Anda di halaman 1dari 25

Rencana Kerja dan Syarat -

Syarat

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,
dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi
dalam Negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. SPESIFIKASI UMUM

1. KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan oleh
Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-
kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.
1.3 Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin
secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan , maka Kontraktor harus
tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat menyusun
penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan
persyaratan lain dalam penawarannya.
1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi
dalam negeri.
1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan, dan jasa/
pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang padanannya secara substantif
sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan Standart satuan lain,
dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan harus
dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.

Page 1
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar ganti rugi
yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari
atau sehubungan dengan hal tersebut.

2. HUKUM DAN PERATURAN

Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan Peraturan mengenai
Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea Cukai, Ijin Pemasukan Barang, Import dan
Komoditi, penyimpanan merupakan keharusan bagi kontraktor mengikuti prosedur yang harus ditempuh.

Dengan tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor harus mematuhi
ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut :
2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan Golongan Ekonomi Lemah
Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Keuangan dan Pengawasan
Pembangunan No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997 tentang: Peningkatan Peran Serta dan
Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam pengadaan barang/jasa Instansi Pemerintah.

2.2. Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program JAMSOSTEK sesuai
dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No.
30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari 1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-07/Men/ 1989. Departemen
Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : PR.06.07-W.01/BJ.3/660 tanggal 10
Agustus 1998.

3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN


3.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN

Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi, Kontraktor
harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima
oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang
terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:

3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang dicapai
pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan prosentase
rencana yang diprogramkan, dan diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.
3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu dua bulan
berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.

3.2. LAPORAN HARIAN


Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian pekerjaan
yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan dimaksud harus
memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut:
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta keterampilannya, jumlah
bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan,
persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan
informasi yang lain yang berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.

Page 2
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

3.3. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN PEKERJAAN


Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan pekerjaan yang
sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

4. BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN KONTRAKTOR


Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika tidak ditentukan lain, segala
peralatan dan material yang membutuhkan bagian pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan
standar menurut dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
harus mengutamakan produksi dalam negeri.
Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh di dalam
negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri setelah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana
bermaksud untuk mensuplai peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut
di atas dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

5. ALAT-ALAT PRODUKSI
Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat
produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang
dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.

6. MATERIAL PENGGANTI
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang ditentukan
tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat menggunakan material
pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan
penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat
penggantian material.

B. SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :

Page 3
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN PLASTERAN
III. PEKERJAAN PENGECATAN DAN CAP
IV. PEKERJAAN PINTU DAN VENTILASI (Aksesoris, Lengkap, Siap Terpasang)
V. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING
VI. PEKERJAAN SANITASI
VII. PEKERJAAN LISTRIK
VIII. PEKERJAAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban :
1. PEMBERSIHAN LAHAN
Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar kayu.

2. PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus membuat pagar sementara pada daerah kerja dan semua tanah yang ditempati
untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak atas biaya dari kontrak sendiri.
Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum, jalan kereta api, harus merupakan tipe
yang diminta dan disetujui oleh Pemerintah Setempat.

3. SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN


3.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak mengandung lumpur guna keperluan air kerja,
air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC.
3.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaandan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan
untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang
dianggap perlu.
3.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan,
kebutuhan Direksi Keet/gudang dan penerangan Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama
proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
3.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator Set dan
semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggungan jawab Kontraktor.
Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan
armatur, stop kontak serta sakelar/panel.

4. BARAK UNTUK PEKERJAAN, RUANG DIREKSI, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN

Page 4
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

4.1 Barak untuk kerja, ruang direksi, gudang dan ruang rapat dilapangan dibuat ditempat sekitar
bangunan yang akan dikerjakan, dan lengkap dengan peralatannya letak ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
4.2 Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan,
harus disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan.
4.3 Ruang Rapat Lapangan.
Pembuatan Ruang rapat lapangan dibuat di lokasi proyek untuk melaksanakan rapat-rapat bersama
dan lain-lain.

