Anda di halaman 1dari 55

DAOP 6

YOGYAKARTA

KUMPULAN WAD PENTING

DI SUSUN OLEH

TIM INSTRUKTUR
UPT CREW KA KELAS BESAR YOGYAKARTA

UPT CREW KA KELAS BESAR YOGYAKARTA


2018

i
DAOP 6
YOGYAKARTA
DAFTAR ISI

POKOK BAHASAN
1. EO/97 TENTANG GO NO GO ITEM TIDAK BERFUNGSI ATAU
MENGALAMI GANGGUAN KETIKA DI LINTAS...................................1
2. OR/14 TENTANG PENGALIHAN TUGAS KONDEKTUR UNTUK KA
BARANG MAS DAN ASS MAS...........................................................5
3. EO/26 TENTANG PENYELIA RUNNING.............................................8
4. EO/48 TENTANG RUNNING KUPT DAN ASSUR................................9
5. EO/120 TENTANG AWAK KA HARUS MEMBAWA TANDA
KECAKAPAN...................................................................................10
6. CP/263 TENTANG KETENTUAN LD.................................................12
7. O/152 TENTANG LARANGAN MASINIS MENYERAHKAN PELAYANAN
LOKOMOTIF KEPADA ASISTEN MASINIS........................................14
8. O/140 TENTANG PENGALIHAN TUGAS TKA KE MAS DAN ASS MAS
PADA KA BARANG..........................................................................15
9. O/141 TENTANG PENGATURAN PREMI UNTUK KA BARANG
TERKAIT PENGALIHAN TUGAS TKA KE MAS DAN ASS MAS............18
10. EO/156 TENTANG PEMASIR TIDAK BERFUNGSI.............................21
11. EO/67 TENTANG LARANGAN TUKAR MENUKAS DINASAN............22
12. EO/409 TENTANG BILA PPJ BELUM MASUK STASIUN...................23
13. TS/33 TENTANG PENGGUNAAN RADIO.........................................27
14. EO/238 TENTANG PENDINASAN ORANG KETIGA/BELAJAR JALAN 29
15. OT/69 TENTANG MENCABUT RH SEBELUM TURUN DARI KABIN LOK
......................................................................................................30

ii
DAOP 6
YOGYAKARTA
16. OT/338 TENTANG PEMBENTUKAN MASINIS DAN ASISTEN MASINIS
......................................................................................................31
17. O/319 TENTANG MASINIS HARUS MENYALAKAN LAMPU KABIN
(MALAM HARI) DAN MEMBUNYIKAN S.35 SAAT MELEWATI
STASIUN SERTA MENYAKINKAN S.1...............................................33
18. OT/159 TENTANG HP HARUS OFF DI DEPAN PENYELIA, DILARANG
MEROKOK DALAM KABIN DAN PAKAIAN DINAS RAPI TANPA JAKET
......................................................................................................36
19. O/325 TENTANG LOCOTRACK TIDAK TERPANTAU SAAT DI LINTAS
......................................................................................................38
20. PH6/28 TENTANG PENGGUNAAN VAPOR.....................................42
21. OT/470 TENTANG MELEWATI BATAS WILAYAH SESUAI LINTAS
PADA O.23.....................................................................................43
22. O/538 TENTANG KECEPATAN MAKSIMAL UNTUK KRD,KRDI,KRDE
DAN RAILBUS.................................................................................44
23. OT/426 TENTANG BOLEH MENINGGALKAN LOK BILA LEBIH DARI 60
MENIT TIDAK ADA KEGIATAN BAIK LOK DINAS LANGSIR DAN DINAS
KA..................................................................................................46
24. RRT/81 TENTANG PENGGUNAAN GPS POTRABLE BILA GPS
SPEEDOMETER DI LOK MENGALAMI GANGGUAN.........................49

iii
DAOP 6
YOGYAKARTA
EO/97 TENTANG GO NO GO ITEM TIDAK BERFUNGSI ATAU
MENGALAMI GANGGUAN KETIKA DI LINTAS

d bandung0010 eo/97 12/06-2012 0830

= cta =

evp/vp sm/m op kom sintel sar m/jm pusdalopka jmi sar op opsar
daop 1 s.d 9 di jawa
divre/subdivre 1 s.d 3 di sumatera
kupt crew thb boo jng bd bjr cn pk smc cu pwt kta yk slo mn sb
sbi ml jr kpt tmb bta tnk mdn pd

1. menunjuk tgm kami no w/95 d tgl 11-06-2012 tentang no go item.

2. apabila satu atau lebih no go item mengalami kerusakan


sewaktu dalam perjalanan maka berlaku ketentuan sebagai
berikut :

a. kerusakan pada kipas pembersih kaca :


1) masinis segera melapor kepada pk.
2) kipas pembersih kaca masih dapat dioperasikan
menggunakan tuas darurat maka :
a) pada saat tidak terjadi hujan, masinis dapat menerus-
kan perjalanan sampai stasiun yg terdapat lokomotif
pengganti.
b) pada saat terjadi hujan, masinis meneruskan perja-
lanan, berjalan hati - hati dengan kecepatan maximum
30 km/jam sampai stasiun pertama berikutnya.
c) apabila masinis menganggap bahwa tidak memungkinkan
untuk melanjutkan perjalanan maka masinis harus minta
lokomotif pengganti melalui pk.
d) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
e) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun

1
DAOP 6
YOGYAKARTA
tempat berhenti.
3) kipas pembersih kaca tidak dapat dioperasikan mengguna-
kan tuas darurat maka :
a) pada saat tidak terjadi hujan, masinis dapat menerus-
kan perjalanan sampai stasiun yang terdapat lokomotif
pengganti.
b) pada saat terjadi hujan, masinis meneruskan perjalan-
an, berjalan hati - hati dengan kecepatan maximum 30
km/jam sampai stasiun pertama berikutnya kemudian
meminta lokomotif pengganti melalui pk.
c) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
d) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun
tempat berhenti

b. kerusakan pada lampu sorot ( headlight ) :


1) masinis segera melapor kepada pk.
2) pada perjalanan siang hari dan cuaca terang, masinis
boleh melanjutkan perjalanan sampai stasiun yang
terdapat lokomotif pengganti.
3) pada perjalanan malam hari atau saat cuaca gelap :
a) masinis melanjutkan perjalanan,jalan hati – hati
dengan kecepatan maximum 30 km/jam sampai stasiun
pertama berikutnya sambil memperdengarkan semboyan
35 berkali - kali
b) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
c) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun
tempat berhenti.

c. kerusakan pada suling lokomotif :


1) masinis segera melapor kepada pk dan melanjutkan
perjalanan, berjalan hati - hati dengan kecepatan
maximum 30 km/jam sampai stasiun pertama berikutnya.
2) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
3) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun tempat
berhenti.

2
DAOP 6
YOGYAKARTA
d. kerusakan pada lampu kabin masinis, pada perjalanan malam
hari atau pada saat cuaca gelap, masinis segera melapor
kepada pk dan meneruskan perjalanan lebih waspada pada
kecepatan normal sampai stasiun yang ditunjuk oleh pk
untuk melakukan perbaikan atau disediakan lampu yang
dapat berfungsi sebagai lampu kabin.

e. kerusakan pada perangkat siaga ( deadman device ), masinis


segera melapor kepada pk dan minta didampingi oleh salah
satu petugas dalam rangkaian kemudian melanjutkan perja-
lanan dengan lebih waspada pada kecepatan normal sampai
stasiun yang terdapat lokomotif pengganti.

f. kerusakan pada radio lokomotif :


1) masinis harus memberhentikan ka-nya di stasiun pertama
berikutnya untuk melapor kepada pk melalui ppka
kemudian melanjutkan perjalanan dengan lebih waspada
pada kecepatan normal sampai stasiun yang terdapat
lokomotif pengganti.
2) oc/pk harus melakukan pemantauan intensif terhadap
perjalanan tersebut melalui ppka.

g. kerusakan pada alat pengukur kecepatan, masinis segera


melapor kepada pk dan melanjutkan perjalanan dengan lebih
waspada pada kecepatan normal sampai stasiun yang terdapat
lokomotif pengganti.

h. pemadam api sudah digunakan dalam perjalanan, masinis


segera melapor kepada pk, memberhentikan ka-nya di stasiun
pertama berikutnya kemudian melanjutkan perjalanan setelah
pemadam api diganti.

i. kerusakan pada stop blok, masinis segera melapor kepada


pk, memberhentikan ka-nya di stasiun pertama berikutnya
kemudian melanjutkan perjalanan setelah stop blok diganti.

3
DAOP 6
YOGYAKARTA

3. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

4. sm/m op, m/jm pusdalopka, jmi sar op dan opsar untuk


pemantauan pelaksanaannya.

