Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

GAYA GESEK

DISUSUN OLEH:
RIO 09320210144
AFRIANSYA 09320210145
MUH FAUZAN H 09320210146

KELOMPOK : 5B /III
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek terjadi ketika permukaan suatu
benda bersentuhan dengan permukaan benda lainnya. Gesekan dibagi menjadi dua
yaitu gesekan statis yang artinya gesekan yang bekerja pada benda diam setelah
diberi sedikit gaya. Gaya gesek yang kedua adalah gaya gesek kinetik yaitu ketika
benda bergerak setelah diberikan gaya gesek. Dalam gaya gesekan terdapat
koefisien gesekan. Koefisien gesekan statis merupakan rasio besarnya gaya
gesekan statis dan gaya normalnya. Koefisien gesekan kinetis merupakan rasio
gaya gesek yang terjadi dengan besar gaya kinetis dan gaya normalnya. Gesekan
dalam kehidupan sehari-hari memiliki manfaat dan kerugian.
Penentuan koefisien gesek statis terlebih dahulu dilakukan penimbangan
bahan yang akan dicari koefisien geseknya. Sehingga, sudut pada koefisien gaya
gesek kinetis ditentukan dan kita menghitung waktu yang dibutuhkan benda
bergerak dari titik awal ke titik acuan. Praktikum ini dilakukan dengan cara
meluncurkan benda yang sudah diketahuimassanya,untuk koefisien gesek statis
dengan meluncurkan benda dengan memperbesar sudut secara perlahan-
lahan.Untuk koefisien gesek kinetis benda yang diberi beban agar cepat meluncur
dan dicatat waktunya.
Dalam pembahasan mengenai Hukum Newton kita akan selalu berhubungan
dengan gaya gesekan. Secara umum, gaya didefenisikan sebagai sesuatu yang
dapat mengubah keadaan gerak suatu benda. Suatu benda dapat bergerak karena
mendapat gaya.
Manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya manusia
berjalan tanpa terpeleset dan mobil bisa berhenti karena adanya pengereman,
Menciptakan panas seperti di mesin kendaraan dan korek kayu. Selain itu juga
ban mobil dan ban sepeda motor yang diberi bentuk gerigi agar tidak licin dan
tetap berjalan.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan instruksi umum(TIU)


1. Mahasiswa dapat memahami konsep gaya gesek.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan gaya gesek.
1.2.2 Tujuan intruksi khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan koefisien gesek statis dan
koefisien.
2. Mahasiswa dapat mengamati koefisien gesek dari berbagai macam benda.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan kaitan antara koefisien gesek kinetis gesek
kinetis dengan percepatan gerak benda dan percepatan gravitasi.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentukpadat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes.
Secara umum gaya gesek dapat dituliskan sebagai suatu ekspansi deret,
yaitu di mana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya gesek
statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah gaya gesek pada benda
dalam fluida.
Gaya gesek dapat merugikan atau bermanfaat. Panas pada poros yang
berputar, engsel pintu yang berderit, dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian
yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak
dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas
lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan
slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga
tidak dapat terciptanya parasut.
2.1.1 Benda Gaya Gesek
Gaya gesek bekerja pada garis singgung kedua benda. Misalkan, sebuah
benda yang terletak pada sautu bidang datar horizontal dikenai gaya sebesar F.
Gaya gesek juga dapat terjadi pada suatu benda yang bergerak di udara. Untuk
benda yang melayang di udara, besar kecilnya gaya gesek bergantung pada luas
permukaan benda yang bersentuhan dengan udara. Semakin besar luas bidang
sentuh, makin besar gaya gesek udara pada benda tersebut. Begitupun sebaliknya,
semakin kecil luas bidang sentuh semakin kecil gaya geseknya. Konsep ini
digunakan pada penggunaan parasut untuk para penerjun bebas. Diagram gaya-
gaya yang bekerja pada benda tersebut dapat kalian lihat pada

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 4.2.1 Gaya


Gesek( fisikaABC.com)
Berdasarkan gambar di atas, arah gaya gesek selalu berlawanan dengan
arah gaya luar yang bekerja pada benda dan arah gerak benda. Untuk benda padat
yang bergerak di atas benda padat, besar kecilnya gaya gesek sangat bergantung
pada kasar atau licinnya permukaan benda yang bersentuhan, semakin kasar
permukaan maka semakin besar gaya geseknya. Sebaliknya, semakin licin
permukaan, semakin kecil gaya geseknya.
Selain itu, gaya gesek juga dapat terjadi pada suatu benda yang bergerak di
udara. Untuk benda yang melayang di udara, besar kecilnya gaya gesek
bergantung pada luas permukaan benda yang bersentuhan dengan udara. Semakin
besar luas bidang sentuh, makin besar gaya gesek udara pada benda tersebut.
Begitupun sebaliknya, semakin kecil luas bidang sentuh semakin kecil gaya
geseknya. Konsep ini digunakan pada penggunaan parasut untuk para penerjun
bebas.
2.1.2 Asal Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan
yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya
elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan
yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek)
menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar

2.2 Jenis-jenis Gaya Gesek

Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan
antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(menggeser).

2.3 Jenis-jenis Gaya Gesek

Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan
antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti
(menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya
gesek lain yang disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda
yang berputar tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek
spin (spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan fluida disebut sebagai
gaya Coriolis-Stokes atau gaya viskos (viscous force).
1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah
benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya
dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek
kinetis.

fs maks = μs N ....………………………………………………..…(4.2.1)

Ketersngan :
fs maks = Gaya gesek statis maksimum (N), μs = Koefisien gaya ,gesek
statis, N = Gaya normal (N).
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan
sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan
gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat
memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum.
Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari
nol hingga gaya gesek maksimum Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek
maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan
oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan
arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat
digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek
2. Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis
untuk material yang sama.
Gaya gesek disimbolkan dengan huruf f (friction). Jika pada sebuah benda bekerja
gaya tertentu sehingga benda bergerak, maka arah gaya gesek selalu berlawanan
dengan arah gerak benda. Perhatikan diagram gaya yang bekerja pada benda
berikut ini.
fk = μk N ........................................................................................(4.2.2)

Keterangan : fk = Gaya gesek kinetis (N), μk = Koefisien gesekan kinetik


Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis
Bekerja pada benda yang bergerak
Bekerja pada benda yang diam atai tepat
akan bergerak (hamper bergerak)

Rumus: fs = μsN Rumus: fk = μkN


Berbanding lurus dengan koefisien Berbanding lurus dengan koefisien
gesek statis (μs) gesek kinetis (μk)
Nilai koefisien gesekan lebih besar Nilai koefisien gesekan lebih kecil
Nilainya selalu berubah Nilainya selalu tetap tidak
bergantung pada gaya F yang bergantung pada kecepatan
bekerja pada suatu benda dan percepatan benda (baik
GLB maupun GLBB)
Nilai maksimum dicapai ketika Tidak ada nilai maksimum
benda tepat akan bergerak
N = Gaya normal (N).
Tabel 3.2.1 Perbedaan Gaya Gesek Statis dan Kinetis
Dari penjelasan di atas, maka dapat kita identifikasi beberapa perbedaan
karakteristik atau ciri antara gaya gesek statis dan kinetis, yaitu sebagai berikut.
Dari tabel perbedaan antara gaya gesek statis dan gaya gesek kinetik di atas
ketahui bahwa koefisien genetik kinetik selalu lebih kecil daripada koefisien

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
gesekan statis.

2.4 Sifat-Sifat Gaya Gesek

Gaya gesek atau friction force memiliki beberapa sifat atau karakteristik
yang membedakannya dengan jenis gaya-gaya lain. Berikut ini adalah sifat-sifat
gaya gesek secara umum:
1. Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gaya luar yang bekerja pada
benda sehingga gaya gesek bersifat menghambat gerak benda. Misalnya,
apabila gaya luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya, jika gaya luar
ke kanan, arah gaya gesek ke kiri.
2. Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda. Jika benda
bergerak ke kanan, maka arah gaya gesek ke kiri. Jika benda bergerak ke
bawah, arah gaya gesek ke atas begitupun seterusnya.
3. Untuk benda padat yang bergerak di atas benda padat, besarnya gaya gesek
dipengaruhi oleh tingkat kekasaran permukaan benda yang bersinggungan.
Semakin kasar permukaan benda, semakin besar gaya gesek dan sebaliknya.
4. Untuk benda yang bergerak di udara seperti gerak jatuh bebas, besarnya gaya
gesek yang dialami benda dipengaruhi oleh luas bidang sentuh benda

2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Gesek


1) Kekasaran permukaan benda
a. Semakin kasar permukaan benda, semakin besar gaya geseknya.
b. Semakin halus permukaan benda, semakin kecil gaya geseknya
2) Luas permukaan benda
a. Semakin luas permukaan benda, semakin besar gaya geseknya.
b. Semakin kecil permukaan benda, semakin kecil pula gaya geseknya.
3) Massa benda
a. Semakin berat massa bneda, semakin besar gaya geseknya
4) Semakin ringan massa benda, semakin kecil gaya geseknya Gaya
gesekan memiliki manfaat yang penting bagi kita antara lain :
a. Gaya gesek membantu benda bergerak tanpa tergelincir.
b. Gaya gesek dapat menghentikan benda yang sedang bergerak, misalnya
sepeda di rem.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
c. Gaya gesekan dapat menahan benda-benda agar tidak bergeser.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.5 Hukum I, II, dan III Newton

a. Hukum Newton I
Bunyi hukum newton I : “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang
sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang
mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan
tetap.”
Dari bunyi hukum newton I ini dapat dipahami bahwa suatu benda akan
berusaha mempertahankan keadaannya atapun posisi awalnya yang ia miliki.
Dimana, benda yang awalnya diam akan berusaha untuk tetap diam. Begitu juga
jika benda yang awalnya bergerak akan berusaha untuk tetap bergerak.
Dikarenakan benda mempunyai adanya kecenderungan dalam
mempertahankan posisi semula yang dialami oleh suatu benda tersebut maka,
hukum newton 1 ini disebut juga sebagai hukum inersia atau hukun kelembaman.
Dalam penerapan kesehariannya, hukum newton 1 ini memiliki contoh
penerapan disaat anda berkendara apakah itu dengan motor, mobil, dan alat yang
bergerak seperti lift. Kemudian, benda tersebut tiba – tida di rem atau berhenti
secara mendadak. Maka, badan anda cenderung maju kedepan atau terus melaju
kedepan. Hal yang sama juga terjadi saat anda akan mulai bergerak dari keadaan
diam. Contoh yang paling terasa adalah saat anda berkendara dengan mobil. Anda
cenderung tersentak kebelakang saat kendaraan mulai melaju.
Dengan demikian, hukum newton I dapat dirumuskan sebagai berikut :

∑F=0 .........................................................................................(4.2.2)

b. Bunyi Hukum Newton II :


