Anda di halaman 1dari 29

PENGGARAPAN DAUR ULANG SAMPAH SEBAGAI

MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

CULTIVATING WASTE RECYCLING AS CLIMATE CHANGE


MITIGATION

Disusun Oleh :

1. Anisa Mutiarani (X-6)

2. Bintang Kusuma D (X-6)

3. Dimas Bagaskara (X-6)

4. Evi Nuryasin (X-6)

5. Laili Rahmawati (X-6)

6. Melani Safitri (X-6)

SMA NEGERI 3 CIBINONG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah PROJEK TEMA 1 perubahan iklim. Shalawat serta salam tidak lupa
selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad
S.A.W yang telah menyampaikan petunjuk Allah S.W.T untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yakni Syariah agama Islam. Tak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing kami
dalam menyusun makalah ini.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
terdapat banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum


kami ketahui. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Bogor, Januari 2022

Penyusun
ABSTRAK
Penyusunan makalah ini dilatarbelakangi adanya peningkatan perubahan iklim di
bumi. Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam
waktu yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan dengan perubahan cuaca
atau perubahan persebaran kejadian cuaca. Dampak perubahan iklim akan
dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Perubahan
iklim akan memberi dampak di lautan, daratan, maupun di lapisan udara. Salah
satu penyebab yang memicu terjadinya perubahan iklim adalah sampah. Sampah
adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan
lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang layak. Dari uraian
tersebut menunjukkan bahwa sampah adalah salah satu penyumbang gas rumah
kaca dalam bentuk CH4 . Daur ulang adalah suatu proses untuk mengembalikan
limbah - limbah atau bahan - bahan yang sudah tidak berguna menjadi berguna
kembali. Tempat pembuangan sampah padat merupakan sumber emisi metana
terbesar ketiga. Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan
sehingga termasuk yang paling penting didahulukan. Tujuan penyusunan makalah
ini adalah untuk menganalisis seberapa besar dan berpengaruhnya dampak dari
daur ulang bagi perubahan iklim.

Penyusunan makalah ini menggunakan metode kuantitatif . Data dikumpulkan


dari sumber internet. Data berisi mengenai komposisi sampah berdasarkan
sumbernya ; rumah tangga, pasar, kawasan, perniagaan, fasilitas publik,
perkantoran, dan lainnya. Sementara analisis kualitatif disusun dari berbagai
sumber yang didapat dari internet kemudian dibuat kesimpulan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa daur ulang sampah memberikan pengaruh besar bagi
perubahan iklim dan mengurangi gas-gas berbahaya.

Kata kunci : Perubahan Iklim, Sampah, Daur Ulang


ABSTRACT
The background of the preparation of this paper is an increase in climate change
on earth. Climate change is a change in the pattern and intensity of climate
elements in a very long time. The form of change is related to changes in weather
or changes in the distribution of weather events. The impact of climate change
will be felt by humans, animals, plants, and microorganisms. Climate change will
have an impact on the oceans, land, and in the air layer. One of the causes that
trigger climate change is waste. Garbage is the residual waste from a product or
item that is no longer used, but can still be recycled into decent goods. The
description shows that waste is one of the contributors to greenhouse gases in the
form of CH4 . Recycling is a process to return waste or materials that are not
useful to be useful again. Solid waste disposal sites are the third largest source of
methane emissions. Sorting efforts are highly recommended and should be
prioritized so that the most important take precedence. The purpose of this paper
is to analyze how big and influential the impact of recycling is for climate change.

The preparation of this paper uses quantitative and qualitative methods. Data is
collected from internet sources. The data contains the composition of waste based
on the source; households, markets, areas, commerce, public facilities, offices,
and others. While the qualitative analysis was compiled from various sources
obtained from the internet and then conclusions were made. The results of the
analysis show that recycling waste has a major impact on climate change and
reduces harmful gases.

Keywords : Climate Change, Waste, Recycling


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
ABSTRAK……………………………………………………………………… iii
ABSTRACT…………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………... 6
2.1 Landasan Teori……………………………………………………………… 6
2.1.1 Pengertian Penggarapan……………………………………………… 6
2.1.2 Pengertian Daur Ulang……………………………………………….. 6
2.1.3 Prinsip Daur Ulang…………………………………………………… 6
2.1.4 Pengertian Sampah…………………………………………………… 7
2.1.5 Sumber – Sumber Sampah…………………………………………… 8
2.1.6 Jenis Sampah…………………………………………………………. 9
2.1.7 Pengertian Mitigasi…………………………………………………… 10
2.1.8 Pengertian Iklim……………………………………………………… 11
2.1.9 Jenis-Jenis Iklim di Indonesia……………………………………….. 11
2.1.10 Pengertian Perubahan Iklim………………………………………… 12
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………… 13
3.1 Tahapan Daur Ulang Sampah…………………………………………. 13
3.2 Proses Daur Ulang Sampah…………………………………………… 14
3.3 Upaya Daur Ulang Sampah…………………………………………… 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………... 22
A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 22
B. Saran………………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 23
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tabel komposisi sampah berdasarkan sumbernya…………………… 16


Gambar 3.2 Diagram lingkaran komposisi sampah………………………………. 17
Gambar 3.3 Pot dari botol plastik………………………………………………… 18
Gambar 3.4 Ecobrick yang sudah padat………………………………………..... 18
Gambar 3.5 Ecobrick dijadikan bangku………………………………………….. 18
Gambar 3.6 Ecobrick dijadikan meja dan bangku……………………………....... 18
Gambar 3.7 Lampion dari botol bekas…………………………………………… 19
Gambar 3.8 Keranjang belanja dari gelas plastik……………………………….... 19
Gambar 3.9 Tas dari bungkus kopi……………………………………………….. 20
Gambar 3.10 Tas dari kemasan sabun……………………………………………. 20
Gambar 3.11 Dompet dari kemasan kopi………………………………………… 20
Gambar 3.12 Sapu dari botol bekas………………………………………………. 20
Gambar 3.13 Lampu hias dari sendok plastik……………………………………. 21
Gambar 3.14 Tirai dari sedotan plastik…………………………………………... 21
Gambar 3.15 Keranjang sampah dari botol bekas……………………………….. 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas
unsur iklim dalam waktu yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan
dengan perubahan cuaca atau perubahan persebaran kejadian cuaca.
Penyebab utama terjadinya perubahan iklim yaitu pemanasan global.
Percepatan pemanasan global merupakan akibat dari meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi yang mengubah peran
dari efek rumah kaca. Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi
dan saat ini mendorong perubahan iklim melalui pemanasan
global. Perubahan iklim akan berdampak kepada peningkatan
permukaan air laut, meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran
rentang geografis, dan kerusakan ekosistem. Dampak perubahan iklim
akan dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme.
Perubahan iklim akan memberi dampak di lautan, daratan, maupun di
lapisan udara.1
Perubahan iklim yang terjadi secara global tidak bisa dianggap
remeh karena dampaknya bagi kehidupan sangat signifikan dan
membahayakan. Terutama penyebab perubahan iklim yang dipicu oleh
pemanasan global. Hal ini berkaitan dengan gas rumah kaca, peningkatan
emisi, masalah petanian, dan peternakan. Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations
Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan
bahwa penyebab perubahan iklim global baik secara langsung atau tidak
langsung dipengaruhi oleh aktivitas manusia, sehingga mengubah
komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada waktu
yang dapat diperbandingkan. Perubahan iklim telah mengacaukan
keseimbangan suhu bumi dan memiliki efek luas pada manusia dan
lingkungan.

