Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Elisha Immanuelta Surinanda Manalu

NIM : 1420121208
KELAS :C

Perkembangan Paradigma Baru Dalam Promkes.

 Sebelum Tahun 1965


Istilahnya: Pendidikan Kesehatan, hanya sebagai pelengkap Yankes.
Sasarannya perseorangan (individu).
 Periode Tahun 1965-1975
Sasaran program dimulai perhatian kepada masyarakat. Saat itu juga dimulai peningkatan
tenaga profesional melalui program Health Educational Service (HES).
 Periode Tahun 1975-1985
Istilahnya berubah menjadi Penyuluhan kesehatan.
 Periode Tahun 1985-1995
Dibentuk direktoral peran serta masyarakat (PSM), diberi tugas memberdayakan
masyarakat.
Tujuan PKM dan PSM saat itu adalah perubahan perilaku.
 Periode Tahun 1995-Sekarang
Istilah PKM menjadi promkes. bukan saja pemberdayaan ke arah mobilisasi massa yg
menjadi tujuan, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi).
Sehingga tujuan dari Promkes itu sendiri adalah memampukan masyarakat dlm
memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka dan menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yg kondusif bagi kesehatan.

Faktor Pendorong Paradigma Sehat


1. Yankes berfokus pada pelayanan orang sakit, ternyata tidak efektif
2. Konsep sehat mengalami perubahan, di mana dlm arti sehat dimasukkan unsur sehat
produktif sosial ekonomis
3. Ada transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif
4. Ada transisi demografi, meningkatnya Lansia yg memerlukan penangan khusus
5. Makin jelas pemahaman tentang faktor yg mempengaruhi kesehatan penduduk

Paradigma Baru Kesehatan


Pada tahun 1988 WHO merumuskan kembali definisi kesehatan. Kemudian rumusan WHO
tsb diangkat dlm Kesehatan: ”Kesehatan atau sehat adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa & sosial yg memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara ekonomi maupun
sosial. Kesehatan tidak hanya mempunyai dimensi fisik, mental, & sosial saja, tetapi juga
mencakup dimensi ekonomi.
Agar Yankes relevan dgn peningkatan derajat kesehatan bangsa perlu kebijakan baru dlm
Yankes. Orientasi Yankes digeser dari Yankes konvensional (paradigma sakit) ke Yankes
sesuai paradigma baru (paradigma sehat).
Yankes Konvensional mempunyai karakteristik:
a. Sehat & sakit dipandang sebagai 2 hal seperti “hitam” & “putih”
b. Yankes diasosiasikan dgn pengobatan & penyembuhan
c. Yankes diidentikkan dgn RS & poliklinik
d. Tujuan Yankes meringankan penderitaan & menghidari kesakitan & kematian
e. Tenaga Yankes utamanya dokter
f. Sasaran utama Yankes: individu yg sakit, sehingga program2 Yankes hanya utk
kelangsungan
g. hidup saja (Health Programs for Survival)

A. MODEL dalam PROMKES


1. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Menurut teori HBM, kemungkinan seseorang melakukan tindakan pencegahan
dipengaruhi secara langsung dari keyakinan atau penilaian kesehatan (health beliefs), al:

a) Ancaman yg dirasakan dari sakit atau luka (perceived that of injury or illness)
Sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau kesakitan betul-betul
merupakan ancaman bagi dirinya.
Penilaian tentang ancaman yg dirasakan pada hal-hal berikut:
 Ketidak kebalan yang dirasakan (perceived vulnerability).
Individu dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai kondisi.
 Keseriusan yang dirasakan (perceived severity). Individu mengevaluasi
keseriusan penyakit jika penyakit tsb muncul akibat ulah individu tsb
atau penyakit dibiarkan tidak ditangani.
b) Keuntungan & kerugian (benefits and costs)
Pertimbangakan antara keuntungan & kerugian perilaku untuk memutuskan
melakukan tindakan pencegahan atau tidak.

HBM adalah perilaku pencegahan yg berkaitan dengan dunia medis & mencakup berbagai
perilaku, seperti check up pencegahan & skrining, serta imunisasi

2. Transtheoritical Model (Model Transteoritik “Bertahap”)


Prochaska dkk, (1979), mengidentifikasi model ini dlm 4 tahapan in- dependent
(Ridwan, 2009):
a) Prekontemplasi = Seseorang belum bermaksud mengubah suatu prilaku.
b) Kontemplasi = Seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun
masih
belum siap melakukannya.
c) Aksi = Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
d) Pemeliharaan = Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku yg
terjadi.

Contoh khasus kebersihan rumah : Seorang ibu karena kurang pengetahuan dan
pelatihan menyapu rumah tapi tidak menutup makanan.
3. Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)
Teori tindakan beralasan berusaha untuk menetapkan faktor-faktor apa Sikap ( Attitude)
Norma Subyektif ( Subjective Norm) Niat Perilaku ( Behavioral Intention )
Perilaku ( Behavioral ) yang menentukan konsistensi sikap dan perilaku.

4. Model Precede/Proceed
Model Precede lebih mengarah pada upaya pragmatis mengubah perilaku kesehatan.
Model ini menganalisa kebutuhan kesehatan komunitas dengan cara menetapkan 5 tahap
diagnosis perilaku (Green), yaitu:
1. Diagnosis sosial
2. Diagnosis epidemologi
3. Diagnosis perilaku
4. Diagnosis pendidikan
5. Diagnosis administrasi/kebijakan

5. Teori Pemahaman Sosial (Social Learning Theory)


Teori ini menekankan pd hubungan segitiga antara orang (menyangkut proses-
pros kognisi), perilaku & lingkungan. Proses hubungan disebut deterministik
resiprokal atau kausalitas resiprokal (M. Ridwan, 2009).
Contoh : Belajar mengamati orang lain

6. Teori Perubahan Perilaku dari WHO


Mengutip dari jurnal kesehatan M. Ridwan, 2009 menurut WHO ada 4 alasan pokok
(determinan) dari perilaku, yaitu
a. Pemikiran & perasaan (thought & feeling)
b. Ada acuan/referensi dari seseorang/pribadi yg dipercayai (personnal reference)
c. Sumber daya (resources) yg tersedia
d. Sosial budaya (culture) setempat

7. Teori Perubahan Perilaku Skinner


Hubungan yg pasti antara stimulus dan respons sangat memungkinkan utk
memodifikasinya bahkan tdk terbatas.

8. Teori Perubahan Perilaku Sadli


Mengutip dari jurnal kesehatan Ridwan, (2009) Notoatmodjo (2003), Hubungan individu
dengan lingkungan sosial, menggambarkan bahwa:
a. Perilaku kesehatan individu
b. Lingkungan keluarga
c. Lingkungan terbatas
d. Lingkungan umum

9. Teori Perubahan Perilaku Notoatmodjo


Nilai-nilai yang dianut seseorang bukan saja berdasarkan apa yg dialami & dianggap baik
oleh
dirinya tetapi juga nilai tsb oleh kelompoknya atau masyarakatnya.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PENKES &


PROMKES
1. Promkes dalam faktor predisposisi
2. Promkes dalam faktor2 enabling (penguat)
3. Promkes dalam faktor reinforcing (pemungkin)

C. Beberapa Faktor Yang Perlu Diperhatikan Agar Penkes Mencapai Sasaran (Saragih, 2010):
1. Tingkat Pendidikan
2. Tingkat Sosek
3. Adat Istiadat
4. Kepercayaan Masyarakat
5. Ketersediaan waktu di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai