Anda di halaman 1dari 3

Firanti Islami

110 110 130 205

HTLN Kelas F

Dr. Agus Kusnadi. S.H., M.H.

Tugas :

1. Bagaimana hakikat auxiliary organ ditinjau dari teori kelembagaan negara?

2. Bagaimanakan kedudukan auxiliary organ dalam kaitannya dengan suprastruktur dan


infrastruktur negara?

Jawab :

State auxiliary organ adalah lembaga sekunder yang fungsinya bersifat menunjang,
lembaga penunjang ini tumbuh disebabkan oleh perkembangan dalam masyarakat, baik secara
ekonomi, politik, sosial budaya, serta pengaruh globalisme dan lokalisme. Perkembangan ini
menginginkan struktur organisasi negara yang lebih responsif terhadap tuntutan mereka serta
lebih efektif dan efisien dalam melakukan pelayanan publik dan mencapai tujuan
penyelenggaraan pemerintahan.

Lembaga-lembaga baru yang lahir dari perkembangan tersebut berupa dewan, komisi,
komite, badan, atau otorita. Di antara lembaga-lembaga penunjang tersebut kadang-kadang ada
juga yang menjalankan fungsi campuran antara fungsi-fungsi regulative, administrative, dan
fungsi penghukuman yang biasanya dipisahkan tapi justru dilakukan secara bersamaan oleh
lembaga-lembaga baru tersebut.

Meskipun sebagai penunjang, tetapi lembaga ini diberikan independensi agar dapat
melaksanakan kewenangan-kewenangannya atas lembaga lain dengan efektif. Misalnya Komisi
Yudisial yang bersifat independen agar dapat melakukan pengawasan yang efektif di lingkungan
kekuasaan kehakiman.

1
Khusus mengenai Komisi Yudisial, dapat dikatakan bahwa kedudukannya secara
structural sederajat dengan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Akan tetapi secara
fungsional, peranannya bersifat penunjang (auxiliary) terhadap lembaga kekuasaan kehakiman.1

Dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya lembaga penunjang (auxiliary organ) adalah
lembaga yang berfungsi untuk menegakkan suatu sistem etika di sektor-sektor publik yang
memiliki kewenangan utama. Perangkat kode etik yang bersifat internal di tiap lembaga
pemerintahan tersebut harus lah diawasi oleh sebuah lembaga tersendiri yang bersifat
independen agar tidak disimpangi, lembaga itu lah yang disebut lembaga penunjang. Hal ini juga
bertujuan untuk membudayakan penegakkan aturan untuk memperbaiki sistem hukum dan
menjadikan negara kita negara yang menjunjung tinggi etika.

1
Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006, hlm. 63.

2
Daftar Pustaka
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Anda mungkin juga menyukai