Anda di halaman 1dari 7

RAGAM HIAS UKIRAN

SENI BUDAYA

Di susun oleh:
Ferina Rahmayanti

Kelas:

7-C

No.absen 16

SMPN 211
JAKARTA
RAGAM HIAS UKIRAN
CIRI – CIRI RAGAM HIAS
1. JEPARA

Mempunyai motif daun Trubusan


ada motif Jumbai atau ujung relung, yaitu daunnya menyerupai kipas yang
terbuka dan ujung daunnya runcing.
Terdapat gambar buahnya juga yang berjumlah tiga atau empat yang berasal
dari pangkal daun.
Contohnya : Motif makara , Motif ukir naga, Motif gunungan, Motif burung
Teknik Jepara
Terdapat dua teknik dalam mengukir yaitu teknik 2 dimensi (untuk meja, kursi,
dipan/ tempat tidur) dan teknik 3 dimensi (untuk relung, yang diukir runcing dan
sampai bawah). Teknik 2 dimensi lebih mudah karena hanya mengikuti pola
ukiran yang sebelumnya sudah dibuat, hanya membuat lekukan yang tidak
terlalu dalam sedangkan teknik 3 dimensi cukup sulit karena pengerjaannya
menggunakan pola yang sembarang sesuai kreatifitas seniman.
2. PAPUA

Memiliki bentuk-bentuk manusia dan juga totem dengan penggunaan material


kayu yang berwarna lebih gelap.
Pola yang unik
Bersifat naturalis
Detail – detail pola ukurannya rumit

Proses Pembuatan Kerajinan Ukiran Kayu Asmat Papua

Ada beberapa tahapan yang dilalui para pengrajin untuk menghasilan ukiran
kayu suku Asmat yang indah. Pertama, ukiran akan diawali dengan memahat
sepotong kayu untuk dibentuk.
Kemudian dengan memberikan pewarnaan. Dalam pemilihan warna itu
sendiri suku Asmat memiliki persepsi yang berbeda, dimana warna merah itu
melambangkan daging, warna putih berarti tulang, sedangkan hitam akan
melambangkan warna kulit dari suku Asmat.
Mengukir sendiri bagi suku asmat papua merupakan sebuah tradisi
kehidupan dan ritual yangsangat terkait erat dengan spiritualitas hidup dan
bentuk penghormatan terhadap leluhur. Ketika pengrajin Suku Asmat
mengukir, mereka tidak hanya membuat pola ukiran dalam kayu tetapi juga
mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.

Walaupun seni ukir merupakan seni yang umum dimiliki oleh suku Asmat,
namun tidak semua orang Asmat dapat menjadi pengukir. Mengukir adalah
kemampuan yang diturunkan antar generasi dan umumnya hanya dilakukan
oleh kaum pria.

Mereka biasanya mengukir sembari para wanita bekerja di ladang. Karena


mengukir adalah sebuah warisan, maka bagi keluarga yang tidak memiliki
darah pengukir biasanya juga tidak akan memiliki kemampuan ini.
Namun, bagi masyarakat Asmat kemampuan modern dapat diinvestigasi
secara khusus. Banyak pria-pria Asmat yang secara khusus mempelajari cara
mengukir, apalagi menjadi seorang pengukir kini dapat dijadikan mata
pencaharian.
3. BALI

(1) angkup pada motif Bali, seperti halnya pada motif lainnya,
mempunyai bentuk yang berikal pada ujungnya.
(2) bentuk sunggar ini tumbuh dari ujung ikal benangan pada daun
pokok.
(3) imbar pada motif Bali seperti yang terdapat pada motif Pejajaran
dan motif Majapahit, dengan bentuk yang khas pula. Simbar berada di
depan pangkal daun pokok mengikuti bentuk alurnya, sehingga dapat
membentuk keserasian secara keseluruhan pada motif ini.
(4) benangan pada motif ini bentuknya khusus atau khas.
Benangannya berbentuk cembung dan miring sebagian. Benangan ini
tumbuh melingkar sampai pada ujung ikal dan mempunyai pecahan
garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang
terdapat pada ukiran daun patran, sehingga dapat menambah
keserasian dan indahnya bentuk ukiran.