“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan
arah gaya total yang bekerja padanya”.
Berdasarkan dari bunyi hukum newton ke 2 ini, dapat dipahami bahwasanya
suatu gaya benda akan semakin bertambah besar jika diberikan dorongan daya
yang searah dengan laju arah gaya benda tersebut.
Contoh hukum newton II dapat diamati saat anda menggelindingkan bola
ditanah datar. Jika semula anda menggelindingkan bola dari kanan menuju kiri
GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
lalu memberikan gaya dari kanan pula dengan cara menendang bola tersebut,
maka bola tersebut akan mendapat gaya searah dari kanan kekiri yang
membuatnya mengalami percepatan.
Contoh lain dari hukum newton 2 adalah ketika anda melempar batu keatas
secara vertikal. Pada awalnya batu tersebut akan melaju keatas dengan kecepatan
yang konstan. Kemudian, akibat adanya gaya gravitasi akan memperlambat batu
dan menghentikannya. Lalu, batu tersebut akan kembali ke bumi dengan
kecepatan dari massa batu ditambah dengan adanya gaya gravitasi yang
mempercepat batu tersebut.

……
F = m.a ................................…………………….…………...(4.2.3)

Keterangan : F = gaya (N), m = massa (Kg), a = percepatan (m/s2)


c. Hukum Newton III
Bunyi Hukum Newton III : Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika
suatu benda memberikan gaya pada benda yang lain maka benda yang terkena
gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima
dari benda pertama, tetapi arahnya berlawanan.

∑Faksi = -∑Freaks .................................................................................................................(4.2.5)

Keterangan: Faksi = gaya yang diberikan pada suatu benda, Freaksi = gaya
yang diberikan benda.

Dari bunyi hukum newton ke III ini dimana setiap aksi akan menimbulkan
aksi atau setiap sebab akan menimbulkan akibat. Dimana, setiap gaya sebab yang
diberikan akan menghasilkan besarnya gaya akibat yang dihasilkan. Pada contoh
penerapan Hukum newton ke 3 ini bekerja pada setiap benda yang diberikan gaya
aksi akan menghasilkan gaya reaksi. Namun, gaya aksi reaksi tersebut saling
berlawanan arah dan bekerja pada benda yang berbeda.

Sebagai contoh hukum newton 3, ketika anda memukul paku dengan paku.
Dimana, palu adalah gaya aksi dengan gaya dari paku adalah gaya reaksi dari palu
tersebut. Saat anda memukul paku dengan palu, begitu palu menyentuh paku, palu

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
berhenti sesaat atau bahkan memantul. Gaya berhenti sesaat atau bahkan
memantu tersebut merupakan gaya reaksi yang dihasilkan oleh aksi palu tersebut

Gambar 4.2.2 Penerapan Hukum Newton III (pendidikan.co.id).

Rumus Hukum Newton III:

1. Pada Gaya Gesek

Fg = 𝜇N …….....…………………………………….....…(4.2.6)

Keterangan : Fg = gaya gesek, 𝜇 = koefisien gesekan, N = gaya normal.


2 Pada Gaya Berat
W = m.g ......................…………….……………………....(4.2.7)

Keterangan:W=gaya berat (N), m = massa (kg), g= gravitasi bumi (m/s2).


3 Pada Berat Sejenis

s=𝜌xg .......…………........…………………………….....(4.2.8)

1. Massa
Massa adalah pengukuran berapa banyak materi dalam suatu objek. Massa
adalah kombinasi dari jumlah total atom , kerapatan atom, dan jenis atom dalam
suatu objek. Dan berikut ini adalah uraian tentang pengertian Massa dalam fisika
semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
Massa (berasal dari bahasa Yunani)adalah suatu sifat fisika dari suatu benda
yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau.
Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat. Namun
menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi
massa dengan medan gravitasi (Anonim. 2008 ).

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat
mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima
untuk benda-benda yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di
Bulan, maka berat benda tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat
namun massanya tetaplah sama.
2. Berat
Berat benda adalah besarnya gaya gravitasi bumi terhadap benda itu. Jadi,
berat termasuk gayasehingga merupakan besaran vektor. Berat benda bergantung
pada besar gravitasi di tempat benda itu berada. Arah vektor berat searah dengan
gaya gravitasi, yaitu menuju pusat bumi. Ukuran berat benda dinyatakan dengan
satuan gaya, misalnya newton (N). Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa
massa yang besar juga mempunyai berat yang besar. Jadi, massa dan berat
berbanding lurus, semakin besar massa benda beratnya juga semakin besar. Berat
benda diukur dengan menggunakan neraca pegas (dinamometer).
2.5 Gaya Gesek Statis

Bayangkan saat anda bekerja di taman di rumah anda dan telah memenuhi
sebuah tempat sampah dengan kotoran pekarangan anda. Kemudian anda
berusaha mendorong tempat sampah sepanjang halaman beton anda seperti pada
gambar, yang pada hakikatnya merupakan permukaan dalam kehidupan nyata,
bukan permukaan ideal yang tidak memiliki gaya gesek. Jika kita
mengaplikasikan gaya horizontal ke arah kanan terhadap tempat sampah, maka
tempat sampah akan tetap dalam kondisi stasioner jika gaya yang diberikan tidak
cukup besar. Gaya yang melawan gaya dorong yang kita berikan dan menjaga
tempat sampah agar tidak bergerak disebut gaya gesek statis.
Tingkat besarnya gaya gesek statis antara dua permukaan yang saling melakukan
kontak ditentukan dari persamaan (serway, 2014):
Fs = µs.N
……………………………........................…………………….…....(4.2.7)
Keterangan:
Fs: Gaya Gesek Statis (N), μS: Koefisien Gesek Statis (N).
Dimana konstanta tanpa dimensi miu s ini disebut dengan koefisien gesek statis
dan n merupakan gaya normal yang bekerja pada benda akibat kontak antara
benda tersebut dengan permukaan maka tempat sampah akan tetap dalam kondisi
GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
stasioner.
2.6 Gaya Gesek Kinetis

