Disusun Oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah PROJEK TEMA 1 perubahan iklim. Shalawat serta salam tidak lupa
selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad
S.A.W yang telah menyampaikan petunjuk Allah S.W.T untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yakni Syariah agama Islam. Tak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing kami
dalam menyusun makalah ini.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
terdapat banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Penyusun
ABSTRAK
Penyusunan makalah ini dilatarbelakangi adanya peningkatan perubahan iklim di
bumi. Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam
waktu yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan dengan perubahan cuaca
atau perubahan persebaran kejadian cuaca. Dampak perubahan iklim akan
dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Perubahan
iklim akan memberi dampak di lautan, daratan, maupun di lapisan udara. Salah
satu penyebab yang memicu terjadinya perubahan iklim adalah sampah. Sampah
adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan
lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang layak. Dari uraian
tersebut menunjukkan bahwa sampah adalah salah satu penyumbang gas rumah
kaca dalam bentuk CH4 . Daur ulang adalah suatu proses untuk mengembalikan
limbah - limbah atau bahan - bahan yang sudah tidak berguna menjadi berguna
kembali. Tempat pembuangan sampah padat merupakan sumber emisi metana
terbesar ketiga. Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan
sehingga termasuk yang paling penting didahulukan. Tujuan penyusunan makalah
ini adalah untuk menganalisis seberapa besar dan berpengaruhnya dampak dari
daur ulang bagi perubahan iklim.
The preparation of this paper uses quantitative and qualitative methods. Data is
collected from internet sources. The data contains the composition of waste based
on the source; households, markets, areas, commerce, public facilities, offices,
and others. While the qualitative analysis was compiled from various sources
obtained from the internet and then conclusions were made. The results of the
analysis show that recycling waste has a major impact on climate change and
reduces harmful gases.
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
ABSTRAK……………………………………………………………………… iii
ABSTRACT…………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………... 6
2.1 Landasan Teori……………………………………………………………… 6
2.1.1 Pengertian Penggarapan……………………………………………… 6
2.1.2 Pengertian Daur Ulang……………………………………………….. 6
2.1.3 Prinsip Daur Ulang…………………………………………………… 6
2.1.4 Pengertian Sampah…………………………………………………… 7
2.1.5 Sumber – Sumber Sampah…………………………………………… 8
2.1.6 Jenis Sampah…………………………………………………………. 9
2.1.7 Pengertian Mitigasi…………………………………………………… 10
2.1.8 Pengertian Iklim……………………………………………………… 11
2.1.9 Jenis-Jenis Iklim di Indonesia……………………………………….. 11
2.1.10 Pengertian Perubahan Iklim………………………………………… 12
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………… 13
3.1 Tahapan Daur Ulang Sampah…………………………………………. 13
3.2 Proses Daur Ulang Sampah…………………………………………… 14
3.3 Upaya Daur Ulang Sampah…………………………………………… 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………... 22
A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 22
B. Saran………………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 23
DAFTAR GAMBAR
1
Putri Setiani, Sains Perubahan Iklim, ( Yogyakarta : Bumi Aksara, 2020), hal. 7
Salah satu penyebab yang memicu terjadinya perubahan iklim
adalah sampah. Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang
yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi
barang yang layak. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa
mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur
tangan manusia untuk dapat terurai. Saat kita membuang sampah ke dalam
tempat sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur
di tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah
mengalami pembusukan, terbentuklah gas metana. Gas metana akan
merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah
kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.
Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan
bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila
dikelola dengan tepat. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar
akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari
pembusukan sampah organik yang cepat. Sampah anorganik adalah
sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai. Sampah anorganik
yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena
sampah anorganik yang tidak dapat terurai dan sampah yang akan
tertimbun dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan tanah.
Sampah memiliki potensi untuk memberi sumbangan terhadap
meningkatnya emisi gas rumah kaca, peristiwa ini terjadi pada
penumpukan sampah tanpa diolah yang melepaskan gas metan/methane
(CH4). Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan
sampah. Sampah memiliki daya dukung yang besar terhadap emisi gas
rumah kaca yaitu gas metan (CH4). Setiap 1 ton sampah padat
menghasilkan 50 kg gas CH4. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang
terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2022 sampah yang dihasilkan
sekitar 500 juta ton/hari atau 190 ribu ton/tahun. Hal ini berarti pada tahun
tersebut Indonesia akan mengemisikan gas CH4 ke atmosfer sebanyak
9500 ton.2
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa sampah adalah salah
satu penyumbang gas rumah kaca dalam bentuk CH4 (methane). Hal ini
terjadi pada pembuangan sampah terbuka (open dumping) di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir), mengakibatkan sampah organik yang tertimbun
mengalami dekomposisi secara anaerobik. Proses itu menghasilkan gas
CH4 (methane). Pembakaran sampah juga dapat menghasilkan gas rumah
kaca, seperti CO2 , N2O, NOx , NH3 , dan karbon organik. CO2 menjadi gas
utama yang dihasilkan oleh pembakaran sampah dan yang dihasilkan
cukup tinggi dibandingkan emisi gas lainnya. (Johnke, nd). Beberapa
metode untuk mengurangi emisi dari sampah dapat dilakukan, misalnya
seperti melakukan manajemen sampah dan memanfaatkan teknologi
dengan baik. Selain itu, beberapa aspek dari prinsip manajemen sampah,
yaitu mengurangi sampah dan memanfaatkan kembali barang-barang yang
masih dapat digunakan ( source reduction and reuse ), dan mendaur ulang
serta membuat kompos ( daur ulang dan pengomposan ) juga dapat
dilakukan untuk meminimalisasi emisi gas rumah kaca akibat sampah
(EPA, nd).
Daur ulang adalah sebuah cara untuk menggunakan barang bekas
agar dapat dipakai kembali dan menjadi barang yang bermanfaat yang
mempunyai nilai hingga bisa diperjual belikan lagi. Daur ulang juga
bertujuan agar berkurangnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan
sampah-sampah plastik yang dibuang secara sembarangan. Sampah
merupakan sebuah material sisa yang tidak diinginkan oleh siapapun.
Meskipun sampah merupakan material sisa, tidak semua sampah harus
langsung dibuang begitu saja. Sampah plastik yang tidak diolah terlebih
dahulu dengan baik bisa merusak dan mencemari lingkungan.
Berdasarkan paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daur
ulang sampah dan penanaman lidah mertua sangat berpengaruh terhadap
perubahan iklim. Hal ini membuat kami tertarik untuk menyusun makalah
2
https://indikator.indikaenergy.co.id/, Atasi Perubahan Iklim Melalui Pengelolahan
Sampah, diakses pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022
tentang “PENGGARAPAN DAUR ULANG SAMPAH SEBAGAI
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM”.
3
https://id.wikipedia.org, Daur Ulang, diakses pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022
mengurangi limbah plastik yang dihasilkan, yang selama ini
selalu menjadi kendala dikarenakan bahan plastik tidak bisa
terurai.
2. Reuse
Reuse atau ‘Memakai Kembali’ merupakan salah satu
prinsip di mana setiap individu mengusahakan untuk
menggunakan barang-barang yang bisa digunakan kembali
meskipun telah menjadi sampah, atau mencari kegunaan baru
dari sampah yang kita hasilkan. Misalnya bekas kaleng susu
kental manis bisa digunakan kembali sebagai pot mungil atau
tempat untuk menaruh alat tulis, ember plastik yang rusak tapi
tidak parah bisa digunakan kembali sebagai pot bunga, dan lain
sebagainya.
3. Recycle
Recycle atau mendaur-ulang adalah mengolah sampah-
sampah yang kita hasilkan sehingga bisa diubah menjadi barang
yang memiliki kegunaan berbeda ataupun sama. Contohnya
adalah daur-ulang kertas yang juga merupakan salah satu
sampah yang banyak dihasilkan sehari-hari, sehingga bisa diolah
kembali menjadi kertas baru.
4. Replace
Replace atau mengganti adalah mengganti barang-barang
yang kita gunakan saat ini dengan barang-barang yang
materialnya lebih ramah lingkungan dan mudah untuk di daur-
ulang. Misalnya mengganti kantong sampah plastik dengan
karung goni, atau mengganti plasik belanja dengan tas belanja
yang ramah lingkungan.
4
Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
5
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
6
Artiningsih, N, Peran SertaMasyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga.Tesis Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjan Universitas
Diponegoro.Semarang, 2008.
sampah yang dihasilkan biasanya cenderung organik, seperti sisa
makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik,
dan lainnya.
b. Sampah dari Tempat-Tempat Umum dan Perdagangan
Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan
banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan.
Tempattempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar
dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan
seperti 9 pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan
umumnya berupa sisa-sisa makanan, sampah kering, abu, plastik,
kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
c. Sampah dari Sarana Pelayanan
Sampah yang dimaksud di sini misalnya sampah dari
tempat hiburan umum, pantai, mesjid, rumah sakit, bioskop,
perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan
sampah kering dan sampah basah.
d. Sampah dari Industri
Dalam pengertian ini termasuk pabrik-pabrik sumber alam
perusahaan kayu dan lain-lain, kegiatan industri, baik yang
termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah
yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah
kering abu, sisa-sisa makanan, sisa bahan bangunan.
e. Sampah Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah
pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang atau
sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan pupuk maupun
bahan pembasmi serangga tanaman
7
Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana, Pasal 1 ayat 6.
8
Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
2.1.8 Pengertian Iklim
Menurut Tjasyono (2004), iklim merupakan keadaan rata-
rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu
yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap.
Sedangkan menurut Trewartha and Horn (1995) iklim merupakan
suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari
keadaan cauca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam
suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Gibb (1978) bahwa iklim ialah suatu peluang
statistik dalam berbagai keadaan atmosfer, antara lain yaitu suhu,
tekanan, angin kelembaban yang terjadi pada sebuah daerah selama
dalam jangka waktu yang panjang. Disebutkan bahwa iklim ialah
Sintesis kejadian suatu cuaca selama pada kurun waktu yang lama
atau panjang yang secara statistik cukup bisa dipakai untuk bisa
menunjukkan suatu nilai statistik yang berbeda dengan sebuah
keadaan di setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
Kartasapoetra (2012) juga mendefiniskan iklim adalah rata-
rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama yang
sifatnya tetap.9
PEMBAHASAN
10
A. Guruh Permadi,Menyulap Sampah Menjadi Rupah (Surabaya: Muntaz Media 2011),
hal 36.
Pendaur ulang sampah dimasyarakat dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain pendaur ulangan sampah secara
manual, dan pendaur ulangan secara pabrik. Sampah yang
didaur secara manual biasanya berasal dari benda- benda
misalnya plastik, kertas, karton, besi tembaga, tulang, kaca dan
lain sebagainya. Pendaurulangan yang dilakukan pabrik juga
membutuhkan bahan baku yang berasal dari kaca, plasti, besi,
kaca, tulang, tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang
bersangkutan.
11
https://indikator.indikaenergy.co.id/, Atasi Perubahan Iklim Melalui Pengelolahan
Sampah, diakses pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022
suatu hal dimulai dari buang sampah pada tempatnya bukan di
sungai, dibakar maupun ditimbun dalam sampah.
Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik,
ada beberapa pendekatan teknologi, diantaranya penanganan
pendahuluan. Penanganan pendahuluan umumnya dilakukan untuk
memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang lebih baik dan
memudahkan penanganan yang akan dilakukan Penanganan
pendahuluan yang umum dilakukan saat ini adalah pengelompokan
limbah sesuai jenisnya, pwngurangan volume dan pengurangan
ukuran.12
Usaha penanganan pendahuluan ini dilakukan dengan
tujuan memudahkan dan mengefektifkan pengolahan sampah
sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang. Dalam
pengolahan sampah, upaya daur ulang akan berhasil baik dilakukan
pemilahan dan pemisahan komponen sampah mulai dari sumber
sampai ke proses akhirnya.
Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya
diprioritaskan sehingga termasuk yang paling penting didahulukan.
Persoalanya adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan
masyarakat. Pemilahan yang dianjurkan adalah pola pemilahan
yang dilakukan dimulai dari level sumber atau sifat awal yaitu
belum tercampur atau terkontaminasi dengan sampah lainya13.
Dengan daur ulang sampah dapur dan sampah pasar dapat
diolah menjadi pupuk. Sampah plastik dapat dilebur dan dicetak
ulang menjadi alat-alat rumah tangga. Sampah kayu dapat dipakai
sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan.Sampah kayu juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar. Sampah logam dan besi
dapat didaur ulang menjadin alat-alat pertanian dan pertukangan.
Pendaurulangan sampah sudah mempunyai nilai ekonomi
yang cukup tinggi di negara-negara maju. Banyak berdiri pabrik-
12
Emri Damanhuri dan Tri Patmi, Teknologi Pengelolaan Sanpah. (Bandung: Penerbit
ITB)
13
Ibid. hal 57
pabrik daur ulang sampah, mereka menjadikan sampah tersebut
sebagai bahan baku atas produk benda-benda teertentu, hal ini jelas
meningkatkan ekonomi benda yang bersangkutan.
SUMBER KOMPOSISI
Pasar 272.518750
Perniagaan 99.408942
Perkantoran 73.546697
Lainnya 28.259456
14
Ibid. hal 65
Diagram lingkaran dari tabel komposisi sampah
6%
6% Rumah tangga
8% Pasar
48% Kawasan
9%
Perniagaan
Fasilitas Publik
23% Perkantoran
• Ecobrick
Ecobrick dibuat dari botol plastik yang diisi dengan limbah
non biologis atau limbah dari plastik. Dalam prosesnya, limbah
yang ada di dalam botol tersebut haruslah padat. Ecobrick yang
sudah padat, nantinya dapat digunakan sebagai kursi ataupun
meja.
• Keranjang Belanja
Produksi minuman gelas yang kemasannya terbuat dari
plastik kurang diimbangi oleh pengelolaan daur ulang. Hal itu
menyebabkan kemasan plastik air minum dan sejenisnya
meningkatkan polutan semakin besar di dunia. Selain
menimbulkan polusi di bumi, kemasan plastik yang sulit larut di
alam bebas mengotori lingkungan, ikan di laut, burung dan
satwa karena termakan tanpa disengaja.
Gambar 3.9 Tas dari bungkus kopi Gambar 3.10 Tas dari kemasan sabun
• Sapu
Siapa sangka botol bekas dan sampah plastik bisa menjadi sebuah sapu
untuk membersihkan lingkungan.
• Lampu Hias
• Keranjang Sampah
4.1 Kesimpulan
Hasil penelitian terhadap dampak sampah anorganik yang
dapat memicu terjadinya perubahan iklim menunjukkan bahwa sampah
yang tidak didaur ulang, sehingga akhirnya dilakukan pembakaran sampah
maka akan menghasilkan CO2 , N2O, NOx , NH3 , serta karbon organik
yang merupakan gas berbahaya yang menyebabkan perubahan iklim. Jika
terus menerus sampah yang ada selalu dibakar, produksi gas-gas
berbahaya semakin tinggi dan perubahan iklim semakin parah.
Dengan demikian, daur ulang sampah menjadi solusi yang
diberikan kepada masyarakat. Ketika sampah yang ada didaur ulang,
produksi gas-gas berbahaya akan berkurang dan tidak memperparah
perubahan iklim.
4.2 Saran
Melihat dampak positif dari daur ulang sampah terhadap
berkurangnya perubahan iklim sangat besar, saran yang dapat diberikan
kepada para pembaca adalah meningkatkan keinginan dan niat untuk
melaksanakan dan mengadakan program daur ulang terhadap sampah.
Pada saat yang sama, ini perlu dilakukan agar tidak memperparah
perubahan iklim di bumi. Meskipun penulis sudah berusaha untuk
menyempurnakan susunan makalah, tapi nyatanya mungkin penulis masih
banyak memiliki kekurangan yang harus diperbaiki.
Oleh karena itu, berbagai macam kritik dan saran dari pembaca
yang membangun sangat diharapkan guna bahan evaluasi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Novi Fuji. (2021, 8 Juli). Jelaskan Pengertian Iklim Menurut Para Ahli,
Berikut Jenis-Jenisnya, Jawa Barat : Merdeka.com. Diakses pada 5 Februari
2022 melalui https://www.merdeka.com/jabar/jelaskan-pengertian-iklim-
menurut-para-ahli-berikut-jenis-jenisnya-kln.html
Iklim : Pengertian Secara Umum Dan Menurut Para Ahli Serta Karakteristik
Unsur – Jenis - Sifat - Dampak Perubahan. (2020, 15 Mei). Teks.Co.Id.
Diakses pada 1 Februari 2022 melalui https://teks.co.id/pengertian-iklim-
secara-umum-menurut-para-ahli-serta-karakteristik-unsur-jenis-sifat-
dampak-perubahan/