Contoh : Angkup, Sunggar , Toppers , Endong, Simbar, Daun Trubus,


Benangan, Pecahan.

Teknik Aceh
teknik pencarian data studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi dan studi
karya/artefak
4. SUMATRA BARAT (ACEH)

Menggunakan motif flora dan tidak menggunakan motif fauna. Ada dua jenis
motif ukiran yakni tembus atau berlubang dan motif tidak tembus (pada
permukaannya kayu saja).

Contoh : Motif Ukiran Bungong Glima , Motif Ukiran Bungong Kupula , Motif
Ukiran Bungong Seulanga, Motif Ukiran Bungong Seulupo

METODE

Perancangan Tahapan ini terdiri dari kegiatan menuangkan ide dari hasil
analisis yang telah dilakukan ke dalam bentuk sketsa motif. Sketsa motif
dibuat dalam beberapa alternatif untuk dipilih sketsa yang terbaik. Sketsa
motif yang terpilih kemudian disempurnakan menjadi desain motif. Desain
motif selanjutnya dipindahkan pada lembaran kain dengan cara disalin atau
diblat. Kain yang sudah diberi motif dengan pensil kemudian dapat dilakukan
proses pembatikan.
5. KALIMANTAN ( SUKU DAYAK)

Penggunaan warna-warna terang yang sangat mencolok sehingga sangat


mudah mengenali pola ukiran tradisional satu ini. Penerapannya banyak
ditemukan pada rumah adat tradisional dan juga perlengkapan kesenian
tradisional Dayak

Contohnya : Ukiran Motif Bunga Terong, Ukiran Motif Pakis , Ukiran Motif
Pucuk Rebung , Ukiran Motif Kamang , Motif Burung Enggang , Ukiran Motif
Naga.

METODE

Penggarapan karya tari merujuk pada metode dan tahapan yang diterapkan
dalam penggarapan tersebut, seperti langkah pencarian dan penggarapan,
pengembangan, dan pembentukan dengan ide kreatif sebagai dasar
penggarapan. Metode mengarah ke cara-cara yang diterapkan dalam sebuah
penciptaan, sedangkan tahap lebih mengarah ke sistematika penciptaan.
Metode dan tahapan ini penting digunakan, karena sebuah proses
penggarapan juga memerlukan suatu kerja yang sistematis untuk
mempermudah penulisan tersebut agar dapat berjalan sesuai kerangka
konsep yang telah ditentukan. Metode dan tahap penciptaan dalam karya tari
Motif Dayak meliputi eksplorasi, improvisasi, pembentukan, evaluasi dan
komposisi.
6. SUMATERA BARAT

ciri khas seni ukir Sumatera


1. banyak dipengaruhi oleh Islam,
2. banyaknya ukiran kaligrafi tulisan Arab di batu nisan dan beberapa
bangunan peninggalan sejarah.
Contohnya : Saluak Laka, Labah Mangirok, Kalalawa

METODE

Teknik yang digunakan adalah teknik sulam, lukis kain, digital print pada
tekstil dan aplikasi. Pemilihan teknik sulam karena kemampuannya untuk
menghasilkan visual yang detail, seperti yang diketahui bahwa motif ukiran
rumah gadang memiliki lekukan yang cukup detail dan rumit. Teknik lukis kain
dipilih karena kemampuannya untuk menghasilkan gradasi warna yang halus
pada kain. Digital print dipilih karena kelebihannya untuk menhasilkan gambar
yang detail. Sedangkan teknik aplikasi dipilih karena dapat mengabungkan
aneka teknik sebelumnya dalam kesatuan yang menarik. Motif- motif ukiran
yang dibuat sejajar dengan pengulangan pada rumah gadang yang asli diolah
dengan mencari bentuk dasar (modul) dari tiap jenis ukiran lalu dilakukan
aneka pengulangan dengan menggunakan teori pengulangan dari buku
Beberapa asas merancang dwimatra oleh Wucius Wong.

Anda mungkin juga menyukai