1
Putri Setiani, Sains Perubahan Iklim, ( Yogyakarta : Bumi Aksara, 2020), hal. 7
Salah satu penyebab yang memicu terjadinya perubahan iklim
adalah sampah. Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang
yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi
barang yang layak. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa
mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur
tangan manusia untuk dapat terurai. Saat kita membuang sampah ke dalam
tempat sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur
di tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah
mengalami pembusukan, terbentuklah gas metana. Gas metana akan
merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah
kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.
Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan
bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila
dikelola dengan tepat. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar
akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari
pembusukan sampah organik yang cepat. Sampah anorganik adalah
sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai. Sampah anorganik
yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena
sampah anorganik yang tidak dapat terurai dan sampah yang akan
tertimbun dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan tanah.
Sampah memiliki potensi untuk memberi sumbangan terhadap
meningkatnya emisi gas rumah kaca, peristiwa ini terjadi pada
penumpukan sampah tanpa diolah yang melepaskan gas metan/methane
(CH4). Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan
sampah. Sampah memiliki daya dukung yang besar terhadap emisi gas
rumah kaca yaitu gas metan (CH4). Setiap 1 ton sampah padat
menghasilkan 50 kg gas CH4. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang
terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2022 sampah yang dihasilkan
sekitar 500 juta ton/hari atau 190 ribu ton/tahun. Hal ini berarti pada tahun
tersebut Indonesia akan mengemisikan gas CH4 ke atmosfer sebanyak
9500 ton.2
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa sampah adalah salah
satu penyumbang gas rumah kaca dalam bentuk CH4 (methane). Hal ini
terjadi pada pembuangan sampah terbuka (open dumping) di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir), mengakibatkan sampah organik yang tertimbun
mengalami dekomposisi secara anaerobik. Proses itu menghasilkan gas
CH4 (methane). Pembakaran sampah juga dapat menghasilkan gas rumah
kaca, seperti CO2 , N2O, NOx , NH3 , dan karbon organik. CO2 menjadi gas
utama yang dihasilkan oleh pembakaran sampah dan yang dihasilkan
cukup tinggi dibandingkan emisi gas lainnya. (Johnke, nd). Beberapa
metode untuk mengurangi emisi dari sampah dapat dilakukan, misalnya
seperti melakukan manajemen sampah dan memanfaatkan teknologi
dengan baik. Selain itu, beberapa aspek dari prinsip manajemen sampah,
yaitu mengurangi sampah dan memanfaatkan kembali barang-barang yang
masih dapat digunakan ( source reduction and reuse ), dan mendaur ulang
serta membuat kompos ( daur ulang dan pengomposan ) juga dapat
dilakukan untuk meminimalisasi emisi gas rumah kaca akibat sampah
(EPA, nd).
Daur ulang adalah sebuah cara untuk menggunakan barang bekas
agar dapat dipakai kembali dan menjadi barang yang bermanfaat yang
mempunyai nilai hingga bisa diperjual belikan lagi. Daur ulang juga
bertujuan agar berkurangnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan
sampah-sampah plastik yang dibuang secara sembarangan. Sampah
merupakan sebuah material sisa yang tidak diinginkan oleh siapapun.
Meskipun sampah merupakan material sisa, tidak semua sampah harus
langsung dibuang begitu saja. Sampah plastik yang tidak diolah terlebih
dahulu dengan baik bisa merusak dan mencemari lingkungan.
Berdasarkan paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daur
ulang sampah dan penanaman lidah mertua sangat berpengaruh terhadap
perubahan iklim. Hal ini membuat kami tertarik untuk menyusun makalah
2
https://indikator.indikaenergy.co.id/, Atasi Perubahan Iklim Melalui Pengelolahan
Sampah, diakses pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022
tentang “PENGGARAPAN DAUR ULANG SAMPAH SEBAGAI
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan oleh penulis
maka rumusan masalah yang dapat diagkat pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana tahapan – tahapan daur ulang sampah ?
2. Bagaimana proses daur ulang sampah terhadap perubahan iklim ?
3. Bagaimana upaya dari daur ulang sampah?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Berdasarkan latar belakang di atas yang diturunkan kedalam
rumusan masalah, maka peneliti menyadari bahwa pengaruh daur ulang
sampah dan penanaman lidah mertua sangat penting bagi perubahan iklim
maka dirumuskan tujuan makalah ini yaitu:
1. Memenuhi tugas projek tema 1 yang merupakan kolaborasi dari mata
pelajaran IPA Terpadu, IPS Terpadu, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, dan Matematika.
2. Melakukan analisis tentang pengaruh daur ulang sampah organik
terhadap perubahan iklim.
3. Meningkatkan minat masyarakat terhadap pemanfaatan daur ulang
sampah organik.
4. Mengurangi perubahan iklim dengan cara mengurangi sampah organik
dan melakukan daur ulang.
5. Memberi sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoritis maupun
praktis.

Makalah ini memiliki manfaat untuk :


1. Menyadarkan Orang-orang akan dampak dari sampah organik
terhadap perubahan iklim.
2. Menambah pengetahuan mengenai dampak daur ulang sampah
anorganik terhadap perubahan iklim dan pengaruh daur ulang bagi
perubahan iklim.
3. Mengetahui berkurangnya akibat dari daur ulang sampah anorganik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Penggarapan
Menurut KBBI penggarapan adalah proses, cara, perbuatan
menggarap atau mengerjakan.

2.1.2 Pengertian Daur Ulang


Menurut Wikipedia (2021) Daur ulang adalah proses untuk
menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan
mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu
yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan
lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses
pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam
manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses
hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).3

2.1.3 Prinsip Daur Ulang


1. Reduce
Reduce atau yang di dalam bahasa Indonesia memiliki
makna ‘mengurangi’, yang berarti prinsip untuk mengurangi
jumlah sampah yang dihasilkan oleh diri kita sehari-hari. Contoh
paling mudah adalah dengan mengurangi penggunaan kantung
plastik, yang apabila dimulai dari diri sendiri dan setiap orang
melakukan hal tersebut, maka akan sangat bisa membantu

3
https://id.wikipedia.org, Daur Ulang, diakses pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022
mengurangi limbah plastik yang dihasilkan, yang selama ini
selalu menjadi kendala dikarenakan bahan plastik tidak bisa
terurai.
2. Reuse
Reuse atau ‘Memakai Kembali’ merupakan salah satu
prinsip di mana setiap individu mengusahakan untuk
menggunakan barang-barang yang bisa digunakan kembali
meskipun telah menjadi sampah, atau mencari kegunaan baru
dari sampah yang kita hasilkan. Misalnya bekas kaleng susu
kental manis bisa digunakan kembali sebagai pot mungil atau
tempat untuk menaruh alat tulis, ember plastik yang rusak tapi
tidak parah bisa digunakan kembali sebagai pot bunga, dan lain
sebagainya.
3. Recycle
Recycle atau mendaur-ulang adalah mengolah sampah-
sampah yang kita hasilkan sehingga bisa diubah menjadi barang
yang memiliki kegunaan berbeda ataupun sama. Contohnya
adalah daur-ulang kertas yang juga merupakan salah satu
sampah yang banyak dihasilkan sehari-hari, sehingga bisa diolah
kembali menjadi kertas baru.
4. Replace
Replace atau mengganti adalah mengganti barang-barang
yang kita gunakan saat ini dengan barang-barang yang
materialnya lebih ramah lingkungan dan mudah untuk di daur-
ulang. Misalnya mengganti kantong sampah plastik dengan
karung goni, atau mengganti plasik belanja dengan tas belanja
yang ramah lingkungan.

2.1.4 Pengertian Sampah


Menurut Azwar, sampah adalah sesuatu yang tidak
dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak
disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola
dengan sebaikbaiknya, sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang
negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Kodoatie
mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat
padat atau setengah padat, yang merupakan hasil sampingan dari
kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008 Sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atas volumenya memerlukan pengelolaan khusus4.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012, Sampah
rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga
yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.5
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, terlihat bahwa sampah
adalah materi/sisa bahan (baik oleh manusia maupun alam) yang
tidak digunakan atau tidak mempunyai nilai, yang dapat
membahayakan fungsi lingkungan. alam) yang tidak digunakan atau
tidak mempunyai nilai, yang dapat membahayakan fungsi
lingkungan.

2.1.5 Sumber-Sumber Sampah

Menurut Gilbert dkk. dalam Artiningsih, sumber-sumber


timbulan sampah adalah sebagai berikut: 6

a. Sampah dari Pemukiman Penduduk


Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh
suatu keluarga yang tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis

4
Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
5
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
6
Artiningsih, N, Peran SertaMasyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga.Tesis Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjan Universitas
Diponegoro.Semarang, 2008.
sampah yang dihasilkan biasanya cenderung organik, seperti sisa
makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik,
dan lainnya.
b. Sampah dari Tempat-Tempat Umum dan Perdagangan
Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan
banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan.
Tempattempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar
dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan
seperti 9 pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan
umumnya berupa sisa-sisa makanan, sampah kering, abu, plastik,
kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
c. Sampah dari Sarana Pelayanan
Sampah yang dimaksud di sini misalnya sampah dari
tempat hiburan umum, pantai, mesjid, rumah sakit, bioskop,
perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan
sampah kering dan sampah basah.
d. Sampah dari Industri
Dalam pengertian ini termasuk pabrik-pabrik sumber alam
perusahaan kayu dan lain-lain, kegiatan industri, baik yang
termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah
yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah
kering abu, sisa-sisa makanan, sisa bahan bangunan.
e. Sampah Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah
pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang atau
sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan pupuk maupun
bahan pembasmi serangga tanaman

2.1.6 Jenis Sampah


Menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu :
1) Sampah organik atau sampah basah adalah sampah yang
berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur,
sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi (membususk atau hancur) secara alami.
2) Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang
tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya : logam, besi,
kaleng, plastik, karet, botol, kaca.
3) Sampah berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum
suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir. Sampah jenis
ini memerlukan penanganan khusus.

2.1.7 Pengertian Mitigasi


Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Mitigasi bencana
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana 7
Menurut Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2007,
mengatakan bahwa pengertian mitigasi dapat didefinisikan
serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. 8
Menurut Depdagri mitigasi (penjinakan) adalah segala
upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan
memperkecil akibat-akibat yang ditimbulkan oleh bencana, yang
meliputi kesiapsiagaan serta penyiapan kesiapan fisik,
kewaspadaan dan kemampuan mobilisasi.

7
Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana, Pasal 1 ayat 6.
8
Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
2.1.8 Pengertian Iklim
Menurut Tjasyono (2004), iklim merupakan keadaan rata-
rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu
yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap.
Sedangkan menurut Trewartha and Horn (1995) iklim merupakan
suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari
keadaan cauca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam
suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Gibb (1978) bahwa iklim ialah suatu peluang
statistik dalam berbagai keadaan atmosfer, antara lain yaitu suhu,
tekanan, angin kelembaban yang terjadi pada sebuah daerah selama
dalam jangka waktu yang panjang. Disebutkan bahwa iklim ialah
Sintesis kejadian suatu cuaca selama pada kurun waktu yang lama
atau panjang yang secara statistik cukup bisa dipakai untuk bisa
menunjukkan suatu nilai statistik yang berbeda dengan sebuah
keadaan di setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
Kartasapoetra (2012) juga mendefiniskan iklim adalah rata-
rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama yang
sifatnya tetap.9

2.1.9 Jenis-Jenis Iklim di Indonesia


a) Iklim Musim (Iklim Muson)
Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang
berubah-ubah setiap periode. Biasanya satu periode perubahan
angin muson adalah 6 bulan. Iklim musim terdiri atas muson
barat (angin musim barat daya) dan muson timur (angin musim
timur laut). Angin muson barat bertiup sekitar bulan Oktober
hingga April yang basah sehingga membawa musim
hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan April
hingga bulan Oktober yang bersifat kering yang mengakibatkan
wilayah Indonesia mengalami musim kering/kemarau.
9
www.Merdeka.com, Penegertian Iklim Menurut Para Ahli, diakses pada hari Rabu,
tanggal 16 Februari 2022
b) Iklim Tropis/Tropika (Iklim Panas)
Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis
akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Umumnya wilayah Asia tenggara memiliki iklim tropis,
sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim
subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah
Indonesia panas yang mengundang banyak curah hujan atau
hujan naik tropika.
c) Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang
memiliki banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air laut
menjadi udara yang lembap dan curah hujan yang tinggi

2.1.10 Pengertian Perubahan Iklim


Adapun definisi perubahan iklim adalah berubahnya
kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah
hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor
kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001).
Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun
waktu yang panjang. LAPAN (2002) mendefinisikan perubahan
iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca
pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala
global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara
keseluruhan. IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim
merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada
variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang
panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas
bahwa perubahan iklim mungkin karena proses alam internal
maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus
menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tahapan – Tahapan Daur Ulang Sampah

Daur ulang adalah suatu proses untuk mengembalikan


limbah - limbah atau bahan - bahan yang sudah tidak berguna
menjadi berguna kembali. Hal ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan seluruh bahan atau bahan tertentu saja yang akan
diolah kembali. Dengan membuangnya begitu saja, barang - barang
yang sudah tidak terpakai lagi, maka kita akan mengotori
lingkungan. Selain itu, hal ini juga pemborosan terhadap persediaan
bahan - bahan mentah bumi yang sangat berharga. Daur ulang
merupakan suatu penyelesaian yang tepat atas masalah tersebut.

Adapun tahap – tahap daur ulang sampah adalah :10

a) Mengumpulkan yakni mencari barang-barang/ sampah yang


sejenis. Yakni sampah organik dengan sampah organik sampah
anorganik dengan sampah anorganik.
b) Pemisahan yakni mengelompokkan sampah yang telah
dikumpulkan berdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas, dan
plastik.
c) Menggunakan kembali setelah dipilah, carilah barang yang
masih bisa digunakan kembali secara langsung. Bersihkan
terlebih dahulu sebelum digunakan.
d) Pendistribusian adalah mengirimkirim sampah yang telah dipilih
ke tempat daur ulang sampah, atau menunggu pengumpul
barang bekas keliling yang akan membeli barang tersebut.
e) Pembuatan produk atau material bekas yakni daur ulang sampah
dapat dimanfatkan kembali dan juga dibuat suatu kerajinan
tangan atau barang tertentu yang memiliki nilai ekonomi.

10
A. Guruh Permadi,Menyulap Sampah Menjadi Rupah (Surabaya: Muntaz Media 2011),
hal 36.
Pendaur ulang sampah dimasyarakat dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain pendaur ulangan sampah secara
manual, dan pendaur ulangan secara pabrik. Sampah yang
didaur secara manual biasanya berasal dari benda- benda
misalnya plastik, kertas, karton, besi tembaga, tulang, kaca dan
lain sebagainya. Pendaurulangan yang dilakukan pabrik juga
membutuhkan bahan baku yang berasal dari kaca, plasti, besi,
kaca, tulang, tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang
bersangkutan.

3.2 Proses Daur Ulang Sampah Terhadap Perubahan Iklim


Daur ulang sampah turut serta berpengaruh terhadap
perubahan iklim. Yang mana dengan proses daur ulang yang baik
dapat membantu mengatasi pemanasan global, efek rumah kaca
dan perubahan iklim. Hal ini ditunjang dengan teknologi yang
mutakhir yang dapat memilah dan medaur ulang sampah menjadi
energy dan suatu produk yang memiliki nilai ke-ekonomian.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun
2050 jumlah sampah secara global diperkirakan akan mencapai 3,4
miliar ton. Sampah sebanyak itu akan menghasilkan gas rumah
kaca berbahaya yang berkontribusi pada perubahan iklim. Tempat
pembuangan sampah padat merupakan sumber emisi metana
terbesar ketiga. Tempat pembuangan sampah yang melepaskan
15% emisi metana sendiri, setara dengan emisi dari lebih dari 21,6
juta mobil penumpang yang dikendarai selama satu tahun. Tentu
saja ini adalah jumlah yang sangat besar dan akan berkontribusi
banyak terhadap perubahan iklim.11
Perlu kerjasama antara segenap elemen masyarakat,
pemerintah dan seluruh pihak dengan kesadaran diri untuk hal

11
https://indikator.indikaenergy.co.id/, Atasi Perubahan Iklim Melalui Pengelolahan
Sampah, diakses pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022
suatu hal dimulai dari buang sampah pada tempatnya bukan di
sungai, dibakar maupun ditimbun dalam sampah.
Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik,
ada beberapa pendekatan teknologi, diantaranya penanganan
pendahuluan. Penanganan pendahuluan umumnya dilakukan untuk
memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang lebih baik dan
memudahkan penanganan yang akan dilakukan Penanganan
pendahuluan yang umum dilakukan saat ini adalah pengelompokan
limbah sesuai jenisnya, pwngurangan volume dan pengurangan
ukuran.12
Usaha penanganan pendahuluan ini dilakukan dengan
tujuan memudahkan dan mengefektifkan pengolahan sampah
sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang. Dalam
pengolahan sampah, upaya daur ulang akan berhasil baik dilakukan
pemilahan dan pemisahan komponen sampah mulai dari sumber
sampai ke proses akhirnya.
Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya
diprioritaskan sehingga termasuk yang paling penting didahulukan.
Persoalanya adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan
masyarakat. Pemilahan yang dianjurkan adalah pola pemilahan
yang dilakukan dimulai dari level sumber atau sifat awal yaitu
belum tercampur atau terkontaminasi dengan sampah lainya13.
Dengan daur ulang sampah dapur dan sampah pasar dapat
diolah menjadi pupuk. Sampah plastik dapat dilebur dan dicetak
ulang menjadi alat-alat rumah tangga. Sampah kayu dapat dipakai
sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan.Sampah kayu juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar. Sampah logam dan besi
dapat didaur ulang menjadin alat-alat pertanian dan pertukangan.
Pendaurulangan sampah sudah mempunyai nilai ekonomi
yang cukup tinggi di negara-negara maju. Banyak berdiri pabrik-

12
Emri Damanhuri dan Tri Patmi, Teknologi Pengelolaan Sanpah. (Bandung: Penerbit
ITB)
13
Ibid. hal 57
pabrik daur ulang sampah, mereka menjadikan sampah tersebut
sebagai bahan baku atas produk benda-benda teertentu, hal ini jelas
meningkatkan ekonomi benda yang bersangkutan.

Pengolahan sampah yang baik memberikan dua manfaat penting


yaitu:
a. Mengurangi pencemaran lingkungan.
b. Pemanfaatan sampah dapat meningkatkan nilai ekonomi atas
benda yang bersangkutan, sehingga menguntungkan masyarakat
tertentu yang mengolahnya.14

Berikut ini tabel data komposisi sampah berdasarkan sumber nya :

SUMBER KOMPOSISI

Rumah Tangga 572.728182

Pasar 272.518750

Kawasan 111. 447742

Perniagaan 99.408942

Fasilitas Publik 73.958396

Perkantoran 73.546697

Lainnya 28.259456

Gambar 3.1 Tabel komposisi sampah berdasarkan sumbernya


Sumber : https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/sumber

14
Ibid. hal 65
Diagram lingkaran dari tabel komposisi sampah

Diagram Lingkaran Komposisi Sampah

6%
6% Rumah tangga
8% Pasar
48% Kawasan
9%
Perniagaan
Fasilitas Publik
23% Perkantoran

Gambar 3.2 Diagram lingkaran komposisi sampah

3.3 Upaya Daur Ulang Sampah


Mendaur ulang sampah atau sering disebut dengan recycle
merupakan cara untuk mengolah barang bekas menjadi barang
bermanfaat lagi. Dengan melakukan daur ulang pada sampah
plastik, kita sudah membantu mengurangi terjadinya perubahan
iklim. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan
pemanfaatan ulang sampah anorganik. Bahkan hingga kini masih
banyak orang yang mengembangkan cara melakukan daur ulang
pada sampah anorganik. Berikut upaya yang dapat dilakukan dari
daur ulang sampah anorganik :
• Pot Bunga
Sampah anorganik bukan hanya dari kantong plastik atau
bungkus makanan, tapi juga dari botol minuman kemasan.
Untuk botol minuman kemasan, bisa dimanfaatkan kemballi
sebagai pot bunga.
Gambar 3.3 Pot dari botol plastik

• Ecobrick
Ecobrick dibuat dari botol plastik yang diisi dengan limbah
non biologis atau limbah dari plastik. Dalam prosesnya, limbah
yang ada di dalam botol tersebut haruslah padat. Ecobrick yang
sudah padat, nantinya dapat digunakan sebagai kursi ataupun
meja.

Gambar 3.4 Ecobrick yang sudah padat

Gambar 3.5 Ecobrick dijadikan bangku Gambar 3.6 Bangku


dan meja dari ecobrick
• Lampion dari botol bekas
Lampion bisa dibuat dari berbagai bahan seperti kertas,
plastik, dan material lainnya. Salah satu bahan sederhana dan
mudah ditemukan untuk membuat lampion adalah botol bekas
plastik. Cara membuat lampion sederhana dari botol bekas juga
cukup mudah. Ada banyak bentuk lampion yang bisa dibuat dari
botol bekas. Membuat lampion sederhana dari botol bekas ini
juga bisa membantu mengurangi sampah plastik yang menjadi
salah satu penyebab perubahan iklim. Dengan Cara Membuat
Lampion Sederhana dari botol bekas, sampah plastik bisa
dimanfaatkan dengan baik.

Gambar 3.7 Lampion dari botol bekas

• Keranjang Belanja
Produksi minuman gelas yang kemasannya terbuat dari
plastik kurang diimbangi oleh pengelolaan daur ulang. Hal itu
menyebabkan kemasan plastik air minum dan sejenisnya
meningkatkan polutan semakin besar di dunia. Selain
menimbulkan polusi di bumi, kemasan plastik yang sulit larut di
alam bebas mengotori lingkungan, ikan di laut, burung dan
satwa karena termakan tanpa disengaja.

Gambar 3.8 Keranjang belanja dari gelas plastik

• Tas dan dompet


Tidak semua yang berbahan plastik harus menjadi limbah.
Pasalnya ada yang menggunakan plastik untuk membuat
kerajinan dan juga meningkatkan kreativitas. Kreasi sampah
plastik yang dijadikan kerajinan tas dan dompet.

Gambar 3.9 Tas dari bungkus kopi Gambar 3.10 Tas dari kemasan sabun

Gambar 3.11 Dompet dari kemasan kopi

• Sapu
Siapa sangka botol bekas dan sampah plastik bisa menjadi sebuah sapu
untuk membersihkan lingkungan.