5. terima kasih

direksi pt kereta api Indonesia(persero)

4
DAOP 6
YOGYAKARTA
OR/14 TENTANG PENGALIHAN TUGAS KONDEKTUR UNTUK
KA BARANG MAS DAN ASS MAS

d sb-pasar turi or/14 04/08-2012 1730

=cta=

Evp/vp d.4sm man op kom keamanan pel sar sdm dan umum
Jm op sar kapusdal opka jm/asman perka
Ks/b kupt crew d.1 s/d 9 di jawa

1. Menunjuk :
a. Surat keputusan direksi pt. Kereta api (persero) no.
Kep.u/ot.003/rum 11/4/ka-2012 tentang pengalihan tugas dan
fungsi kondektur kepada masinis dan atau asisten masinis
untuk ka babaranjang di divre 3 ss dan ka commuterline
dilintas jabodetabek.
b. Hasil rapat direksi pt. Kereta api (persero) tanggal 31 juli 2012
yang memutuskan bahwa ka barang di jawa dijalankan tanpa
kondektur.
c. Nota d5 no.276/s/rum 8/2012 tanggal 3 agustus 2012 tentang
pengalihan tugas dan fungsi kondektur kepada masinis dan
/atau asisten masinis ka barang di jawa.
2. Mengalir dari butir nomor 1 diatas dengan ini diinstruksikan mulai
hari kamis tanggal 9 agustus 2012 jam 00.00 wib semua kereta api
barang dijawa tugas dan fungsi kondektur dialihkan kepada
masinis dan atau asisten masinis.
3. Menyimpang dari R-19 jilid rum1 pasal 20 dan 21 tugas dan fungsi
kondektur dialihkan kepada :
a. Masinis adalah sbb :
1. Sebagai pemimpin selama dalam perjalanan ka.
2. Sebagai koordinator seluruh petugas diatas ka.
3. Menandatangani lapka.
4. Menandatangani laporan kejadian luar biasa (kdlb).
b. Asisten masinis adalah sbb :

5
DAOP 6
YOGYAKARTA
1. Mencatat jam datang dan berangkat serta semua kejadian
penting yang berhubungan dengan perjalanan kereta api
dalam lapka.
2. Administrasi angkutan dan surat dinas.
3. Menyerahkan surat angkutan/ surat dinas kepada ppka
distasiun tujuan akhir.
4. Memandu langsiran untuk kereta apinya apabila distasiun
tersebut tidak ada juru langsir .
5. Membuat permintaan kereta api penolong ketika kereta
apinya membutuhkan kereta api penolong.
6. Memsang semboyan 3 untuk melindungi rangkaian kereta
apinya ketika diperlukan.
7. Membuat Laporan kejadian Luar biasa (kdlb).
4. Menyimpang dari R-19 rum 1 pasal 20 dan 21 serta R3 pasal 16
tentang prosedur pemberangkatan kereta api, khusus untuk
kereta api barang yang tugas dan fungsi kondektur telah dialihkan
kepada masinis diatur sebagai berikut :
a. Tanda perintah berangkat (semboyan 40)diberikan ppka/pap
kepada masinis/asisten masinis, setelah syarat – syarat
kemanan berangkat kereta api terpenuhi.
b. Setelah menerima semoyan 40, masinis/ asisten masinis wajib
memastikan bahwa sinyal keluar dalam indikasi aman untuk
kereta apinya.
c. Selanjutnya masinis membunyikan semboyan 35 sebagai tanda
mengerti dan memberangkatkan kereta apinya.
5. Apabila pada hari kamis 9 agustus 2012 terdapat kondektur :
a. Dinas melewati jam 00.00 maka kondektur tersebut tetap
menjalani dinasan sampai stasiun tujuan.
b. Dinas dan tidak melewati jam 00.00 kembali dinas pada hari
jum’at 10 agustus 2012 maka dinasan kembalinya menjadi
luar dinas.
c. Uang g.43 yang sudah diterima untuk dinasan kembalinya
dianggap sudah dijalani dinasannya.
6. Untuk masinis dan asiten masinis yang menjalankan tugas dan
fungsi kondektur diberikan premi kilometer ditambah premi

6
DAOP 6
YOGYAKARTA
tunggu kondektur dengan komposisi pembagian 40 persen untuk
masinis dan 60 persen untuk asisten masinis.
7. sm/m op jmi opsar untuk memastikan bahwa para kupt crew/
penyelia mas/kdr mengerti dan melakukan sosialisasi kepada crew
ka.
8. Evp/vp sm/m op melakukan pengawasan terhadap instruksi ini
serta membuat laporan selama masa 3 bulan sejak
diberlakukannya instruksi ini kepada direktur operasi c.q eo/ eop/
eoc.
9. Untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
10. Terima kasih.

Direksi pt kai (persero)di sbi

7
DAOP 6
YOGYAKARTA

EO/26 TENTANG PENYELIA RUNNING

d bandung 0010 eo/26 02/04/2013 17.20

=cta=

evp/vp sm/m op sdm keu jmi asmen opsar para kupt daop 1 s.d 9 di
jawa
evp/vp sm/m op sdm keu jmi asmen opsar para kupt daop 1 s.d 3 di
sumatera

1. menunjuk keputusan direksi :


a. nomor : kep.u/ot.003/ix/8/ka-2009 tentang pembentukan
satuan organisasi unit pelaksana teknis (upt) crew ka di bawah
seksi operasi di lingkungan pt. kereta api indonesia
b.menunjuk keputusan direksi nomor : kep.u/kp.110/ix/4/ka-
2012 tentang standar kompetensi kerja khusus perkeretaapian
bidang operasi

2. agar para penyelia masinis dan kondektur crew ka wajib


melakasanakan dinas running untuk meningkatkan pengawasan
pada pelaksanaan tugas pokok operasi

3. running dilakukan minimal 4 kali dalam sebulan dan diberikan


premi dengan tarif premi sebagai petugas lain

4. demikian untuk dilaksanakan dan terimakasih

8
DAOP 6
YOGYAKARTA
direksi pt. kereta api indonesia (persero)

EO/48 TENTANG RUNNING KUPT DAN ASSUR

d bandung0010 eo/48 04/04-2013 1555

=cta=

evp/vp sm/m op sdm keu jmi asmen opsar kupt crew daop 1 s.d 9
jawa evp/vp sm/m op sdm keu jmi asmen opsar kupt crew divre 1
s.d 3 di sumatra

1. menunjuk keputusan direksi :


a. nomor : kep.u/ot.003/ix/8/ka-2009 tentang pembentukan
kesatuan organisasi unit pelaksana teknis (upt) crew ka
dibawah seksi operasi di lingkungan pt. kereta api indonesia
b. menunjuk keputusan direksi nomor :
kep.u/kp.110/ix/4/ka-2012 tentang standar kompetensi kerja
khusus perkeretaapiaan bidang operasi
c. menunjuk tgm eo/26 tanggal 03/04/2013 tentang pelaksanaan
running bagi penyelia masinis dan penyelia kondektur crew

2. guna pengawasan pembinaan dan evaluasi kinerja sesuai dengan


pelaksanaan tugas pokok operasi maka dinas running diwajibkan
juga kepada para kupt crew ka dan para assur maksimal 5 (lima)
kali dalam 1 (satu) bulan

3. dinasan running harus dibuatkan ditablo dinasan dan diberikan


premi dengan tarif premi sebagai petugas lain

9
DAOP 6
YOGYAKARTA
4. sm/m op jmi opsar agar melakukan pengawasan

5. demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik baiknya

direksi pt. kereta api (persero)

EO/120 TENTANG AWAK KA HARUS MEMBAWA TANDA


KECAKAPAN

d bandung0010 eo/120 12/11/13 1520

=cta=

evp/vp sm/m op jmi asmen opsar kupt crew se jawa dan sumatra

1. menunjuk
a. surat kementrian perhubungan direktorat jenderal perkeretaapian
nomor : d.260/k5/djka/x/2013 perihal sertifikasi dan smart card awak
sarana perkeretaapiaan petugas prasarana perkeretaapian
b. undang-undang no.23 tahun 2007 tentang perkeretaapian telah
mengamanatkan bahwa pengoperasian prasarana dan sarana
perkeretaapian dilakukan oleh petugas dan awak sarana
perkeretaapian dilakukan oleh petugas dan awak sarana
perkeretaapian yang telah mempunyai sertifikasi kecakapan
c. peraturan dinas 16.a tentang dinas lokomotif diesel elektrik dan diesel
hidrolik bab ii bagian keempat mengenai persyaratan awak kereta api
pasal 5 ayat 1
d. peraturan dinas 16.b tentang dinas kereta rel listrik bab ii bagian
keenam mengenai persyaratan awak kereta api pasal 9 ayat 1

2. kami instruksikan kepada semua awak kereta api yang sedang bertugas
wajib :

10
DAOP 6
YOGYAKARTA
a. bagi awak kereta apiyang telah mengikuti sertifikasi dirjen
perkeretaapian membawa foto copy buku sertifikasi bidang kecakapan
dari dirjen perkeretaapian dan memakai smart card atau tanda
pengenal kecakapan dari dirjen perkeretaapian
b. bagi masinis membawa foto copy keterangan kecakapan sebagai
masinis untuk mengoperasikan lokomotif sesuai dengan jenis
lokomotif yang didinasi (o.64) dan tanda kecakapan pemahaman lintas
yang didinasi atau baan verkeneng (o.63)
c. bagi asisten masinis membawa foto copy keterangan kecakapan
sebagai asisten masinis (o.62)

3. kupt crew agar memerintahkan semua awak ka melengkapi instruksi


tersebut di atas

4. sm/m op asmen opsar agar mengawasi pelaksanaannya

5. demikian untuk dilaksanakan terima kasih

direksi pt.kai (persero)

11
DAOP 6
YOGYAKARTA

CP/263 TENTANG KETENTUAN LD

d bandung0010cp/263/1-2014 1600

=cta=

Evp/vpseniormanajer/
manajeroperasiangkutanpelayanansaranapengamankeuangansysteminf
ormasi
humasJuniormanager/ass.manoperasipemasaranangkpnpakutansikasb
esaranggarancustomercare
sccccjuniorsupervisorpendapatandaop1s.d9divreIs.diiiticketingcente
rithelpdeskkpbdcontact center121ptkcjks/bjawasumtra

1. MenunjukskdireksinoKP.U/LL.033/VII/36/KA-
2013tanggal10juli2013tentangperubahanatas
keputusandireksiPt.KeretaApiIndonesia(persero)nomorKEP.U/LL.003
/V/6/KA-2013tanggal24
mei2013tetnagtariffreduksiangkutankeretaapi

2. Menerangkanbahwayangdimasud:
a. Krukaadalahpetugasyangberdinasdiataskaterdiridarimasinis,asist
enmasinis,kondektur,
runningawakka,petugaspengawalka(kamtib)petugasrestorasiclea

12
DAOP 6
YOGYAKARTA
ningservice,petugascsot
termasuksiswayangsedangpraktekdinaskruka.\
b. Luar dinas (LD) adalah pegawai/pkm/pkwt/outsourcing yang
telah melakukan dinas dan kembali ke tempat kedudukannya
semua atau unutk memulai dinias tidak ditempat
kedudukannya. Contoh:
- Masinisbjrditugaskankirimlokkebd,makaperjalandaribdkem
balikenjradalahperjalan LD
- Masinisbdditugaskanmengambillokdibjr,makaperjalandaribdk
embalikebjradalah perjalanLDF
- PPKA/PA ccl ditugaskan dinas wakilan PPKA di kac perjalanan ccl-
kac dan pergi adalan perjalananLD
- Pegaaikantoryangbertugaskeluarkantor,perjalananpergidanpulan
gnyatidaktermasuk LD

3. DijelaskankembalibahwaKruKAdinasdanaauLuarDinas(LD)tidakdikena
kanperjalanandengan Persyaratan sebagai berikut:
a. MenggunakanR6atauseragamdinassesuaidenganketentuanun
itkerjanyayangtidak tertututp pakaianlainnya.
b. Tercatat dalamLKDR/Lapka
c. KruKALDwajiblaporkepadakondekturKAybsy=untukdicatatdala
mLKDR/Lapka
d. KhususuntukkruLDdenganjarakperjalanlebihdari150kmberhakata
standatempatduduk sepanjang tempat duduktersedia.

4. KruKALDtetapwajibmemilikitiketdenganpelayanansebagaiberikut:
a. KruKALDmenyerahkanfotokopisuratperintahperjalanandinas/
surattugasyangditandatangi
serendahrendahnyapejabatsetingkatdiatasnya.
(dapatberupag43atauLHM)kepada petugasloket/operator
b. Untuk perjalanan sampai dengan 150 km, kru KA LD tidak
diatas tempat duduk, tikert
menggunakanbtk245tanpabeadantanpanomortempatduduk

13
DAOP 6
YOGYAKARTA
c. Untukperjalanandiatas150kmKRUKALDberhakatasnomordudukse
panjangtempatduduk
masihtersedia,“KRUKALD”.Jikatempatduduktelahhabismakatiket
menggunakanbtk245 tanpabeadantanpanomortempatduduk
d. Foto copi surat perintah perjalanan dinas/surat
tugas/g.43/lhm dilampirkan dalam tembusan btk245 atau
laporanpenjualan
KetentuantiketbagikruKALDiniberlakumulaitanggal7januari2013

O/152 TENTANG LARANGAN MASINIS MENYERAHKAN


PELAYANAN LOKOMOTIF KEPADA ASISTEN MASINIS

d bandung0010 o/152 12/06/2014 08.55

= cta =

evp/vp sm/m op jmi jm asman op opsar 1 s.d 9 jawa dan divre 1 su


2 sb 3 ss

1. menunjuk pd 16a bab VI pasal 40 ayat 1 pada waktu langsir,


masinis tidak di perbolehkan menyerahkan lokomotif kepada
siapapun juga yang tidak berhak, demikian pula kepada asisten
masinis

2. kepada manager operasi jmi opsar, jmi op dan kupt crew ka,
asur masinis dan penyelia agar memberikan pembinaan kepada
masinis terkait :
- larangan masinis menyerahkan pelayanan lokomotif kepada
asisten masinis
- kecepatan langsir yang diizinkan (pd 19/I pasal 116 ayat 5)

14
DAOP 6
YOGYAKARTA

3. pastikan setiap awak ka mengerti, memahami dan melaksanakan


secara konsisten peraturan tersebut

4. bila diketahui adanya pelanggaran dinas sesuai instruksi yang


dapat mengakibatkan pl/plh atau potensi bahaya akan diberikan
sanksi tegas yang berjenjang

5. demikian untuk dilaksanakan dan terima kasih

direksi pt kai(persero)
O/140 TENTANG PENGALIHAN TUGAS TKA KE MAS DAN ASS
MAS PADA KA BARANG

d cirebon 1310 o/140 25/7-2014 14.30

=cta=

evp/vp deputy sm/m operasi sarana sdm&umum keuangan daop 1jak


s.d 9 jr

1. menunjuk dan memperhatikan :


a. pd 19 :
1. pasal 7 ayat 7 ( awak sarana kereta api )
2. pasal 40 ayat 2( pemeriksaan kereta api sebelum
berangkat)
3. pasal 66 ayat 2 dan 3 ( tindakan terhadap
kereta/gerbong yang dilepas distasiun antara )
4. pasal 67 ayat 2 sub c dan ayat 3 sub a ( kereta api
berhenti di stasiun akhir )
b. pd 16a :
1. pasal 12 ayat 12 dan 13 ( laporan kereta api )

15
DAOP 6
YOGYAKARTA
2. pasal 15 ayat 5 ( perangkaian lokomotif dalam rangkaian
kereta api )
3. pasal 20 ayat 3 ( kewajiban pembantu masinis )
4. pasal 42 ayat 6 dan ayat 7 ( langsir ke luar tanda batas
gerakan langsir )
5. pasal 54 ayat 2 ( percobaan rem statis )
6. pasal 64 ayat 1 dan ayat 2 ( alat perangkai kereta api
putus atau terlepas dalam perjalanan )
c. pd 8a :
pasal 45 ( pemeriksaan rangkaian untuk ka barang )
d. sk direksi no.kep.u/ot.003/vi/1/ka-2013 tgl 3 juni 2013
tentang pengalihan tempat kedudukan,perubahan pola kerja,
pengawasan urusan sarana kereta dan gerbong ( pus,puk,pug)
di lingkungan unit sarana dibawah daerah operasi di jawa

2. memperhatikan point 1 diatas,maka diinstruksikan mulai tanggal


1 agustus 2014,dilakukan pengalihan fungsi tka kepada masinis/
ass masinis pada semua ka barang di wilayah jawa

3. untuk keperluan pengalihan tugas dan kewajiban tka pada ka


barang di wilayah jawa maka di atur sbb :
a. menyimpang dari pd 19 jilid 1 pasal 7 dan pasal 40 ayat 2
tentang tugas dan kewajiban yang dialihkan dari tka ke pug
( schowing ) sbb :
1. menyaksikan percobaan pengereman statis
2. harus membantu/menyaksikan pemeriksaan kesiapan
rangkaian kereta api termasuk perangkat pengereman
3. pemeriksaan peralatan keselamatan,peralatan perangkai,
kelistrikan,dan kelengkapan inventaris gerbong
4. menyediakan 2 ( dua ) buah skip semboyan 21,dan disimpan
pada kotak peralatan tugas tka
5. melakukan pemasangan dan pelepasan semboyan 21 pada
rangkaian kereta api
b. menyimpang dari pd 19 jilid 1 pasal 7 ayat 1 dan pd 8a
pasal 44 sub i,tugas dan kewajiban yang dialihkan ke

16
DAOP 6
YOGYAKARTA
masinis dan asisten masinis adalah :
1. membantu masinis dalam memandu jalannya kereta api
dengan kecepatan terbatas atau dalam pemasangan
semboyan untuk mengamankan rangkaian kereta api
apabila terjadi gangguan pada prasarana dan/atau
sarana kereta api
2. melakukan pemeriksaan dan perbaikan ringan peralatan
atau fasilitas sarana kereta api dan/atau sarana
kereta api
3. kelengkapan kotak peralatan petugas tka ( inventaris )
meliputi sbb :
a. 2 ( dua ) buah bendera merah
b. 1 ( satu ) buah bendera kuning
c. toolkit ( kunci pipa,martil,tang,pahat,dript )
d. selang air brake,klipton ring dan seal
e. senter
f. jas hujan
c. menyimpang sk direksi no.kep.u/ot.003/vi/1/ka.2013 tgl 3
juni 2013 diktum ketigabelas poin 2,masinis/asisten
masinis tidak berkewajiban melakukan pemeriksaan/schowing
rangkaian pada saat kereta api berhenti di stasiun
ataupun petak jalan

4. kelengkapan inventaris sebagaimana di sebut pada point 3.b.3 )


di tetapkan sebagai inventaris lokomotif

5. sm/m sarana atur kelengkapan inventaris pada point 4 untuk


segera diserahterimakan,sambil menunggu kelengkapan maka
inventaris yang ada sementara dapat dipergunakan masinis/
asisten masinis dalam pelaksanaan tugas

6. hal hal lain yang terkait dengan instruksi ini akan diatur
lebih lanjut dalam surat keputusan direksi

7. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan

17
DAOP 6
YOGYAKARTA
terima kasih

direksi pt kereta api indonesia ( persero ) di cirebon

O/141 TENTANG PENGATURAN PREMI UNTUK KA BARANG


TERKAIT PENGALIHAN TUGAS TKA KE MAS DAN ASS MAS

d cirebon1311 o/141 25/7-2014 14.35

=cta=

e/vp sm/m op sar sdm dan umum keu daop 1jak s.d 9jr
e/vp sm/m op sar sdm dan umum keu divre 3 sumsel subdiv 3.1 kpt
3.2 tnk

1. menunjuk :

a. wad direksi nomor o/140 tanggal 25 juli 2014 perihal :


- pengalihan tanggung jawab dinas tka kepada pug
- pengalihan tugas dan fungsi tka pada ka barang di jawa
kepada masinis dan asisten masinis
b. wad eoc/79 tgl 4 april 2014 perihal pemberian tambahan
berupa premi tambahan dan premi kilometer tka ka barang
kepada masinis dan asisten masinis ka barang di divre 3
sumsel
c. surat keputusan direksi nomor kep.u/kp.209/xii/2/ka-2013
tgl 17 desember 2013 ttg besaran tarif premi awak sarana

18
DAOP 6
YOGYAKARTA
perkeretaapian

2. sebagai konsekuensi dari pengalihan tugas dan fungsi tka ka


barang di divre 3 sumsel dan ka barang di jawa kepada masinis
dan asisten masinis sambil menunggu p dan t surat keputusan
direksi nomor kep.u/kp.209/xii/2/ka-2013 ttg besaran tarif
premi awak sarana perkeretaapian maka kepada masinis dan
asisten masinis ka barang di divre 3 sumsel dan ka barang di
jawa diberikan tambahan berupa premi tambahan dan premi
kilometer dengan ketentuan sbb :

a. untuk ka barang di divre 3 sumsel :


1) premi tambahan sebesar 50% dari nilai yg diberikan
kepada tka ( 50 % x rp. 10.584 = rp. 5.292 )
2) premi kilometer sebesar 50% dari nilai yg diberikan
kepada tka ( 50 % x rp. 26.334/per 100 km = rp. 13.167 )
3) pembagian besaran premi tambahan masinis dan asisten
masinis sbb :

a. masinis sebesar 60 % dari premi tambahan sesuai poin


2.a.1 ( 60 % x rp. 5.292 = rp. 3.175 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi tambahan
sesuai poin 2.a.1 ( 40 % x rp. 5.292 = rp. 2.117 )

4) pembagian besaran premi kilometer masinis dan asisten


masinis sbb :

a. masinis sebesar 60 % dari premi kilometer sesuai


poin 2.a.2 ( 60 % x rp. 13.167/per 100 km = rp.
7.900 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi kilometer
sesuai poin 2.a.2 ( 40 % x rp. 13.167/per 100 km =
rp. 5.267 )

b. untuk ka barang di jawa :

19
DAOP 6
YOGYAKARTA

1) premi tambahan sebesar 50% dari nilai yg diberikan


kepada tka ( 50 % x rp. 11.088 = rp. 5.544 )
2) premi kilometer sebesar 50% dari nilai yg diberikan
kepada tka ( 50 % x rp. 13.283/per 100 km = rp. 6.641 )
3) pembagian besaran premi tambahan masinis dan asisten
masinis sbb :

a. masinis sebesar 60 % dari premi tambahan sesuai poin


2.b.1 ( 60 % x rp. 5.544 = rp. 3.326 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi tambahan
sesuai poin 2.b.1 ( 40 % x rp. 5.544 = rp. 2.217 )

4) pembagian besaran premi kilometer masinis dan asisten


masinis sbb :

a. masinis sebesar 60 % dari premi kilometer sesuai


poin 2.b.2 ( 60 % x rp. 6.641/per 100 km = rp.
3.984 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi kilometer
sesuai poin 2.b.2 ( 40 % x rp. 6.641/per 100 km =
rp. 2.656 )

3. tata cara pemberian premi tambahan dan premi kilometer


mengacu pada ketentuan dalam sk direksi dalam poin 1.c

4. wad ini berlaku mulai tanggal 1 agustus 2014 dan dengan


terbitnya wad ini maka wad eoc/79 tanggal 4 april 2014 tidak
berlaku lagi

5. hal-hal lain yang terkait dengan instruksi ini akan di atur


lebih lanjut dalam sk direksi

6. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab


terima kasih

20
DAOP 6
YOGYAKARTA

direksi pt. kai ( persero ) di cirebon

EO/156 TENTANG PEMASIR TIDAK BERFUNGSI

d bandung0010 eo/156 09/12'2014 1825

=cta=

evp/vp sm/m op i/jmi opsar daop 1 s.d 9 di jawa


evp/vp divre 1 su subdivre 3.1 kpt 3.2 tnk

1. menunjuk hasil excom hari senin tanggal 8 desember 2014


tentang alat pemasir di lokomotif, diinstruksikan :
a. kepada kupt crew ka jawa - sumatera agar disosialisasikan
kepada masinis sebelum dinas untuk menyakinkan alat
pemasir lokomotif berfungsi dengan baik.
b. apabila ada temuan alat pemasir lokomotif tidak berfungsi
dengan baik masinis / kupt crew ka harus lapor ke kdt
untuk perbaikan atau ganti lokomotif.
c. apabila alat pemasir lokomotif tidak bisa diperbaiki atau
tidak ada lokomotif pengganti masinis / kupt crew ka
harus meminta kdt untuk memberikan catatan di t.200 bahwa
alat pemasir lokomotif tidak berfungsi.

2. kepada sm/m op i/jmi opsar untuk pengawasan pelaksanaannya.

21
DAOP 6
YOGYAKARTA

3. demikian untuk dilaksanakan terimakasih

direksi pt.kai (persero)

EO/67 TENTANG LARANGAN TUKAR MENUKAS DINASAN

d bandung0010 eo/67 08/01'2015 0915

=cta=

evp/vpsm/
mopopsarsdmdanumumjmiasmenopsarkupt
crewdaop 1 s.d 9 divre 1 s.d3

1. Menyikapi dari hasil sidk tim oe/eoc dilapangan dan dari


beberapa laporan yang kami terima bahwa dalam
pengaturan d tablo dinasan masih ditemukan adanya crew
ka yang melakukan tukar menukar dinasan

2. Atas hal tersebut diatas dengan ini kami instruksikan:


a. Dilarang melakukan tukar menukar dinasan yang sudah di atur
oleh tablo dinasan.
b. Apabila karena keperluan yang sangat penting/urgent harus
ada ijin tertulis dari KUPT crew atau JPOD

22
DAOP 6
YOGYAKARTA
c. KUPT crew untuk aktif mengawasi semua kegiatan di
lingkungannya termasuk adanya tukar menukar dinasan dan
pengawasan assesment pradinas
d. KUPT crew wajib melakukan pembinaan dan pemahaman
secara aktif dan terprogam tentang larangan tukar menukar
dinasan.

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

Direksi PT KAI

EO/409 TENTANG BILA PPJ BELUM MASUK STASIUN

bandung0010 eo/409 27-04-2015 14.00

=cta=

evp/vp daop 1 s.d 9 divre 1 s.d 3 subdivre 3.1 kpt 3.2 tnk
sm/m operasi sarana sintel jj daop 1 s.d 9 divre 1 s.d 3
subdivre 3.1 kpt 3.2 tnk
1. menunjuk :
a. pd 19 jilid rum 1 pasal 41, tentang pemeriksaan jalur
kereta api.
b. lampiran 2 pd 19 jilid rum 1, bentuk 90 (berjalan hati –
hati)rum 1 huruf a.
2. guna menghindari kelambatan perjalanan kereta api akibat
pemberian btk. 90 (bh) yang disebabkan karena ppj belum
masuk, pemeriksaan jalur kereta api diatur sbb :
a. jalur kereta api harus diperiksa paling sedikit 2 (dua)
kali dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam, masing –

23
DAOP 6
YOGYAKARTA
masing disesuaikan dengan kebutuhan waktu pemeriksaan
oleh petugas pemeriksa jalur (ppj).
b. untuk memenuhi ketentuan sebagaimana pada huruf a,
jpjd bersama jpod menetapkan jadwal pemeriksaan jalur
atau bagian jalur untuk pemeriksaan pertama dan kedua,
baik yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan
pemeriksa jalur (kpj), selanjutnya dengan berpedoman
pada peraturan perjalanan dibuat “grafik perjalanan
pemeriksa jalur” yang ditandatangani oleh jpjd dan jpod,
serta dalam pelaksanaannya di bawah pengawasan ppka.
c. untuk keperluan pengawasan ppj oleh ppka sebagaimana
pada huruf b, disetiap stasiun harus dipasang “grafik
perjalanan pemeriksa jalur”.
d. pengawasan ppka sebagaimana pada huruf c adalah
apabila buku “pas jalan” (bentuk j.91)telah diterima dan
ditandatangani oleh ppka stasiun permulaan pemeriksaan,
yang dilewati dan/atau stasiun akhir perjalanan petugas
pemeriksa jalur (ppj) yang ditentukan dalam buku “pas
jalan”.
e. apabila permulaan pemeriksaan jalur dimulai dari pos ppj,
buku “pas jalan” saling ditandatangani oleh ppj sedangkan
apabila dimulai dari gardu perlintasan, buku “pas jalan”
ditandatangani oleh penjaga perlintasan yang
bersangkutan.
f. apabila pada lintas yang diperiksa olehpetugas pemeriksa
jalur yang pemeriksaannya melewati stasiun tutup, petugas
pemeriksa jalur yang bersangkutan harus mencatat pada
buku “pas jalan antara” sebagai bukti bahwa petak jalan
atau sebagian petak jalan dibelakangnya telah diperiksa.
g. apabila dalam pemeriksaan ppj mendapati bagian jalur ka
yang dianggap membahayakan perjalanan kereta api (misal
longsor,banjir, rel patah), ppj melaporkan kejadian
tersebut kepada ppka stasiun terdekat dengan
menggunakan alat komunikasiserta menyebutkan
semboyan yang harus dipasang, selanjutnya ppj dapat

24
DAOP 6
YOGYAKARTA
meneruskan pemeriksaan setelah petugas regu perawatan
atau kupt jalan rel datang di lokasi kejadian.
h. ppka yang menerima laporan ppj sebagaimana pada
huruf g, segera melakukan tindakan :
1) memberitahukan kepada ppkp dan kupt jalan rel yang
terkait;
2) sebelum memberangkatkan kereta api yang akan melalui
petak jalan tersebut, harus memberitahukan kepada
masinis dengan sesuai dengansemboyan yang dipasang
sebagai berikut :
a) apabila semboyan yang dipasang berupa semboyan
pembatas kecepatan :
(1)untuk kereta api yang berhenti di stasiunnya
pada lapka dan lkdr diberikan catatan pembatas
kecepatan sesuai dengan semboyan pembatas
kecepatan yang terpasang;
(2)untuk kereta api langsung diberitahu menggunakan
alat komunikasi melalui ppkp dan menyebutkan letak
pembatas kecepatan sesuai dengan semboyan
pembatas kecepatan yang terpasang, dan setelah
menerima pemberitahuan masinis mencatat pada
lapkanya;
b) apabila semboyan yang dipasang berupa semboyan
berhenti (semboyan 3) :
(1) untuk kereta api yang berhenti di stasiunnya
pemberangkatan kereta api harus menunggu
perintah lebih lanjut;
(2) untuk kereta api langsung diberhentikan luar
biasa di stasiunnya
(sesuai ketentuan peraturan dinas 19 jilid i
pasal 86);
i. apabila ppj belum menyelesaikan pemeriksaan pada petak
jalan sebagaimana tercantum pada grafik ppj maka kereta api
pertama yang akan melewati petak jalan tersebut diatur
sebagai berikut.

25
DAOP 6
YOGYAKARTA
1) Untuk kereta api yang berhenti di stasiunnya diberikan
perintah “berjalanhati-hati” (bentuk 90) dan masinis harus
benar-benar memperhatikan akan kemungkinan adanya
halangan pada petak jalan yang bersangkutan tanpa
mengurangi kecepatan sesuai O.100;
2) Untuk kereta api langsung pemberian perintah
“berjalan hati-hati” menggunakan telepon pk dari ppka
kepada masinis melalui ppkp dengan menyebutkan nomor
bentuk 90 serta menyebutkan bahwa ppj belum masuk
stasiun,dan masinis harus benar-benar memperhatikan
akan kemungkinan adanya halangan pada petak jalan yang
bersangkutan tanpa mengurangi kecepatan sesuai O.100;
3) Keretaapi berikutnya tidak perlu diberikan perintah
“berjalan hati-hati” meskipun ppj belum masuk;

4) Apabila telepon pk tidak berfungsi dengan baik maka


pemberian perintah “berjalanhati-hati” diberikan bentuk 90
secara fisik dan untuk kereta api langsung harus di blb kan
sesuai pd 19 jilid 1 pasal 86;
5) Pada petak jalan jalur ganda, tindakan sebagaimana pada
angka 1),2),3), dan 4) berlaku untuk masing-masing jalur
yang diperiksa hulu atau hilir.
j. ppka mencatat jam kedatangan dan keberangkatan ppj di
buku warta ka.

3. pada saat melaksanakan tugasnya, ppjharus dilengkapi


dengan :
a. alat pelindung diri;
b. alat komunikasiberupapesawat handy talky (HT) dan
handphone (HP);
c. daftar waktu perjalanan ka dalam waktu dinasannya.

4. dengan berlakunya ketentuan pada butir 2, maka


keseluruhan pasal 41 peraturan dinas 19 jilid rum 1 dan
lampiran 2 rum 1 huruf a peraturan dinas 19 jilid rum 1

26
DAOP 6
YOGYAKARTA
dinyatakan tidak berlaku

5. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

direksi pt kai(persero)

TS/33 TENTANG PENGGUNAAN RADIO

d bandung0010 ts/33 03/12-2015 1120

= cta =

evp/vp, sm/m sintelis, sm/m operasi, sm/m sarana daop 1 s/d 9,


divre i, divre iii

1. kami sampaikan kembali beberapa hal penting dalam tata cara


atau prosedur pelayanan komunikasi ppkp pada sistem radio
traindispatching atau radio perka sebagai berikut :

i. ppkp melakukan panggilan


a. ppkp sudah melakukan pemilihan atau pengendalian section atau
sector yang sesuai.
b. panggilan oleh ppkp diawali dengan mengetikkan atau memilih id
pesawat yang akan dipanggil diikuti dengan menekan tombol “send code”,

27
DAOP 6
YOGYAKARTA
"call" atau “enter”, komunikasi dapat terbentuk apabila status id yang
dipilih berubah menjadi “ack” atau "connected".
c. untuk sistem pk yang sudah berbasis digital atau multikanal, ada
tambahan fasilitas group call dimana panggilan grup dilakukan dengan
menekan tombol "call group" atau dengan cara memilih alamat grup
diikuti dengan menekan tombol "send code".

ii. ppkp menerima panggilan


a. setiap panggilan baru memberikan indikasi suara dan tampilan
panggilan masuk yang perlu direspon oleh ppkp.
b. ppkp menerima panggilan dengan melakukan pemilihan pada id
pesawat yang baru melakukan panggilan dilanjutkan dengan menekan
tombol “send code” atau “enter” atau menekan foot switch, komunikasi
dapat terbentuk apabila status id yang dipilih berubah menjadi “ans” atau
"connected".

2. ppkp mengakhiri panggilan atau call clear apabila keperluan


untuk komunikasi kepada radio lokomotif maupun stasiun
dimaksud sudah dianggap selesai atau radio lokomotif sudah
melakukan check out dari section pengendalian ppkp.

3. mohon agar teleks ini dapat menjadi panduan dalam pelayanan


komunikasi radio traindispatching atau radio perka oleh ppkp.

4. terima kasih.

direksi pt. kai ( persero )

28
DAOP 6
YOGYAKARTA

EO/238 TENTANG PENDINASAN ORANG KETIGA/BELAJAR


JALAN

d bandung0010 eo/238 16/12-2015 0950

=cta=

evp/vp sm/m op sdm umum quality controller operasi crew ka


jm/asmen opsar
daop 1 s.d 9 di jawa divre 1 su 2 sb sub divre 3.1 kpt 3.2 tnk
kupt crew jng thb bd bjr cn tg smc cu pwt kta yk slo mn sb sbi
ml jr mdn kis pd kpt tmb tnk tjh

1. menunjuk :
a. sk direksi nomor kep.u/kp.209/xii/2/ka-2013 tentang
besaran tarif premi awak sarana perkeretaapian

29
DAOP 6
YOGYAKARTA
b. peraturan menteri perhubungan republik indonesia nomor 155
tahun 2015 tentang sertifikasi kecakapan awak sarana
perkereta apian
c. sk mutasi menjadi asisten masinis yang berlaku efektif
mulai bulan oktober 2015

2. guna meningkatkan kompetensi sebagai asisten masinis serta


mempertahankan bentuk o.63 (pemahaman lintas), sambil
menunggu pelaksanaan sertifikasi ditjenka, asisten masinis
sesuai butir 1.c diatas yang belum memiliki sertifikasi
ditjenka agar ditugaskan dinas ka dengan penugasan sebagai
petugas lainnya

3. quality controller operasi crew ka kupt crew agar melakukan


pengawasan terhadap butir 2 (dua) diatas

4. demikian terima kasih.

direksi pt.kai (persero)

OT/69 TENTANG MENCABUT RH SEBELUM TURUN DARI


KABIN LOK

d bandung0010 ot/69 4/5-'16 14.10

=cta=

evp vp daop 1 s.d 9 divre i s.d iv


senior manager/manager op daop 1 s.d 9 divre i s.d iv
qc crew opsar daop 1 s.d 9 divre i s.d iv
kupt crew ka se jawa dan sumatera

1. menunjuk

30
DAOP 6
YOGYAKARTA
a.pd 16a jilid 1 pasal 36 ayat 6 tentang meninggalkan
Lokomotif secara bergantian jika memungkinkan dan telah
mendapat izin
b.pd 16a jilid 1 pasal 14 ayat 7 dan 9 tentang pergantian
awak ka di stasiun

2. berdasarkan point satu diatas untuk menjamin keselamatan


dan keamanan perka diinstruksikan kepada masinis untuk
mencabut reverser handle sebelum turun dari kabin lokomotif

direksi pt kereta api (persero)

OT/338 TENTANG PEMBENTUKAN MASINIS DAN ASISTEN


MASINIS

d   bandung 0010    ot/338     24-05-2016   1755        


    
=cta=

evp vp daop 1 s.d 9 divre i s.d iv senior manager/manager op daop 1 s.d 9


divre i s.d iv
qc kru opsar daop 1 s.d 9 divre i s.d iv kupt kru se jawa dan sumatera

1.menunjuk
  a.pm 155 tahun 2015 tentang sertifikasi kecakapan awak sarana
    perkeretaapian
  b.pd 16a jilid I tentang dinas lokomotif diesel eletrik dan
    diesel hidrolik

31
DAOP 6
YOGYAKARTA
  c.pd 19 jilid I tentang urusan perjalanan kereta api dan
    urusan langsir

2.berdasarkan pada angka 1:


  a.dalam pembentukan masinis dinas langsir :
    1).bagi pekerja yang telah memiliki sertifikat kecakapan
       awak sarana perkeretaapian tingkat pertama tetapi belum
       pernah praktik pengoperasian lokomotif/krd untuk langsir,
       dapat ditugasi sebagai masinis langsir apabila telah
       melakukan praktik langsir minimal selama 1 (satu) bulan
       didampingi penyelia/instruktur dari upt kru seizin sm/m
       operasi dan dinyatakan cakap.
    2).dalam pembentukan asisten masinis dan masinis langsir,
       untuk memperoleh keterangan kecakapan asisten masinis
       harus melakukan praktik langsir didampingi
       penyelia/instruktur selama selama 2 (dua) bulan.
  b.dalam pembentukan masinis dinas ka :
    pembelajaran taktis pengoperasian lokomotif/krd dinas ka
    untuk pemegang sertifikat awak sarana perkeretaapian tingkat
    pertama diatur sebagai berikut ;
    1).pelaksanaan pembelajaran harus atas perintah sm/m  
       operasi dan dilaksanakan oleh penyelia/instruktur dari
       upt kru yang serendah-rendahnya telah memiliki
       sertifikat kecakapan awak sarana perkeretaapian tingkat
       muda.;
    2).asisten masinis yang belajar sekurang-kurangnya telah
       bertugas selama 1000 (seribu) jam kerja;
    3).tahapan pembelajaran dimulai :
       a).dari  ka lokal, selanjutnya secara bertahap ka barang,
          ka ekonomi jarak jauh, ka bisnis dan ka eksekutif;
       b).dari lintas datar selanjutnya lintas
          tanjakan/turunan,lengkung;
    4).proses pembelajaran dilakukan tidak pada jam sibuk;
    5).dalam proses pembelajaran, posisi penyelia/instruktur
       berada di samping atau di belakang asisten masinis yang

32
DAOP 6
YOGYAKARTA
       sedang belajar mengoperasikan lokomotif/krd dan masinis
       berada diposisi asisten masinis;

3.pada saat pembelajaran asisten masinis pegang handle,


  keselamatan perjalanan kereta api menjadi tanggungjawab
  penyelia/instruktur

4.agar dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab

                            direksi pt kai ( persero)   

O/319 TENTANG MASINIS HARUS MENYALAKAN LAMPU


KABIN (MALAM HARI) DAN MEMBUNYIKAN S.35 SAAT
MELEWATI STASIUN SERTA MENYAKINKAN S.1

d bandung0010 o/319 23/6-2016 15.25

=Cta=

evp/vp daop 1 s/d 9


sm/m operasi daop 1 s/d 9
qc op opsar crew ka kapusdal daop 1 s/d 9
kupt stasiun crew ka se jawa

1.Menunjuk :
a) Pd 19 jilid I pasal 54 ayat (3) tentang tertib penerimaan
kereta masuk
b) Pd 19 jilid 1 pasal 14 tentang pengendalian perjalanan
kereta api

33
DAOP 6
YOGYAKARTA
c) Pd 16 A Jilid I Bab X bagian keduapuluh dua pasal 81
tentang lampu kabin
d) Pd 3 pasal 13 tentang semboyan 1 isyarat kondisi siap
e) warta dinas direksi no.d3/263d tgl.25 agustus 2011 tentang
ketentuan bagi masinis ketika melewati stasiun

2.Terkait butir 1 (satu) di atas, guna mendukung keselamatan


Perjalanan kereta api diinstruksikan kembali kepada :
a) PPKA :
1) Melakukan “isyarat kondisi siap” (semboyan 1) dan
mengawasi kedatangan kereta api serta jalur yang akan
dilalui sampai kereta api telah berhenti betul dan
berada di antara dua tanda batas ruang bebas (semboyan
18) pada jalur untuk kereta api tersebut, sedangkan
untuk kereta api yang berjalan langsung hingga melalui
wesel terakhir sambil memperhatikan semua semboyan
kereta api.
2) Setelah selesai melaksanakan semboyan 1 wajib melaporkan
kepada ppkp menggunakan radio way station (ws) bukan
menggunakan pesawat Rig / HT maupun Toka, dengan
format laporan sbb:
a). Pada siang hari " ka ...(no ka)
masuk/langsung/berangkat jam ... lengkap dengan
semboyan 21"
b). Pada malam hari " ka ... masuk/langsung/berangkat
jam ... lengkap dengan semboyan 21 dan lampu kabin
lokomotif menyala/tidak menyala"
3) Melaporkan kepada PPKP dikesempatan pertama saat tidak
menyaksikan masinis tidak menyalakan lampu kabin dan
tidak membunyikan s.35 (pada malam hari).
4) untuk point 2 ditegaskan kembali bahwa PPKA benar-benar
memastikan semboyan KA dan lampu kabin ( pada malam
hari )
b) Masinis :
1) wajib menyalakan lampu kabin lokomotif dan

34
DAOP 6
YOGYAKARTA
memperdengarkan semboyan 35 saat melewati stasiun dan
memperhatikan semboyan 1 PPKA.
2) melaporkan ke PPKP apabila semboyan 1 tidak dilaksanakan
oleh PPKA.

c) PPKP :
1) berkewajiban untuk mengkonfirmasi kepada masinis apabila
berdasarkan laporan Ppka, masinis tidak menyalakan lampu
kabin lokomotif (pada malam hari) saat masuk/lewat di
stasiun dan memerintahkan stasiun berikutnya untuk mem
BLB kan ka tersebut bila tidak ada respon dari masinis.
2) Berkewajiban mengingatkan kepada Ppka apabila
berdasarkan laporan Masinis, PPKA tidak melaksanakan
semboyan 1 serta membuat laporan kepada kapusdal
3) Aktif berkomunikasi dengan masinis terutama di jam-jam
rawan mengantuk.

3. sm/m op kapusdal qc op crew ks/b untuk pengawasan ,


demikian untuk dilaksaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.

direksi pt.kai (persero)

35
DAOP 6
YOGYAKARTA

OT/159 TENTANG HP HARUS OFF DI DEPAN PENYELIA,


DILARANG MEROKOK DALAM KABIN DAN PAKAIAN DINAS
RAPI TANPA JAKET

d bandung0010 ot/159 19/07-2016 1305

=cta=

evp vp daop 1 s.d 9 divre i s.d iv sm/m op daop 1 s.d 9


divre i s.d iv qc qcrew opsar daop 1 s.d 9 divre 1 s.d 9
kupt crew ka se jawa sumatera

1. menunjuk ;
a.pd 16a jilid i pasal 19 ayat 10 tentang pembagian tugas
antara masinis, asisten masinis dan teknisi lokomotif
selama dalam perjalanan
b.instruksi direksi nomor 23/ps.103/ka-2010 tentang
pemeriksaan di depo, stasiun pemberangkatan,stasiun
pemeriksaan untuk lokomotif siap dinas ka
c.pd 16a jilid i pasal 75 point a tentang larangan pada waktu
menjalankan dinas

36
DAOP 6
YOGYAKARTA
d.instruksi direksi nomor 3/ll.006/ka-2014 tentang larangan
merokok di semua rangkaian kereta api
e.instruksi direksi pt.kai (persero) nomor: 4/ll/ka-2012
tentang larangan merokok diatas kereta-api
f.sk direksi pt.kai(persero) nomor :
kep.u/um.108/iii/2/ka-2015 tentang pakaian dinas pekerja

2.terkait butir 1 diatas, guna mendukung keselamatan, ketertiban


dan pelayanan, diinstruksikan kepada jajaran upt crew dan awak
ka ;

A.untuk menonaktifkan handphone dari mulai dinas sampai akhir


dinasan ka, meyakinkan kepada penyelia prihal non aktif
handphone dengan cara memperlihatkan secara fisik kemudian
menyimpan di dalam tas pada saat asesment pra dinas
B.dilarang merokok di sarana kereta api baik
lokomotif,kereta,gerbong dan sarana gerak lainnya pada saat
perjalanan dan atau berhenti di stasiun, mematuhi aturan
supaya tidak merokok selain di tempat yang telah ditentukan
baik dilingkungan kantor maupun stasiun bagi yang membawa
rokok wajib menyimpan rokok di dalam tas mulai dinas sampai
dengan akhir dinas
C.wajib memakai seragam dinas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku tanpa memakai jaket/rompi (kecuali yang sudah diatur
oleh perusaahaan) setiap memasuki tempat kerja,memasuki
boarding stasiun dan memasuki area stasiun

3. sm/m op kapusdal qc op crew opsar ks/b untuk pengawasan,


demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

direksi pt.kai (persero)

37
DAOP 6
YOGYAKARTA

O/325 TENTANG LOCOTRACK TIDAK TERPANTAU SAAT DI


LINTAS

d bandung0010 o/325 21/12-16 1650

=cta=

epv/vp deputy epv/vp senior manager/manager operasi sarana it


daop 1 s/d 9 di jawa

1. menunjuk :
A. keputusan direksi no. kep.u/tm.105/vi/1/ka-2013 tanggal 28
juni 2013 perihal pengelolaan perangkat pelacak posisi
lokomotif (locotrack).
B. wad direksi no. wad o/65d tanggal 30 desember 2013 perihal
pengaturan penanganan apabila pelacak posisi lokomotif
(locotrack) tidak terpantau.
C. nota dinas internal ci no.1/kk.304/xi/ci/ka/2016 tanggal
24 november 2016 perihal usulan penanganan locotrack
apabila terjadi gangguan.

2. terkait perangkat pelacak posisi lokomotif (locotrack), untuk

38
DAOP 6
YOGYAKARTA
mendukung peningkatan keselamatan perjalanan kereta api
diatur ketentuan sbb:
A. ppkp selalu melakukan pemantauan perjalanan kereta api
melalui tms yang berada di ruang pengendaliannya.

B. jika ppkp menemukan suatu kereta api dengan locotrack yang


tidak terpantau, maka ppkp harus melakukan tindakan :
i. mencatat hal-hal penting dalam buku catatan ppkp
perihal gangguan tsb (nomor ka, nomor seri lokomotif,
lokasi, durasi dan hal penting lainnya) serta
melaporkannya kepada it daerah.
ii. memerintahkan kepada masinis untuk :
a. menurunkan kecepatan kereta apinya, menjadi 60
km/jam untuk kereta api dengan puncak kecepatan di
atas 60 km/jam; atau diturunkan 10 km/jam dari
kecepatan maksimum untuk kereta api dengan puncak
kecepatan dibawah atau sama dengan 60 km/jam.
b. melakukan restart perangkat locotrack yang berada
dikabin kedudukan masinis sesuai dengan petunjuk
yang terpasang di perangkat locotrack.
c. jika pada kabin kedudukan masinis tidak terdapat
perangkat restart lokotrack maka ppkp memerintahkan
masinis untuk blb di stasiun pertama di depannya
atau stasiun yang ditetapkan ppkp untuk melakukan
restart di kabin tempat terpasangnya perangkat.
d. apabila restart yang dilakukan oleh masinis berhasil
atau menerima laporan dari petugas it bahwa restart
secara remote sms berhasil dan locotrack kembali
terpantau maka ppkp memerintahkan kepada masinis
untuk berjalan sesuai kecepatan normal/sesuai 0.100.
e. setelah menerima laporan perbaikan lokotrack dari
petugas it dengan hasil baik, maka ppkp
memerintahkan kepada masinis untuk berjalan sesuai
kecepatan normal/sesuai 0.100, apabila perbaikan
tidak berhasil maka ppkp segera menyiapkan lokomotif

39
DAOP 6
YOGYAKARTA
pengganti.

C. petugas it yang menerima laporan perihal gangguan


locotrack, melakukan tindakan :
i. mencatat no lokomotif/no seri perangkat sebagai dasar
prioritas tindak lanjut pemeriksaan dan perbaikan
perangkat lokotrack.
ii. apabila restart perangkat lokotrack yang dilakukan
masinis berhasil, jajaran it tetap berkewajiban
melaksanakan tindak lanjut pemeriksaan perangkat.
iii. apabila restart yang dilakukan masinis tidak berhasil,
petugas it daerah berkewajiban untuk melakukan restart
secara remote sms, jika tindakan ini berhasil dan
lokotrack terpantau kembali pada tms yang terpasang di
ruang ppkp, maka petugas it segera mengabarkan kepada
ppkp.
iv. jika point 2.C.iii tidak berhasil maka :
a. petugas it melaporkan kepada ppkp dan selanjutnya
berkoordinasi untuk pengaturan tempat perbaikan di
stasiun berikutnya.
b. jajaran it daerah wajib menyediakan petugas untuk
melakukan perbaikan perangkat lokotrack di stasiun
berikutnya atau stasiun yang dikehendaki.
c. lokomotif/ka yang berjalan langsung di stasiun
tempat perbaikan harus di-blb-kan sesuai dengan
pasal 86 pd 19 jilid 1.
v. perbaikan sebagaimana pada point 2.C.iv dialokasikan
waktu paling lama 15 menit setelah lokomotif/ka
berhenti, selanjutnya hasil perbaikan yang telah
dilakukan, dilaporkan kepada ppkp untuk ditindaklanjuti.

D. dalam hal terjadi seperti pada poin 2.C dan kereta api tsb
akan melewati wilayah pengendaliannya, ppkp berkewajiban
mengabarkan gangguan ini kepada ppkp sebelah atau ppkp
daop lain berikutnya, ppkp yang menerima laporan perihal

40
DAOP 6
YOGYAKARTA
gangguan locotrack kereta api dimaksud diwajibkan
melakukan hal-hal seperti pada poin 2.B dan melaporkan
kepada petugas it di wilayahnya.

E. jika suatu perjalanan kereta api tidak terpantau karena


daerah yang tidak terdapat sinyal gsm (blank spot) maka
perjalanan kereta api tsb berjalan sesuai o.100,
terkecuali jika sebelum memasuki area blank spot kereta api
itu telah mengalami gangguan locotrack maka perjalanan
kereta api tsb berjalan sesuai dengan poin 2.B.ii.a

F. it pusat dan/atau it daerah secara berkala wajib


menerbitkan up date data blank spot untuk tiap-tiap
wilayah pengendalian; dikirimkan kepada para
pihak terkait di daerah dan kantor pusat.

G. it pusat dan/atau it daerah berkewajiban membuat sticker


perihal tata cara restart locotrack yang ditempelkan pada
perangkat locotrack dalam kabin masinis.

H. sm/manager operasi dan it daerah wajib memberikan


sosialisasi tata cara restart locotrack di upt crew
wilayahnya.

I. andil kelambatan yang timbul akibat tidak terpantaunya


locotrack menjadi tanggung jawab dari unit sistem
informasi daerah.

3. dengan terbitnya ketentuan ini, wad direksi no. o/65d tanggal


30 desember 2013 dinyatakan tidak berlaku.

4. untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

direksi pt. kereta api indonesia (persero)

41
DAOP 6
YOGYAKARTA

PH6/28 TENTANG PENGGUNAAN VAPOR

d      yogyakarta1610      ph6/28     03/01-'17       1126

=cta=    

evp daop 6 - deputy evp  - sm pam – sm aset daop 6 yogyakarta;

para manager daerah operasi 6 yogyakarta;


para jm, asman, sspv, spv, jspv wilayah daop 6 yogyakarta;
para kupt wilayah daop 6 yogyakarta.

1.diberitahukan bahwa dengan semakin maraknya peredaran


dan konsumsi rokok vaporing/vape termasuk di kalangan
pekerja pt. kereta-api indonesia (persero).

2.sehubungan hal tersebut, mengingat di dalam rokok 


  vaporing/vape mengandung senyawa alkohol maka bagi
awak ka dan  pekerja operasional yang akan berdinas
dilarang keras mengonsumsi rokok jenis vaporing/vape
dimaksud.

42
DAOP 6
YOGYAKARTA
3.demikian untuk diketahui dan disampaikan kepada seluruh 
  jajaran di lingkungan kerja masing-masing.

4.Terima kasih.

                     evp daop vi yogyakarta

OT/470 TENTANG MELEWATI BATAS WILAYAH SESUAI


LINTAS PADA O.23

d   bandung0010   ot/470   31/01-2017   1730             

=cta=

evp/vp sm/m op sar jj sintel daop 1 s.d 9 jawa


evp/vp sm/m op sar jj sintel divre 1 s.d 4 sumatera

1. menunjuk
   a.uu no.23 tahun 2007 pasal 183 ayat 2 perihal ijin berada di
     lokomotif dan di kabin masinis dari penyelenggara sarana
     perkereta apian
   a.pd 16a jilid 1 pasal pasal 74 ayat 2 perihal turut jalan
     dalam lokomotif
   b.pd 16b pasal 59 ayat 2 perihal turut jalan di kabin masinis
   c.wad ot/363 tanggal 23-12-2016 perihal ketentuan pengajuan
     pembuatan o.23

2. berdasarkan poin satu diatas kami atur ketentuan tambahan sbb:


   jika pada saat turut jalan, ka yang digunakan tidak berhenti

43
DAOP 6
YOGYAKARTA
   di stasiun sesuai batas lintas pada o.23, maka yang
   bersangkutan diijinkan turut jalan sampai dengan stasiun
   pemberhentian berikutnya.

3. demikian untuk dilaksanakan dan terima kasih

   
                    direksi pt.kereta api (persero)

O/538 TENTANG KECEPATAN MAKSIMAL UNTUK


KRD,KRDI,KRDE DAN RAILBUS

d bandung0010 o/538 31/03-'17 1700

=cta=

kadaop kadivre sm/man op sar jj angkutan pnp kapusdalopka qc


op opsar crew ka jj sar jm/asman perka opsar 1jak 2bd 3cn 4sm
5pwt 6yk 7mn 8sb 9jr i su ii pd iii pg iv tnk kupt crew ka di jawa
dan sumatera

1. menunjuk:
a. nota dinas rre nomor 3/kr.103/xi/rre/2016 tanggal 2
november 2016 perihal penyampaian data puncak kecepatan
krd/krdi/krd/railbus
b. warta dinas direksi pt kai (persero) no o/335 d tanggal 25
oktober 2012 perihal penetapan puncak kecepatan ka yang
menggunakan rangkaian krd/krdi/krd

2. puncak kecepatan krd/krdi/krde ditetapkan kembali sebagai


berikut:
a. krd : puncak kecepatan maks 70 km/jam
b. krdi : puncak kecepatan maks 80 km/jam

44
DAOP 6
YOGYAKARTA
c. krde : puncak kecepatan maks 80 km/jam
d. railbus : puncak kecepatan maks 80 km/jam
(mengacu pada nota dinas rre nomor 3/kr.103/xi/rre/2016
tanggal 2 november 2016)

3. ketentuan ini berlaku mulai tanggal 1 april 2017

4. kadaop/kadivre sm/man op, qc op opsar kapusdal untuk


pengawasan pelaksanaannya

5. untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

direksi pt.kereta api indonesia (persero)

45
DAOP 6
YOGYAKARTA

OT/426 TENTANG BOLEH MENINGGALKAN LOK BILA LEBIH


DARI 60 MENIT TIDAK ADA KEGIATAN BAIK LOK DINAS
LANGSIR DAN DINAS KA

d     bandung0010     ot/426       30/5-17     1145        

=cta=

evp/vp daop 1 s.d 9 jawa divre 1 s.d 4 sumatera


sm/m op sar  daop 1 s.d 9 jawa divre 1 s.d 4 sumatera

1. menunjuk
   a.pd 16a jilid 1 pasal 36 perihal dinas sesudah perjalanan
     berakhir,lokomotif disiapkan untuk dinasan berikutnya
   b.pd 16a jilid 1 pasal 41 perihal pelaksanaan langsir

2. berdasarkan poin satu di atas, guna menjaga kondisi awak ka


   dan lebih menjamin keselamatan perjalanan ka serta langsiran
   kami atur ketentuan tambahan sbb:
   1).awak ka dinas lokomotif yang selanjutnya dinas ka karena
      sesuatu hal tidak bisa berangkat tepat waktu dari stasiun
      pemberangkatan atas pemberitahuan dari ppka/pap
      diperkirakan lebih dari enam puluh (60) menit dan untuk
      lokomotif dinas langsir yang tidak ada kegiatan
      langsir dalam waktu diperkirakan lebih dari enam puluh
      (60) menit, maka awak ka dapat mematikan lokomotifnya

46
DAOP 6
YOGYAKARTA
      serta mengamankan sesuai ketentuan sebagaimana pd 16a
      jilid 1 pasal 36 ayat (4) dan (5) termasuk
      membawa reverser handle dan harus memasang stop blok,
      selanjutnya awak ka dapat meninggalkan kabin
   2).dalam hal penempatan lokomotif di dipo atau di emplasemen,
      sebelum dimatikan awak ka wajib berkoordinasi dengan
      petugas dipo atau pus/puk/pug dan ppka/pap untuk
      menempatkan lokomotif di jalur yang aman dan mudah untuk
      pengawasan kdl atau pus/puk/pug dan ppka/pap.
   3).prosedur serah terima lokomotif di stasiun yang
      emplasemennya memungkinkan dengan ketentuan sbb:
      a. di stasiun terdapat pus/puk/pug maka prosedur serah
         terima sbb:
         a).awak ka melapor kepada petugas pus/puk/pug
            menyerahkan bentuk serah terima untuk diisi catatan
         b).setelah itu melapor ke ppka/pap untuk menyerahkan
            lapka dan memberitahukan tempat tujuan agar   dapat
            dihubungi bila ada perintah mendadak sesuai
            ketentuan sebagaimana pd 16a
            jilid I pasal 36  ayat(6) huruf a dan b
         c).reverser hendel tetap dibawa oleh awak ka dan menjadi
            tanggungjawab dari awak ka
      b. distasiun tidak terdapat pus/puk/pug maka prosedur serah
         terima sbb:
         a).awak ka melapor kepada ppka/pap menyerahkan lapka
            atau bentuk serah terima untuk diisi catatan dari
            ppka/pap serta memberitahukan tempat tujuan dan
            dapat dihubungi bila ada perintah mendadak sesuai
            ketentuan sebagaimana pd 16a jilid I pasal 36 ayat
            (6) huruf a dan b
         b).reverser hendel tetap dibawa oleh awak ka dan menjadi
            tanggung jawab dari awak ka

   4).pengawasan yang dimaksud adalah bisa terpantau jelas dari


      kedudukan petugas yang diserahi atas lokomotif yang sudah

47
DAOP 6
YOGYAKARTA
      ditempatkan di tempat yang telah ditentukan dan pintu
      serta jendela kabin lokomotif dalam keadaan  tertutup
   5).bukti serah terima lokomotif dapat dicatat pada lapka atau
      pada bentuk serah terima yang dibawa oleh awak ka, dengan
      cara mencatat jam saat menyerahkan dan saat menerima
      kembali lokomotif
   6).khusus untuk lokomotif dinas langsir di stasiun tempat
      kedudukan dipo lokomotif,lokomotif dapat dimasukan ke dipo
      untuk diserahterimakan kepada petugas dipo lokomotif
      selanjutnya awak ka dapat menuju tempat yang ditentukan,
      kemudian apabila awak ka mendapat perintah langsir kembali
      maka awak ka melakukan serah terima lokomotif dengan
      petugas dipo lokomotif
   7).awak ka dapat meninggalkan kabin setelah lapor ke ppka/pap
      dengan menginformasikan tempat yang dituju di stasiun yang
      dapat dihubungi bila ada perintah mendadak
   8).awak ka harus sudah menghidupkan lokomotif tiga puluh (30)
      menit sebelum lokomotif dinas ka ataupun dinas langsir
      kembali
   9).awak ka wajib melakukan pemeriksaan pendahuluan pada
      lokomotif sebelum menghidupkan lokomotif, meliputi :
      kecukupan bahan bakar, pelumas, air pendingin mesin,
      lampu-lampu, instrument ukur, pemadam api mesin lokomotif,
      rangka bawah, rangka atas, rem parkir, dan terbebas dari
      benda-benda lain yang tidak seharusnya ada di kabin
  10).dalam hal start lokomotif mengalami gangguan atau gagal
      start, awak ka harus berkoordinasi dengan pengendali
      sarana melalui ppkp untuk mendapat arahan atau petunjuk   
  
3. demikian untuk dilaksanakan dan terima kasih.
    
 
                           direksi pt kereta api (persero)

48
DAOP 6
YOGYAKARTA

RRT/81 TENTANG PENGGUNAAN GPS POTRABLE BILA GPS


SPEEDOMETER DI LOK MENGALAMI GANGGUAN

d bandung0010 rrt/81 07-08-'18 1655

=cta=

epv/vp deputy epv/vp senior manager/manager operasi


sarana daop 1 s/d 9 dan divre i sd iv

1. menunjuk :
a. nota dinas rte, nomor 4/kr.203/xi/rre/ka/2017, tanggal
17 november 2017, tentang speedometer portable berbasis gps
b. nota dinas rrt, nomor 4/kr.203/xi/rrt/ka/2017, tanggal 13
november 2017, tentang permohonan kajian penggunaan gps
speedometer portable.
c. nota dinas rr, nomor 5/kr.203/vi/rr/2017, tanggal 14 juni
2017, tentang instruksi penggantian power supply versi 3
dan perbaikan wiring gps speedometer
d. pd 16a jilid 1, pasal 85.
e. pm 24 tahun 2015 tentang standar keselamatan
perkeretaapian (pasal 36).

2. memperhatikan :
a. gangguan lokomotif yang disebabkan oleh kerusakan pada
gps speedometer (error, mati)
b. improvement yang sudah dilaksanakan pada gps speedometer
eksisting:
i. penggantian power supply menjadi versi 3
ii. standardisasi instalasi/ wiring gps speedometer
iii. penggantian sekering tabung menjadi model fuse dx
c. ujicoba gps speedometer portable pada lok cc201 92 09

49
DAOP 6
YOGYAKARTA
mulai 19 nopember 2017 sampai dengan 30 nopember 2017
d. telah dilaksanakan pemasangan instalasi gps speedometer
di lokomotif cc 201/203/204.

3. untuk mendukung peningkatan keselamatan perjalanan kereta


api, terkait gps speedometer sebagai alat penunjuk kecepatan
ka, maka jika terjadi gangguan pada gps speedometer lokomotif
diatur sebagai berikut :
a. laksanakan sop reset gangguan gps speedometer mati/ gps
speedometer error:
i. masinis melaporkan kepada ppkp tentang kerusakan gps
speedometer.
ii. sebelum melakukan reset pastikan ka dalam posisi
berhenti.
iii. arahkan saklar reset dari atas ke bawah, dan tunggu 5
detik.
iv. jika display normal (menunjukkan angka 0.0 (2 digit))
ka/ lokomotif bisa melanjutkan perjalanan dengan
kecepatan normal.
v. jika masih mati, lakukan pemeriksaan kemungkinan
konektor lepas atau kendor, jika ditemukan hal tersebut
maka pasang kembali dan kencangkan, kemudian lakukan
point 3.a.iii &iv.

b. jika masih terjadi kerusakan (mati/ error pada display


menunjukkan angka 0.00 (3 digit):
i. masinis melaporkan kepada ppkp tentang kerusakan gps
speedometer.
ii. ppkp menerima laporan dan mencatat/melaporkan kepada
pihak depo terdekat.
iii. posisikan tcrp (transition control relay panel) pada
parallel.
iv. pihak depo (pengawas dc) di wilayah terjadi gangguan
memandu untuk perbaikan ringan melalui ppkp.
v. jika masih terjadi gangguan, pihak depo memutuskan

50
DAOP 6
YOGYAKARTA
memasang gps speedometer portable.

vi. ppkp memandu sampai dengan stasiun yang terdapat gps


speedometer portable atau lok pengganti (depo induk /
besar a, b, c / pus).
vii. dilakukan pemasangan gps speedometer portable oleh
depo/pus yang ditunjuk.
viii. masinis melaporkan ke ppkp bahwa gps speedometer
portable sudah terpasang dan dinyatakan normal.
ix. ppkp memerintahkan kepada masinis agar berjalan dengan
kecepatan normal sesuai o.100.

4. sm/manager sarana dan operasi daerah wajib memberikan


sosialisasi tata cara/sop reset gps speedometer serta
pemasangan gps speedometer portable di depo lokomotif, pus,
dan upt crew wilayahnya.

5. untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

direksi pt kai (persero)

51
DAOP 6
YOGYAKARTA

Semoga bermanfaat dan terima kasih

52

Anda mungkin juga menyukai