Disusun Oleh :
LAELA ASNA
1804110717
UNIVERSITAS RIAU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya ikan adalah sumber daya alam yang bersifat dapat pulih (renewable) yang
memiliki nilai tak terhingga manfaatnya jika keberadaan dan tingkat produktivitasnya dapat
dipertahankan. Sumber daya ikan adalah sumber bahan pangan, khususnya protein, yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia. Kelestarian dari produktivitas sumber daya ikan ini
perlu didukung oleh suatu upaya yang disebut pengelolaan sumber daya ikan, yaitu mengatur
bagaimana sumber daya ikan tersebut dimanfaatkan dan dipelihara sehingga manfaat tersebut
menjadi maksimum.
Dari kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan dihasilkan berbagai produk pangan dan
tersebut diperlukan berbagai jenis teknologi, baik peralatan maupun keahlian sehingga
tercipta berbagai jenis kegiatan produktif lain. Secara kolektif, semua kegiatan produktif
tersebut menciptakan kegiatan ekonomi yang jauh lebih besar dari sekedar kegiatan
meningkatkan manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan manusia. Mengingat sifatnya
yang berada di alam bebas (liar), sumber daya ikan ini cenderung dianggap sebagai milik
bersama (common property). Dalam situasi persaingan tersebut jika tidak ada pengaturan
(lebih tepatnya pembatasan) maka pemanfaatan yang terjadi cenderung mengarah pada
bentuk eksploitasi yang dapat mengancam kelestarian sumber daya ikan dan menurunkan
produktivitas sumber daya ikan. Para pelaku pemanfaatan ini perlu diatur untuk mencegah
PEMBAHASAN
orang tertarik untuk memanfaatkan sumber daya ikan. Jika tidak ada pengendalian maka akan
semakin banyak orang yang menangkap ikan. Jika penangkapan ikan dilakukan secara
maka pengelola perikanan tangkap tersebut tidak melakukan fungsi pengendalian (kontrol).
Tidak adanya pengendalian tersebut sama saja dengan tidak ada pengelolaan karena pada
perikanan yang tidak ada pengelolaan siapapun akan merasa berhak untuk melakukan
Jumlah ikan yang dapat ditangkap sangat ditentukan oleh jumlah upaya penangkapan
ikan. Jumlah upaya penangkapan ikan ini, antara lain ditentukan oleh jumlah kapal ikan yang
beroperasi. Jika upaya penangkapan ikan berlebihan maka ada kemungkinan jumlah ikan
yang ditangkap terlalu banyak, yaitu melebihi kemampuan stok ikan untuk memulihkan diri
sehingga jumlah ikan menjadi seperti sedia kala sebelum kegiatan penangkapan ikan
dilakukan. Jika jumlah ikan yang ditangkap terlalu banyak, tentu jumlah ikan yang tersisa
menjadi sedikit dan sedikit juga jumlah ikan baru yang akan tumbuh sehingga stok ikan
menjadi semakin sulit untuk pulih kembali seperti sedia kala (Sondita, 2012)
Surveillance) dan pengawasan yang ketat merupakan variabel penting dalam mengendalikan
tingkat IUU (Illegal, Unreported and Unregulated) fishing yang terjadi di perairan suatu
negara. MCS adalah semua ketentuan yang harus dipenuhi terkait langkah-langkah dalam
Selain memperkuat MCS nasional, Johns (2013) menyatakan bahwa rencana aksi satu
negara (aksi regional) tidak mencukupi untuk memperbaiki IUU fishing, sehingga diperlukan
Terkait dengan 'coordinated regional action', saat ini telah terbentuk aliansi regional maupun
Rancangan Peraturan Presiden Republik Indonesia Tahun 2015 tentang Rencana Aksi
Tahun 2016-2020.
adanya potensi konflik antar kelompok masyarakat dan pelanggaran batas wilayah. Potensi
konflik pada kegiatan pengelolaan sumberdaya ikan tersebut dapat terjadi baik antar
masyarakat dalam satu wilayah propinsi yang terjadi antar kabupaten, ataupun antar wilayah
pengelolaan perikanan yang satu dengan yang lainnya. Disamping itu, terdapat pula potensi
konflik penggunaan alat tangkap dan gangguan kapal asing. Konflik penggunaan alat tangkap
dapat terjadi antar masyarakat nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan (Nasution &
Zulham, 2013).
KESIMPULAN
jika upaya penangkapan ikan dilakukan secara berlebihan maka ada kemungkinan jumlah
ikan yang ditangkap terlalu banyak, sehingga bisa melebihi kemampuan stok ikan untuk
memulihkan diri menjadi seperti sedia kala sebelum kegiatan penangkapan ikan dilakukan.
Jika jumlah ikan yang ditangkap terlalu banyak, maka jumlah ikan yang tersisa menjadi
sedikit dan sedikit juga jumlah ikan baru yang akan tumbuh sehingga stok ikan menjadi
Cara- cara yang dapat dilakukan untuk mengelola sumberdaya ikan yaitu dengan: (1)
pengelolaan yang tepat, dan (3) dengan memanfaatkan informasi yang diperoleh dilakukan
Ancaman terhadap kegiatan pengelolaan sumberdaya ikan berasal dari potensi konflik
antar kelompok masyarakat dan pelanggaran batas wilayah. Potensi konflik pada kegiatan
pengelolaan sumberdaya ikan tersebut dapat terjadi baik antar masyarakat dalam satu wilayah
maupun berbeda wilayah. Disamping itu, terdapat pula potensi konflik penggunaan alat
tangkap dan gangguan kapal asing. Konflik penggunaan alat tangkap dapat terjadi antar
Https://Www.Kompasiana.Com/Andhicashashicadanasa9611/5aef4736dd0fa84a7e465012/
Overfishing-Di-Indonesia-Realita-Dan-Upaya-Pencarian-Solusi?Page=All (Diakses
Pada 12 April 2021)
Nasution, Z., & Zulham, A. (2013). Prakiraan Dampak Ancaman Dan Gangguan Threat And
Interference Impact Forecasting In Capture Fisheries And. Kebijakan, 3(1), 67–76.