Jika diperbesar, maka tempat sampah akan dapat bergeser. Saat tempat
benda berada pada ambang dimana dia hendak bergeser, gaya gesek yang terjadi
pada benda merupakan gaya gesek maksimum. Karena gaya dorong yang
diberikan pada tempat sampah lebih besar dari gaya gesek maksimum yang
diberikan oleh permukaan, maka kemudian benda dapat bergerak dan meluncur
dipercepat kea rah kanan. Ketika benda sedang dalam kondisi bergerak, gesekan
yang bekerja pada benda adalah kurang dari gaya gesek maksimum. Kita
menyebut gaya gesek dari sebuah objek yang bergerak sebagai gaya gesek kinetis.
Arah gaya gesek kinetis sendiri selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Adapun besaran dari gaya gesek kinetis yang bekerja antara dua permukaan
sendiri dapat ditemukan dengan persamaan:
Fk = µk. N ……………………......……………………….…….(4.2.8)

Keterangan:
Fk: Gaya Gesek Kinetis(N), μK: Koefisien Gesek Kinetis(N).
Dimana konstanta tanpa dimensi miu k ini disebut dengan koefisien gesek
kinetis dan n merupakan gaya normal yang bekerja pada kita menyebut gaya
gesek dari sebuah objek yang bergerak sebagai gaya gesek kinetis benda akibat
kontak dengan arah gerak benda. Adapun besaran dari gaya gesek kinetis yang
bekerja antara dua permukaan sendiri dapat ditemukan dengan persamaan antara
benda tersebut dengan permukaan (serway, 2014).
Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada diatas meja
kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser dan kemudian bergerak. Menurut
hukum newton II , perubahan gerak ini disebabkan oleh adanya gaya yang
arahnya berlawanan dengan arah gerak buku itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah
buku tidak bergerak beraturan. Menurut hukum newton I gaya gesekan. Jika gaya
yang kita berikan kecil, gaya gesek statis pun kecil. Makin besar gaya gesekan
statis itu maka makin besar gaya gesekan yang kita berikan. Benda bergerak
kearah gaya yang kita berkan. Benda bergerak kearah gaya yang kita berikan. Ini
berarti gaya gesek tidak dapat bertambah besar lagi. Gaya gesekan statis mencapai

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
maksimum. Nilai maksimum ini disebutsuatu juga gaya gesekan (statis
maksimum) untuk dua permukaan yang bergesekan. Pada saat gaya gesekan
maksmum benda kan tetap bergerak (Anonim, 2015).
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling
bersentuhan sekalipun benda tersebut sangat licin dan permukaan benda juga
sangat licin tetap sangat kasar pada skala mikroskopis. Ketika benda bergerak,
tonjolan-tonjolan mikroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat ataom
tonjolan pada permukaan lainnya, sehingga gaya - gaya listrik diantara atom dapat
membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu benda bergerak misalnya ketika
mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami
hambatan dan akhirnya akan berhenti. Hal ini disebabkan oleh pembentukan dan
pelepasan ikatan tersebut.
2.7 Hukum Tentang Gesekan

Hukum-hukum tentang gesekan adalah hukum yang berdasarkan


pengalaman. Gesekan suatu benda yang menggelinding diatas permukaan dilawan
oleh gaya yang timbul akibat perubahan bentuk permukaan yang bersinggungan.
Contoh sebuah kubus diam pada suatu bidang miring memiliki sudut, kemudian
diperbesar sudutnya maka kubus akan mulai tergelincir (Astuti,2015).
Dalam percobaan kali ini akan berlaku hukum newton I dan II :
1. Hukum newton 1
Menyatakan “setiap benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan kecuali jika dipaksa untuk mengubah keadaan ini oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya”. Sesungguhnya bahwa dalam hukum newton ini
memberikan pernyataan tentang kerangka acuan. Pada umumnya adanya
percepatan suatu benda bergantung kerangka acuan mana ia diukur.
Hukum ini menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain didekatnya maka
suatu kerangka acuan suatu partikel tidak mengalami percepatan. Hal itu yang
mempunyai hubungan dengan hukum ini seperti ketika mengendarai kendaraan
mobil yang kecepatan tinggi lalu menabrak suatu benda, mobil akan berhenti.
2. Hukum newton II
Menyatakan “percepatan yang dialami oleh suatu benda dengan besarnya
gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda dan a adalah

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
vector percepatannya.
Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada diatas meja
kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser dan kemudian bergerak. Menurut
hukum newton II , perubahan gerak ini disebabkan oleh adanya gaya yang
arahnya berlawanan dengan arah gerak buku itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah
buku tidak bergerak beraturan. Menurut hukum newton I gaya gesekan.
Jika gaya yang kita berikan kecil, gaya gesek statis pun kecil. Makin besar
gaya gesekan statis itu maka makin besar gaya gesekan yang kita berikan. Benda
bergerak kearah gaya yang kita berkan. Benda bergerak kearah gaya yang kita
berikan. Ini berarti gaya gesek tidak dapat bertambah besar lagi. Gaya gesekan
statis mencapai maksimum. Nilai maksimum ini disebutsuatu juga gaya gesekan
(statis maksimum) untuk dua permukaan yang bergesekan. Pada saat gaya
gesekan maksmum benda kan tetap bergerak (Anonim, 2015).Gaya gesek selalu
bekerja pada permukaan benda padat yang saling bersentuhan sekalipun benda
tersebut sangat licin dan permukaan benda juga sangat licin tetap sangat kasar
pada skala mikroskopis. Ketika benda bergerak, tonjolan-tonjolan mikroskopis ini
mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat ataom tonjolan pada permukaan lainnya,
sehingga gaya - gaya listrik diantara atom dapat membentuk ikatan kimia, sebagai
penyatu benda bergerak misalnya ketika mendorong sebuah buku pada permukaan
meja, gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan akhirnya akan berhenti.
Hal ini disebabkan oleh pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut. Berdasarkan
dari hukum tersebut, bisa untuk dipahami jika benda nantinya akan menambah
kelajuan apabila diberikan gaya total arah sama dengan arah dari gerak benda itu
adalah bunyi dari hukum newton II.

2.8 Percepatan

Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan percepatan
gravitasi 9,81 m/s2 ). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang dikenai
percepatan gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s. Angka 9,81

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
m/s2 seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2 . Percepatan
gravitasi adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu benda atau
zat. Nilai percepatan gravitasi berbeda dari suatu tempat ke tempat lain,
tergantung ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta dipengaruhi juga
oleh jauh atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi. Semakin jauh zat
atau benda tersebut maka semakin kecil percepatan gravitasinya. Kelajuan setiap
benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur, karenanya gerak jatuh bebas
juga merupakan salah satu contoh gerak lurus berubah beraturan yang digunakan
untuk menghitung besaran-besaran fisika terkait gerak lurus beraturan, seperti
jarak, kecepatan awal, kecepatan akhir, selang waktu, dan percepatan. Rumusan
dari besaran-besaran fisika tersebut adalah:
….............
vt = vo + a.t
…………………………………………………........….( 4.2.9)

Keterangan :
Vo = Kecepatan Awal (m/s), Vt = Kecepatan Akhir (m/s), a = percepatan
(m/s2 ), t = waktu (m/s2 )

2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Gesek

Faktor yang mempengaruhi gaya gesek adalah kekuatan permukaan suatu


benda. Gaya gesek ini timbul karena ada permukaan benda yang bersentuhan
besar kecilnya suatu gaya gesek dipengaruhi oleh kasar kecilnya suatu perukaan
benda – benda yang bergesekan. Gesekan menyebabkan mesin cepat akan rusak
karena gas dan gesekan dapat menyebabkan memanjat suatu tali.Akibat
permukaan yang tidak rata tersebut akan saling menumbuk .Hal ini membuat
sebagian energi benda hilang menjadi panas atau bentuk lain dan seakan-akan
muncul sebuah gaya yang memperlambat benda .contohnya gabus dan kaca
munkin keduanya keduanya tidak terlalu kasar ,namun karena struktur
mikroskopisnya ,terjadi gaya gesek yang besar antar kedua keduanya sehingga
gabus sering digunakan untuk sumbat.

2.10 Tingkat kekasaran permukaan benda yang bersinggungan

Bidang yang kasar mempunyai gaya gesekan lebih besar daripada bidang

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
yang licin. Kasar dan licinnya bidang dinyatakan dengan suatu angka yang disebut
koefisien gesek (μ). Bidang kasar memiliki koefisien gesek yang besar, sedangkan
bidang yang licin sempurna memiliki koefisien gesekan sama dengan nol. Dengan
demikian, rentang nilai koefisien gaya gesek adalah sebagai berikut :

0≤µ≤1
………………………………………………............(4.2.10)

Keterangan:
µ = Koefisien Gaya Gesek. Gaya gesekan berbanding lurus dengan gaya
normal (N). Sehingga rumus atau persamaan gaya gesek ditulis sebagai
berikut :

F=µN
..............………………………………………………………………( 4.2.11)

Keterangan:
F = Gaya Gesek , µ= Koefisien Gaya Gesek, N= Gaya Normal.

2.11 Pengertian gerak bidang miring

Pemisahan Gaya adalah besaran vector yang memiliki besar dan arah dalam
pelukisan gaya harus diperhatikan arahnya. Sebuah bidang miring menurunkan
gaya yang dibutuhkan untuk menaikkan benda ketempat tinggi dan menambah
jarak pemberian gaya yang harus diberikan keposisi tujuan bidang miring
besarnya digunakan pada alat pemotong dan sering menggunakan bidang miring
dalam bentuk baji, baji gerak maju diukur menjadi gerakan yang tegak lurus
terhadap wajah.Sekrup pada dasarnya adalah bidang miring yang dibungkus di
sekitar tabung dalam sebuah bidang miring.
Gaya lurus dibidang horizontal di ubah menjadi gaya vertical ketika sekrup
kayu diputar ulir sekrup mendorong kayu sebuah gaya reaksi dan kayu
mendorong kembali ulir itu dengan cara ulir sekrup bergerak turun meskipun
kekuatan pemutar sekrup pada bidang horizontal. Berdasarkan hasil praktikum
hubungan antara sudut dengan kecepatan laju gerak benda terletak pada sudut
yang ditentukan. Semakin besar sudut maka semakin kecepatan bidang miring
akan semakin tinggi. Adapun faktor – faktornya adalah kecepatan relati, gaya

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
gesek maksimum tergantung pada luas permukaan dan gaya normal.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

a b b

b c d

e f

Gambar 4.3.1 Alat dan Bahan Gaya Gesek


a.Perangkat bidang miring, (b) Benda peluncur (karet, karpet dan kayu),
(c) Beban pemberat (anak timbangan), (d) Roll meter, (e) Stopwatch,(f)Piringan

