Anda di halaman 1dari 2

RANGKUMAN BAGIAN BAB VI BAGIAN B (1)

(1) Asas-Asas Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Undang-Undang Nomor 39


Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 ini memberi pengaturan yang lebih rinci tentang pemajuan
dan perlindungan hak asasi manusia. Dengan dilandasi asas-asas hak asasi manusia yang universal
seperti tertuang dalam Deklarasi Universal di antaranya :

(a) Persamaan di Hadapan Hukum dan Imparsialitas (Pasal 5) = Setiap orang berhak menuntut
dan diadili dengan memperoleh perlakuan dan pelindungan yang sama di depan hukum.
(b) Perlindungan Masyarakat Adat (Pasal 6) = Keragaman budaya yang dimiliki masyarakat Adat
Indonesia merupakan salah satu hal yang wajib dilindungi, namun hal ini terbatas pada
masyarakat adat yang masih secara nyata memegang teguh hukum adatnya secara kuat, di
mana hak-hak tersebut tidak bertentangan dengan asas-asas negara hukum
(c) Upaya Hukum Nasional dan Internasional (Pasal 7) = Setiap orang berhak untuk
menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum internasional atas semua pelanggaran
hak asasi manusia
(d) Tanggung Jawab Pemerintah (Pasal 8) = Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan
hak asasi manusia menjadi tanggung jawab pemerintah.

Soal
1. Apa maksud dari upaya hukum internasional bagi warga negara dalam asas yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999?
Jawab :
Berkaitan dengan upaya hukum internasional dapat melalui forum internasional, Undang-
Undang tidak menentang adanya upaya yang dilakukan ke forum internasional dalam rangka
perlindungan hak asasi manusia bilamana upaya yang dilakukan di forum nasional tidak
mendapat tanggapan. Maksudnya bahwa mereka yang ingin menegakkan hak asasi manusia
dan kebebasan dasarnya diwajibkan untuk menempuh semua upaya hukum Indonesia. Jika
apabila upaya hukum nasional seras tidak memuaskan atau gagal maka dapat melakukan
upaya perlindungan atau penegakan ke forum internasional.
2. Apa makna dari hak suaka sebagai salah satu dari bagian hak atas rasa aman menurut
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 ?
Jawab :
Suaka yang dalam bahasa asing disebut asylum, pada dasarnya merupakan suatu bentuk
perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada warga negara lain yang terancam
kehormatannya. Perlindungan yang bukan hanya semata-mata tempat pengungsian sementara,
di mana negara setempat bertindak aktif dalam memberi perlindungan dan rasa aman. Suaka
diberikan kepada orang asing yang di negaranya merasa ketakutan akan disiksa karena alasan
ras, agama atau politik. Menurut hukum internasional suaka dan pengungsi sebenarnya
mempunyai perbedaan. Pengungsi adalah satu status yang diakui oleh hukum internasional
dan/atau nasional. Seseorang yang telah diakui statusnya sebagai pengungsi akan menerima
kewajiban-kewajiban yang ditetapkan serta hak-hak dan perlindungan atas hak-haknya itu
yang diakui oleh hukum internasional dan/atau nasional. Seorang pengungsi adalah sekaligus
orang pencari suaka. Sebelum seseorang diakui statusnya sebagai pengungsi, pertama-tama ia
adalah seorang pencari suaka. Status sebagai pengungsi merupakan tahap berikut dari proses.
Jadi, setelah mendapatkan suaka maka dia menjadi pengungsi internasional di negara lain
yang memberlikan perlindungan.
3. Bagaimana cara melakukan proses pemeriksaan terhadap kasus HAM untuk anak yang
dibawah umur?
Jawab :
Proses penyidikan terhadap anak harus dilakukan dalam suasana kekeluargaan. Ini berarti
dalam melakukan penyidikan terhadap tersangka anak, penyidik tidak memakai pakaian
seragam/dinas, dan melakukan pendekatan secara efektif, aktif, dan simpatik. Suasana
kekeluargaan juga berarti dalam proses penyidikan tidak boleh ada pemaksaan, intimidasi
atau sejenisnya. Dalam proses penyidikan ini apabila dianggap perlu, penyidik dapat meminta
pertimbangan atau saran dari ahli pendidikan, ahli kesehatan jiwa, agama, atau petugas
kemasyarakatan lainnya. Proses penyidikan ini sendiri harus dirahasiakan dalam rangka
kepentingan anak itu sendiri.
Proses penahanan terhadap anak juga berbeda dengan penahanan terhadap orang dewasa.
Penahanan terhadap anak dilakukan di tempat khusus, untuk anak di lingkungan Rumah
Tahanan Negara Penahanan ini hanya boleh dilakukan setelah sungguh-sungguh
mempertimbangkan kepentingan anak menyangkut pertumbuhan dan perkembangan anak,
baik fisik, mental maupun sosial anak dan kepentingan masyarakat. Alasan penahanan harus
dinyatakan secara tegas dalam Surat Perintah Penahanan, tempat tahanan anak juga harus
dipisahkan dari tempat tahanan orang dewasa, dan selama ditahan kebutuhan jasmani, rohani
dan sosial anak harus tetap dipenuhi

Anda mungkin juga menyukai