HTLN Resume

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Berbicara mengenai lembaga Negara adalah terkait pula dengan pranata dan institusi.

Dan yang
dimaksud dengan suatu kelembagaan adalah suatu badan lembaga. Negara itu starteorganisatie. Negara
dilihat dari berbagai aspek yaitu dari dalam dan dari luar. Dari aspek luar yaitu seperti bentuk Negara
yang saperti telah diketahui bahwa bentuk Negara yaitu ada keatuan dan federal. Sedangkan uni, dan
commonwealth adalah suatu bentuk Negara yang tidak dalam arti sebenarnya.

Dalam Montevedeo convention tahun 1933, syarat syarat dari Negara adalah adanya wilayah atau
territorial, adanya rakyat, kedaulatan serta adanya pemerintah yang berdaulat. Yang perlu dijelaskan
pula bahwa pemerintah ini tidak harus selalu berada di tempat atau wilayah negaranya, tetapi dapat
dipindahkan. Dalam hal pemerintah yang dapat berada di luar wilayahnya ini dicontohkan adalah Negara
Perancis yang pada saat perang dunia II pemerintahannya dipindahkan ke Negara Inggris karena pada
saat itu Negara perancis sedang diduduki oleh Nazi yang menguasai hampir seluruh eropa. Kemudian
aspek Negara dari dalam adalah mengenai lembaga-lembaga Negara. Organisasi Negara hakekatnya
adalah pembagian pembagian tugas. Dengan adanya lembaga Negara tersebut, Negara menjadi sesuatu
yang konkrit, tanpa adanya suatu lembaga Negara tersebut, Negara hanyalah bersifat abstrak.

Lembaga Negara memang tidak disebutkan secara gamblang dalam UUD 1945, namun ketentuan-
ketentuan mengenai kelembagaan Negara ini terdapat dalam TAP MPR tahun 1973 jo. TAP MPR tahun
1978 mengenai kelembagaan Negara. Dalam Tap MPR tersebut lembaga Negara adalah yang terdiri dari
MPR, Kepresidenan, DPA, DPR, BPK, MA. Sedangkan pada saat berlakunya UUDS 1950 lembaga Negara
adalah Presiden dan Wakil Presiden, Menteri-menteri, DPR serta BPK. Mengenai perbedaan tentang
lembaga Negara pada saat UUD 1945 amandemen ke-4 dengan UUDS 1950 adalah mengenai menteri-
menteri yang pada saat UUDS 1950 adalah suatu lembaga Negara sendiri, sedangkan pada saat UUD
1945 amandemen ke-4 menteri-menteri tidak termasuk dalam lembaga Negara. Alasan menteri-menteri
tidak menjadi suatu lembaga Negara sendiri adalah pada saat UUDS 1950, Negara Indonesia menganut
system parlementer. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri ini mempunyai kewenangan yang
tidak berada di bawah presiden. Maka dari itu suatu kementrian merupakan lembaga Negara tersendiri
yang terpisah dari presiden. Sedangkan lembaga Negara pada saat UUD 1945 amandemen ke-4 menteri-
menteri tidak merupakan suatu lembaga Negara tersendiri karena selain Indonesia menganut system
presidensiil, juga karena system presidensiil ini yang juga disebutkan dalam UUD 1945, bahwa menteri
adalah pembantu presiden. Otomatis, menteri-menteri ini karena dalam tugasnya adalah membantu
presiden, maka menteri-menteri ini sudah termasuk dalam lembaga Negara presiden.

Mengenai perbedaan kepala pemerintahan pada saat pemerintahan parlementer dengan pemerintahan
presidensiil adalah kepala negara dalam system presidensiil presiden memegang kekuasaan penuh
terhadap pemerintahan dan berada di atas para menteri. Sedangkan dalam system parlementer, di
cabinet semua mempunyai kedudukan yang sama, sedangkan perdana menteri hanya didahulukan saja
(Primus Inter Pares).
Mengenai lembaga dalam suatu Negara ini menganut ajaran Trias Politica yang digagas oleh Montesque
yang dikembangkan dari ajaran John Locke. Perbedaan kedua ajaran ini adalah John Locke
menenkankan pada pemisahan kekuasaan sedankan Montesque lebih kepada pembagian kekuasaan.
Selain itu pula pada ajaran pembagian kekuasaan milik Motesque dengan pemisahan kekuasaan milik
John Locke adalah pada pembagiajn kekuasan adanya lembaga yudikatif sedangkan pemisahan
kekuasaan adalah lembaga federative.

Anda mungkin juga menyukai