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3.2 Prosedur Percobaan

a.Untuk gesekan statis bidang datar


Menimbang massa benda. Lalu membuat susunan. Lalu meletakkan anak
timbangan di atas piring sedikit demi sedikit hingga benda A tepat akan bergerak,
kemudian catat massa anak timbangan tersebut. Lakukan beberapa kali. Lalu
melakukan prosedur (2), dan (3) untuk macam benda yang lain.
b.Untuk gesekan statis bidang miring
Meletakkan benda A di atas permukaan bidang B. Lalu mengangkat bidang B
perlahan-lahan, tepat saat benda A akan bergerak, lalu mengunci bidang B
sehingga sudutu kemiringannya tidak berubah. Catat sudut kemiringannya dan
lakukan beberapa kali. Lakukan prosedur (1) dan (2) untuk jenis benda yang lain.
c.Untuk gesekan kinetis
Menentukan posisi kemiringan bidang B sesuai dengan petunjuk asiten, dan
letakkan benda A di atas permukaan bidang miring B. Lalu mengukur dan
mencatat kemiringan benda. Lalu mengukur jarak mulai posisi awal yang telah
ditentukan oleh asisten. Lalu meletakkan benda A dan mengamati waktu yang
diperlukan.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

Tabel 4.4.1 Keadaan Statis Bidang data


Jenis Massa Anak
Massa Benda Massa Piring
No. Benda Timbangan (kg)
(kg) (Kg)
Peluncur mt1 mt2 mt3

1. Kayu 0,1663 0,019 0,018 0,0 18


0,027
2. Karpet 0,1872 0,025 0,026
0,0252

3. Karet 0,2057 0,035 0,035 0,036

Tabel 4.4.2 Keadaan Statis Bidang Miring


Jenis
No. Benda θ1 θ2 θ3
Massa Benda (kg)
Peluncur
0,1662 gr
1. Kayu 190 190 180
0,1871gr
2. Karpet 250 260 260
0,2054 gr
3. Karet 290 280 290

Tabel 4.4.3 Keadaan Dinamis Bidang Miring


Sudut Waktu (s)
Jenis Benda Jarak
No. Kemiringan
Peluncur (x)
(θ) t1 t2 t3
1. Kayu 0,98 0,97 0,97
1,28 350
2. Karpet 1,31 1,30 1,31

3. Karet 1,52 1,54 1,54

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 27 November 2021


Frekuensi : III
Anggota Kelompok : 1. RIO 09320210143
2. AFRIANSYA 09320210143

3.MUH FAUZAN H 09320210146

Makassar, 5 Desember 2021

ASISTEN

( NURHASYMIN )

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan Koefisien Gaya Gesek


1. Menghitung nilai µs untuk keadaan statis pada bidang datar dan bidang
miring
A. Keadaan statis bidang datar pada benda peluncur
mp+ mt
µs =
mb

1). Untuk permukaan kayu


mp+ mt
µs =
mb

0,0252+ 0,019
µs1 =
0,1663
= 0,265

0,0252+ 0,018
µs2 =
0,1663
= 0,260
0,0252+ 0,018
µs3 =
0,1663
= 0,260

Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3 n
µs =
n
0,265+0,260+0,260
=
3
= 0,261
2) Untuk permukaan karpet
mp+ mt
µs =
mb
0,0252+ 0,025
µs1 =
0,1872
= 0,268

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,0252+ 0,026
µs2 =
0,1872
= 0,273
0,0252+ 0,027
µs3 =
0,01872
= 0,278

Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3 n
µs =
n
0,268+0,273+0,278
=
3
= 0,273
3). Untuk permukaan karet

mp+ mt 1
µs1=
mb
0,0252+ 0,035
=
0,2057
= 0,292
mp+ mt 2
µs2=
mb
0,0252+ 0,035
=
0,2057
= 0,292
mp+ mt 3
µs3=
mb
0,0252+ 0,036
=
0,2057
= 0,297
Nilai rata – rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3
µs =
n
0,292+ 0,292+0,297
=
3
= 0,293
B. Keadaan statis bidang miring pada benda peluncur hanya µs tan Ө1
a. Untuk permukaan kayu

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3


µs 1+ µs 2+ µs 3 n
µs =
n
µs1 = tan Ө1 =tan 19 = 0,34

µs2 = tan Ө2 = 18 = 0,32

µs3 = tan Ө3 = 18 = 0,32

0,34+0,32+ 0,32
µs =
3
= 0,32
b. Untuk permukaan karpet
µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3
µs 1+ µs 2+ µs 3 n
µs =
n
µs1 = tan Ө1 = 25 = 0,47

µs2 = tan Ө2 = 26 = 0,49

µs3 = tan Ө3 = 26 = 0,49

0,47+0,49+ 0,49
µs =
3
= 0,48
c. Untuk permukaan karpet
µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3
µs 1+ µs 2+ µs 3 n
µs =
n
µs1 = tan Ө1 = 29 = 0,55

µs2 = tan Ө2 = 28 = 0,53

µs3 = tan Ө3 = 29 = 0,55

0,55+0,53+0,55
µs =
3
= 0,54
1. Menghitung nilai µk untuk keadaan dinamis pada bidang miring
a. Untuk jenis benda peluncur kayu pada jarak
X = 1,28

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

t 1+t 2+t 3
t =
n
0,98+0,97+ 0,97
t=
3
t = 0,97
b. Untuk jenis benda peluncur karpet pada jarak
X = 1,28
t 1+t 2+t 3
t =
n
1,31+1,30+ 1,31
t =
3
t = 1,30
c. Untuk jenis benda peluncur karpet pada jarak
X = 1,28
t 1+t 2+t 3
t =
n
1,52+1,54 +1,54
t =
3
t = 1,53
5.2 Perhitungan ketidakpastian pengukuran masing-masing data dengan tingkat
kepercayaan 10%
a. Teori ketidakpastian pada bidang datar
mp+ mt u=mp+ mt
µs = mb v=mb
Δµs = √ ¿ ¿

( )
1
δµs mp+ mt u=mp +mt U =1
1.
δmp
= mb 1
v=mb V =0
1 1
U ∙ V ∙ V ∙U
=
V2

= 1∙ mb−0 ( mp+mt )
¿¿

= 1∙ 0,1663−0
¿¿
0,1663
= 0,0276

= 6,025

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1 −3
2. Δmp = x 10
2
= 0,05 x 0,001
= 0,0005
= 5x10-4

( δµs ) = mp+mamt
3. δt
1
u=mp+mt U =1
1
v=maV =0

U 1 ∙ V ∙ V 1 ∙U
=
V2

= 1. mb−0 ( mp+ mt )
¿¿
1∙ 0,1663−0 ( 0,0252−0,19 )
=
( 0,1663 )2
0,1663
= 0,027

= 6,025
mt 1+ mt 2+ mt 3
Mt =
3
0,019+0,018+0,018
= 3
0,055
= 3
=0,018

4. Δmt = √¿ ¿¿
= √¿ ¿¿
= √¿ ¿¿


= 0,000001
6


= 0,000001
6
= √ 1,66666666666
= 1,290

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

( )
1
δµs mp+ mt u=mp+ mt U =0
5.
δt
= ma 1
v =mbV =1
1 1
U ∙ V ∙ V ∙U
= 2
V
0 ∙mb −1(mp+mt )
= 2
v
0 ∙0,1663−1(0,0252+0,018)
= 2
(0,1663)
0,0432
= 0,0271 =1,594
1
6.Δmb = 2 x skalaterkecil
1 −5
= 2 x 10

= 0,05 x 10-3
= 5 x 10-4
7.Δµs =√ ¿ ¿
=√ ¿ ¿
= √ ( 36,300 ) ∙(0,00000025)+(36,300)∙ 0,00000025+2,540 ∙0,000000 25
= √ 0,000009075+0,000009075+0,000000635

= √ 0,000018785
= 0,0043
Δµs
KR = x 100 %
2(Δµs+ µs)
0,0043
= x 100 %
2(0,0043+1,594)
0,0043
= x 100 %
0,0086+3,188
0,0043
= x 100 %
3,1966
= 0,0013 x 100 %
=0,13
KB = 100% - KR
= 100% - 0,13
= 99,87%

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

b. Teori ketidakpastian statis pada bidang miring


µs = tan Ө
∆µs = √¿¿

( ) = tan Ө,
δµs
δθ
Keterangan:
Tan = sec2θ
1 2
=( )
cos Ө
=( 1
)2
cos 18,6

1 2
=
( )
0,94
= 1.12

∆θ =√ ¿ ¿ ¿
=√ ¿ ¿ ¿

=√ ¿ ¿ ¿

=

0,01+ 0,001+ 0,001
6
=

0,003
6
=√ 0,0005
= 0,022

∆µs = √¿¿
= √¿¿
= √ 345,96 . 0,03678
= √ 12,724
= 3,567
∆ μs
KR = × 100 %
2(∆ μs+ μs)

3,567
= ×100 %
2(3,567+18,6)

3,567
= ×100 %
40,767

= 8,74 %
KB = 100% - KR

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= 100% - 8,74 %
= 91,26 %

C. Teori ketidakpastian keadaan dinamis dalam bidang miring


tan θ
µk = 2
g × t cos θk
0,7002
= 2
9,81× 0,98 x 0,8191
0,7002
=
9,81× 0,9694 x 0,8191
0,7002
=
7,7894
=0,0898

∆µk = √¿¿
δμs 2x
= tanθ - 2 .cos θ
δθ g.t
u = tan δ v‫ = ׳‬sec θ
2x tan 2 x
v= 2 u‫= ׳‬
g . t . cos θ g . t 2 . cos θ

U , ∙V −V , ∙ U
=
V2
δμs tan θ .2 x
( ) =
δθ ¿¿
= 0,7002. 2(1,28)
¿¿

1,7925
=
59,553
= 0,0300

1
∆θ = × skalaterkecil
2
1
= ×0,0001
2
= 0,0005

1. ∆θ =√ θ 1−θ

( )
δμs
δx
= tanθ -
g.t
2x
2 .cos θ

Keterangan :
u =2x u2- = ‫׳‬
v = g . t 2 .cos θ v‫ = ׳‬0

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

( )
δμk
δx
=
U , ∙V −V , ∙ U
V2
2 x . g . t 2. cos θ−0. 2 x
= 2 . cos θ
g.t
2.1,28 .9,81 . 0,9604 . 0,8191−0. 2.1,28
=
¿¿
2,56 .7,7171
=
59,553
19,755
=
59,553
=0,331

1
2. ∆mx = × skalaterkecil
2
1 −3
= ×1 0
2
= 0,0005

( δμkδt ) = tanθ - g . 2t x 2 .cos θ

Misalkan
u = tanθ u0 = ‫׳‬
2x −2
v= 2 v‫= ׳‬
g . t . cos θ g . t 2 . cos θ

U , ∙V −V , ∙ U
¿ 2
V

( )
δμs
δt
=
2x
2
g . t . cos θ
2(1,28)
=
9,81 .0,9604 . 0,8191
2,56
=
59,55
= 0,033

