ITS Undergraduate 19264 Paperpdf
ITS Undergraduate 19264 Paperpdf
Abstrak- Perkembangan teknologi dewasa ini telah merambah adanya campur tangan dari manusia. Dengan adanya
segala aspek kehidupan. Salah satunya dalam bidang sistem ini seorang pilot tidak harus mengontrol secara penuh
penerbangan dan aeromodeling. Sistem UAV (Unmanned Aerial pesawatnya tanpa takut terjadi kecelakaan. Karena didalam
Vehicle) merupakan merupakan perkembangan dari sistem autopilot yang paling sederhana terdapat unit berisi perintah,
pesawat tanpa awak yang masih menggunakan sistem kendali
kontroler dan sistem pengaturan terbang. Dengan mengisikan
manual. Sehingga untuk aplikasi sebagai pesawat pencari dan
monitoring khususnya untuk jarak yang relatif tidak bisa perintah-perintah khusus, seorang pilot dapat mengontrol
digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu sistem pesawatnya tanpa harus berada pada pesawat. Saat ini
kontrol autopilot yang bisa menjalankan fungsi seperti halnya penggunaan sistem autopilot banyak digunakan pada sistem
pilot yang sebenarnya.Pada Tugas Akhir ini membahas tentang pelayaran kapal dan sistem penerbangan pesawat komersil.
metode kontrol yang digunakan untuk mengontrol landing sistem Sistem autopilot UAV yang dibahas dalam tugas akhir ini
UAV menggunakan metode PID Prediktif. Dengan khusus mengenai sistem autolanding pesawat tentang metode
mengintegrasikan GPS, Sonar, Gyroscop dan Akselerometer kontrol yang digunakan untuk mengontrol sistem landing UAV
maka data posisi dan arah akan dapat diketahui setiap waktu menggunakan metode PID prediktif. Sistem autolanding yang
yang kemudian dijadikan sebagai dasar perhitungan kontroler
memerlukan pengaturan respons yang relatif cepat
PID Prediktif untuk menggerakkan kemudi elevator. Dari
implementasi ini diperoleh kestabilan dan proses landing dapat menyebabkan sistem PID biasa kurang baik diterapkan dalam
mengikuti rancangan gerak yang diinginkan. Implementasi sistem ini, oleh karena itu diperlukan sistem kontrol yang bisa
kontroler PID Prediktif pada pesawat model sudah bisa meningkatkan kestabilan sistem dan meningkatan kecepatan
mengikuti rancangan gerak yang diinginkan dengan keadaan respons dalam menentukan aksi terhadap pesawat saat
error maksimal 2.4 m dan error sudut maksimal 10(satu derajat) . landing. Sistem kontrol prediktif merupakan salah satu
algoritma sistem kontrol berbasis model yang mendapat
perhatian besar di kalangan peneliti dan industri. Hal ini
Kata kunci: Unmanned Aerial Vehicle, Landing, PID Prediktif. disebabkan karena model sistem kontrol PID Prediktif
kebutuhan respons yang relatif cepat dan hasil respons yang
1. Pendahuluan
memiliki eror sistem yang relatif kecil. Sehingga harapannya
Kemajuan teknologi dewasa ini banyak mendorong
kontroler PID prediktif yang di rancang memiliki kelebihan
perkembangan teknik sistem pengaturan dalam dunia industri.
dari PID analitik sehingga bisa menjawab kebutuhan akan
Selain penerapan pada dunia industri sistem pengaturan juga
sistem kontrol yang tepat dengan sistem landing pesawat UAV.
diterapkan untuk mendukung kehidupan manusia yang dalam
tugas akhir ini menekankan tenatang sistem penerbangan dan 2. UAV dan Fase Landing Pesawat
pengendalian pesawat UAV. Pada dasarnya UAV (Unmanned 2.1 Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
Aerial Vehicle) merupakan sebuah pesawat udara tanpa awak Perkembangan dunia penerbangan dan aeromodeling
yang dikontrol secara manual dari jarak pesawat ini dapat beberapa tahun terakhir mengakibatkan banyak teknologi-
digunakan untuk pekerjaan yang berbahaya seperti memata- teknologi pendukung yang diperuntukan untuk menunjang
matai musuh pada saat perang atau menjangkau daerah yang pasilitas penerbangan. Salah satunya adalah dibuatnya
cukup berbahaya untuk misi penyelamatan. Karena ukurannya kendaraan udara tanpa awak. Kendaraan udara jenis inilah
yang mini dan tidak mengeluarkan suara bising layaknya yang biasa disebut sebagai UAV (Unmanned Aerial Vehicle).
kendaraan udara lain seperti pesawat. Namun karena secara UAV (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan istilah yang
penuh dikontrol oleh pilot yang berada jauh dari pesawat, digunakan untuk mereprentasikan benda terbang dengan suplay
seringkali menjadikannya tidak stabil sehingga rawan daya sendiri yang bisa digunakan berulang kali tanpa di
mengalami kecelakaan terbang. operasikan oleh manusia secara langsung di dalamnya. Oleh
Autopilot pertama kali dikembangkan untuk sebuah karena itu bom atau misil bukan merupakan jenis UAV karena
peluru kendali, seiring perkembangan zaman saat ini autopilot hanya dapat digunakan satu kali dalam pengoperasiannya.
banyak digunakan sebagai dasar pada sistem navigasi Dengan penjelasan tersebut maka pesawat RC mini bisa
transportasi udara maupun perairan. Autopilot merupakan suatu digolongkan ke dalam UAV. Hampir semua UAV memiliki
sistem yang dapat memandu gerak terbang pesawat tanpa
remote control berfungsi untuk mengontrol UAV agar dapat menurun dengan sudut konstan 2.50 dengan tetap menjaga
terhindar dari benturan-benturan akibat kegagalan pada saat posisi pesawat tepat lurus di atas sumbu landasan. Ketika
terbang otomatis. pesawat terbang telah mendekati landasan, sudut kemiringan di
Penggunaan UAV (Unmanned Aerial Vehicles) saat ini perkecil sampai 00 (nol derajat) sehingga lintasan menurun
sangat dibutuhkan baik untuk keperluan militer maupun sipil bukan lagi berupa garis lurus, tapi berbentuk menyerupai kurva
misalnya untuk pencariandan penyelamatan korban bencana eksponensial turun, fase ini disebut dengan flare manoeuvre,
alam serta penginderaan jarak jauh seperti monitoring hutan, seperti diilustrasikan pada Gambar 3.
lalu lintas dan daerah perbatasan. UAV dapat digunakan untuk
pekerjaan yang berbahaya sekalipun seperti memata-matai
musuh pada saat perang atau menjangkau daerah yang cukup
berbahaya untuk misi penyelamatan. Karena ukurannya yang
mini dan tidak mengeluarkan suara bising layaknya kendaraan
udara lain seperti pesawat, UAV dapat terbang menyatu dengan
langit dan sulit untuk diketahui oleh manusia. Walaupun
terbang dalam ketinggian yang rendah kemampuan untuk
menyerupai binatang seperti serangga atau burung
membuatnya sulit untuk diketahui. Oleh karena itu penggunaan
UAV lebih banyak digunakan oleh departemen pertahanan Gambar 2. Fase Landing Pesawat Terbang[1]
dalam melakukan pengawasan wilayah. Namun karena
ketinggian terbang yang cukup rendah dan secara penuh Pengaruh perilaku sudut pitch pesawat terbang saat
dikontrol oleh pilot yang berada jauh dari pesawat, seringkali melakukan flare manoeuvre ditunjukkan pada Gambar 3
menjadikannya tidak stabil sehingga rawan mengalami Touchdown merupakan kondisi saat pesawat terbang pertama
kecelakaan terbang. Karena itu menciptakan UAV yang stabil kali menyentuh permukaan landasan. Ketika pesawat terbang
dengan sistem kontrol yang handal didalamnya merupakan menyentuh landasan kecepatan pesawat terbang dikurangi
suatu keharusan agar semua kelebihannya dapat dimanfaatkan sampai mencapai nol, fase ini disebut dengan taxiing.
dengan baik Gambar 1 berikut memperlihatkan jenis pesawat
UAV tipe EPP FPV yang diproduksi oleh Hobby King dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
3. Perancangan Sistem
Perancangan sistem kontrol UAV menggunakan
kontrol ardupilot planer, bertujuan untuk membentuk atau
Gambar 1. Pesawat UAV tipe EPP FPV mengatur gerak dari pesawat UAV. Program yang tertanam
(Sumber: Data dokumentasi tim UAV)
dalam mikrokontroler akan diaktifkan secara manual dari
remote kontrol jika mode sudah dirubah dari remote kontrol
maka program akan menjalankan algoritma kontrol yang
2.1. Fase Landing Pesawat Terbang tertanam dalam mikrokontroler ATMega2560 dari algoritma
Pada penerbangan komersial, pesawat terbang harus tersebut maka track planer untuk fase landing akan eksekusi
menjalani beberapa fase saat melakukan proses pendaratan
sesuai dengan jalanya program yang diinginkan. Track planer
(landing) yaitu, alignment, glide-slope tracking, flare adalah algoritma yang digunakan untuk menentukan lintasan
manoeuvre, touchdown, dan taxiing, sebagaimana yang harus dilewati oleh pesawat, track planer akan menjadi
diilustrasikan pada Gambar 2. Pada fase alignment, pesawat set point dari sistem kontrol untuk dikoreksi. Blok diagram
terbang bergerak lurus sejajar dengan perpanjangan garis untuk sistem autolanding dapat dilihat pada Gambar 4.
landasan pada ketinggian konstan. Dan pada fase glide-slope
tracking, pesawat terbang mengikuti lintasan garis lurus
identifikasi dihentikan, pesawat diturunkan dan data log yang
tersimpan pada ardupilot di download pada komputer. Untuk
mendapatkan Transfer Function plant dari hubungan input
output pada tugas akhir ini menggunakan function ARX pada
Software Matlab Simulink sehingga nilai transfer function
dapat diketahui.
Dimana :
q0 = Kp+ Ki +Kd (11)
q1 = -Kp - 2Kd (12)
q2 = Kd (13)
6. Substitusikan nilai Kd, Kp, dan Ki kedalam Persamaan
(14) segingga diperoleh nilai kontrlol Δu(k): Gambar 8. Simulasi Tracking Lintasan
(Sumber: Hasil Simulasi rancangan gerak)
Δu(k)=Kp[e(k)−e(k −1)]+
====Kie(k)+Kd[e(k)−2e(k−1)+e(k−2) (14) Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa kontroler PID Prediktif
cukup baik dalam mengatasi error yang disebabkan oleh
3.4 Perancangan Gerak setpoint yang berubah seiring waktu (lintasan landing).
Pada perancngan gerak sistem landing pesawat UAV Sehingga dapat dinyatakan simulasi hasil tracking lintasan
seperti yang dijelaskan pada Gambar. 2, terdapat 2 fase utama dengan menggunakan kontroler PID Prediktif dapat
pada sistem landing yang pertama fase glide-slope dan yang ke
diimplementasikan. Disamping itu, sudut pitch pesawat dapat
mengikuti sudut lintasan yang dibutuhkan dalam proses
landing dari rancangan gerak yang telah dibuat (-18 derajat)
sudut akan terus berubah sampai mencapai sudut (nol derajat)
dalam waktu 15 detik. Dimana respons hasil simulasi dapat
dilihat pada Gambar 9 berikut:
’
Gambar 11. Respons sudut pitch hasil rancangan dan hasil
implementasi program PID prediktif.
(Sumber: data implementasi program)
Sebagaimana terlihat pada Gambar 10, pesawat model dapat Gambar 11. Error sudut Pitch hasil implementasi
melakukan proses landing secara otomatis dengan lintasan (Sumber: Data implementasi Sudut Pitch dan Rancangan Sudut)
terbang menyerupai kurva eksponensial menurun sesuai
dengan lintasan landing yang diharapkan. Nilai rata-rata error Dapat dilihat bahawa error maksimal antara sudut hasil
tracking maksimal 2.3 meter. pada saat proses berjalan rancangan dengan hasil implementasi sekitar 3.6 0 dari hasil
bersamaan sudut pitch pesawat model berubah perlahan dari - tersebut dapat dinyatakan bahwa respons sudut hasil
200 sampai 00, sebagaimana terlihat pada Gambar 12, implementasi sudah bisa mengikuti respons sudut hasil
sedangkan untuk error sudut maksimal adalah 1.60. rancangan yang dibuat untuk mengatur proses landing.
5. Kesimpulan Riwayat Penulis
Dari pengujian dan analisis yang telah dilakukan pada Pande Made Agus Upadana dilahirkan di
pengerjaan Tugas Akhir ini, maka dapat diambil beberapa manggis 22 tahun lalu, pada bulan Agustus
kesimpulan yaitu : 2006 SMAN 1 Amlapura. Setelah
1. Pada saat implementasi kontroler PID Prediktif pesawat menamatkan jenjang SMA, Pada tahun
model sudah bisa mengikuti rancangan gerak yang 2009 penulis melanjutkan studi kejenjang
diinginkan dengan keadaan eror yang relatif kecil, dimana Strata 1 di Jurusan Teknik Elektro Institut
jika ditambahkan dengan noise kontrol masih tetap bisa Teknologi Sepuluh Nopember dengan
mengikuti lintasan hasil rancangan. bidang studi yang ditekuni oleh penulis
2. Pesawat model berhasil melakukan pendaratan dengan adalah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan. Pada bulan
cukup baik baik tanpa mengalami kegagalan saat pertama Januari 2012 penulis mengikuti seminar dan ujian Tugas Akhir
kali menyentuh landasan (touchdown). di Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik.
Daftar Pustaka