Anda di halaman 1dari 3

Nama : ZAHRA NOOR SALSA BILLAH

NIM : 126308212101

Kelas : PI-1C

Fakultas : Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

Peran Moderasi Beragama Dalam kehidupan Bermasyarakat

Moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan


ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku
ekstrem atau berlebih-lebihan saat mengimplementasikannya.

Sikap moderat dan moderasi adalah suatu sikap dewasa yang baik dan
yang sangat diperlukan. Cara pandang dan sikap moderat dalam
beragama sangat penting bagi masyarakat plural dan multicultural seperti
Indonesia, karena dengan cara seperti itulah keagamaan dapat disikapi
dengn bijak, serta toleransi dan keadilan dapat terwujud.

Moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama, karena agama


dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi yaitu keadilan dan
keseimbangan. Agama tidak perlu dimoderasi lagi. Namun, cara
seseorang beragama harus selalu didorong ke jalan tengah, harus
senantiasa di moderasi, karena bisa berubah menjadi ekstrem dan tidak
adil.

Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk mengembangkan


suatu sikap keberagaman di tengah berbagai desakan ketengangan yang
terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Moderasi beragama ini memiliki peran yang sangat penting karena


majemuknya masyarakat Indonesia dan banyaknya keberagaman yang
ada di tengah-tengah masyarakat, untuk dapat hidup berdampingan
dengan keharmonisan maka dibutuhkan sikap moderasi ini, agar
keberagamaan yang ada dapat memunculkan rasa persatuan dan
kesatuan dalam hidup bernegara. Lalu dengan terciptanya toleransi dan
juga kerukunan maka masing-masing umat beragama dapat
memperlakukan orang lain secara terhormat, menerima perbedaan dan
hidup bersama secara damai.
Dalam menyampaikan konsep moderasi beragama ditengah-tengah
masyarakat tentunya terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi
dimana setiap orang memiliki persepsi atau sudut pandang masing-
masing sehingga untuk menyatukan persepsi masyarakat bukan hal yang
mudah. Karena ada sebagian kelompok yang mengira bahwa dengan
adanya moderasi beragama itu menggambarkan plin-plan dalam agama
dengan tidak adanya ketegasan.

Jadi,dapat dirumuskan moderasi beragama itu ialah cara pandang,sikap


dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara
mewujudkan hakikat ajaran agama yang melindungi martabat
kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan
prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan
bangsa.

Lalu apa yang akan terjadi jika terdapat permasalahan dengan tidak
adanya atau tidak diterapkan moderasi beragama dalam kehidupan
bermasyarakat? Tentu saja permasalahan dengan tidak adanya moderasi
beragama dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan banyak
sekali perpecahan yang terjadi. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia
merupakan Negara yang multikultular, terdapat berbagai keragaman di
Indonesia baik itu ras, suku, budaya, adat, agama, dan masih banyak
lainnya.

Jika, antar masyarakat tidak saling menghargai dan menghormati maka


akan terjadi perselisihan dengan menganggap bahwa dirinya adalah yang
paling benar sedangkan yang lain salah. Jadi, tidak adanya moderasi
dalam masyarakat, kedamaian dan keharmonisan dalm hidup
bermasyarakat tidak akan didapatkan oleh masyarakat di Indonesia.

Siapakah yang perlu mensosialisasikan moderasi beragama? Tentunya


ajakan atau seruan untuk selalu menyerukan moderasi, melalui perkataan
dan tindakan bukan hanya kepedulian para pelayang publik seperti
penyuluh agama, atau orang kementrian agama saja namun seluruh
warga Negara Indonesia dan seluruh umat manusia untuk dapat
menyiarkan dan menerapkan moderasi beragama ini, sehingga tidak
sampai menimbulkan perselisihan dan pertikaian antar satu sama lain
yang akan menyebabkan suatu perpecahan baik sesama agama ataupun
agama lainnya.
Berikut bentuk-bentuk dari moderasi beragama:

 Tawassuth ( mengambil jalan tengah), yaitu pemahaman dan


pengalaman yang tidak berlebihan dan juga mengurangi agama.
 Tawazun (berkeseimbangan), yaitu pemahaman dan pengalaman
agama secara seimbang yang meliputi aspek kehidupan, tegas
dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara
penyampingan dan perbedaan
 I’tidal yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proposional
 Tasamuh (toleransi) yaitu mengakui dan menghormati perbedaan,
baik dalam aspek keagamaan dan berbagai aspek kehidupan
lainnya.
 Musawah (egaliter) yaitu tidak bersikap diskriminatif pada yang lain
disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.
 Syura (musyawarah) yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip
menempatkan kemaslahatan di atas segalanya.
 Islah (reformasi) yaitu mengutamakan prinsip reformatif untuk
mencapai keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan
kemajuan zaman dengan berpijak pada kemaslahatan umum
dengan tetap berpegangan pada prinsip melestarikan tradisi lama
yang masih relevan dan menerapkan hal-hal baru yang lebih
relevan.
 Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas) yaitu kemampuan
mengidentifikasi hal ihwal yang lebih penting harus diutamakan
untuk diterapkan dibandingkan dengan yang kepentingannya lebih
rendah
 Tathawwur wa Ibtikar (dinamis dan inovatif) yaitu selalu terbuka
untuk melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik.

Dari bentuk-bentuk moderasi beragama tersebut dapat kita pahami,


terapkan dan juga disampaikan pada sanak keluarga serta kerabat kita
untuk dapat memahami makna moderasi beragama yang sebenarnya.
Sehingga tercipta keindahan hidup bermasyarakat dengan adanya sikap
saling menghormati dan menghargai antar satu sama lainnya. Pentingnya
moderasi beragama untuk dipahami dan juga diterapkan dalam kehidupan
masyarakat ini agar tercipta keharmonisan dalam umat beragama di
negeri kita.

Anda mungkin juga menyukai