Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan esensi/makna dari Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi warga negara?

Kenapa HAM sangat krusial sebagai instrumen ‘mengoreksi’ kebijakan pemerintah? Berikan
2-3 contoh perlindungan HAM?
2. Jelaskan dan berikan contoh dalam kondisi bagaimana negara/pemerintah dapat membatasi
Hak Sipil dan Politik warga negara?
3. Kenapa negara/pemerintah dapat dianggap sebagai pelanggar HAM? Dalam konteks apa
dan bagaimana negara/pemerintah dapat menjadi pelanggar HAM?

Jawab :

1. Konsep HAM berakar pada penghargaan terhadap manusia sebagai makhluk berharga dan
bermartabat. Konsep HAM menempatkan manusia sebagai subyek, bukan obyek dan
memandang manusia sebagai makhluk yang dihargai dan dihormati tanpa membedakan ras,
warna kulit, jenis kelamin, jenis gender, suku bangsa, bahasa, maupun agamanya. Nilai-nilai
HAM mengajarkan agar hak-hak dasar yang asasi tersebut dilindungi dan dimuliakan.
kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak-hak asasi orang lain. Untuk itu setiap orang
berkewajiban mengakui dan menghormati hak asasi orang lain tanpa terkecuali. Kewajiban
ini juga berlaku bagi organisasi manapun terutama negara dan pemerintah. Dengan demikian
negara dan pemerintah bertanggungjawab untuk melindungi, menghormati, menjamin dan
membela HAM setiap warga negara dan penduduknya.
Masyarakat berhak memiliki hak atas rasa aman, oleh karena itu tugas negaralah untuk
melindungi itu. Dalam konsep HAM bernegara, pemerintah dilarang melanggar Hak asasi
rakyat namun dalam hal ini HAM juga dibatasi oleh peraturan perundang-undangan sehingga
rakyat pun tidak semena-mena saat menuntut perlindungan HAM.
Manusia sedari lahir memiliki HAM yang tidak dapat dicabut maupun diganggu oleh
siapapun termasuk negara. Namun untuk mencapai tujuan tertib sosial maka dibuatlah
institusi negara, yang merupakan hasil perjanjian dari rakyat dengan pemimpin dengan
konsep “rakyat memberi HAM-nya kepada negara untuk dijaga dan diproteksi oleh negara,
namun negara tidak boleh mengkhianati ham rakyat”.
Jadi esensi perlindungan HAM bagi warga negara adalah agar tercapainya tujuan tertib sosial
diantara masyarakat yang mana negara bertanggung jawab atas pemenuhan hak warga
negaranya baik itu hak sipil politik maupun budaya. Selain itu juga negara dituntut aktif untuk
memenuhi kebutuhan warga negaranya dengan tetap melakukan kontrol sosial.

HAM sangat krusial untuk mengoreksi kebijakan pemerintah karena dapat dikatakan bahwa
HAM adalah jiwa negara hukum yang demokratis, dimana pemerintah menjadi pemangku
kewajiban. Dalam pelaksanaan HAM, yang berakar pada teori kontrak sosial, Negara
memegang tanggung jawab penting dalam upaya pemenuhan. Karena dalam pengambilan
kebijakan tentu tujuan negara adalah demi dan untuk kebaikan publik atau masyarakat, maka
sudah sepatutnya masyarakat selaku pemegang kedaulatan tertinggi di tengah negara
demokratis memiliki peran penting dalam upaya memutus rantai pengkerdilan ruang sipil
masyarakat. Dimana kebijakan tersebut memang dengan alasan kepentingan rakyat/ untuk
memnuhi hak dan kebutuhan rakyat, maka peran HAM disini untuk memantau pekerjaan
negara dalam memenuhi kebutuhan warga negara.

Contohnya
a. Hak untuk mendapatkan upah dan keselamatan kerja yang layak dengan adanya peraturan
mengenai keselamatan kerja yaitu termuat dalam UU No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja
b. Adanya aturan yang mengatur tentang kebebasan pers dan perlindungan bagi pers
c. dibuatnya komisi perlindungan anak

2. Masyarakat berhak memiliki hak atas rasa aman, oleh karena itu tugas negaralah untuk
melindungi itu. Dalam konsep HAM bernegara, pemerintah dilarang melanggar Hak asasi
rakyat namun dalam hal ini HAM juga dibatasi oleh hak orang lain dan peraturan perundang-
undangan sehingga rakyat pun tidak semena-mena saat menuntut perlindungan HAM.
Kebebasan bukan tanpa pembatasan. Dalam konsep hukum HAM internasional, terdapat
konsep derogable rights (hak-hak yang bisa dibatasi) dan non-derogable rights (hak-hak yang
sama sekali tak bisa dibatasi).
Negara dituntut untuk memenuhi dan menjamin Hak hak warga negaranya agar tercapainya
tujuan tertib sosial, akan tetapi negara juga berhak untuk membatasi atau mengatur kebebasan
hak yang dimiliki warga negaranya, dengan tetap memegang teguh prinsip bahwa
“pembatasan” tersebut perlu dalam konteks menjaga hak-hak yang lebih penting. Yang
dimana pemerintah membatasi HAM lewat Undang-Undang yang rasionya jelas, obyektif,
proposional, dan memiliki tujuan yang sah dan terukur, pembatasan harus dirumuskan secara
ketat untuk kepentingan hak yang dilindungi tersebut dan konsisten dengan tujuan ketentuan
ICCPR, sehingga pembatasan tersebut tidak boleh dilakukan dengan sewenang-wenang dan
tanpa alasan yang sah. (prinsip siracusa)
Jadi pemerintah dapat melakukan pembatasan dengan alasan moralitas publik, keamanan
negara, dan keselamatan publik.
Contohnya seperti hak untuk mendirikan partai politik, hak tersebut dapat dibatasi apabila
berlawanan dengan ideologi dan akan mengancam ketenangan negara
Contoh lain yaitu hak untuk berkumpul, negara juga dapat membatasi hak untuk berkumpul
dimana misalnya ada demonstrasi akan tetapi, apabila akan mengancam dan membahayakan
khalayak publik maka negara dapat melakukan pembatasan,
jadi negara harus bisa menyeimbangkan antara demokrasi dan stabilitas negara.

3. Negara dapat dianggap sebagai pelanggar HAM apabila negara tidak berupaya serta tidak
memperhatikan hak-hak warga negaranya yang digolongkan sebagai hak non – derogible,
negara juga abai apabila ada potensi pelanggaran ham di masyarakat. Serta Negara juga
membiarkan adanya tindak kejahatan kemanusiaan dan tidak mau menuntut
pertanggungjawaban.
Negara dianggap sebagai pelanggar dalam konteks “abai” disini yaitu pemerintah tidak
mengusahakan perlindungan hak yang menjadi kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan
dan hak dari warga negaranya dengan adil. Hal tersebut bisa berupa kebijakan pemerintah
yang menguntungkan salah satu golongan atau apabila dalam kasus perjodohan, dimana anak
dipaksa untuk menikah. Dimana Negara aware akan masalah tersebut, akan tetapi tidak
melakukan penanganan lebih lanjut. Maka negara sudah dibilang abai akan pemenuhan hak-
hak warga negaranya, hal tersebut sudah tentu dapat terlihat bahwa negara melakukan
pelanggaran, dimana tidak adanya perhatian dan abainya pemerintah dalam pemenuhan hak
warga negara.

Anda mungkin juga menyukai