After
mid
Edisi ini tuh sumpah pol, sungguh2 edisi yg sangat menyenangkan konseptor dan pengetik.... yg diterangin dosennya persis plek
ma HandOut. Kami Cuma tinggal men-translate bagian yg bhs inggris aja buat kalian..... hehehe
Berikut ini adalah contoh2 kasus nyeri kepala dan wajah.... baca sendiri dan cobalah untuk mendiagnosis...
[<Belajar jd dokter gitu loh!!!!!>]
TUGAS MAHASISWA [ini tidak untk dikerjakan lho....] <kalian jangan terlalu rajin gitu loh>
Membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang dapat timbul setelah membaca LBM tersebut
Pertanyaan teoritis minimal dan alternatif jawaban
Pertanyaan praktek minimal dan alternatif jawaban
Pendahuluan
Nyeri merupakan keluhan yang sangat sering diutarakan orang. Nyeri kepala menempati urutan yang
paling atas. Diperkirakan satu dari tiga orang pernah mengalani nyeri kepala berat dalam hidupnya.
Lebih dan 13.000 ton aspirin dikonsumsi orang setiap tahun di seluruh dunia. Sebagian besar
diindikasikan untuk nyeri kepala. <bikin pabrik aspirin aja yuk>
Apabila nyeri kepala tersebut berlangsung kronik, kambuhan dan tidak disertai dengan gejala penyakit
lain yang jelas, sering sulit untuk diidentifikasi. Pada mulanya nyeri kepala diperkirakan timbul hanya
karena kontraksi otot–otot kepala dan leher atau dilatasi pembuluh darah. Tapi ternyata kemudian
persoalannya menjadi tidak sederhana. Berbagai mekanisme diajukan para ahli untuk menerangkan
patofisiologinya, yang tentu saja diikuti dengan berbagai alternatif penanganannnya.
Banvak orang yang mengalami keluhan nyeri kepala ringan tidak mengunjungi dokter. Karena itu sulit
mengetahui dengan pasti insidensi nyeri kepala.
Suatu survei menunjukkan bahwa di suatu populasi pada suatu waktu, sejumlah 70-90% mengalami
paling tidak satu kali nyeri kepala pada tahun sebelumnya. Keadaan yang sama juga dialami oleh
anak–anak. Suatu studi di Skandinavia menemukan data bahwa 75% anak telah mengalami nyeri
kepala sebelum usia 15 tahun.
Berikut akan diutarakan berbagai hal tentang nyeri kepala dan nyeri wajah. Masalah anatomi, fisiologi
dan patotisiologi nyeri secara umum, tidak akan dibicarakan di sini karena sudah dibahas pada
semester-semester terdahulu.
Pengertian
Nyeri kepala (headache) ialah nyeri atau rasa tidak nyaman yang tejadi di atas bagian superior
kepala, dan kadang–kadang menyebar ke wajah, gigi, rahang dan leher.
Struktur peka nyeri di rongga kepala meliputi:
1. Sinus venosus dan cabang kortikalnya,
2. Arteri besar di dasar otak,
3. Duramater yang melingkupi dasar anterior dan posterior fossa,
4. N. Craniales V, IX, dan X,
5. Syaraf spinal : n. Cervikal 1,2 dan 3.
Struktur-struktur tersebut diatas memuat akhiran saraf peka–nyeri, yang mungkin terpacu oleh traksi,
inflamasi, tekanan, infiltrasi neoplatik, dan senyawa biokemis yang dilepas pada nyeri kepala tipe
tertentu.
Stimulasi struktur peka–nyeri diatas tentorium serebeli akan menyebabkan nyeri kepala di daerah
frontotemporoparietal. Stimulasi struktur peka-nyeri di fossa posterior akan menimbulkan nyeri di
daerah oksipital dan suboksipital. Walaupun struktur peka–nyeri intracranial terbatas, semua jaringan
di kulit kepala, wajah, dan leher nampak sensitif pada stimulasi nyeri.
Nyeri kepala dapat juga tejadi akibat berbagai penyakit di mata dan isi rongga mata, rongga hidung
dan sinus paranasal, gigi, dan rongga telinga eksternal dan medial.
Anamnesis
Pasien dengan nyeri kepala sering sudah mengetahui pola penyakitnya sendiri. Hal-hal yang
dapat ditanyakan adalah karakteristik nyeri kepala meliputi umur waktu mulai serangan, waktu
serangan, sifatnya (misal berdenyut, seperti diikat, seperti kepala mau pecah), durasi (lama
serangan), hilang dengan apa atau dengan obat apa. Selain itu dapat juga ditanyakan hal apakah
yang memicu terjadinya nyeri kepala, misalnya sinar, suara, atau makanan tertentu. Atau apakah ada
faktor risiko sosial, dan apakah ada riwayat serupa<di keluarganya kali ya....>
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan yang cukup penting meliputi suhu, tekanan darah,
nadi dan respirasi. Pemeriksaan yang lain ditujukan untuk mencari kemungkinan sumber etiologi nyeri
kepala tersebut. Pemeriksaan akan meliputi bangunan–bangunan di seputar kepala, yakni tengkuk,
mata, wajah, saraf kranial, rongga mulut, telinga, hidung, arteri, dan kalau perlu berbagai
pemeriksaan neurologis lain.
Nyeri kepala dapat juga dibagi menjadi nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder.
Nyeri kepala primer bersifat kambuhan dan ringan meliputi 90% dari kasus nyeri kepala. Contoh
nyeri kepala primer ialah migren, nyeri kepala tegang otot, dan nyeri kepala berkelompok (cluster).
Nyeri kepala sekunder merupakan gejala dari penyakit lain yang mendasari dan membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut. Nyeri kepala sekunder dapat merupakan akibat berbagai macam
peristiwa seperti trauma kepala, kelainan pembuluh darah, tekanan intra kranial meningkat,
penyalahgunaan obat dan sebagainya.
Definisi
Migren memrupakan kelainan yang mempunyai karakteristik nyeri kepala kumat–kumatan,
(biasanya) unilateral atau bilateral, dan berkaitan dengan perubahan kepribadian, kelemahan,
nausea dan vomitus. Nyeri kepala tersebut mungkin didahului atau disertai dengan gangguan
neurologik. Nyerinya bersifat berdenyut, mulai dari masa kanak–kanak, remaja atau awal
kehidupan dewasa dan berangsur–angsur berkurang frekuensinya pada tahun–tahun berikutnya
(Gilroy, 1992; Adams et.al, 1997)
Klasifikasi
Sekitar 60-90% pendexita rnigren mempunyai riwayat keluarga yang juga menderita migren.
Angka prevalensi tahunan migren diperkirakan 20-25%. Sekali orang terserang migren,
selanjutnya ia akan terserang secara kumat–kumatan. Untungnya, semakin bertambah tua,
serangannya semakin jarang dan ringan.
Tipe migren yang populer ialah:
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
IHS membuat klasifikasi migren sebagai berikut (Campbell & Caselli, 1991).
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
Migren dengan aura tipis
Migren dengan aura berkepaniangan
Migren hemiplegik familial
Migren basiler
Aura migren tanpa nyeri kepala
Migren dengan aura awitan–akut
3. Migren oftalmoplegik
4. Miren retinal
5. Sindrorn periodik masa kanak–kanak, yang merupakan pendahulu atau terkait dengan migren:
Vertigo paroksismal ringan pada masa kanak–kanak
Hemiplegi selang–seling (alternating hemiplegia) pada masa kanak–kanak
6. Migren dengan komplikasi
Status migrainosus
Infark migren
7. Kelainan mirip–migren yang tidak terklasifikasi
Etiologi
Berbagai hal ditunjuk sebagai faktor pencetus atau faktor predisposisi serangan migren.
Faktor–faktor tersebut ialah:
1. Herediter ( autosomal dominan atau resesif)
2. Siklus menstruasi : adanya perubahan endokrin dan elektrolit
3. Stress, frustrasi dan ketegangan, kelelahan, paparan sinar yang tajam, perubahan cuaca, obat
vasodilator, reserpin, rasa lapar (faktor lapar, tidak terkait hipoglikemia)
4. Konsumsi jenis makanan tertentu seperti coklat, keju, buah sitrun, ikan yang diasap, dan
alkohol. Sejumlah makanan mengandung kadar tiramin berlebihan. Sejumlah orang juga
mempunyai defisiensi tiramin–o–sulfatase. Akibatnya kadar tiramin berlebihan, memacu
pelepasan katekolamin dan dapat memulai terjadinya fase vasokonstriksi pada migren.
5. Hiperagregasi platelet. Peningkatan agregasi platelet (trombosit) pada fase prodromal mungkin
disebabkan naiknya kadar epinefrin, trombin dan asam arakhidonat dalam sirkulasi sebagai
respon terhadap kecemasan, stress, lapar, merokok, konsumsi makanan mengandung tiramin
atau alkohol.
Patofisiologi
Hipotesis vaskuler mengatakan bahwa pada migren mula–mula terjadi vasokonstriksi yang diikuti
oleh vasodilatasi <kalo di buku sih ngomongnya terjadi vasodilatasi arteri besar ekstra kranial yang
merupakan reaksi terhadap vasokonstriksi arteri intrakranial. Vasokonstriksi arteri intrakranial yang terjadi
merupakan manifestasi gangguan bawaan pada mekanisme autoregulasi arteri intrakranial>. Tapi ternyata
Gejala Klinis
Migren tanpa aura (Common Migraine)
Nyeri kepala ini terjadi secara periodik, tidak didahului atau disertai dengan aura. Sejumlah
subjek mengalami perubahan mood (perasaan, suasana hati) sekitar 24 jam sebelum serangan.
Sehari sebelumnya mungkin merasa adanya ekstra energi. Mereka lebih giat bekerja
sebelumnya, sebelum mereka bayar dengan serangan migren hari berikutnya. Serangan migren
umum, dimulai dengan nyeri kepala. Nyerinya tumpul. Letaknya bifrontal (supraorbital), atau
terasa di satu sisi. Bahkan dapat juga terjadi di lain bagian kepala. Nyeri yang mula–mula
unilateral dapat menjadi general (menyeluruh) bahkan dapat berpindah kontralateral sepanjarig
perjalanan serangannya. Gejala tersebut dapat disertai nausea dan kadang vomitus. Sejumlah
kasus mengalami serangan selama beberapa hari. Serangan migren ini dapat juga berubah atau
berpindah ke daerah posterior, ke daerah oksipital dan tengkuk atas. Terjadi kontraksi otot kulit
kepala dan otot paraspinal servikal atas. Kejadian tersebut dapat terbalik; yakni nyeri tengkuk
dan kaku lebih dahulu baru kemudian berkembang menjadi nyeri kepala migren. Keadaan ini
disebut tension–vascular headache atau mixed headache (Campbell & Caselli, 1991).
Diagnosis Banding
Diagnosis
a. Migren tanpa aura
Untuk menegakkan diagnosis secara klinis, pasien harus memenuhi dua dari empat karakteristik
pada grup A, dan satu dari dua karaktenistik pada grup B.
Grup A:
1. Nyeri kepala unilateral,
2. Nveri kepala berdenyut,
3. Nyeri sedang atau berat, dan dapat menghambat atau membatasi kegiatannya,
4. Nyeri diperberat oleh aktivitas fisik rutin, seperti membungkuk atau naik tangga.
Grup B:
1. Terdapat nausea dan/atau vomitus,
2. Terdapat fotofobia dan fonofobia.
<ayooo...yang barusan diapalin ya...>
b. Migren dengan aura
Pasien sekurang–kurangnya memenuhi tiga dari empat karakteristik berikut ini:
1. Satu atau lebih simtom aura reversibel
2. Simtom aura berlangsung lebih dari 4 menit,
3. Aura yang tidak berakhir lebih dari 60 menit,
4. Nyeri kepala mengikuti dalam 60 menit setelah aura berakhir.
Terapi
Walaupun terapi nonfarmakologik telah dicoba, tapi ternyata tidak berhasil tanpa disertai
farmakoterapi. Berikut daftar terapi yang diajukan oleh Gilroy (1992).
