Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah : Toksikologi

Kelas : D.IV A tk 3
Jenis Tugas : Individu
Dosen Pembimbing : Nuradi

KLOROFORM

Disusun oleh :

Cahya Sulistiyani Wahyudi


PO714203191011
Kelas A D.IV tk 3

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Kloroform ini tepat
pada waktunya., makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kloroform bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 20 Februari 2022 

ii
DAFTAR ISI

Sampul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

D. Manfaat 2

Bab II Pembahasan 3

A. Kloroform dan Karakteristiknya 3

B. Sumber Kloroform 4

C. Bahaya kimbah kloroform 5

D. Diagram Alir Paparan limbah Kloroform Pada Manusia 7

E. Pengelolaan Limbah Kloroform 8

Bab III Penutup 13

A. Kesimpulan 13

B. Saran 13

Daftar Pustaka14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas kehidupan makhluk di sekitarnya sehingga masalah pencemaran
lingkungan ini menjadi salah satu hal yang paling krusial. Berdasarkan UU
Lingkungan, pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan-
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan sering pula dikaitkan dengan keberadaan industri. Hal ini
tidak terlepas dari kegiatan industri yang melibatkan penggunaan bahan-bahan
kimia yang berbahaya. Apalagi jika limbah industri dilepas ke lingkungan tanpa
melalui proses pengolahan lebih lanjut sehingga bahan-bahan tersebut sulit untuk
diurai oleh mikroorganisme di lingkungan pembuangannya. Hal tersebut tentunya
menimbulkan masalah yang merugikan lingkungan, manusia, hewan, tumbuhan
dan ekosistem di sekitarnya.
Perkembangan industri yang sangat pesat pada zaman ini banyak
menimbulkan permasalahan lingkungan. Masalah yang paling utama yang
dihadapi oleh industri sekarang adalah pencemaran lingkungannya yang
bersumber dari pembuangan limbah dari kegiatan industri. Tidak jarang suatu
industri menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Menurut
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Sifat limbah

1
B3 yang sulit untuk dinetralisir oleh lingkungan membuat penanganan limbah ini
perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu limbah B3 yang terdapat di industri
kertas dan umumnya ada di rumah sakit yaitu kloroform.
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform
dikenal karena sering digunakan sebagai bahah pembius, meskipun kebanyakan
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada
suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap. Kloroform dapat dibuat
dengan empat cara, yaitu klorinasi metana, klorinasi fotokimia, reduksi karbon
tetraklorida dan reaksi aseton dengan kaporit. Sifatnya yang bersifat toxic
membuat kloroform tergolong limbah B3.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian kloroform beserta karakteristiknya ?
2. Bagaimana sumber limbah kloroform?
3. Bagaimana bahaya limbah kloroform?
4. Bagaimana jalur paparan limbah kloroform kepada manusia?
5. Bagaimana mengelola limbah kloroform?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk me pengertian kloroform beserta karakteristiknya
2. Untuk mengetahui sumber limbah kloroform
3. Untuk mengetahui bahaya limbah kloroform
4. Untuk mengetahui jalur paparan limbah kloroform kepada manusia
5. Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah kloroform.

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini agar pembaca mengetahui sumber,
bahaya, jalur paparan dan cara pengelolaan dari limbah kloroform.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kloroform dan Karakteristiknya
Kloroform merupakan senyawa dari asam formiat dan termasuk senyawa
polihalogen  yaitu senyawa turunan karboksilat yang mengikat lebih dari satu atom
halogen. Kloroform berasal dari bahan dasar aseton dan bubur kaporit. Dalam
pembuatannya bubur kaporit  (CaOCl2) adalah bahan dasar dimana kapur  klor
mengakibatkan oksidasi dan klorisasi sehingga terjadi trikloroasetaldehida, yaitu suatu
zat basa yang ada dikapur. Klor itu terurai menjadi asam formiat (dalam bentuk garam
kalsiumnya) dan kloroform.Selain  itu pada pembuatan kloroform digunakan NaOH
sebagai  katalis pembersih. Kloroform (CHCl3) tidak larut dalam air tetapi merupakan
pelarut efektif untuk senyawa organik.Prinsip  kerja dan sintesis kloroform adalah
halogenasi  yaitu reaksi subsitusi yang terjadi pada suatu senyawa organik yang memiliki
halogen alfa. Halogenasi terjadi karena pengaruh tarikan atom oleh unsur golongan
halogen.
Dalam industri, kloroform diperoleh dengan pemanasan campuran dari klorin dan
kloro metana atau metan.Pada suhu 400-500oC bebas dari radikal halogenasi. Dalam
pembuatan  atau sintesis kloroform perlu diperhatikan beberapa hal yaitu dengan  adanya
oksigen dari udara dan sinar matahari maka kloroform dapat teroksidasi dengan lambat
menjadi fosgen  (gas yang sangat beracun). Adapun sifat fisika dan kimia klorofrom
adalah sebagai berikut (http://en,wikipedia. org/wiki/chloroform.htm.diakses:
29/10/2017):

