Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“NEGARA DAN KONSTITUSI”

DI SUSUN OLEH :
OKIWA TENTIRIANO

NIM : 203103300030

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS IBNU CHOLDUN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu tatanan Negara yang baik akan mewujudkan terselenggaranya kehidupan Negara yang baik
pula. Namun, masyarakat perlu memahami makna dari kehidupan bernegara. Setiap Negara
memiliki konstitusi sebagai hokum dasar. Namun tidak setiap negara memiliki undang-undang
dasa. Di negara demokrasi seperti Indonesia, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang
menjamin sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak-hak dasar rakyat. Bangsa Indonesia juga
memiliki pegangan hidup yaitu pancasila. Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara, namun juga
sebagai sumber dari pembentukan konstitusi, yang menempati kedudukan sebagai norma-norma
hukum tertinggi di suatu negara. Pendidikan tentang dasar negara dan konstitusi sangat penting
bagi bangsa Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jati diri dan supaya pemerintahan
demokrasi Indonesia dapat berjalan dengan tujuan bangsa. Banyak sekali penyimpangan-
penyimpangan konstitusi yang terjadi di Indonesia. Misalnya kasus korupsi yang merupakan
pelanggaran konstitusi karena adanya penyalahgunaan wewenang, memperkaya diri sendiri atau
orang lain, menerima suap dan sebagainya. Dalam kasus bentukan Negara, konstitusi memuat
aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Negara?
2. Apa saja pengertian Konstitusi?
3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?
4. Mengapa sistem ketatanegaraan Indonesia menjadi Konstitusi Republik
Indonesia?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui penertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui pengertian Negara.
3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.
4. Untuk mengetahui sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai Konstitusi Republik Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat ada
saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara
beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya
Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang pada saat itu asih dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam
pengertian itu negara disebut sebagai negara hukum, yang didalamnya terdapat sejumlah warga
negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan
merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita
seluruh warganya. Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan
tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artinya negara
Tuhan, dan Civites Terrena atau civites Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena ini
ditolak Oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies Dei.
Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang memiliki oleh sebagian
atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah
Gereja yang mewakili negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang
dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang
melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan
berarti apa yang diluar gereja itu terasing sama seklai dari Civites Dei (Kusnardi, 1995).
Berbeda dengan konsep penelitian Negara menurut kedua tokoh pemikir negara tersebut, Nicollo
Machiavelli (1469-1527), yang merumuskan Negara sebagai negara kekuasaan,
Machiavelli memandang negara daru sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada sesuatu
yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan nengara
tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan.
Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara. Bahkan yang lebih
terkenal lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. Akibat
ajaran ini muncullah berbagai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari
nilai-nilai moral.
Berikut ini konsep pengertian negara modern : Roger H. Soultou, mengemukakan bahwa negara
adalah alat-alat agency atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
bersama atas nama masyarakat.
Karakteristik Negara Indonesia memiliki suatu identitas untuk melambangkan keagungan suatu
negara. Seperti negara Indonesia yang memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau
pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai
pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu identitas Nasional menjadikan negara
Indonesia yang bermatabat di antara negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan,
agama, dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas yang tinggi.

B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah
norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan
sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik,
prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak
kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hokum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas,
yaitu keseluruhan peraturan baik tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur secara mengikat
mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada cumumnya
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulanm
peraturan yang membentuk, mengatur atau memenuhi negara. Peraturan perundang-undangan
tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis
yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian
konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, :
Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :
1. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis yakni konstitusi yang mencerminkan kehidupan
politik masyarakat.
2. Konstitusi yang bersifat yuris yakni konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang hidup di
dalam masyarakat.
3. Konstitusi yang bersifat politis yakni konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai
undang-undang.

C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia


Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan
peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut
jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada
dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.

Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945
hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat priode,
yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari
bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan
tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD RIS terdiri atas
6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146 pasal, dan
beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.

D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia


Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem
negara manapun, tetapi adalah suatu sistem khas menurut kepribadian bangsa indonesia, namun
sistem ketatanegaraan Republik indonesia tidak terlepas dari ajaran Trias Politica Montesquieu.
Ajaran trias politica tersebut adalah ajaran tentang pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga yaitu
Legislatif, Eksekutif, dan Judikatif yang kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam
pelaksanaannya diserahkan kepada satu badan mandiri, artinya masing-masing badan itu satu sama
lain tidak dapat saling mempengaruhi dan tidak dapat saling meminta pertanggung jawaban.
Apabila ajaran trias politika diartikan suatu ajaran pemisahan kekuasaan maka jelas Undang-
undang Dasar 1945 menganut ajaran tersbut, oleh karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan
negara dipisah-pisahkan, dan masing-masing kekuasaan negara tersebut pelaksanaannya
diserahkan kepada suatu alat perlengkapan negara Eksekutif(Presiden, wakil dan menteri kabinet)
memiliki fungsi pelaksana undang-undang dalam menjalankan negaraLegislatif
(DPR) memiliki fungsi membuat undang-undangYudikatif(MA) memiliki fungsi memertahankan
pelaksanaan undang-undang. Lembaga lainnya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR),
Komisi Yudisial(KY) dan Mahkamah Konstitusi(MK). Setelah amandemen tidak ada lagi Dewan
Pertimbangan Agung dan diganti sebuah dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
• Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui
adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
• Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang
berdirinya suatu negara.
• Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
• Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan
mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan
sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai