adanya cahaya
 Manifestasi lain (dapat terjadi secara tunggal maupun kombinasi), yaitu afasia transient,
vertigo, pucat, fotofobia, menggigil, tremor, kesemutan/kelemahan unilateral

TENSION HEADACHE
Episodic tension headache memiliki kriteria–kriteria sebagai berikut:
 Setidaknya ada 2 gejala–gejala berikut:
 Sifat atau kualitas nyeri kepalanya tegang/kencang (non–pulsating/gak berdenyut)
 Lokasi bilateral
 Tidak diperparah oleh kegiatan fisik rutin
 Tidak ada mual / muntah
 Tidak lebih dari salah satu gejala berikut [jadi cuma salah satu aja, gak boleh lebih]
 Fotofobia
 Fonofobia
 Berlangsung lebih dari 15 hari dalam sebulan
 Tidak ada penyakit organik
[Bagan berikut gak diterangin Pak Dosen n jujur aja aku gak gitu dong, soalé gak ada keterangannya karena takut
ntar persepsiku salah n bakal menjerumuskan kalian semua ke kesalahan. Jadi ya udah gak kuterangin]

The Headache Continuum


(Nyeri kepala berlanjut...)

CLUSTER HEADACHE
 Merupakan sakit kepala yang jarang terjadi dan morbiditas yang juga tidak biasa
 Periode cluster headche adalah minggu sampai dengan bulan
 Sakit kepala bisa sampai 8 kali sehari
 Durasi serangan lebih pendek dari migren, yaitu 15 menit sampai dengan 2–3 jam
 Lokasinya biasanya unilateral dan nyerinya sangat hebat (lebih dari sakit karena kolik pada batu
ginjal ato sakit saat melahirkan) [katanya sich....]
 Ada nyeri periorbital dengan simptom–simptom otonom
 Perifer nervous system  terjadi lakrimasi dan hidung buntu
 Central nervous system  Horner’s Syndrome
 Remisi dapat berlangsung selama bulanan sampai dengan tahunan
 10% dari pasien mengalami cluster headache yang menjadi kronis tanpa mengalami remisi
 Cluster headache menurut kriteria IHS (International Headache Society):
 Setidaknya terjadi 5 serangan seperti dibawah ini

56AFTER MID ILMU PENYAKIT SYARAF


 Nyeri orbital atau supraorbital unilateral yang parah atau rasa nyerinya berlangsung 15–180
menit tanpa pengobatan
 Salah satu tanda–tanda berikut, selain rasa sakit
1. Injeksi konjungtival [Aku gak dong maksudnya...]
2. Lakrimasi (mata berair)
3. Kongesti nasal (hidung buntu)
4. Rhinorea (pilek)
5. Miosis
6. Wajah / dahi bekeringat
7. Ptosis
8. Edema pada kelopak mata
 Frekuensi nyeri kepala sekali sehari sampai dengan 8 kali sehari

NYERI KEPALA KRONIS HARIAN (Chronic Daily Headache) / Transformasi dari Migren
Kriteria masuk dalam nyeri kepala jenis ini adalah:
 Memiliki riwayat migren (kriteria yang tanpa aura)
 Nyeri kepala semakin sering terjadi
 Tidak terlalu parah nyerinya dan tidak telalu berhubungan dengan fotofobia, fonofobia, serta
nausea
 Menyerang hampir setiap hari
 Dapat tumpang tindih dengan migren yang sudah full blown (sempurna)
 80% terjadi bersama depresi

ANALGESIC REBOUND HEADACHE


 Merupakan nyeri kepala berulang pada penderita nyeri kepala kronis yang sering sekali
menggunakan obat–obatan anti nyeri kepala
 Nyeri kepala yang terus menerus, ritmis, karena ada siklus nyeri kepala–obat dengan ciri–ciri
adanya nyeri kepala harian yang tidak tertahankan. Ada dugaan bahwa penggunaan obat–obatan
penghilang nyeri kepala adalah sebagai satu–satunya alat penghilang rasa sakit
 Sakit kepala secara signifikan meningkat jika ada diskontinuitas penggunaan obat
 Beberapa obat yang dapat menimbulkan analgesic rebound headache adalah:
 Pemakaian analgesik ringan > 5 hari dalam 1 minggu
 Pemakaian kombinasi barbiturat > 3 hari dalam 1 minggu
 Pemakaian midrin > 2–3 hari dalam 1 minggu
 Pemakaian opioids > 2 hari dalam 1 minggu
 Pemakaian ergots > 2 hari dalam 1 minggu
 Pemakaian triptans > 2 hari dalam 1 minggu
Selain karena obatnya, adanya kerentanan individu terhadap efek rebound obat juga
mempengaruhi

TUMOR OTAK
 Manifestasi umum adanya tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial dengan trias sign,
yaitu nyeri kepala (bagian frontal, parietal, maupun occipital), nausea, dan atau muntah serta papil
edema (gangguan pengihatan)

PERDARAHAN SUBARACHNOID
 Manifestasi adanya ruptur aneurisma kongenital adalah:
 Nyeri kepala yang eksplosif dan tiba–tiba. Dapat disertai diplopia dan atau fotofobia
 Adanya ganguan kesadaran (bisa parsial, komplet, transient, maupun permanen). Tingkat
hilangnya kesadaran dapat bertingkat dari disorientasi hingga koma yang dalam. Dapat disertai
demam, berkeringat vomitting, dan takikadia.

GIANT CELL ARTERITIS, POLYMIALGIA RHEUMATIC


 Gejala–gejalanya :
 Temporal chepalgia
 Sakit saat mengunyah
 Berkembang kearah kebutaan dengan cepat
 Panas rendah, lesu
 Lemah dan kehilangan berat badan
 Nyeri yang simetris dan kekakuan pada pundak dan otot–otot paha
 Neuropati iskemik optik anterior
 Anemia hipokromik, dan
 Kenaikan KED (Kecepatan Enap Darah)

ILMU PENYAKIT SYARAF 57AFTER MID


PSEUDOTUMOR CEREBRI
 Biasanya terjadi pada wanita muda yang obese dan mengalami kelainan menstruasi
 Berhubungan dengan obat–obatan seperti steroid, vitamin A
 Terjadi PICA [makan apa aja termasuk sesuatu yang bukan makanan seperti kertas, kain, tanah, dll] <kayaknya seh...>
 Nyeri tumpul, nyeri kepala tipe tegang, pandangan kabur, dan pusing
 Gangguan penglihatan karena papiledem dan paresis servus VI
 Dimungkinkan karena adannya kerusakan reabsorbsi LCS pada villus–villus arachnoid
 Beresiko untuk kehilangan penglihatan (buta), tidak jinak
 Diagnosis dengan MRI, pemeriksaan LCS dan peningkatan LCS
 Treatment LPs berulang, acetazolamid, shunts
 Visual field dan blind spot perlu selalu dimonitor (lapang pandang)
 Melakukan fenetrasi n. Opticus bila penglihatannya terancam

Nah ini mulai membahas cara mendiagnosis n cara pemeriksaan nyeri kepala....

CNS IMAGING PADA NYERI KEPALA


 Bila diagnosis definitif migren masih meragukan
 Parameter praktis AAN–pemeriksaan imaging tidak diindikasikan bila:
 Tidak ada bendera merah pada riwayat nyeri kepala
 Pemeriksaan neurologinya normal

DIAGNOSTIC ALARM 1 DAN 2


 Alarm dignostik 1
 Usia > 50 tahun  arteritis temporal. Lesi masa
 Nyeri kepala dapat tiba –tiba  subarachnoid Hemoragic, apoplexy pituitari, perdarahan karena
AVM (Arteri Venous Malformation), lesi massa (pada fossa posterior)
 Nyeri kepala dieprcepat  lesi massa, subdural hemoragic, over use obat–obatan
 Alarm dignostik 2
 Onset baru nyeri kepala yang berhubungan dengan cancer ato HIV  meningitis, ensefalitis,
lyme, Infeksi sistemik, penyakit kolagen vaskuler
 Papiledema  lesi massa, pseudotumor, meningitis

ALOGRITME DIAGNOSIS NYERI KEPALA [Cermati sendiri ya...]

Headache history

Physical and neurological examination

Laboratory and imaging evaluation

Classify Headache
Primary vs. Secondary

Individualize treatment based on Treat primary disorder


type, severity, and comorbidity

TUJUAN TREATMENT MIGREN


Abortive Medications
 Mengurangi keparahan
 Mengurangi frekuensi DRUG Effects Side Effects
 Mencegah kekambuhan serta meningkatkan Acetaminaphen 1+
fungsi dan kualitas hidup 1+
 Sebagai dokter, kita harus dapat berperan Aspirin 1+
sebagai partner pasien dalam memfokuskan 1+
kontrol Excedrin 2+
1+
Midrin 2+
PENDEKATAN FARMAKOTERAPI UNTUK
1+
HEADACHE NSAIDS 2+
1+
Ergot-PO 2+ 2+
58AFTER MID Butalbital 2+ ILMU
2+PENYAKIT SYARAF
DHE, NS 3+ 1+
Triptan 3+ 1+
Triptan,PO 3+ 1+
Narcotics 3+ 3+
DHE, inj 4+
2+
Triptan, inj 4+ 1+

 Abortive
 Digunakan untuk meringankan nyeri, nausea, dan vomit selama nyeri kepala
 Tujuannya untuk menghentikan serangan dan sakitnya
 Contoh obat abortif yang sering digunakan adalah tryptan therapy.
Triptan therapy
 Indikasi
 Bila migren telah terdiagnosis dengan pasti
 Pada migren akut
 Kontra indikasi
 Migren basiler / hemiplegi
 Hipertensi tidak terkontrol
 Riwayat, gejala, dan tanda dari CAD, CVA, dan PVD atau kondisi–kondisi vasospastic

 Preventif (Profilaksi)
 Diminum saat serangan tidak berlangsung
 Tujuannya untuk mencegah terjadinya serangan
Pertimbangan terapi preventif
 Serangan lebih dari 2–3 serangan tiap bulannya
 Adanya disabilitas saat serangan berlangsung
 Serangan tidak dapat dieliminasi secara sempurna
 Menstrual migren
 Migren dengan komplikasi
 Keinginan pasien untuk memakainya ato tidak

Manajement terapi preventif


 Strategi non–farmakologi
 Lifestyle yang sehat  tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, olahraga, jadwal
regulasi
 Buat diari nyeri kepala
 Teknik relaksasi stress
 Edukasi
 Support psychology
 Strategi obat–obatan
 Pilih obat–obatan dengan pertimbangan side effect dan komorbiditasnya
 Awal terapi dengan dosis rendah kemudian naikkan perlahan
 Beri terapi yang adekuat selama 2–6 bulan
 Minimalisasi penggunaan analgesia
 Lakukan treatment dengan taper lambat, biar bisa dipantau apa dosis perlu dinaikkan ato
diturunkan
 Pada wanita yang memakai kontrasepsi informasikan rasio resiko dan keuntungannya
Drug Efficacy Side Effects

Ca++ channel + +
Beta-lockers ++++ ++
Tricyclics +++ ++
Depakote +++ ++
NSAIDS ++ ++
Other- Neurontin ++ +
Topamax

STATUS MIGRANOSUS
 Sakit kepala yang mengendap / persisten dan parah sukar diobati nervus/vascularnya
 Langkah pertama kita melakukan rehidrasi, kemudian berikan pengobatan awal / pre–treatment
secara intravena dengan prochloroperazin 5 mg atau metoclopramide 10 mg
 DHE (Dihidro Ergotamin) intravena atau sumatriptan subcutan
 Tambahan
 Deksametason atau diazepam
 Obat alternatif lainnya:
 Ketorolac
 Chloropromazine
 Compazine
 IV Depakote
 Narcotics

TREATMENT UNTUK TENSION HEADACHE

ILMU PENYAKIT SYARAF 59AFTER MID


 Terapi farmakologi
a. Terapi abortif (Hindari pemakaian FIORICET / FIORINAL)
 NSAIDs dan istirahat jika dibutuhkan
b. Terapi preventif
 Trisiklik (SSRI)
 Depakote
 Terapi psikofisiologi
a. Penenangan / Reassurance
b. Manajemen stress / terapi relaksasi
 Terapi fisik
 Terapi modalitas (penggunaan bahan pengobatan yang dibatasi pada bahan fisik, contohnya
panas, dingin, ultrasound, dan elektrik)
 Peregangan (stretching), olah raga (exercise), tarikan (traction)
 Injeksi di area trigger point dan memblok nervus occiital
 Regulasi chronobiologi (exercise, makan tidur) < Do you know apa itu chronobiologi? Chronobiologi
adalah pengaruh waktu dan irama biologis pada sistem kehidupan>

TREATMENT ABORTIF UNTUK CLUSTER HEADACHE


 Oksigen 100% 7–10 L/menit selama 15 menit
 Sumatriptan 6 mg s.c
 20 mg NS (????)
 DHE 1.0 mg I.M. or I.V.
 1–2 mg NS
 Nasal lidocaine (4–6%)
 Stadol NS
 Serangan di malam hari (nocturnal attacks) terapinya pake Ergot

TERAPI PREVENTIF UNTUK EPISODIK CLUSTER HEADACHE


 Steroid, ketika mulai terjadi cluster headache (onset of cluster) selama 5 –7 hari
 Pilihan lain untuk terapi preventif cluster, yaitu dengan verapamil 120–480 mg/hari
 Depakote (dapat digunakan bersama verapamil) 250–1500 mg/hari dengan dosis konsentrasi 50–120
mg
/ml
 Lithium 300 mg (bisa dikurangi) selama 1 minggu (0.4–0,8 meq/L
 HS Ergot untuk mengantisipasi serangan di malam hari (nocturnal attack)
 Terapi dilanjutkan sampai bebas dari sakit kepala selama 2 minggu
 Dosis diturunkan untuk mencegah withdrawl
 Gabapentin, topiramate

*******Alhamdulillah*******

[<Selese juga edisi yang menyenangkan ini>]


[hahahaha.................... wah sebenarnya aku ada kata2 bagus tentang dokter tp novelnya ketinggalan dirumah
Yik... sisain dikit ya... tar mlm ku sms ocre.???? Selamat bgt buat sisterku tercinta yg dah nemuin teman hidup....
bikin syirik gw aje....]
<alooo...prend semua....ini edisi yang gak pake mikir berat . Piye yo...Bapake ki jan lucu tenan, joke nya lucu n
banyak bgt, nganti mahasiswane ada yang tidur, ada yang ngrumpi, mungkin yang di belakang ada yg lutisan,
pokoknya rame bgt. Konseptore jadi senang karena gak ada yang merhatiin dosennya. Ha3x. Kayake aku wis
disorientasi neh....udah ya...,luv U all>
{Wah Er dah ta’ tungguin ampe malem namun SMS mu tak kunjung tiba dan aku sudah mau ngeprint, jadi gimana
nich? Sorry ya, puisinya ditunda dulu.. mungkin bisa di edisi depan. Buat para pecinta syaraf jangan kecewa yo.
Edisi kali ini ketikers mau numpangin sebuah kutipan. Kalimat yang disampaikan oleh Laksmi kepada Pangerannya.
Well, gak ada maksud apa–apa kok, cuma pengin ngetik aja maaf kalo tidak berkenan.}

60AFTER MID ILMU PENYAKIT SYARAF


Pak Wylie
Berajaku, terhormat….
penghias mimpi ....
andai boleh terpajang banyak kata
....aku ingin mencintaimu...
rasanya takkan cukup
melewati batas lautan kehidupan,
ungkapkan beta hadirnya
melengkahi
membawa jeruji ungkapan
berjuta nuansamanusia,
menentang
Andai adakeganasan,
nyanyian romantis
terdengartak
suara–suara indah di telinga
bertuan...
melambungkan sukma,
memancarkan asa
...aku ingin mampu
takkan mencintaimu...
gairahkan
dengan bibir
bagaimana tanpa puisi,
nubari mengiba,
dengan lagak tiada
memohon arti,
setitik embun cinta....
Bahkan
dengan puisi ini sehari–hari,
kekonyolan juga
Dan,tidak akan mencintaimu
aku ingin tinggalkan jejak cerita
betapa rasaku padanya
benar–benar melebihi yang ada....
...cuma ingin...
MENCINTAIMU
Terima kasih boleh pernah menjadikan rasa
itu ada memenuhi dada
–just Laksmi–
Salam
–Tra Laksmi–

{eh satu lagi ya.. tanggung nich }

ILMU PENYAKIT SYARAF 61AFTER MID

Anda mungkin juga menyukai