-TENTANG-
BANGSA INDONESIA DIMASA PENJAJAHAN BELANDA
OLEH
SMA N 1 SIMO
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk dan kekuatan kepada
saya sehingga makalah dengan judul “BANGSA INDONESIA DIMASA
PENJAJAHAN BELANDA" bisa saya selesaikan, walau masih banyak kekurangan
kritik dan saran sangat diharapkan penulis agar dapat lebih baik lagi dikemudian
hari.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi –
materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar.
Serta juga dapat memahami nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan
bertindak. Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, akan mampu
menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar.
Dan dengan harapan semoga semua mampu berinovasi dan berkreasi dengan
potensi yang dimiliki serta bisa memahaminya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang kedatangan Belanda ke Indonesia adalah akibat meletusnya
perang delapan puluh tahun antara Belanda dan Spanyol (1568-1648). Pada
awalnya, perang antara Belanda dan Spanyol bersifat agama karena Belanda
mayoritas beragama kristen protestan sedangkan orang Spanyol beragama kristen
katolik. Perang tersebut kemudian menjadi perang ekonomi dan politik. Raja Philip II
dari Spanyol memerintahkan kota Lisabon tertutup bagi kapal Belanda pada tahun
1585 selain karena faktor tesebut juga karena adanya petunjuk jalan ke Indonesia
dari Jan Huygen Van Lischoten, mantan pelaut Belanda yang bekerja pada Portugis
dan pernah sampai di Indonesia.
Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk berdagang rempah-
rempah. Setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan
keuntungan yang besar, Belanda berusaha untuk mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah dan menjajah. Untuk melancarkan usahanya, Belanda
menempuh beberapa cara seperti pembentukan VOC dan pembentukan
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.
Pada awal abad XIX Jawa Setelah pemerintahan Inggris berakhir, yaitu pada
tahun 1816, Indonesia kembali dikuasai oleh Pemerintahan Hindia-Belanda. Pada
masa ”kedua” penjajahan ini, yang sangat terkenal adalah sistem tanam paksa yang
diterapkan oleh Van den Bosch. Pelaksanaannya pun dimulai pada tahun 1830.
Terdapat ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan sistem tanam paksa tersebut.
Namun pada akhirnya, dalam praktek sesungguhnya terdapat banyak
penyimpangan-penyimpangan.
Terdapat perbedaan antara penerapan sistem sewa tanah yang dilaksanakan
oleh Raffles serta sistem tanam paksa yang dilaksanakan oleh Van den Bosch.
Keduanya membawa dampak yang tidak sedikit bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Dalam perkembangan sampai dengan paruh pertama abad ke-19, kebijakan
selain bidang perekonomian, dalam bidang pendidikan juga tidak diabaikan oleh
pemerintah Hindia-Belanda, tetapi itu hanya masih berupa rencana dari pada
tindakan nyata. Dalam periode itu pemerintah harus melakukan penghematan
anggaran, biaya untuk menumpas Perang Dipenogoro (1825-1830), dan untuk
pelaksanaan Culturstelsel.
Dalam rangka usahanya menguasai Indonesia, Belanda secara licik
menjalankan politik pecah belah, sehingga kerajaan-kerajaan yang saling
bertentangan itu menjadi lemah. Kesempatan inilah digunakan oleh Belanda untuk
menjajah Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kedatangan bangsa asing di nusantara?
2. Bagaimana sejarah kedatangan VOC?
3. Apa saja kegiatan VOC di Indonesia?
4. Mengapa VOC dibubarkan?
5. Bagaimana sejarah lahirnya pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia?
6. Bagaimana sistem pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia?
7. Apa saja Perlawanan Rakyat terhadap pemerintahan Hindia-Belanda?
8. Apa penyebab berakhirnya sistem pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kesimpulan
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811, dan
yang kedua kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke
Indonesia adalah untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di
Indonesia. Dan untuk melancarkan usahanya, Belanda menempuh beberapa
cara yaitu membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu usai, Belanda
meninggalkan kebudayaan dan kebijakan-kebijakan yang sebagian masih di
pakai oleh Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda abad XIX sudah
mengalami berbagai pergantian Gubernur Jenderal tetapi yang paling
menyengsarakan rakyat yaitu pada masa Gubjen, Rafles, Daendels, Van den
Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system tanam paksa,
penyerahan wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat,
penyewaan desa pada pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai
Panarukan.
2. Analisa
Indonesia pernah merasakan dijajah oleh negara lain, seperti Portugis
dan Inggris. Akan tetapi penjajahan itu tidak begitu lama. Baru setelah itu
bangsa Indonesia mulai dijajah kembali oleh bangsa barat yaitu Belanda yang
kurang lebih selama 300 tahun lamanya. Pada awalnya Belanda hanya ingin
melakukan perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Akan tetapi melihat
kondisi Indonesia yang begitu kaya akan rempah-rempah VOC berniat
melakukan monopoli perdagangan. VOC merupakan persatuan dari berbagai
perseroan dan disahkan dengan suatu piagam yang memberi hak khusus
untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan. Jadi pada saat
pemerintahan Hindia-Belanda, masyarakat sangat tertindas karena adanya
sistem tanam paksa dan kerja rodi dan pemerintahan yang hanya
menguntungkan pemerintahan Belanda, tidak memperhatikan rakyat
Indonesia.