Terapi migren dan nyeri kepala berkelompok (cluster headache)
Untuk keperluan pencegahan serangan migren, dapat digunakan berbagai obat berikut:
Propranolol (β–adrenergic blocking agent) efektif pada sejumlah pasien dengan dosis 20 mg,
diberikan tiga kali sehari. Jika perlu dosis dapat dinaikkan. Antidepresan trisiklik juga efektif untuk
migren. Dapat diberi amitriptilin 25 mg sampai maksimum 150 mg dalam dosis terbagi dalam 24
jam. Calcium channel blockers dapat juga diberikan. Siproheptadin (antagonis histamin dan
serototnin) diberikan dalam dosis 4 mg empat kali sehari; Metisergid, suatu antagonis serotonin,
diberikan dengan dosis 2 mg, dosis terbagi maksimum 8 mg. Naproksen, obat anti–inflamasi,
dapat juga diberikan sebagai prevensi
Pengobatan pada serangan migren ialah dengan memilih obat–obat berikut: Analgesik
(aspirin, propoksifen atau asetaminofen). Pasien lebih baik istirahat, ketenangan dijaga, ruangan
gelap. Kalau perlu dengan obat untuk mempermudah tidur (misal amobarbital). Ergotamin
mungkin obat yang paling banyak dipakai. Obatnya ialah ergotamin tartrat 1 mg, kadang
dikombinasi dengan kafein 100 mg (tablet Cafergot). Dewasa ini dipasarkan obat baru, yakni
sumatriptan. Pada status migren (serangan migren berlanjut dalam beberapa hari), sering pasien
menjadi dehidrasi dan mengalami gangguan elektrolit. Diberi cairan dan injeksi 0,5-1,0 mg
dihidroergotamin setiap 6 jam. Metoklopramid (10 mg) diberikan untuk mengobati muntahnya.
Etiologi
Nyeri terjadi akibat kontraksi menetap dari otot skelet kulit kepala, wajah, leher, dan bahu.
Gejala klinis
Nyeri yang terjadi biasanya tumpul, tapi sering disertai dengan rasa lain, seperti rasa penuh,
seperti diikat, ditekan, atau seolah kepalanya membengkak sampai mau pecah. Adanya gelombang
nyeri seakan menyerupai denyutan pada migren, lebih–lebih kalau dirasakan hanya pada satu sisi.
Pada nyeri kepala tegang ini tidak ada nyeri yang berdenyut, pada umumnya tidak ada nausea,
fotofobi dan fonofobi. Seperti juga pada migren, nyeri kepala tegang lebih banyak didapat pada
wanita daripada pria. Nyeri baru didapat pada usia pertengahan, sering disertai rasa cemas dan
depresi. Rasa nyeri ini hilang pada pemberian analgesik dan tidur. Nyeri kepala tegang (tipe–
tegang) dapat dibagi menjadi dua, yaitu: nyeri kepala tipe–tegang episodik dan nyeri kepala
tipe–tegang kronik.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis nyeri kepala tipe–tegang episodik dipakai kriteria berikut. Pasien pernah
menderita nyeri ini sebelumnya 10 kali serangan, dan kurang dari 15 serangan per bulan. Durasi
nyeri 30 menit sampai 7 hari.
Selanjutnya harus memenuhi dua dari empat karakteristik nyeri berikut.
1. Rasa tertekan atau terikat, bukan berdenyut,
2. lntensitas ringan sampai sedang, dapat menghambat aktivitas tapi tidak sampai
membatalkannya,
3. Lokasi bilateral,
4. Tidak diperberat dengan aktivitas fisik rutin
Terapi
Harus dicari dahulu kalau ada faktor yang melatar-belakangi, misalnya adanya faktor psikologis:
stress, cemas atau depresi. Penyebabnya harus dihilangkan. Jika perlu dapat diberi obat penenang,
antidepresan (misal: imipramin, amitriptilin). Bila tidur terganggu, dapat diberi hipnotik. Bila
masalah emosional berat yang mendasari, barangkali perlu dikonsulkan ke psikiater. Analgesik
seperti aspirin atau asetaminofen atau obat antiinflamasi non–steroid dapat membantu. Obat
antispasmus seperti diazepam, eperison atau tizanidin dapat pula diberikan.
Nyeri–nyeri lain biasanya berkaitan dengan aktivitas tertentu atau kelainan tertentu
2. Nyeri kepala batuk
3. Nyeri kepala koital
4. Nyeri kepala pasca konkusi, pasca cedera kepala
5. Nyeri kepala pungsi lumbal (penurunan tekanan intrakranial)
6. Nyeri kepala giant cell arteritis
7. Nyeri kepala tumor otak
8. Nyeri kepala pada stroke atau pasca stroke
9. Nyeri kepala pada anemia
10. Nyeri kepala pada polisiternia
11. Nyeri kepala akibat inflamasi meningeal
12. Nyeri kepala pada penyakit sistemis.
13. Nyeri kepala akibat kenaikan tebnn intraicranial
14. Nyeri kepala pada penyakit obstruktifpulmoner
15. Nyeri kepala pada hipoglikemis
16. Nyeri kepala pada sengatan panas
Nyeri pada heat stroke dan heat exhaustion mungkin akibat kenaikan aliran darah serebral
sekunder karena naiknya temperatur, dehidrasi dan turunnya tekanan intracranial. Dalam hal ini
terapinya ialah memberi cairan dan elektrolit.
17. Nyeri kepala karena keracunan
Penyebabnya dapat: senyawa aromatik dalam minuman alkohol (alkoholnya sendiri dapat
mencetuskan migren), CO, obat tertentu (amilnitrat, amonitrat, nitrogliserin), sindrom restauran
Cina (banyak monosodium glutamat), nyeri kepala hot dog (mengandung nitrit)
Lain manifestasi nyeri yang melibatkan kepala dan wajah diantaranya ialah:
1. Neuralgia trigeminal (Tic Douloureux)
2. Neuralgia glosofaringeal
3. Neuralgia pasca herpes
4. Otalgia
5. Neuralgia oksipital
6. Nyeri kepala nervus oksipital III (cabang rarnus dorsal C3)
7. Carotidynia
8. Sindrom Costen (nyeri sendi temporomandibuler)
9. Nyeri wajah bersumber gigi dan sinus
10.Nyeri wajah tidak typis, dan lain–lain nyeri wajah.
Lihat lampiran tabel yang dikemukakan Adams et at. (1997). Tabel tersebut memuat tipe nyeri,
lokasi, karakteristik klinis, faktor yang memperberat atau memperingan nyerinya, penyakit terkait dan
pengobatannya.
[<Tambahan dari Mr. Sam (sempat diterangin tapi cuma di awal–awal doang)..... Terserah kalian mau belajar yang
ini atau nggak..... Kami cuma nerjemahin buat kalian aja.>]
MIGRAINE
Demographic
Lebih dari 28 juta penduduk Amerika menderita migren (¼ dari keluarga di Amerika)
Lebih dari 90%–nya memiliki riwayat keluarga dengan sakit migren
Angka kejadian dalam 1 tahun ± 12,6%, dengan perincian 6% pria dan 15–18% wanita
Karena penyakit ini terjadi penurunan produktivitas pada 13 juta pekerja
Seberapa besar peningkatan insidensi migren masih dipertanyakan
Terapi preventif hanya berguna pada 3–5% kasus aja
Migren tanpa aura
Kriteria–kriteria migren tanpa aura adalah sebagai berikut:
Durasi sakit kepala 4–72 jam
Terjadi setidaknya 2 dari gejala–gejala berikut:
Lokasinya unilateral (1 sisi kepala aja)
Merupakan nyeri kepala yang berdenyut sifatnya
Intensitasnya moderat sampai parah (dihambat oleh ADLs)
Diperparah dengan kegiatan fisik sehari–hari, seperti naik tangga, lari–lari
Terdapat setidaknya 1 diantara gejala berikut:
Ada rasa mual atau muntah
Ada fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau fonofobia (sensitif terhadap suara)
Tidak adanya penyebab sekunder terjadinya migren ini
Setidaknya pernah mengalami 5 serangan
TENSION HEADACHE
Episodic tension headache memiliki kriteria–kriteria sebagai berikut:
Setidaknya ada 2 gejala–gejala berikut:
Sifat atau kualitas nyeri kepalanya tegang/kencang (non–pulsating/gak berdenyut)
Lokasi bilateral
Tidak diperparah oleh kegiatan fisik rutin
Tidak ada mual / muntah
Tidak lebih dari salah satu gejala berikut [jadi cuma salah satu aja, gak boleh lebih]
Fotofobia
Fonofobia
Berlangsung lebih dari 15 hari dalam sebulan
Tidak ada penyakit organik
[Bagan berikut gak diterangin Pak Dosen n jujur aja aku gak gitu dong, soalé gak ada keterangannya karena takut
ntar persepsiku salah n bakal menjerumuskan kalian semua ke kesalahan. Jadi ya udah gak kuterangin]
CLUSTER HEADACHE
Merupakan sakit kepala yang jarang terjadi dan morbiditas yang juga tidak biasa
Periode cluster headche adalah minggu sampai dengan bulan
Sakit kepala bisa sampai 8 kali sehari
Durasi serangan lebih pendek dari migren, yaitu 15 menit sampai dengan 2–3 jam
Lokasinya biasanya unilateral dan nyerinya sangat hebat (lebih dari sakit karena kolik pada batu
ginjal ato sakit saat melahirkan) [katanya sich....]