6. PAPAN NAMA PROYEK

5.1 Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu
menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat
Keputusan Pemenang Pelelangan.
5.2 Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Ukuran papan (120 x 90) cm harus dibuat dari papan kayu kelas II dan dilapisi dengan
BWG 28 atau yang sejenis.
b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas I ukuran (5x7) cm².
c. Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah terletak setinggi 2 m dari
tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan penyokong ditanam, di dalam lubang yang
kemudian dicor dengan beton tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam volume) sedalam 40 cm di
dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.
d. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat dasar sekali
dan cat penutup sekali. Dipapan nama ditulis sebagai berikut atau sesuai dengan petunjuk
Direksi :

JUDUL KEGIATAN PROYEK


 Nama Kegiatan
 Nama Pekerjaan
 Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan.
 Besar Nilai Kontrak.
 Nama (Badan) Sumber Dana.
 Nama Kontraktor.
Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap dalam keadaan
baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi Pekerjaan.

7. PENGUKURAN
a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/ garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan
pengukuran lainnya yang ditentukan dalam gambar kerja dan/atau yang ditentukan pengawas lapangan dan
termasuk penyediaan team ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang
memenuhi ketentuan spesifikasi ini.

b. Prosedur Umum

Page 5
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

1. Data Standar Pengukuran


Standar pengukuran berdasarkan polygon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan pemilik
proyek dan akan menjadai patokan pengukuran yang dilakukan kontraktor.
Bila kontraktor berkeberatan atas penentuan system koodinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu
setelah penentuan, kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung
untuk kemudian akan di pertimbangan oleh pengawas lapangan.

2. Persyaratan pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan kokasi
yang tepat sesuai gambar kerja dan harus disetujui pengawas lapangan.

Pasal 3
PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Lingkup pekerjaan

Meliputi seluruh keliling bangunan.


2. Persyaratan bahan

Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan untuk papan 2/18 cm.
3. Pedoman pelaksanaan

 Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya


 Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku
 Bouwplank harus terpasang kuat.
 Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda paku dan garis
dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan.
Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar pekerjaan selanjutnya
dapat segera dilaksanakan.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
(PENGGALIAN DAN PENIMBUNAN)
1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Tanah terdiri dari:


 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
 Timbunan kembali galian tanah pondasi.
 Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.
 Perataan tanah sekeliling bangunan.

2. Persyaratan bahan

Page 6
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan bawah
lantai digunakan tanah urug dan pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih
dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya

3. Pelaksanaan Penggalian
3.1 Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
3.2 Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan penggalian yang akan ditempuh
minimal menyebutkan :
a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c.Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
3.3 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi areal galian. Air
yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar galian tetap kering, oleh
karenanya Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya untuk
keperluan penyedotan air tersebut.
3.4 Kontraktor wajib membuat jalan penghubung untuk naik/turun bagi kegunaan inspeksi.
3.5 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.6 Penyangga/Penahan Tanah
3.6.1 Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jaawab dari
Kontraktor yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Kontraktor harus
membuat penyangga-penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan dan
galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
3.6.2 Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang cukup kuat
untuk menahan tekanan tanah di belakang galian. Konstruksi-konstruksi turap tersebut
harus direncanakan dan dihitung oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Selama pelaksanaan tanah di belakang galian tidak boleh longsor. Semua biaya turap dan
perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalm kontrak.
3.6.3 Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang
termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah selama masa Kontrak
dan masa perawatan.
3.6.4 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengisi kelebihan tersebut dengan bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi.
4. Penimbunan
4.1 Penimbunan Kembali
4.1.1 Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan harus sesuai dengan gambar
rencana. Material untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
4.1.2 Bila tidak dicantumkan di dalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan
pondasi beton, dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug 5 cm (setelah disirami,

Page 7
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

diratakan, dan dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan
adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan dan untuk di bawah lantai juga harus di urug pasir setebal 5
cm kemudian dipasang lantai Rabat beton dengan adulkan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

4.1.3 Bila tidak dicantumkan di dalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan sloof
beton, di bawah sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 Pc :
3 Ps : 5 Kr
4.2. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun sampai
ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-
akar dan lainnya).

4.3 Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm hamparan setiap lapisan.

