Anda di halaman 1dari 10

BESARAN DAN SATUAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Dasar 1

Dosen Pengampu : Edi Suwarno, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Apriyanto Abdul Rahmat

( 20210410400007 )

PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2021

1
DAFTAR ISI

BESARAN DAN SATUAN..............................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

A.Latar Belakang.....................................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................4

C. Tujuan.................................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5

A. Pengertian Besaran dan Satuan.....................................................................................................5

B. Kesalahan Dalam Pengukuran........................................................................................................9

BAB III........................................................................................................................................................11

PENUTUP...................................................................................................................................................11

Kesimpulan...........................................................................................................................................11

Saran.....................................................................................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat, ridho, dan
inayahnya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Besaran dan Satuan”
ini yang ditugaskan oleh Bapak Edi Suwarno, S.Pd., M.Pd. Tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai sarana pembelajaran serta informasi bagi penulis dan pembaca.

Tidak lupa pula saya ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing
Bapak Edi Suwarno, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman – teman Mahasiswa yang telah membantu dan memberikan
dukungan, saran, serta masukan sehingga makalah ini terselesaikan sebagaimana
mestinya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat serta


pengetahuan baru bagi para pembaca, terutama manfaat bagi penulis tentang
bagaimana menyusun makalah yang baik dan benar. Saya sadar bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga segala kritik dan saran yang
dapat membangun dari segala pihak sangat dibutuhkan demi terciptanya tulisan
yang lebih baik lagi. Sekian dan Terima Kasih.

Jakarta, 20 September 2021

3
Apriyanto Abdul Rahmat

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa kita sadari, setiap hari kita menggunakan alat ukur sebagai alat
untuk mempermudah pekerjaan maupun untuk mempernudah aktivitas kita.
Alat ukur yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari yang sering kita
temui adalah alat ukur dari besaran pokok. Berbagai macam alat ukur dari
besaran pokok inilah yang mempermudah kita mengetahui berapa hasil dari
pengukuran yang didapat. Namun yang sering kita temui dan kita gunakan
dari 7 besaran pokok yang ditetapkan dalam satuan internasional berupa
panjang, suhu, massa, waktu, kuat arus listrik, intesitas cahaya, dan jumlah zat.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini :

a. Pengertian dari besaran dan satuan?


b. Bagaimana kesalahan dalam pengukuran?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini :

a. Menjelaskan tentang Pengertian Besaran dan Satuan


b. Menjelaskan Kesalahan dalam pengukuran

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Besaran dan Satuan
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki
nilai dan satuan.

Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap


besaran memiliki satuan masing – masing.

Berdasarkan dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan menjadi


dua, yaitu :

1. Besaran Skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki
arah. Contoh: massa, panjang, waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan, dan
jarak.

2. Besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya,
berat, kuat arus, kecepatan, percepatan dan perpindahan.

Berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokan menjadi 2 (dua)


macam yaitu:

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena


diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh
adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur
dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam
hal ini tidak dibutuhkan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator.
Contoh besaran non fisika adalah jumlah.

Bedasarkan jenis satuannya, besaran dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Besaran pokok adalah besaran yang mempunyai nilai satuan yang telah


mendapat kesepakatan dari ahli Fisika. Berdasarkan Satuan SI (Sistem
Internasional) besaran pokok yaitu:

5
Mengapa besaran pokok hanya ada 7 (tujuh) yang ditetapkan sebagai
besaran pokok? Penetapan ini didasarkan atas diskusi dan perdebatan yang
lama antar ahli fisika terkenal di seluruh dunia.
Beberapa alas an pemilihan tersebut di antaranya:
a. 7 (Tujuh) besaran tersebut merupakan jumlah paling sedikit yang masih
memungkinkan besaran – besaran lain dapat diturunkan. Jika kurang dari
7 (tujuh) maka ada besaran lain yang tidak dapat diperoleh dari besaran
pokok.
b. 7 (tujuh) besaran dapat diukur dengan ketelitian sangat tinggi. Karena
besaran pokok akan menurunkan besaran lain maka besaran – besaran
tersebut harus dapat ditentukan dengan sangat teliti.
c. Besaran massa, panjang, dan waktu telah memiliki sejarah penggunaan
yang sangat lama dalam mekanika. Maka penentuan besaran pokok,
ketiga besaran tersebut dimasukkan.

2. Besaran Turunan adalah besaran yang diperoleh dengan cara mengalikan


atau membagi besaran pokok.

Dalam kehidupan sehari – hari, baik dalam hal bekerja atau aktivitas
kainnya, biasanya kita lebih banyak menggunakan 5 (lima) besaran pokok dari 7
(tujuh) besaran pokok satuan SI (Sistem Internasional) yaitu panjang, massa, waktu,
suhu dan arus listrik. Misalnya saja saat kita sekolah ataupun mengerjakan tugas, kita
menggunakan penggaris sebagai alat ukur. Berbeda saat kita berada dipasar, kita
sering melihat atau berinteraksi secara langsung menggunakan timbangan pasar,
saat kita mengantarkan keluarga yang memiliki balita untuk dibawa ke puskesmas
ditimbang berat badannya menggunakan timbangan badan, saat kita berada di

6
laboratorium sekolah atau kampus ataupun peneliti disana kita akan melihat dan
menggunakan neraca 2 lengan, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Saat kita ke
tukang jahit dan tukang kayu maka kita akan melihat ereka menggunakan meteran
jahit dan meteran kayu maupun meteran lipat. Saat sakit kita menggunakan
thermometer untuk melihat suhu badan, dan lain sebagainya.