1. Sifat Fisika Kloroform:


1. Berat molekul : 119,38 gr/mol
2. Titik didih : 61,20 C
3. Titik lebur : - 63,50 C
4. Massa jenis : 1,49 gr/cm3 (200 C)

3
5. Kelarutan dalam air : 0,82 gr/l (200 C)
6. Viskositas : 0,542 cP

2. Sifat Kimia Kloroform:


1. Rumus molekul : CHCl3
2. Merupakan larutan yang mudah menguap, tidak berwarna, memiliki bau yang
tajam dan menusuk.
3. Bila terhirup dapat menimbulkan kantuk .
4. Tidak dapat bereaksi dengan palmitamida CH3(CH2)14CO(NH2)2 + CHCl3
CH3(CH2)14CO(NH2)2 + CHCl3.
5. Sebagai larutan pemurni pada palmitamida.

B. Sumber Kloroform
Kloroform dapat ditemukan secara bebas di alam dan ada di berbagai industri dan
rumah sakit. Umumnya, di rumah sakit, senyawa ini digunakan sebagai anestesi atau obat
bius. Penggunaan kloroform sebagai anestesi sudah dimulai dari 1847, tapi timbul
kekhawatiran. Pada tahun 1848, seorang pasien meninggal karena jantungnya berdebar
cepat dan tidak teratur sementara ia dibius. Selain itu, kloroform digunakan sebagai
bahan baku pembuatan polimer polytetrafluoroethylene (PTFE) , pengawet tembakau
atau juga digunakan dalam :
a. Bidang farmasi sebagai zat pengekstrak pada pembuatan penisilin
b. Bahan baku fungisida dan vermisida
c. Bahan untuk merekoveri minyak, lemak, steroid, alkaloid, dan glukosa.
Pada bahan baku pembuatan polimer polytetrafluoroethylene (PTFE), kloforom
berfungsi sebagai lapisan tahan panas pada teflon dan wajan. Senyawa ini pertama
bereaksi dengan hidrogen fluorida untuk membentuk Chloro dofluoro Methana, suatu
senyawa yang digunakan sebagai pendingin dan propelan untuk kaleng aerosol.
Penggunaan ini telah dihapus di banyak negara, karena dampaknya pada lapisan ozon,
tetapi produksinya masih merupakan langkah penting dalam pembuatan PTFE.

4
Industri pembuatan kertas juga menghasilkan kloroform dalam bentuk limbah cair
pada proses bleaching atau pemutihan. Menurut EPA (1997), udara yang keluar dari
tangki bleaching mengandung polutan berbahaya seperti kloroform, metanol,
formaldehid dan metil etil keton. Sedangkan bahan kimia yang menggunakan senyawa
klorin organik sebagai bahan bleaching dapat membentuk beberapa senyawa toksik
seperti dioksin, furan dan klorin organik (kloroform).

C. Bahaya Limbah Kloroform


Bahaya limbah kloroform dapat diidentifikasi melalui uji toksikologi, yaitu:
1. Efek Akut
Efek utama dari paparan inhalasi akut pada kloroform pada manusia adalah
sistem saraf pusat yang mengalami depresi. Pada tingkat yang sangat tinggi (40.000
ppm), paparan kloroform dapat menyebabkan kematian, dengan konsentrasi di
kisaran 1.500 sampai 30.000 ppm yang menghasilkan anestesi, dan konsentrasi
yang lebih rendah (<1.500 ppm) mengakibatkan pusing, sakit kepala, kelelahan,
dan efek lainnya. Efek yang dicatat pada manusia yang terpapar kloroform melalui
anestesi meliputi perubahan laju pernafasan, jantung efek, efek gastrointestinal,
seperti mual dan muntah, dan efek pada hati dan ginjal. Kloroform saat ini tidak
digunakan sebagai obat bius bedah. Pada manusia, dosis oral kloroform fatal bisa
serendah 10 mL (14,8 g), dengan kematian akibat pernapasan. atau serangan
jantung. (1,2) Pengujian yang melibatkan paparan akut hewan telah menunjukkan
bahwa kloroform dapat menyebabkan kematian hewan melalui hati dan ginjal.