3. ∆t = √¿¿¿
= √¿¿¿
=

(0,0001+0,0001)

= √¿¿¿
6

= √ 0,0000016
= 0,001

∆µk = √¿¿
= √ ¿ ¿2

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= √ 0,0009. 0,0000025+ 0,00109561. 0,0000025+0,01089 . 0,000001


= √ 0,00000000225+0,00000000274+0,00000000109
= √ 0,00000000608
= 0,000077
∆ μk
Kr = ×100 %
2 ( ∆ μk + μk )
0,000077
= ×100 %
2 ( 0,000077+ 0,0898 )
0,000077
= × 100 %
0,179754
= 0,0004 ×100 %
= 0,04 %
Kb = 100% - KR
= 100% - 0,04%
= 99,96 %

BAB VI
TABEL DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.6. 1 keadaan statis bidang datar

No Mb Mt Mp Μs μs Jenis
(kg) Peluncur
1 0,04 0,26
5
2 0,1663 0,041 0,0252 0,26 0,261 Kayu
0
3 0,042 0,26
0
1 0,06 0,26
8
2 0,1844 0,061 0,0251 0,02 0,027 Karpet
73
3 0,062 0,27
8
1 0,08 0,29
2
2 0,2071 0,081 0,0251 0,29 0,293 Karet
2
3 0,081 0,29
7

Tabel 4.6.2 Keadaan statis bidang miring

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

No Θ Jenis
Peluncur
1 19 0,34
2 18 0,32 0,32 Kayu
3 18 0,32
1 25 0,47
2 26 0,49 0,48 Karpet
3 26 0,49
1 29 0,55
2 28 0,53 0,54 Karet
3 39 0,55

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tabel 4.6.3 keadaan dinamis bidang miring


No Benda x θ Tan θ cosθ t t2
peluncur

1 Kayu 0,97 0,9409


2 Karpet 1,28 35 0,7002 0,8191 1,30 1,69
3 Karet 1,53 2,34

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data

Pada keadaan statis bidang datar terdapat tiga buah benda peluncur yaitu
kayu, karpet dan karet. Pada benda peluncur kayu menghasilkan gaya gesek
kecil yaitu μs=0,261. Ada jenis benda peluncur karpet menghasilkan gaya gesek
sedang yaitu μs=0,273. Pada karet menghasilkan gaya gesek yang besar karena
permukaannya kasar dengan nilai μs=0,293
Pada keadaan statis bidang mirng ketiga benda peluncur akan dicari
derajat kemiringannya ketika diberi gaya. Benda kayu yang permukaan halus
memiliki kemiringan 19o dan benda karpet dengan 25o , sedangkan benda karet
memiliki permukaan kasar memiliki derajat kemiringan 29o.
Pada keadaan dinamis bidang miring ketiga benda peluncur dihitung
kecepatan bendanya. Dimana telah ditentukan sudut kemiringan dan jaraknya.
Pada benda peluncur kayu waktu yang dibutuhkan adalah t= 0,97 sedangkan
pada benda karpet waktu yang dibutuhkan µk=1,30. Pada benda peluncur karet
waktu yang dibutuhkan µk= 1,53

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
KESIMPULAN

7.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti proses praktikum gaya gesek saya menarik kesimpulan bahwa :
1. Konsep gaya gesek yaitu semakin kasar permukaan benda yang bersentuhan
maka koefisien gesekannyapun akan semakin besar dan begitupun
sebaliknya.
2. Yang dapat diamati dari percobaan gaya gesek bahwa gaya gesek dipengaruhi
oleh permukaan yang bersentuhan.
3. Gaya gesek dibedakan dalam dua macam, yaitu gaya statis dan gaya gesek
kinetik. Gaya gesek statis apabila dua buah benda padat tidak bergerak
secara relatif satu sama lainnya dan gaya gesek kinetik apabila bergerak
secara relatif satu sama liannya.
7.2 Saran

7.2.1 Asisten
a. Tetap meningkatkan metode pembelajaran kepada praktikan agar kami dapat
memahami dengan mudah semua yang diajarkan.
b. semoga selalu jadi asisten yg menjalin hubungan baik dengan praktikan dan
berusaha membantu apa yang tidak dimengerti oleh praktikan.
c. Tetap mempertahankan sifat yang ramah/baik kepada adik-adiknya dan bisa
memberikan nilai kepada adik-adik dengan baik.
7.2.2 Laboratorium
a. Menjaga kebersihan dan kenyamanan laboratorium.
b. Menyediakan alat dan bahan praktikum dengan lengkap.
c. Menyediakan P3K apabila ada yang terluka.
7.2.3 Praktikan
Lebih mempersiapkan diri, serta mengikuti aturan yang ada dalam lab.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Gusdiantini, L., Aeni, A. N., & Jayadinata, A. K. (2017). Pengembangan


keterampilan proses sains siswa kelas V pada materi gaya gesek melalui
pembelajaran kontekstual. Jurnal Pena Ilmiah, 2(1), 651-660.

Hartati, B. (2010). Pengembangan alat peraga gaya gesek untuk meningkatkan


keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 6(2).

Jati, B. M. E., & Murdaka, H. R. (2018). Formulasi Koefisien Gesekan Kinetis


pada Gaya Gesekan antara Benda dengan Lantai. Indonesian Journal of
Mathematics and Natural Sciences, 41(1), 40-44.

Tiandho, Y. (2018). Miskonsepsi gaya gesek pada mahasiswa. J. Pendidik. Fis.


dan Keilmuan, 4(1), 1-9.

GAYA GESEK

Anda mungkin juga menyukai