4.4 Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah


4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akar-akar
pohon, sampah puing-puing bangunan dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan tanah
dimulai.
4.4.2 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka
Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4.4.3 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan yang ditentukan di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan–lapisan urugan
ini dibuat maksimal 5 cm.
4.4.4 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug
dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan
sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup pekerjaan

Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pasangan batu kosong, pondasi tapak beton bertulang, sumuran,
pasangan batu kali/cyclopen, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Persyaratan bahan

Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal
beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi
sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar
arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali didasari dengan pasangan batu kosong (Aanstamping)
setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 -7 cm.
d. Pondasi Tapak dibuat dari pasangan beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

Page 8
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

e. Pondasi beton cyclope dibuat dengan adukan 1:3:5 yang diisi 30-40 % batu kali

Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Pekerjaan beton bertulang


a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :

Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan memperhatikan data-data pelak-
sanaan sesuai petunjuk pengawas.
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian slump
adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting).
Cetakan beton dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 Cm
dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya
diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dana diukur penurunannya (nilai slumpnya).
Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar mandi dan WC, talang
beton, dan lantai.
Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas atas biaya Pemborong.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari
dan selanjutnya dalam udara terbuka.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7, 14, 21, 28 hari dengan
ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih
jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton
setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971.
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan masuk ke
dalam mixer.
Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak
berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas
wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor.
Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama
(misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar
ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

2. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting

Page 9
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja, harus mengikuti pasal
6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan air
semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran
berikutnya untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali dalam waktu 24 jam
kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas.
Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja harus mengikuti pasal 5.8
PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem acuan/bek-
isting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji laborato-
rium dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari beton rencana atau
terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari yang diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi
tersebut tidak dapat dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.
Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya telah dibongkar
cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik hasil pengecorannya.

3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran ≤ Ø 12 mm digunakan U 24
(tegangan karakteristik 2400kg/cm2) dan besi dengan ukuran > Ø 12 mm digunakan U 32. (tegangan
karakteristik 3200kg/cm2)
Bending Schedule dan Pergantian Besi
Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada
Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat “Bending
Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas
Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau
kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :
 Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yag tertera dalam
Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan
tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.
 Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan
degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi.
Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan
catatan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera
dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah
overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian pengetar.
Toleransi besi

Page 10
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Diameter, ukuran sisi


Variasi dalam berat
(jarak antara dua diameter Toleransi
Yang diperbolehkan
permukaan yang berlawanan)

Dibawah 10 mm ± 7% ± 0,3 mm

10 mm sampai 16 mm (tapi tidak ± 5% ± 0,3 mm


termasuk diameter 16 mm)

16 mm sampai 28 mm (tapi tidak ± 4% ± 0,2 mm


termasuk diameter 28 mm)

4. Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan
atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit
selama 10 hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus
menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap
pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus menerus juga berfungsi
untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat
tersebut harus diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.
Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat
penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu)
minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat
Acuan/Bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut
harus dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain
untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.

5. Tanggung Jawab Pemborongan


Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di
atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan. Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku
wakil pemberi tugas atau Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau
memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.

6. Perbaikan Permukaan Beton


Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang tidak tidak
mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan

Page 11
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

pelat lantai. Tapi apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan
lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.
Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement
mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan
tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan
dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan
kembali atas biaya Pemborong.
Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung
udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan.

7. Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton


Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.
8. Bahan
a. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun
1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat
persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
 Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan
mutu semen yang telah dipakai.
 Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar semen tidak
cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.
b. Agregat
Semua agregat yang akan dipakai harus bersih, keras dan awet, serta memiliki karakteristik seperti
yang disyaratkan dibawah ini. Agregat dapat berasal dari galian, sungai atau sumber-sumber lainnya,
harus diperiksa dalam pengujian material di lab beton. Penentuan jumlah agregat dalam beton (kg/m³)
berdasarkan pada kadar air bebas dan berat jenis relative dari kombinasi agregat, dimana ini berkaitan
dengan ukuran maksimum agregat dan ruang workabilitasnya.
- Agregat halus
Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau campuran keduanya yang memenuhi
syarat-syarat yang tercantum pada ayat 3.2. SII. 0052-80. Agregat halus yang dipakai harus
memiliki butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur serta bahan-bahan organis.
Ukuran dari agregat harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa di atas ayakan 4 MM harus minimum 2 % berat,
Sisa diatas ayakan 2 MM harus minimun 10 % berat
Sisa diatas ayakan 0,25 MM harus 80 % - 90 % berat

- Agregat kasar

Page 12
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras, padat, awet, dan bebas dari
lumpur, tanah liat, pasir halus atau bahan organis, serta harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada ayat 3.2. SII.0052-80, Butir-butirnya harus kasar, bersih dan tidak berpori dengan
jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari 20%. Agregat kasar yang dipakai harus bersih dan tidak
mengandung zat-zat aktif alkali.

Ukuran dari agregat kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan berikut :
 Sisa ayakan 31, 5 MM harus 0 % berat
 Sisa ayakan 4 MM harus 90% - 98 % berat
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah 10%.

c. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
d. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø12 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh
karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran > Ø12 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih
dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

9. Cetakan dan acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi
mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam
pasaal 5.1 PBI-1971.
10. Mutu Beton
Kekuatan ultimate tekanan beton silinder 150 mmx300 mm / Kubus 150 mmx150 mm, umur 28 hari kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-225
Semua kolom dan dinding beton : K-225
Pondasi tiang bor : K-252
Untuk semua beton non struktual seperti lantai kerja dan sebagainya : beton klas-Bo
Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor ( Water Profing ) dengan kualitas yang
bagus dan tahan lebih lama.
11. Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Page 13
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag sudah dicor dan yang
akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
12. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran
harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
13. Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)
Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan.
Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran,
rencana dan tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

(Pekerjaan Pondasi)
PASANGAN BATU KOSONG

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar) mulai dari menyiapkan bahan
pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini, dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.
2. Bahan
Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau dari sumber materiall dimana
bentuknya mendekati bulat.
Batu harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca dan air. Material
untuk pelindung sloof , bahu jalan akhir dan timbunan dan sebagainya, dibutuhkan batu dengan beratnya
berkisar dari minimum 10 kg sampai maksimum 70 kg dan tidak kurang dari 50% batu itu beratnya lebih
dari 30 kg.
Batu untuk dasar dan pelindung pondasi batu kali/gunung berkisar minimum 20 kg sampai maksimum 100
kg dan tidak kurang 60% batu tersebut mempunyai berat lebih dari 40 kg.
Potongan-potongan keras yang terdiri dari patahan beton dan bongkaran jembatan, kepala gorong-gororng
dan konstruksi lainnya dapat dipakai sebagai bahan pengganti asal disetujui oleh Direksi.

3. Pelaksanaan
a). Galian
Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk yang diminta.
b). Penempatan
Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus didistribusikan sedemikian rupa
sehingga tebal minimum dan susunan bahan tersebut tidak kurang dari tebal yang diminta atau yang
disyaratkan.
Batu yang ditempatkan di atas permukaan air disusun dengan tangan disusun dengan saling
menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa sehingga cukup kompak dan saling memegang.
Batu-batu pada bagian akhir disusun tegak lurus dengan sloof.
Page 14
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan pengakhiran yang baik.
Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan permukaan
akhir yang rapi dan kuat.
Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada sloof.

(Pekerjaan Pondasi)
PASANGAN BATU GUNUNG

1. Uraian
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi konstruksi ringan, dinding
penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang
tertulis dari Direksi. Pemasangan batu kali/gunung harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi lainnya
yang melibatkan pekerjaan ini dan harus sesuai dengan bentuk, ketinggian dan bentuk yang ditentukan
dalam gambar rencana atau persetujuan Direksi/Pengawas.
2. Material

a). Batu
Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh Direksi atau Batu
yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan dipergunakan.
Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana, batu harus mempunyai ketebalan tidak
kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 1 1/2 kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari 1 1/2 kali
lebarnya. Setiap batu harus baik bentuknya dan bebas dari penyusutan dan berkurangnya kekuatan
batu.
b). Adukan semen
Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps
3. Pelaksanaan
a). Pemilihan dan penempatan
Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lain sebagainya harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum pasangan batu dipasang.
Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun dan dasarnya harus
bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen diletakkan.
Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan ruang diantaranya
diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus disusun paralel dengan muka dinding
dimana batu disusun.
b). Dasar dan hubungannya
Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai 5 cm. Siar datar pada
batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya
tidak boleh bersinggungan tetapi harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan
siar tidak boleh dari 2 (dua) batu.
Batu dapat membuat sudut dengan garis vertikal dari 0º sampai 45º tidak boleh ada pertemuan
dengan 4 (empat) sudut batu sekaligus.
c). Penyelesaian
Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi. Penyelesaian
sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk menghindari adanya genangan air.
d). Lubang Rembesan

Page 15
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Seluruh dinding dan abutmen harus dilengkapi dengan lobang rembesan lebih kurang menurut
petunjuk Direksi. Lobang rembesan ditempatkan di sebelah bawah, dimana pengaliran keluar dapat
bebas dan lancar. Jaraknya tidak lebih 2 cm dari as ke as lubang.
e). Batu gunung Sebelah Luar
Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai disusun dan adukan masih baru
atau basah, seluruh permukaan batu dibasahi dan sisa-sisa adukan dibersihkan sampai bersih.

Pasal 7
PEKERJAAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dan sekat dinding (partisi) dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Dinding Bata
2.1 Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang
dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah pembenaman dalam
air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah 23
x 11 x 5 cm denagn toleransi ± 5 mm. Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat
pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat
yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas
b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
2.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat,
mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai
didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

2.3 Pedoman Pelaksanaan


a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
o Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas sloof antara 35
cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm
dari permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet,
kamar mandi dan WC).
o Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
o Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat. Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus

Page 16
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan
secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang
pipa/plat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan
dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang
telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7
hari setelah pemasangannya.

Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, dan dinding penahanan
tanah emperan keliling bangunan.

2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan
baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps , sedangkan plesteran
bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan
plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar
kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran
yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesterannya.
Page 17
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Pasal 9
PEKERJAAN ATAP

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap baja dengan kombinasi antara besi profil, besi plat dan besi
galvanis. Penutup atap Poly carbonate.
Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan ini didapat hasil yang baik.

2. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan


2.1 Persyaratan Bahan
Rangka atap yang digunakan adalah kombinasi besi profil, besi plat dan besi galvanis. Jenis dan
ukuran disesuaikan dengan gambar kerja
2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan rangka atap dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
3. Pekerjaan Penutup Atap
3.1 Bahan yang digunakan
Untuk atap tribun digunakan Poly carbonate.
3.2 Pedoman Pelaksanaan

a. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan


kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.

Pasal 10
PEKERJAAN PLAFOND (LANGIT-LANGIT)

Pelaksanaan
a. Marking ketinggian dan bentuk plafond sesuai gambar kerja
b. Pasang rangka plafond pada dinding/keliling ruangan dengan acuan marking.
c. Marking titik gantung.
d. Fastener/penembakan siku (suspension bracket pada bawah dak beton atau bahan yang
lain).
e. Pemasangan rangka & pvc terbagi atas 2 sistem berdasarkan material rangka yang dipakai
(tergantung permintaan owner) yaitu:
e.1 Pemasangan dengan Rangka Metal Furing
* Pasang suspension bracket.
* Pasang suspension bracket pada Top Cross Rail (TCR).
* Pasang Top Cross Rail (minimum 2 titik suspension setiap TCR), penyambungan harus saling

Page 18
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

silang dan sebuah penyambung TCR digunakan untuk menyambung bersama–sama. Semua
furring channel dipasang melintang berlawanan arah terhadap TCR. Sebuah connector clip
digunakan untuk menggabung keduanya bersama–sama.
* Jarak furring channel tergantung pada jenis & ketebalan pvc yang akan digunakan. Jika furring
channel harus disambung sebuah penyambung furring channel harus digunakan.
Penyambungan furring channel harus dilakukan saling silang.
* Cek leveling keseluruhan rangka.
* Pasang pvc melintang berlawanan arah pada furring channel.

Pasal 11
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

1. Pekerjaan Pelapis Lantai


1.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC, selasar depan dan
keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
 Lantai beton tumbuk atau beton rabat pada sisi samping kiri/kanan bangunan.
 Keramik pada lantai bangunan dan teras/selasar
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5 % dari keseluruhan bahan terpasang untuk
diserahkan kepada pemilik proyek.
1.2 Bahan
a. Granit yang dipakai ukuran 60 x 60 cm, dan keramik 30 x 30 cm pada kamar mandi. Semua
bahan buatan dalam negeri, Corak dan warna Granit dan Keramik akan ditetapkan
kemudian oleh owner dan konsultan perencana.

b. Sebelum keramik dibawa ketempat pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan contoh dan
catalog/ persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat kepada pengawas untuk
memperoleh persetujuan baik mengenai jenis dan warna. Semua keramik yang akan di
pakai harus berada dalam kotak aslinya. Kramik yang dapat dipasang harus mulus dan
bebas cacat.

1.3 Dasar lantai


Dilapis pasir pasangan setebal 5-7 Cm dan dipadatkan.
Khusus untuk lantai keramik diatas pasir tersebut harus dilapisi dengan beton cor campuran
1 : 3 : 6 setebal 5 cm, ditumbuk, dipadatkan dan harus rata.
1.4 Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran
saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai
dimulai.
1.5 Adukan
Untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan ketebalan 5 cm
Page 19
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Untuk spesi lantai keramik menggunakan campuran 1Pc : 3Ps


1.6 Pemasangan
a. Pemasangan Granit dan Keramik
Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk mengindari kerusakan akibat pekerjaan
yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan di pasang keramik harus bersih, cukup kering dan
rata air. Tentukan tulangan / line, dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/tangga/lantai yang
ada. Pemasangan keramik lantai di mulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik lantai agar
direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang rata air. Adukan
semen untuk pemasangan keramik harus putih, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang
keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang di anjurkan
adalah semen : pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata – rata 2 - 4cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk
lantai adalah 4 – 5 mm kecuali untuk keramik type cutting dan grant tile, dengan campuran pengisi nat (
grout) bahan khusus AM 50. bagi area yang luas dianjurakan untuk diberi expansion joint. Bersihkan
segera bekas adukan dari permukaan keramik dapat digunakan bahan pembersihan yang ada dipasar
dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat
alamiah dari produk keramik, yang disebkan proses pembakaran pada temperature tinggi, dapat terjadi
perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai yang akan di pasang
mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.

b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan rapi, rata dan siku ruangan sehingga diperoleh hasil akhir
yang baik dan memuaskan.

2. Pekerjaan Pelapis Dinding


2.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pelapis dinding keramik dilakukan pada semua dinding kamar mandi
2.2 Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi Lapangan setelah diseleksi
mengenai kualitas bahan, warna, tekstur, dan bahan tidak boleh retak maupun retak.
2.3 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu keramik ukuran 30 x 60 cm dan sebagai pengikat spesi dengan
campuran 1 Pc : 3 Ps.

2.4 Pelaksanaan
a. Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola
keramik.
 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
 Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat ataupun bernoda.
 Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan pabrik.
b. Pemasangan Dinding Keramik

Page 20
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

 Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40 untuk area dalam ditambah
bahan perekat seperti yang dipersyaratkan.
 Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar
rata dan tidak bergelombang
 Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan perletakan features sanitair
yang ada seperti diperlihatkan dalam gambar.
 Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai
petunjuk Pengawas.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu samal lain (siar-siar), harus sama lebarnya,
maksimum 5 mm yang berbentuk garis-gais sejajar dan lurus yang sama lebarnya sama
dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus berbentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir sama dengan warna
keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik hingga betul-betul bersih.
 Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.
c. Perlindungan dan Pemeliharaan
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain selama 1 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

Pasal 12
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA (Aksesoris, Lengkap, Siap Terpasang)

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan, serta pembuatan dan pemasangan
komponen aluminium terdiri dari :
Kosen, daun pintu, jendela atau sesuai gambar.

2. Persyaratan Bahan
1. Bahan produksi UPVC Pabrikan dengan kualitas baik.
2. Bentuk profil sesuai shop drawing yang disetujui Pemberi Kerja/Pengawas.
Tebal Profil Sesuai Gambar.
Warna profil adalah : Ditentukan di waktu pelaksanaan . Profil yang dipakai dengan ukuran yang dis-
esuaikan dengan gambar kerja.
Persyaratan bahan yang dipergunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan UPVC
serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
Konstruksi kosen UPVC yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk
dan ukurannya.
Seluruh bahan UPVC berwarna harus datang di site dengan dilengkapi bahan pelindung/pembungkus dan
baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan Pemilik Proyek/Pengawas.
Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum 100 kg/m.