Berikut contoh alat ukur dari besaran pokok berserta fungsinya yang
digunakan dalam kehidupan sehari – hari dan yang sering kita temui dikehidupan
sehari – hari :

1. Mistar
Mistar adalah alat ukur besaran pokok panjang (l). Alat ini berbentuk plat
panjang yang terbuat dari kayu, plastik (mika), atau besi, kemudian dilengkapi
dengan garis-garis skala pengukuran.

2. Rol Meter (Pita Ukur)


Rol meter adalah alat ukur besaran pokok panjang dengan jarak
pengukuran yang lebih panjang dari mistar. Meteran kecil biasanya
mempunyai ukuran panjang 3 m dan 5 m. Sedangkan meteran panjang yang
biasanya dalam bentuk roll terdapat dalam ukuran 10 m, 20 m, 30 m, 50 m
dan 100 m.

3. Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) adalah alat ukur besaran pokok panjang.
Alat ini berfungsi untuk mengukur panjang diameter dalam, diameter luar,
dan kedalaman benda.

4. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur besaran pokok panjang. Alat ini
berfungsi untuk mengukur panjang ketebalan benda-benda berbentuk plat
atau lembaran tipis, seperti seng, kertas, atau kawat.

5. Neraca atau Timbangan


Neraca atau timbangan adalah alat ukur besaran pokok massa (m).
Neraca terdiri dari beberapa jenis antara lain, neraca dua lengan, neraca
langkah, neraca O'hauss, dan neraca elektronik.

6. Stopwatch

7
Stopwatch adalah alat ukur besaran pokok waktu (t). Alat ini dapat
diaktifkan dan dimatikan. Stopwatch diaktifkan ketika memulai pengukuran
dan pada akhir pengukuran bisa dihentikan.
7. Termometer
Termometer adalah alat ukur besaran pokok suhu (T). Alat ini
memanfaatkan sifat pemuaian dan penyusutan benda akibat adanya
perubahan suhu.

8. Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur besaran pokok kuat arus listrik (I) yang
melewati rangkaian listrik. Pemakaian alat ukur ini disisipkan ke dalam
rangkaian sehingga terhubung seri dengan komponen yang akan dihitung
kuat arusnya.

9. Luxmeter (Light Meter)


Luxmeter adalah alat ukur besaran pokok intensitas cahaya. Satuan
ukuran luxmeter adalah lux. Luxmeter juga disebut digital light meter.
Luxmeter dilengkapi sensor cahaya yang sangat peka terhadap perubahan
jumlah cahaya yang diterima.

B. Kesalahan Dalam Pengukuran


Kesalahan dalam pengukuran adalah penyimpangan nilai yang diukur
dari nilai yang benar. Kesalahan dapat digolongkan menjadi empat golongan.

1. Keteledoran
Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya
kurang terampil menggunakan instrument, terutama untuk instrumen canggih
yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam
melakukan pembacaan skala yang kecil.

2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan Sistematik adalah yang dapat dituangkan dalam bentuk
bilangan (Kuantitatif), contoh : Kesalahan pengukuran panjang dengan mistar
1 mm, jangka sorong 0,1 mm dan micrometer sekrup 0,01 mm

8
3. Kesalahan acak
Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan
(Kuantitatif),
Contoh :
 Kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang
 Pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana
 Pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada
percobaan hukum newton II Newton.

4. Ketidakpastian pada Pengukuran


Ketika mengukur suatu besaran fisis menggunakan instrument, tidaklah
mungkin akan mendapatkan nilai yang benar melainkan selalu terdapat
ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya
batas ketelitian dari masing-masing alat dan kemampuan dalam membawa
hasil yang ditunjukan alat ukur.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak terlepas dengan yang
namanya alat ukur. Alat ukur dibutuhkan dan digunakan setiap hari untuk
mempermudah pekerjaan manusia. Berbagai macam alat ukur sering
digunakan dan ditemui dalam kehidupan sehari – hari merupakan alat ukur
dari besaran pokok berupa panjang, massa, suhu, waktu dan kuat arus.

9
Saran
Untuk mempermudah pekerjaan ataupun untuk mengetahui hasil
besaran, maka dibutuhkan alat ukur. Namun dalam memilih alat ukur
sebaiknya kita menyesuaikan alat ukur yang akan kita gunakan dengan benda
(objek) yang akan diukur. Seperti misalnya kita akan mengukur kain, maka
sebaiknya menggunakan meteran kain, bukan meteran kayu ataupun
penggaris agar lebih efektif dan efisien serta pengukurannya lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Anne Ahira, 2013, macam-macam alat ukur dan fungsinya, 15 November 2013.

Edie daneva, 2013, macam-macam alat ukur dalam fisika, 15 November 2013.

Jasa Kalibrasi, 2013, besaran dan satuan, 15 November 2013.

Rumus hitung, 2013, macam-macam alat ukur dan kegunaannya, 15 November 2013.

Wikipedia, 2013, pengertian besaran dan satuan, 15 November 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai