Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SUSUN OLEH:

HENDRY ADAM MAULANA

(NIM: 22102016)

D3: KESEHATAN LINGKUNGAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di
peraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkankeritik dan saran yang membangun diri pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………..1

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………….2

1.3 TUJUAN………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PERNIKAHAN DALAM ISLAM……………………..4

2.2 ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN……………….5

2.3 IBADAH DALAM ISLAM…………………………....6

2.4 PANDANGAN HIDUP MUSLIM…………………….7

2.5 KOMITMEN MUSLIM TERHADAP ISLAM……….8

2.6 ISLAM DAN KESEHATAN ………………………...9

2.7 KESEHATAN MENTAL DALAM ISLAM………...10

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang sempurna, berlaku sepanjang waktu, kapan pun dan di
manapun. Islam berlaku untuk semua orang maka dari itu, tentunya ajaran islam memiliki dasar
sebagai pondasi yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman. Dan setiap agama mempunyai
tujuan, sumber, ruang lingkup dan karakteristik ajaran yang membedakan dari agam-agama lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pernikahan dalam islam ?

2. Islam dan ilmu pengetahuan ?

3. Ibadah dalam islam ?

4. Pandangan hidup muslim ?

5. Komitmen muslim terhadap islam ?

6. Islam dan kesehatan ?

7. Kesehatan mental dalam islam ?

1.3 TUJUAN

Sebagi umat islam kita patut menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan meningkatkan iman
dan taqwa kita kepada Allah SWT, tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar kita bisa lebih
memahami tentang tujuan pencapaian islam di dalam mendamaikan umat manusia di muka bumi
ini. Dan menjelaskan tentang apa tujuan dari ajaran islam di muka bumi ini serta sumber, ruang
lingkup, dan karakteristik dari ajaran itu sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Salah satu fase dalam hidup yang lazimnya dijalani seorang muslim adalah menemukan
pasangan hidup dan melangsungkan pernikahan.

Jika sudah mampu dan matang secara emosional, dengan menikah, seseorang dapat
menyempurnakan separuh agamanya. Dari mahligai rumah tangga, pelbagai hal yang selama ini
dikategorikan sebagai dosa, jika dilakukan dengan suami atau istrinya dicatat sebagai ibadah di
sisi Allah SWT.

Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda: "Siapa yang diberi karunia oleh Allah seorang istri yang salihah, berarti Allah
telah menolongnya untuk menyempurnakan setengah agamanya. Karena itu, bertaqwalah kepada
Allah setengah sisanya,"(H.R.Baihaqi).

Dari pengertiannya menurut KBBI, nikah adalah perjanjian perkawinan antara laki-laki
dan perempuan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.

Secara istilah, pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahramnya. Dari akad itu juga, muncul hak dan kewajiban yang mesti
dipenuhi masing-masing pasangan.

Ketentuan mengenai pernikahan ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam Alquran
surah Ar-Rum ayat 21:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia [juga] telah menjadikan di
antaramu [suami, istri] rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir,” (Ar-Rum [30]: 21).

Tujuan Pernikahan

1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia


2. Mendapatkan ketenangan hidup.

3. Menjaga akhlak.

4. Meningkatkan ibadah kepada Allah SWT

5. Memperoleh keturunan yang saleh dan salihah

2.2 ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Pada hakikatnya ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari kebenaran ilmiah yang
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Dengan ilmu pengetahuan maka setiap manusia akan bisa
mendapatkan sebuah kebenaran melalui proses-proses tertentu baik dengan melakukan penelitian
ilmiah maupun dengan bebagai cara lainnya.

Ilmu pengetahuan dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam mencapai
kesejahteraan hidup didunia dan memberi kemudahan dalam mengenal Tuhan. Oleh karena itu
Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban
manusia sebagai mahluk Allah SWT. yang berakal. Islam adalah agama universal yang berlaku
sepanjang zaman, Islam bukan hanya terbuka terhadap pembaharuan yang dilakukan ilmu
pengetahuan, tetapi juga mendorong dicapainya kemajuan tersebut. Dengan demikian melalui
penelitian ilmiah manusia dapat menyusun teori-teori yang merupakan deskripsi dari fenomena
alam.

Ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada zaman modern ini, mengalami banyak
Perubahan dan sangat cepat, sedang agama bergerak dengan lamban sekali, karena itu terjadi
ketidak harmonisan antara agama dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Dalam ensiklopedi
Agama dan filsafat dijelaskan bahwa Islam adalah agama Allah yang diperintahkan-Nya untuk
mengajarkan tentang pokok-pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad saw.
dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia dengan
mengajak mereka untuk memeluknya. Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang
lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains). Al-Qur'an dan Al-Sunnah mengajak kaum
muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang
yang berpengatahuan pada derajat yang tinggi. Apabila kita memperhatikan ayat al-Qur'an
mengenai perintah menuntut ilmu kita akan temukan bahwa perintah itu bersifat umum, tidak
terkecuali pada ilmu-ilmu yang disebut ilmu agama, yang ditekankan dalam al-Qur'an adalah
apakah ilmu itu bermanfaat atau tidak. Adapun kriteria ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
ditujukan untuk mendekatkan diri kepada sang khalik sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya.
Pertemuan kaum muslimin dengan dunia modern, melahirkan berbagai aliran pemikiran, seperti
aliran salaf dengan semboyan “Kembali kepada al-Qur'an dan Sunnah”, dan aliran Tajdid dengan
semboyan “maju ke depan bersama al-Qur'an”. Pembaruan dalam Islam memang sangat
dianjurkan selama pembaruan itu tidak mengebiri ajaran-ajaran Islam yang otentik, akan tetapi
justru memperkuat, mempertinggi dan mengangkat martabat ummat Islam dihadapan bangsa-
bangsa lain di dunia.

2.3 IBADAH DALAM ISLAM

Ibadah merupakan salah satu tujuan penciptaan manusia. Untuk merealisasikan tujuan
tersebut, diutuslah para rasul dan kitab-kitab diturunkan. Orang yang betul-betul beriman kepada
Allah, tentu akan berlomba-lomba dalam hal beribadah.

Secara bahasa ibadah berasal dari bahasa Arab al-ibadah. Kata tersebut merupakan pola
mashdar dari kata kerja ‘abada-ya’budu yang bermakna ketaatan.

Imam Al-baghawi mendefinisikannya sebagai ketaatan yang didasarkan kepada


penghinaan diri dan ketundukan. Sedangkan secara istilah dalam ilmu syariah, ibadah
didefinisikan dengan redaksi yang beragam.

Karena ketidaktahuan orang tentang pengertian atau jenis-jenis ibadah, sebagian dari kita
hanya fokus terhadap ibadah tertentu saja. Misalnya shalat, zakat, atau puasa saja. Berpijak pada
kandungan makna ibadah yang begitu luas, maka secara definitif jenis-jenis ibadah itu tak
terhitung jumlahnya.

Jenis-Jenis Ibadah dalam Islam


1. Ibadah Qolbiyyah

Maksudnya adalah setiap ibadah dilakukan oleh aktivitas hati. Di mana ibadah ini meliputi aspek
i’tiqod atau keyakinan seperti iman kepada wujud Allah SWT. Selain i’tiqod seperti cinta kepada
Allah, atau dalam bentuk tafakkur seperti merenungkan penciptaan Allah.

2. Ibadah Qowliyyah

Ibadah ini dilakukan oleh aktivitas lisan. Contohnya seperti membaca alquran, bertasbih,
bertahmid, bertahlil, bertakbir, dan lain sebagainya.

3. Ibadah Amaliyyah

Ibadah Amaliyyah adalah ibadah yang dilakukan oleh aktivitas anggota tubuh. Contohnya adalah
gerakan dalam sholat, melakukan puasa, haji, dan lain sebagainya.

4. Ibadah Maaliyyah

Ibadah ini dilakukan oleh seorang hamba dengan mendermakan hartanya. Misalnya menunaikan
zakat dan bershodaqoh.

2.4 PANDANGAN HIDUP MUSLIM

Sebagai Anugerah teristimewa dari Sang Pencipta, manusia diberikan akal yang dapat
digunakan sebagai alat berpikir. Dengan itu, manusia dapat mengetahui dan menyeleksi mana hal
yang baik dan mana hal yang buruk bagi dirinya. Menyusuri cara berpikir, setiap insan memiliki
cara pandang yang berbeda-beda dalam hidup ini.

Pandangan hidup itu sendiri merupakan konsep yang dimiliki seseorang atau golongan
dalam masyarakat dalam menanggapi atau menerangkan segala masalah di dunia ini. Dengan
demikian bagi seorang Muslim, pandangan hidupnya mengacu pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Namun, lebih utama didahului dengan semangat tauhid. Meng-Esa-kan Allah dan
menghambakan diri hanya kepada Illahi Robbi.
Dengan tauhidullah diiringi berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, itulah kunci
segala persoalan hidup yang dihadapi oleh seorang Muslim. Hal ini tercermin dalam
pendiriannya ketika hidup di tengah-tengah masyarakat, tercermin dalam kebudayaan yang
tercipta, dan dalam usahanya mencari pengetahuan seluas-luasnya.

Bersamaan dengan itu, Prof. Dr. Hamka ingin berbagi sekaligus berpesan pada umat
Muslim bahwa hendaknya kita memiliki pandangan hidup yang benar. Bertujuan agat dapat
menempatkan segala sesuatu di dunia ini dengan benar pula. Tentunya menurut pandangan
Allah, baik meliputi persoalan sesama manusia maupun hubungannya dengan Sang Pencipta.
Sebab telah terbukti bahwa seluas-luasnya pikiran manusia, ia akan sampai pada titik
keterbatasannya. Sehebat-hebatnya manusia, ia mati juga meninggalkan segala yang
dibanggakannya.

Dalam buku Pandangan Hidup Muslim ini, Buya Hamka memaparkan bahasannya
dengan sajian diksi yang begitu menarik. Disisipkannya beberapa pembahasan yang bukan saja
hanya dari sudut pandang Islam, melainkan juga dari sisi keilmuan, keindahan, kebudayaan, dan
lain sebagainya. Bagi Buya Hamka, tiada maksud lain kecuali untuk membangun logika dan rasa
setiap insan agar menyertakan Islam sebagai pandangannya. Baik dalam berilmu maupun
menggugah hati menilik hamparan kuasa-Nya di pelosok alam dunia ini. Begitu pula sebaliknya.
Ilmu akan sempurna kalau beragama. Agama pun baru cukup kalau berilmu. Keduanya saling
membuka rahasia alam, namun dari seginya masing-masing.

Mengakui adanya pencipta di balik keajaiban yang ada di bumi, akan membuat kita
semakin teguh mempertahankan agama, meyakini Islam sebagai rahmatan lil ‘aalamiin. Dialah
Allah Azza wa Jalla–Tuhan Yang Maha Esa yang tiada duanya menggerakkan segala hal. Dari
hal terkecil hingga hal terbesar, yang tak bisa kita genggam kalau bukan karena-Nya. Tanpa
mengakui ke-Esa-an Allah terlebih dulu, manusia akan terus meraba-raba dalam hidup yang
gelap.

Buku yang ber-cover kuning kecokelatan ini, juga akan menuntun kita pada pandangan
hidup yang sesuai syariat. Kembalikan segala pertanyaan dalam hidup ini pada Allah melalui Al-
Qur’an dan Hadits Rasulullah. Jangan hanya sibuk mengurusi kebendaan dan keilmuan yang ada,
tanpa mencari tahu siapa penciptanya. Pencipta sesungguhnya yang teramat kuasa merajai
seluruh yang ada di bumi. Pandanglah kehidupan yang indah ini dengan menyertakan Islam
sebagai tiang penyokong mata dan hati kita. Agar terbuka jalan yang lurus. Agar terlepas pula
semua permasalahan hidup.

2.5 KOMITMEN MUSLIM TERHADAP ISLAM

Setiap individu harus mengimani/meyakini,bahwa hanyaAgama Islamlah satu-satunya


Dien yang benar dan diridoi Allah SWT. Hal ini sesuai firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat
19 sebagai berikut :

Artinya : Sesungguhnya Agama yang diridoi Allah hanyalah Agama Islam.

Begitu pula pada Surat Ali Imran ayat 85-nya :

Artinya : Barangsiapa yang mencari Agama selain Agama Islam,maka sekali-kali tidaklah akan
diterima Agama itu oleh Allah dan dia di Akhiratpun termasuk orang-orang yang merugi.

Seseorang yang mnginginkan kwalitas ke-Islamannya baik,idealnya memang tidak ada


kata lain,yaitu mempelajari Agama Islam dengan sungguh-sungguh dan sedalam-dalamnya.
Bahkan bila bicara soal belajar,ada nasihat dariAllah SWT.
Bagi setiap orang di dalam mempelajari agama Islam, yaitu : “Jangan ikut-ikutan” alias “taqlid
buta”,tapi “harus berdasarkan ilmu Allah”.
Hal ini sesuai firmanNya Surat Al Isra ayat 36 sebagai berikut :

Artinya : Dan “janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya”. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya.

Sementara itu, Rasulullah saw juga berpesan kepada seluruh umat Islam agar mempelajari Din
Islam dengan tidak melihat batasan usia. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw yang
berbunyi :

Artinya : Tuntutlah ilmu dari sejak buaian hingga ke liang lahat.

Saking wajibnya mempelajari Agama Islam, Allah swt memerintahkan kepada setiap individu
untuk mencari tahu ( menanyakan ) kepada orang-orang yang berilmu.
Hal ini sebagaimana firmanNya dalam Surat Al Anbiya ayat 7 yang berbunyi sbb :

Artinya : Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu ( Muhammad ), melainkan beberapa
orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-
orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.

Mengamalkan ilmu yang kita punya. Ilmu yang kita punyai harus bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain.  Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ً‫بَلِّ ُغوا َعنِّى َولَوْ آيَة‬

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Dalam Islam, ilmu memiliki aksiologis yang sangat agung. Karena dengan ilmu-lah semuanya
berawal dalam meniti jalan suci ini. Selain itu, ilmu juga dapat mengangkat derajat bagi siapa
saja yang memilikinya. Begitulah nikmatnya islam sehingga segala tingkah laku kita diatur oleh
Islam. Sampai pada ilmu pun Islam mengaturnya, mulai dari kewajiban menuntut ilmu,
mengamalkan ilmu dan ancaman bagi orang yang tidak mengamlakan ilmu. hal tersebut harus
kita pelajari secara mendetail sehingga kita tidak termasuk orang yang salah dalam memahami
ilmu.

Ilmu yang telah kita peroleh membutuhkan lahan agar ilmu tersebut dapat menjadi penolong bagi
kita yaitu dengan cara mengamalkannya, baik dengan mengajarkannya maupun yang lainnya.
Ilmu tersebut berpotensi menjadi boomerang bagi kita jika kita tidak mengamalkan ilmu
tersebut, diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ary  bahwa Rasulullah  bersabda: ‫والقرآن حجة لك أو‬
‫“ عليك‬Al-Qur’an adalah hujjah untukmu dan juga dapat menghujatmu”.Ini adalah bagian dari
hadits yang panjang. Mungkin kita bisa mengatakan dengan kalimat ini: “ jangan biarkan satu
orang pun tersesat karena ilmu yang kita peroleh tidak diamalkan”

Dakwah berdakwah lah demi Agama Islam. Dalam bahasa (Arab: ‫وة‬iii‫دع‬, da‘wah;


"ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman
dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah
merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau
ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu
dakwah" dan Dakwah Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Sabar merupakan kata yang sering kali diucapkan oleh lisan. Orang yang memiliki sifat
sabar akan memperoleh ketenangan, ketentraman dan kelapangan hati. Sabar memang bukanlah
suatu perkara mudah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak pula
mustahil seseorang memiliki sifat penyabar.

Islam memandang sifat sabar ini sebagai salah sifat terpuji yang harus dimiliki oleh orang-orang
yang beriman kepada Allah SWT. Orang yang tidak sabar tidak bisa dikatakan sebagai orang
yang beriman. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas tentang pengertian sabar dalam
Islam dan dalil-dalil yang berkaitan dengan sabar.

2.6 ISLAM DAN KESEHATAN

Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, begitu juga
dalam mengatur tatanan kehidupan di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah
satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat, sehingga
dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah.

Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya
sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Kesehatan merupakan hak asasi manusia serta sesuatu
yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah serta
memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Maka dari itu, sebagai hamba Allah
Swt. hendaknya kita selalu menjaga kesehatan tubuh kita. Karena dengan tubuh yang sehat, jiwa
menjadi kuat serta pikiran dan hati kita akan selamat dari godaan syaitan yang dilaknat oleh
Allah Swt.

2.7 KESEHATAN MENTAL DALAM ISLAM

Kesehatan mental dari perspektif Islam merupakan suatu kemampuan diri individu dalam
mengelola fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian dengan diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan sekitarnya secara dinamis berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai
pedoman hidup menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat. Pandangan Islam tentang gangguan
jiwa tidak jauh berbeda dengan pandangan para ahli kesehatan mental pada umumnya. Peranan
agama Islam dapat membantu manusia dalam mengobati jiwanya dan mencegahnya dari
gangguan kejiwaan serta membina kodisi kesehatan mental. Kajian berikut akan mengulas
beberapa bentuk ibadah dan efeknya secara psikis, yang kemudian dikenal dengan psikoterapi
melalui amalan ibadah.

Kesehatan mental bukanlah sesuatu yang dapat kamu kesampingkan begitu saja.
Kesehatan mental merupakan hal penting yang perlu dijaga. Tidak hanya berlaku pada orang
dewasa, anak-anak, remaja, bahkan lansia pun harus peka dan sadar terhadap kesehatan mental.

Pentingnya menjaga kesehatan mental sangat berdampak dalam banyak hal. Orang yang
memiliki mental yang sehat, mampu berpikir secara positif yang dapat menuntun mereka
menjadi lebih baik dalam menyikapi masalah.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, rasanya wajah jika orang memiliki masalah dan
tak jarang menjadi beban pikiran. Beban yang tak kunjung terurai ini pun lama-kelamaan akan
bertumpuk dan menjadi masalah bagi jiwa dan mental.

Dalam Islam, memelihara kesehatan jiwa penting bagi umat Muslim. Bahkan, Islam pun sudah
mengajarkan tentang kesehatan jiwa dalam ajarannya.

“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah dari pada orang mukmin yang
lemah.” (HR. Muslim)

Al-Quran dan hadis adalah sumber utama ajaran Islam dan juga sebagai petunjuk yang
nyata. Keduanya memberikan jalan bagi manusia agar dapat meraih kebahagiaan yang
sesungguhnya.

Seorang muslim harus paham tentang cara menggapai jiwa yang tenang. Nah, dalam Al-Quran
dan hadis itulah umat manusia dapat meraih petunjuk bagaimana cara untuk menjaga dan
memelihara kesehatan mental menjadi lebih baik.
Dilansir dari berbagai sumber, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga
kesehatan mental lebih baik.

1. Apa pun yang terjadi, ingatlah Allah SWT

2. Istiqomah

3. Dapat mengalahkan hawa nafsu

4. Memperbanyak amal kebaikan

5. Mengingat kehidupan akhirat


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Islam di ajarkan untuk dapat membawa manusia ke jalan yang benar dan yang di ridhoi
oleh Allah SWT. Agar mereka dapat hidup dengan damai dan sentausa. Islam meliputi banyak
aspek yang dituju dan dilaksanakan oleh umat islam yang menjalankannya. Semua aspek
tersebut memiliki makna yang sangat luas jika dipahami dengan sungguh-sungguh dan benar.
Karena islam bertujuan untuk membimbing manusia ke jalan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.lldikti4.oc.id

https://www.neliti.com

https://tirto.id

https://kumparan.com

http://psbsekolah.kemdikbud.go.id

https://sumbar.kemenag.go.id

http://ejurnal.iainmadura.ac.id

https://jurnal.um-palembang.ac.id

Anda mungkin juga menyukai