A DENGAN STROKE
NON HEMORAGIK DI RUANG ANYELIR RSUD AMBARAWA
SEMARANG
Disusun oleh :
Erinda Safitri
(16100011)
A. Definisi
Maka dapat disimpulkan bahwa stroke non hemoragik adalah salah satu jenis
stroke yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik, dapat
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema
sekunder serta menimbulkan kematian.
B. Klasifikasi
Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi klinik dan
proses patologik (kausal):
1. Berdasarkan manifestasi klinis
a. Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di
otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
b. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological
Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih
lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.
c. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)
Gejala neurologik makin lama makin berat.
d. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)
Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.
2. Berdasarkan kausal
a. Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh
darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang
besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar
trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya
gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh
tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein(LDL).
Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran
darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan
hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.
b. Stroke Emboli/Non Trombotik
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau
lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh
darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan
nutrisi ke otak.
ringannya lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala yang
1. Gangguan Motorik
- Gangguan koordinasi
- Gangguan ketahanan
2. Gangguan Sensorik
- Gangguan propioseptik
- Gangguan kinestetik
- Gangguan diskriminatif
- Gangguan atensi
- Gangguan memori
- Gangguan inisiatif
D. Etiologi
a. Embolus yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal
dari “plaque athersclerotique” yang berulserasi atau dari trombus yang melekat pada
intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah leher.
3) Fibrilasi atrium
2. Thrombosis
Stroke iskemik adalah tanda klinis gangguan fungsi atau kerusakan jaringan
otak sebagai akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga mengganggu
pemenuhan kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
Aliran darah dalam kondisi normal otak orang dewasa adalah 50-60 ml/100
gram otak/menit. Berat otak normal rata-rata orang dewasa adalah 13001400 gram (+
2% dari berat badan orang dewasa). Sehingga dapat disimpulkan jumlah aliran darah
otak orang dewasa adalah + 800 ml/menit atau 20% dari seluruh curah jantung harus
beredar ke otak setiap menitnya. Pada keadaan demikian, kecepatan otak untuk
memetabolisme oksigen + 3,5 ml/100 gram otak/menit. Bila aliran darah otak turun
menjadi 20-25 ml/100 gram otak/menit akan terjadi kompensasi berupa peningkatan
ekstraksi oksigen ke jaringan otak sehingga fungsi-fungsi sel saraf dapat
dipertahankan.
Glukosa merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh otak, oksidanya
akan menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Secara fisiologis 90%
glukosa mengalami metabolisme oksidatif secara lengkap. Hanya 10% yang diubah
menjadi asam piruvat dan asam laktat melalui metabolisme anaerob. Energi yang
dihasilkan oleh metabolisme aerob melalui siklus Kreb adalah 38 mol Adenoain
trifosfat (ATP)/mol glukosa sedangkan pada glikolisis anaerob hanya dihasilkan 2
mol Atp/mol glukosa. Adapun energi yang dibutuhkan oleh neuronneuron otak ini
digunakan untuk keperluan :
1. Menjalankan fungsi-fungsi otak dalam sintesis, penyimpanan, transport dan
pelepasan neurotransmiter, serta mempertahankan respon elektrik.
2. Mempertahankan integritas sel membran dan konsentrasi ion di dalam/di
luar sel serta membuang produk toksik siklus biokimiawi molekuler.
- Usia
- Jenis kelamin
- Ras
- Genetik
2. Dapat dirubah :
- Hipertensi
- Merokok
- Diabetes
- Fibrilasi atrium
- Kelainan jantung
- Hiperlipidemia
- Terapi pengganti hormon
- Anemia sel sabit
- Nutrisi
- Obesitas
- Aktifitas fisik
3. Dalam penelitian lebih lanjut:
- Sindroma metabolik
- Penyalahgunaan zat
- Kontrasepsi oral
- Obstructive Sleep Apnea
- Migrain
- Hiper-homosisteinemia
- Hiperkoagulabilitas
- Inflamasi
- Infeksi
3. Gangguan jantung
4. Infeksi / sepsis
J. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
a. CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel atau
menyebar ke permukaan otak.
b. MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
Selain kedua skala di atas, ada pula skala wajah, yakni Wong-Baker
Faces rating Scale yang ditujukan untuk klien yang tidak mampu
menyatakan intensitas nyerinya melalui angka. Ini termasuk anak-
anak yang tidak mampu berkomunikasi secara verbal dan lansia yang
mengalami gangguan kognisi dan komunikasi.
0 1 2 3 4 5
Tidak Sedikit Sedikit Lebih Sangat Paling
sakit sakit lebih sakit sakit sakit
sakit
L. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
M. Rencana Keperawatan
K. Pengkajian Keperawatan
d. Pengkajian
Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, agama,
alamat, hubungan dengan pasien.
e. Riwayat kesehatan
5) Keluhan utama
6) Riwayat kesehatan sekarang
7) Riwayat kesehatan lalu
8) Riwayat kesehatan keluarga
f. c. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien, meliputi:
3) Lokasi nyeri/region
Untuk menentukan lokasi nyeri yang apesifik, minta klien
menunjukkan area nyerinya. Apabila klien mengalami kesulitan,
pengkajian bisa dilakukan dengan menggunakan bagian tubuh dan
klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.
4) Intensitas nyeri/severity/scale
Skala nyeri menurut McGill (McGill Scale) mengukur intensitas nyeri
dengan menggunakan lima angka, yaitu 0 = tidak nyeri, 1 = nyeri
ringan, 2 = nyeri sedang, 3 = nyeri berat, 4 = nyeri sangat berat, dan 5
= nyeri hebat.
Selain kedua skala di atas, ada pula skala wajah, yakni Wong-Baker
Faces rating Scale yang ditujukan untuk klien yang tidak mampu
menyatakan intensitas nyerinya melalui angka. Ini termasuk anak-
anak yang tidak mampu berkomunikasi secara verbal dan lansia yang
mengalami gangguan kognisi dan komunikasi.
0 1 2 3 4 5
Tidak Sedikit Sedikit Lebih Sangat Paling
sakit sakit lebih sakit sakit sakit
sakit
L. Diagnosa keperawatan
M. Rencana Keperawatan
N. DAFTAR PUSTAKA