Ada nyeri periorbital dengan simptom–simptom otonom
Perifer nervous system terjadi lakrimasi dan hidung buntu
Central nervous system Horner’s Syndrome
Remisi dapat berlangsung selama bulanan sampai dengan tahunan
10% dari pasien mengalami cluster headache yang menjadi kronis tanpa mengalami remisi
Cluster headache menurut kriteria IHS (International Headache Society):
Setidaknya terjadi 5 serangan seperti dibawah ini
NYERI KEPALA KRONIS HARIAN (Chronic Daily Headache) / Transformasi dari Migren
Kriteria masuk dalam nyeri kepala jenis ini adalah:
Memiliki riwayat migren (kriteria yang tanpa aura)
Nyeri kepala semakin sering terjadi
Tidak terlalu parah nyerinya dan tidak telalu berhubungan dengan fotofobia, fonofobia, serta
nausea
Menyerang hampir setiap hari
Dapat tumpang tindih dengan migren yang sudah full blown (sempurna)
80% terjadi bersama depresi
TUMOR OTAK
Manifestasi umum adanya tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial dengan trias sign,
yaitu nyeri kepala (bagian frontal, parietal, maupun occipital), nausea, dan atau muntah serta papil
edema (gangguan pengihatan)
PERDARAHAN SUBARACHNOID
Manifestasi adanya ruptur aneurisma kongenital adalah:
Nyeri kepala yang eksplosif dan tiba–tiba. Dapat disertai diplopia dan atau fotofobia
Adanya ganguan kesadaran (bisa parsial, komplet, transient, maupun permanen). Tingkat
hilangnya kesadaran dapat bertingkat dari disorientasi hingga koma yang dalam. Dapat disertai
demam, berkeringat vomitting, dan takikadia.
Nah ini mulai membahas cara mendiagnosis n cara pemeriksaan nyeri kepala....
Headache history
Classify Headache
Primary vs. Secondary
Abortive
Digunakan untuk meringankan nyeri, nausea, dan vomit selama nyeri kepala
Tujuannya untuk menghentikan serangan dan sakitnya
Contoh obat abortif yang sering digunakan adalah tryptan therapy.
Triptan therapy
Indikasi
Bila migren telah terdiagnosis dengan pasti
Pada migren akut
Kontra indikasi
Migren basiler / hemiplegi
Hipertensi tidak terkontrol
Riwayat, gejala, dan tanda dari CAD, CVA, dan PVD atau kondisi–kondisi vasospastic
Preventif (Profilaksi)
Diminum saat serangan tidak berlangsung
Tujuannya untuk mencegah terjadinya serangan
Pertimbangan terapi preventif
Serangan lebih dari 2–3 serangan tiap bulannya
Adanya disabilitas saat serangan berlangsung
Serangan tidak dapat dieliminasi secara sempurna
Menstrual migren
Migren dengan komplikasi
Keinginan pasien untuk memakainya ato tidak
Ca++ channel + +
Beta-lockers ++++ ++
Tricyclics +++ ++
Depakote +++ ++
NSAIDS ++ ++
Other- Neurontin ++ +
Topamax
STATUS MIGRANOSUS
Sakit kepala yang mengendap / persisten dan parah sukar diobati nervus/vascularnya
Langkah pertama kita melakukan rehidrasi, kemudian berikan pengobatan awal / pre–treatment
secara intravena dengan prochloroperazin 5 mg atau metoclopramide 10 mg
DHE (Dihidro Ergotamin) intravena atau sumatriptan subcutan
Tambahan
Deksametason atau diazepam
Obat alternatif lainnya:
Ketorolac
Chloropromazine
Compazine
IV Depakote
Narcotics
*******Alhamdulillah*******