Anda di halaman 1dari 3

Nama : David Marcellino Fernandez

NIM : 21040284060
Lawan dan Berantas Hoax
Media sosial saat ini berkembang dengan sangat pesat. Media sosial dapat membuat
semua orang bertukar informasi dengan sesama pengguna media sosial. Penggunaan terkait
dengan media sosial di Indonesia cenderung konsumtif. Hal ini dapat membuat informasi yang
benar dan salah menjadi bercampur aduk. Dengan kehadiran internet sebagai media membuat
informasi yang belum tentu benar tidaknya tersebar dengan cepat. Saat ini banyak orang
menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebencian, provokasi dan hoax.
Hoax adalah informasi palsu, berita bohong, atau fakta yang diplintir atau diputar balikan
faktanya untuk tujuan lelucon hingga serius.Dalam Kamus Bahasa Inonesia (KBBI), hoax
diterjemahkan menjadi hoaks yang diartikan dengan “berita bohong”. Hoax umumnya bertujuan
untuk humor. Namun, hoax juga bisa dijadikan sebagai alat propaganda dengan tujuan politis,
misalnya melakukan pencitraan atau sebaliknya, memburukan citra seseorang atau kelompok.
Hoax biasa dibuat seseorang atau kelompok dengan berbagai tujuan, mulai hanya sekedar
main-main atau hanya sebatas bercanda, hingga tujuan ekonomi atau penipuan, dan politik atau
hasutan. Berita hoax biasanya muncul saat adanya sebuah isu yang muncul, namun banyak hal di
dalam isu tersebut yang belum terungkap atau masih menjadi tanda tanya. Di Indonesia, berita
hoax mulai sering muncul saat pemilihan presiden pada tahun 2014. Namun, bukan berarti
sebelum pemilihan presiden tidak ada berita hoax. Berita hoax saat itu muncul bertujuan untuk
menjatuhkan citra lawan politik atau kampaye hitam. Banyak penerima berita hoax terpancing
untuk segera menyebar luaskan berita tersebut kepada rekan sejawatnya, sehingga berita hoax
tersebut beredar dengan cepat dan tersebar luas. Orang-orang lebih cenderung percaya berita
hoax jika informasi atau isi beritanya sesuai dengan opini atau sikap yang dimilikinya.
Contohnya, seseorang penganut konspirasi bumi itu datar memperoleh artikel yang membahas
tentang kebohongan NASA, maka secara naluriah orang itu akan mudah dengan percaya karena
mendukung teori bumi itu datar yang dia yakini.
Saat menggunakan media sosial dan muncul berita yang heboh harus benar-benar cek
terlebih dahulu sumbernya agar kita tidak termakan berita hoax yang menyebabkan kerugian
bagi kita maupun orang lain. Ciri-ciri berita hoax biasanya isinya mengakibatkan kecemasan,
kebencian, dan menyebabkan permusuhan. Selanjutnya, sumber beritanya tidak jelas. Berita
hoax di media sosial biasanya pemberitaannya di media yang tidak terverifikasi, tidak
berimbang, dan sering menyudutkan pihak tertentu. Isi beritanya selalu bermuatan fanatisme atas
nama ideologi, judul dan pengantarnya bersifat provokatif, memberikan penghukuman serta
tidak menampilkan data bahkan jika ada data, data tersebut dapat dimanipulatif. Contoh lainnya
seperti menggunakan judul yang terkesan melebih-lebihkan. Seperti “Hebohh..!! Seorang
Menteri Lebih Hebat Dari Presiden..!!”.
Berita hoax memang seringkali menggunakan judul yang sensasional yang provokatif.
Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, kemudian diubah-ubah agar menimbulkan
presepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat berita hoax. Oleh karena itu, apabila menjumpai
berita dengan judul yang provokatif, sebaiknya kita mencari referensi berupa berita yang serupa
dari situs online yang resmi. Untuk informasi yag diperoleh dari website atau mencantumkan
link, kita harus mencermati alamat URL yang dimaksud. Apabila dari situs yang belum
terverifikasi sebagai institusi pers resmi misalnya menggunakan blog, maka informasinya dapat
dikatakan meragukan. Di Indonesia masih terdapat 43.000 situs yang mengklaim dirinya sebagai
portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tidak
sampai 300 situs. Artinya masih terdapat puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita
palsu di internet yang harus diwaspadai. Kemudian kita harus memperhatikan darimana berita
berasal dan siapa sumbernya?. Apakah dari situs resmi seperti Polri atau KPK?. Sebaiknya kita
jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari ormas, tokoh politik, atau pengamat.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta
dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sedangkan opini
adalah pendapat dan kesan penulis berita sehingga memiliki kecenderungn utuk bersifat
subyektif. Di era teknologi digital saat ini, bukan hanya teks yang dapat dimanipulasi, mlainkan
foto dan video juga dapat dimanipulasi. Ada kalanya pembuat berita hoax juga mengedit foto
dan video untuk memprovokasi pembaca. Cara mengecek keaslian foto bisa memanfaatkan
Google, yakni dengan melakukan drag and drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil
pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan. Dan apabila kita menjumpai berita atau informasi hoax, kita bisa melaporkan
berita hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing media. Untuk media sosial
Facebook, gunakan fitur report status dan kategorikan pelaporan pada kategori yang sesuai. Jika
ada banyak aduan, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut. Untuk di platform
Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila
mengandung informasi palsu. Kemudian, bagi pengguna internet dapat mengadukan konten
negatif atau berita hoax tersebut ke Kementrian Komunikasi dan Informatika dengan mengirim
email ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id. Masyarakat Anti Hoax juga menyediakan
halaman data turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari masyarakat. Turnback.id juga
berfungsi sebagai database berisi referensi berita-berita hoax.

Anda mungkin juga menyukai