Gambar 3.12 Sapu dari botol bekas


• Lampu Hias

Gambar 3.13 Lampu dari sendok plastik

• Lampu Hias

Gambar 3.14 Tirai dari sedotan plastik

• Keranjang Sampah

Gambar 3.15 Keranjang sampah dari botol bekas


BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan
Hasil penelitian terhadap dampak sampah anorganik yang
dapat memicu terjadinya perubahan iklim menunjukkan bahwa sampah
yang tidak didaur ulang, sehingga akhirnya dilakukan pembakaran sampah
maka akan menghasilkan CO2 , N2O, NOx , NH3 , serta karbon organik
yang merupakan gas berbahaya yang menyebabkan perubahan iklim. Jika
terus menerus sampah yang ada selalu dibakar, produksi gas-gas
berbahaya semakin tinggi dan perubahan iklim semakin parah.
Dengan demikian, daur ulang sampah menjadi solusi yang
diberikan kepada masyarakat. Ketika sampah yang ada didaur ulang,
produksi gas-gas berbahaya akan berkurang dan tidak memperparah
perubahan iklim.

4.2 Saran
Melihat dampak positif dari daur ulang sampah terhadap
berkurangnya perubahan iklim sangat besar, saran yang dapat diberikan
kepada para pembaca adalah meningkatkan keinginan dan niat untuk
melaksanakan dan mengadakan program daur ulang terhadap sampah.
Pada saat yang sama, ini perlu dilakukan agar tidak memperparah
perubahan iklim di bumi. Meskipun penulis sudah berusaha untuk
menyempurnakan susunan makalah, tapi nyatanya mungkin penulis masih
banyak memiliki kekurangan yang harus diperbaiki.
Oleh karena itu, berbagai macam kritik dan saran dari pembaca
yang membangun sangat diharapkan guna bahan evaluasi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Novi Fuji. (2021, 8 Juli). Jelaskan Pengertian Iklim Menurut Para Ahli,
Berikut Jenis-Jenisnya, Jawa Barat : Merdeka.com. Diakses pada 5 Februari
2022 melalui https://www.merdeka.com/jabar/jelaskan-pengertian-iklim-
menurut-para-ahli-berikut-jenis-jenisnya-kln.html

Iklim : Pengertian Secara Umum Dan Menurut Para Ahli Serta Karakteristik
Unsur – Jenis - Sifat - Dampak Perubahan. (2020, 15 Mei). Teks.Co.Id.
Diakses pada 1 Februari 2022 melalui https://teks.co.id/pengertian-iklim-
secara-umum-menurut-para-ahli-serta-karakteristik-unsur-jenis-sifat-
dampak-perubahan/

Perubahan Iklim. (2019, 15 Oktober). Singaraja : Dinas Lingkungan Hidup.


Diakses pada 1 Februari 2022 melalui
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/perubahan-iklim-
climatechange32#:~:text=LAPAN%20(2002)%20mendefinisikan%20perub
ahan%20iklim,cuaca%20pada%20suatu%20daerah%20tertentu.&text=Pem
anasan%20global%20merupakan%20peningkatan%20rata,pada%20perubah
an%20pola%20iklim%20global

Atasi Pengelolaan Iklim Melalui Pengelolaan Sampah. (2021, 30 Juni).


INDIKATOR. Diakses pada 1 Februari 2022 melalui
https://indikator.indikaenergy.co.id/tahukah-kamu/atasi-perubahan-iklim-
melalui-pengelolaan-sampah/

Arti Pendayagunaan Adalah. (2020, 05 Februari), Lambeturah. Diakses pada 1


Februari 2022 melalui https://lambeturah.id/arti-kata-pendayagunaan-
adalah/

PENGERTIAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN


ANORGANIK. (2019, 01 Oktober), Singaraja : Dinas Lingkungan Hidup.
Diakses pada 20 Januari 2022 melalui
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-
pengelolaan-sampah-organik-dan-anorganik-13

Tysara laudia. ( 2021, 09 Juli). 8 Penyebab Iklim Global. Pahami Dampak


Buruknya bagi Kehidupan. Jakarta Pusat : Liputan6. Diakses pada 20
Januari 2022 melalui https://hot.liputan6.com/read/4602546/8-penyebab-
perubahan-iklim-global-pahami-dampak-buruknya-bagi-kehidupan

Mitigasi Adalah. (2022, 19 Januari). Dosen Pendidikan. Diakses pada 5 Februari


2022 melalui https://www.dosenpendidikan.co.id/mitigasi-adalah/

Anda mungkin juga menyukai