Page 21
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m/hr dan terhadap tekanan air 15 kg/m” yang harus dis-
ertai hasil test.
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi uku-
ran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
Untuk keseragaman warna diisyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harus diseleksi se-
cermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan mesin potong,
mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dinding
dan pintu.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi lapangan (uku-
ran) dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan UPVC yang berhubun-
gan dengan system konstruksi bahan lain.
Prioritaskan proses pabrikasi harus siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan mebuat lengkap dahulu shop
drawing dengan petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk
dan ukuran.
Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti seperti
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Toleransi pemasangan kosen UPVC disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang kemudian diisi dengan
beton ringan/grout, atau dengan teknik tertentu yang mengacu pada gambar kerja.
Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama ruang yang dikondisikan hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Peng-
gunaan ini pada swing door dan double door.
Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealent supaya kedap air dan
suara.

Pasal 13
PEKERJAAN SANITAIR/PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam
bangunan, penyambungan yang bersumber dari bangunan yang telah ada, penyediaan bahan-bahan
kelengkapan, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga instalasi berfungsi dengan baik.
2. Bahan
Pipa-pipa PVC yang digunakan Type AW dari beberapa ukuran, antara lain diameter, 1/2”, 3/4”, 3” dan
4”.
Pipa diameter 1/2” dan 3/4” digunakan untuk instalasi air bersih serta ukuran 3” dan 4 “ untuk instalasi
air kotor (Buangan KM/WC).
Sebagai alat sambung digunakan sock drat, elbow dan T yang sesuai dengan spesifikasi dan ukuran
bahan yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC.
Kran air yang digunakan harus poliakitact atau yang setara dari steinlessteel.
Kloset jongkok dan westafel menggunakan bahan keramik dengan Merek TOTO atau yang setara.

Page 22
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

3. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan yang standar, atau
ditentukan lain sesuai keadaan dilapangan.

Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidang beton

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Cat tembok

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain
basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
 Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang
atau noda-noda mengelupas.
b. Warna yang digunakan
Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :
 Dinding dalam/luar, warna ditentukan kemudian oleh owner dan konsultan perencana

PASAL 15
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Pekerjaan Instalasi listrik


1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan,
penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada, peenyediaan bola lampu,
kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan sebagainya sehingga listrik menyala.

Bahan-bahan yang digunakan


a. Kabel NYA dengan kualitas Golden life atau yang setara.
b. Pipa kabel dari PVC HIC khusus untuk instalasi listrik diameter 3/4".
c. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.

Page 23
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

d. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Philips, Tungsram atau
yang sekualitas/ setara
e. Box Sekering (MCB) sesuai dengan gambar.
f. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi
listrik,Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari
kabel B.C.

1.3 Pedoman Pelaksanaan


a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu
yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan
penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak
1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus
disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk pihak
ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang
masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN) Pemborong tetap bertanggung jawab penuh
atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian
dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam
secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung
jawab kontraktor.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus melaksanakan
pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar instalasi yang
beersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian dari P.L.N.

PASAL 16
FINISHING

Sebelum pekerjaan diserah terimakan, kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja,
membersihakan sisa-sisa bahan bangunan, kotoran yang ditimbulkan selama masa pelaksanaan baik
yang didalam lokasi bangunan dan maupun disekitarnya. Sehingga pada saat serah terima dilaksanakan,
bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

PASAL 17
PENUTUP

Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang jelas akan diterangkan / diberi
penjelasan pada pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita Acara.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dibuat dengan tujuan untuk mencapai sasaran pekerjaan secara baik.
Apabila kegiatan pekejan yang belum tercakup dalam RKS ini, tetapi nyata-nyata menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari urutan penyelesaian pekerjaan, maka bagian pekerjaan tersebut menjadi kewajiban
kontraktor untuk melaksanakannya demi menuju penyelesaian pekerjaan secara sempurna.

Lhokseumawe, 2022

Page 24
CV. KARYA CIPTA GEMILANG
Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat

Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. KARYA CIPTA GEMILANG

( ZIKRURRAHMAN, ST )
Wakil Direktur

Page 25
CV. KARYA CIPTA GEMILANG

Anda mungkin juga menyukai