2. Efek Kronis
Paparan kronis pada kloroform oleh inhalasi pada manusia dikaitkan dengan
efek pada hati, termasuk hepatitis dan penyakit kuning, dan efek sistem saraf pusat,
seperti depresi dan mudah tersinggung. Inhalasi eksposur hewan juga
mengakibatkan efek pada ginjal. Paparan oral kronis pada kloroform pada manusia
telah mengakibatkan efek pada darah, hati, dan ginjal. EPA belum menetapkan

5
Reference Concentration (RfC) untuk kloroform. California Environmental
Protection Agency (CalEPA) telah menetapkan tingkat paparan referensi yang
kronis 0,3 miligram per meter kubik (mg / m 3) untuk kloroform berdasarkan
eksposur yang mengakibatkan ginjal dan hati.

3. Risiko Kanker
Tidak ada informasi yang tersedia mengenai kanker pada manusia atau hewan
setelah terpapar paparan kloroform. Studi epidemiologis menunjukkan adanya
hubungan antara kanker usus besar, rektum, dan / atau kandung kemih dan unsur
penyusun air minum terklorinasi, termasuk kloroform. Namun, tidak ada studi
epidemiologi air yang hanya mengandung kloroform. Kloroform telah terbukti
bersifat karsinogenik pada hewan setelah terpapar secara oral, menghasilkan
peningkatan tumor ginjal dan hati. EPA telah menentukan bahwa walaupun
kloroform cenderung bersifat karsinogenik bagi manusia oleh semua rute paparan
di bawah kondisi paparan tinggi yang menyebabkan kematian sel dan pertumbuhan
kembali pada jaringan yang rentan.

6
D. Diagram Alir Paparan Kloroform Pada Manusia

LIMBAH PULP BAHAN BAKU REKOVERI


CAIR PLASTIK PTFE MINYAK DAN
GLUKOSA

KLOROFORM

MANUSIA

JALU PUSING DAN


PERNAFASAN IRITASI MATA
SAKIT KEPALA
CEPAT

SERANGAN HEPATITIS KERUSAKAN


JANTUNG (HATI & GINJAL) SARAF MATA

KEMATIAN 7
E. Pengelolaan Limbah Kloroform
1. Netralisasi
Netralisasi digunakan untuk membuat limbah menjadi memiliki pH
antara 6,0 – 9,5. Karena diluar pH itu limbah bersifat racun bagi kehidupan air.
Pada proses netralisasi ini digunakan bahan tambahan  larutan kimia  asam atau
larutan kimia  basa dengan menggunakan indikator tertentu untuk
menjadikannya senyawa netral.
Secara umum reaksi netralisasi tersebut sebagai berikut:

Asam + Basa Garam + Air (Kondisi lebih netral)

Netralisasi menggunakan bahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan yang


bersifat asam kuat atau basa kuat. Air limbah yang bersifat asam pada mumumnya
dinetralkan dengan laurtan kapur (Ca(OH)2, soda kostik (NaOH) atau natrium
karbonat (Na2CO3), sedangkan air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan
asam kuat seperti H2SO4, HCl atau dengan gas CO2.
Netralisasi dengan CO2 dapat dilakukan degaan memasukkan gas CO2 melalui
bagian bawah tangki netralisasi. Gas akan membentuk gelembung-gelembung gas
yang akan bereaksi dengan basa yang ada sehingga dihasilkan asam korbonat
(H2CO3). Netralisasi dapat dilakukan dengan 2 sistem, yaitu: batch dan continue,
tergantung air limbah. Netralisasi sistem batch biasanya digunakan jika aliran
sedikit dan kualitas air buangan cukup tinggi. Netralisasi sistem continue digunakan
jika laju aliran besar sehingga perlu dilengkapi dengan alat kontrol otomatis.

2. Presipitasi
Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara
penambahan bahan - bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya
padatan – padatan. Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk

8
menghilangkan logam berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang
biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida,
magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam - garam besi.
Pengaturan pH. Pada tahap awal penelitian pendahuluan dilakukan
untuk mengetahui pola perubahan pH akibat penambahan sejumlah tertentu
basa atau asam. Dengan diketahuinya pola perubahan tersebut, maka dapat
diketahui jumlah asam atau basa yang diperlukan untuk membuat larutan
memiliki nilai pH tertentu. Untuk meningkatkan pH ditambahkan natrium
hidroksida (NaOH) 50% (w/v) dan untuk menurunkan pH digunakan asam
sulfat (H2SO4) 1 N. Presipitasi dilakukan dengan menambahkan NaOH untuk
menyisihkan logam berat terlarut. Dalam konteks ini diinginkan sebanyak
mungkin terbentuk padatan logam hidroksida sehingga dapat dipisahkan dari
cairan secara fisik, misalnya dengan sedimentasi. Percobaan presipitasi
dilakukan dengan penambahan NaOH, yaitu dengan penambahan sejumlah
larutan NaOH 50% (w/v) ke dalam 300 mL contoh limbah cair sambil diaduk
hingga diperoleh nilai pH 2, 4, 6, 8, 10, atau 12. Pengaruh peningkatan pH
terhadap penurunan konsentrasi logam berat (Hg, Ag dan Cr) dihitung dengan
menggunakan Pers. (1) dan Pers. (2):

dengan Δc reduksi konsentrasi (mg/L), η persentase reduksi (%), c0 konsentrasi


awal (mg/L), dan c konsentrasi hasil pengolahan (mg/L).

3. Destilasi
Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan penguapan
senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang
terbentuk. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair

9
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik
didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Destilasi digunakan untuk
memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada
proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap
ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang
disebut destilat.
Distilasi terbagi menjadi 4 macam, yaitu:

a. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang
tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar,
sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini
digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-
aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu
destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem,
statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.

b. Destilasi Uap
Destilasi uap umumnya digunakan untuk memurnikan senyawa organic
yang terdestilasi uap (volatile), tidak tercamourkan dengan air, mempunyai
tekanan uap yang tinggi pada 100 derajat C dan mengandung pengotor yang
tidak atsiri (nonvolatile). Destilasi uap dapat dipertimbangkan untuk menyari
serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai titik didih
tinggi pada tekanan udara normal. Pada pemanasan biasa kemungkinan akan
terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut maka pemurnian
dilakukan dengan destilasi uap. Dengan adanya uap air yang masuk, maka
tekanan kesetimbangan uapzat kandungan kan diturunkan menjadi sama
dengan tekanan bagian didalam suatu system, sehingga produk akan

10
terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir. Destilasi uap juga suatu
proses pemindahan massa kesuatu media massa yang bergerak . Uap jenuh
akan membasahi permukaan bahan, melunakkan jaringan dan menembus
kedalam melalui dinding sel, dan zat aktif akan pindah ke rongga uap air yang
aktif dan selanjutnya akan pindah ke rongga uap yang bergerak melalui antar
fasa. Proses ini disebut hidrodifusi.

c. Destilasi Bertingkat
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih
kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,
untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Perbedaan
distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.
Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-
beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya. Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan
destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi
yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi
ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair
dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan
tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan
perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari
suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih
relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-
metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat
digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi.

11
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran
senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab
dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang
titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya
rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan
turun/menetes sebagai destilat

d. Destilasi vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati
titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode
distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan
pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan
pada sistem destilasi ini.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kloroform merupakan senyawa yang tergolong bahan berbahaya
beracun (B3) dan bersifat toxic. Kloroform terdapat di alam bebas dan ada
pada limbah rumah sakit, pembuatan kertas dan pelapis teflon dalam
bentuk plastik PTFE. Bahaya limbah kloroform adalah dapat
menyebabkan kematian apabila dosis tinggi, lingkungan menjadi rusak
karena penyumbang gas emisi yang akan bedampak pada menipisnya
lapisan ozon, dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker pada
hati dan ginjal serta iritiasi kulit dan mata. Senyawa ini dapat larut dalam
air minum dan melalui perantara udara, kemudian terpapar kepada
manusia, hewan, tumbuhan dan ekosistem lainnya. Cara pengolahan
limbah klorofom dapat dengan berbagai cara, yaitu presipitasi, distilasi
dan netralisasi.

B. Saran
Saran untuk pembaca adalah agar dapat mencari kembali sumber,
bahaya dan cara pengolahan limbah kloroform lebih detail. Selain itu, juga
dapat dilakukan publikasi dalam media lainnya seperti poster, karikatur,
ataupun animasi yang berhubungan dengan limbah kloroform. Pembaca
diharapkan dapat menyebarluaskan mengenai makalah ini agar masyarakat
tahu mengenai limbah bahan berbahaya beracun ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, R. 2007. Dampak Limbah Cair PT Kertas Basuki Rachmat, Banyuwangi


Terhadap Kesehatan Masyarakat. Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27227/Chapter%20II.pdf?
sequence=4 (Diakses Pada 30 Oktober 2017).

https://www.epa.gov/sites/production/files/2016-09/documents/chloroform.pdf
(Diakses Pada 29 Oktober 2017).

http://www.academia.edu/17289444/
Makalah_Pengolahan_Limbah_Dengan_Reaksi_Netralisasi (Diakses Pada 30 Oktober
2017).

https://journal.uny.ac.id/index.php/saintek/article/viewFile/2140/1780
(Diakses Pada 30 Oktober 2017).

http://nanosmartfilter.com/jenis-dan-model-teknik-destilasi-sederhana/
(Diakses Pada 30 Oktober 2017).

14

Anda mungkin juga menyukai