Anda di halaman 1dari 2

Why Should Managers Behave Ethically?

 Manajer, perusahaan, dan orang-orang pada umumnya harus bertindak secara etis dan
emosional karena pengejaran kepentingan pribadi tanpa henti dapat menyebabkan bencana
kolektif ketika satu atau lebih orang mulai mendapat untung dari tindakan yang tidak etis
karena hal ini mendorong orang lain untuk bertindak dengan cara yang sama.
 Dengan adanya tindakan yang etis terhadap perusahaan akan meningkatkan kepercayaan oleh
konsumen dan meningkatkan reputasi perusahaan.
 Trust/kepercayaan: Kesediaan seseorang atau kelompok untuk memiliki kepercayaan pada
niat baik orang lain, bahkan ini menempatkan mereka pada risiko.
 Reputasi: Penghargaan atau reputasi tinggi bahwa individu atauorganisasi mendapatkan
ketika mereka berperilaku etis.
Ethics and Social Responsibility
Ada empat faktor penentu utama perbedaan etika antara orang, karyawan, perusahaan, dan
negara: societal ethics, occupational ethics, individual ethics, and organizational ethics
terkhususnya the ethics of a company’s top managers.
1. Societal Ethics: Standar yang mengatur bagaimana anggota masyarakat harus berurusan
dengan satu sama lain dalam hal-hal yang melibatkan isu-isu seperti keadilan, kemiskinan,
dan hak dari individu.
2. Occupational Ethics: Standar yang mengatur bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan,
atau kerajinan harus dilakukan sendiri saat tampil kegiatan yang berhubungan dengan
pekerjaan.
3. Individual Ethics: Pribadi standar dan nilai yang menentukan bagaimana orang melihat
tanggung jawab mereka kepada orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam
situasi ketika kepentingan diri dipertaruhkan.
4. Organizational Ethics: Praktek membimbing dan keyakinan yang melaluinya perusahaan
tertentu dan para manajernya memandang tanggung jawab mereka terhadap pemangku
kepentingan mereka.
Approaches to Social Responsibility
Etika perusahaan adalah hasil dari perbedaan dalam etika masyarakat, organisasi, pekerjaan, dan
individu. Pada gilirannya, etika perusahaan menentukan sikap atau posisinya terhadap tanggung
jawab sosial. Social responsibility: adalah cara para manajer dan karyawannya memandang tugas
atau kewajiban mereka untuk membuat keputusan yang melindungi, meningkatkan, dan
memajukan kesejahteraan para pemangku kepentingan, dan masyarakat.

1. Four Different Approaches


a. obstructionist approach: Perusahaan dan manajernya memilih untuk tidak berperilaku
dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial, alih-alih berperilaku tidak etis dan
secara ilegal.
b. defensive approach: Perusahaan dan manajernya berperilaku etis terhadap peraturan
bahwa mereka tinggal di dalam hukum dan mematuhinya dengan ketat dalam
persyaratan resmi.
c. accommodative approach: Perusahaan dan manajernya berperilaku secara legal dan
etis serta berusaha untuk menyeimbangkan kepentingan pemangku kepentingan yang
berbeda sesuai kebutuhan.
d. proactive approach: Perusahaan dan manajer secara aktif merangkul perilaku
tanggung jawab sosial, keluar dari jalan mereka untuk belajar tentang kebutuhan
kelompok yang berbeda dari pemangku kepentingan dan menggunakan sumber daya
organisasi untuk mempromosikan semua kepentingan darai pihak-pihak yang terlibat.
2. Why Be Socially Responsible?
Beberapa keuntungan dihasilkan ketika perusahaan dan manajer mereka berperilaku
bertanggung jawab secara sosial, yaitu:
a. menunjukkan tanggung jawab sosialnya membantu perusahaan membangun reputasi
yang baik. Imbalan untuk reputasi perusahaan yang baik adalah peningkatan bisnis
dan kemampuan untuk mendapatkan sumber daya dari pemangku kepentingan.
b. bagi perusahaan untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap karyawan,
pelanggan, dan masyarakat adalah bahwa, dalam sistem kapitalis, perusahaan dan
juga pemerintah, harus menanggung biaya untuk melindungi pemangku kepentingan
mereka, menyediakan perawatan kesehatan dan pendapatan, dan segera membayar
pajak.
3. The Role of Organizational Culture
Meskipun kode etik organisasi memandu pengambilan keputusan ketika pertanyaan etis
muncul, manajer dapat melangkah lebih jauh dengan memastikan bahwa nilai dan norma
etika yang pentingadalah fitur kunci dari budaya organisasi.
The ethics ombudsperson adalah etika bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan standar
etika kepada semua karyawan, merancang sistem untuk memantau kesesuaian karyawan
dengan standar tersebut, dan mengajar manajer dan karyawan di semua tingkat organisasi
bagaimana untuk menanggapi dilema etika dengan tepat. Karena ombudsman etika memiliki
otoritas di seluruh organisasi, anggota organisasi di departemen mana pun dapat
mengomunikasikan contoh perilaku tidak etis oleh manajer atau rekan kerja mereka tanpa
takut akan pembalasan.

Anda mungkin juga menyukai