Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


(PERANAN TEORI BELAJAR PADA MATA KULIAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN)

KELOMPOK I
NAMA :

1. INDRAWATI (10620190001)
2. NIRMASWASTI MANENGKA (10620190002)
3. WANISA LAMARU (10620190003)
4. ANISATUL MAHDIYYAH (10620190004)
5. SEFRIANA (10620190005)
6. HAMDANI (10620190006)
7. AFIFAH RAMADANI (10620190007)
8. ADE AFDALIAH SUHARDI (10620190008)
9. NURMALA SUPIRMAN (10620190009)
10. KARTINA (10620190011)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peranan Teori
Belajar Pada Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Peranan Teori Belajar Pada Mata Kuliah
Belajar dan Pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, Maret 2020

Penulis.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


B. TEORI BELAJAR KOGNITIF
C. TEORI BELAJAR SOSIAL
D. TEORI BELAJAR HUMANISME

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam proses belajar dan mengajar ada berbagai kendala. Kendala tersebut
bias berupa kondisi pembelajaran yang membosankan, siswa yang kurang
memperhatikan dan tidak mau mendengarkan penjelasan gurunya, serta anak
didik yang bandel. Bagi guru semua peristiwa tersebut adalah peristiwa yang
sangat menjengkelkan, sehingga guru menganggap kelas tersebut menjadi
kelas yang bandel, sulit diurus dan lain sebagainya.
Guru yang demikian tidak bias dikatakan sebagai guru yang bijak karena hal-
hal yang membosankan pada proses pembelajaran dikelas dipicu oleh guru
tersebut yang tidak mampu mengondisikan kelas senyaman mungkin bagi
siswanya disaat proses belajar dilaksanakan.
Ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang
telah diajarkan telah dipahami siswa atau belum. Ketika proses belajar dan
pembelajaran guru tidak berusaha mengajak siswa untuk. Komunikasi terjadi
hanya pada satu arah, yaitu dari guru kesiswa. Guru berpikir bahwa materi
pelajaran lebih penting dari pada mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik. Lalu guru menganggap peserta didik sebagai tong kosong yang
harus di isi dengan sesuatu yang di anggap penting. Hal-hal demikian adalah
kekeliruan guru dalam mengajar. Oleh karena itu makalah yang membahas
mengenai teori belajar ini di susun agar para pendidik mampu mengetahui
dan memahami secara teoritis perubahan prilaku peserta didik dalam proses
belajar dan pembelajaran sehingga proses belajar tersebut bias berjalan secara
maksimal berdasarkan tujuan awal pembelajaran itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar Behavioristik?
2. Apa yang dimaksud dengan teor belajari Kognitif?
3. Apa yang dimaksud dengan teori belajar Sosial ?
4. Apa yang dimaksud dengan teori belajar Humanistik?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan penjelasan dari teori
belajar Behavioristik.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian teori belajar Kognitif.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian atau maksud dari teori
belajar Sosial.
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian teori belajar Humanistik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya


dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek - aspek mental. Dengan
kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan
perasaan individu dalam suatu belajar. Teori belajar Behavioristik adalah sebuah
teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.

Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan
kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus
dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di
antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa
diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran Behavioristik adalah
faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan
dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan.
B. TEORI BELAJAR KOGNITIF

Psikologi Kognitif dianggap sebagai perpaduan antara Psikologi Gestalt dan


Psikologi Behaviorisme. Menurut teori Kognitif belajar adalah suatu proses
perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku
yang dapat diukur dan diamati. Dalam teori ini lebih menekankan bagaimana
proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang
dimiliki oleh orang lain. Teori ini tentunya sangat berbeda dengan teori
Behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
diwujudkan dengan cara kemampuan merespon terhadap stimulus yang datang
kepada dirinya.

Teori Kognitif memandang bahwa proses belajar akan dapat berjalan dengan baik
jika materi pelajaran atau informasi baru dapat beradaptasi dengan struktur
Kognitif yang telah dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain teori belajar
Kognitif mengemukakan bahwa belajar merupakan proses dimana seorang
manusia yang memiliki otak dengan dilengkapi akal pikirannya dapat memproses
suatu pemahaman dan persepsi tentang suatu informasi. Secara umun teori belajar
Kognitif adalah suatu proses yang lebih menitikberatkan proses membangun
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek intelektual
lainnya. Oleh sebab itu belajar dapat dikatakan suatu proses berpikir yang
kompleks.

C. TEORI BELAJAR SOSIAL

Teori belajar sosial atau sering juga disebut teori Observational learning adalah
suatu teori belajar yang masih relative baru jika dibandingkan dengan teori-teori
belajar yang lainnya. Pelopor atau tokoh dari pengembangan teori belajar ini
adalah Albert Bandura. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya,
Bandura memandang perilaku individu tidak semata-mata reflex otomatis atas
stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara
lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar
menurut teori, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar social dan
moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku
(modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya Conditioning. Melalui
pemberian reward dan punishment, seorang individu diharapkan akan berfikir
dan memutuskan perilaku sosial mana yang akan dilakukannya.

Jadi dalam kaitannya dengan pembelajaran seorang guru harus mampu


mengadakan pendekatan "permodelan dan juga peniruan (imitation) agar
pembelajaran yang disampaikannya lebih berkesan dan menarik untuk dipelajari
oleh siswa. Sehingga seorang siswa dapat dengan mudah memahami materi yang
disampaikan gurunya dengan baik. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru
harus memberikan contoh-contoh yang baik kepada siswannya, sehingga mereka
bisa meniru hal yang positif dari gurunya. Interaksi antar siswa dengan siswa
ataupun siswa dengan guru harus selalu terjadi dan selalu meningkat karena
dengan interaksi tersebut siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
berkolaborasi (bersosial) dan untuk memutuska mana yang terbaik dan sesuai
untuk dirinya sendiri.

D. TEORI BELAJAR HUMANISME

Teori belajar Humanisme menjelaskan bahwa proses belajar harus dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia (proses humanisasi). Oleh
sebab itu teori humanisme lebih menekankan pada bagimana memahami
persoalan manusia dari berbagai dimensi yang dimilikinya, baik dimensi kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Teori ini lebih banyak membahas mengenai konsep-
konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal

Dengan kata lain, teori lebih tertarik kepada pengertian belajar dalam bentuknya
paling ideal daripada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya,
seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya. Teori humanistik
berpendapat bahwa teori belajar apapun sarana dan prasarana apapun dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manuasia yaitu :

a. Mencapai kesempurnaan hidup bagi manusia dengan indikasi


b. Kualitas pemahaman diri
c. Kemampuan merealisasikan diri dalam kehidupan yang nyata.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran harus mampu menciptakan situasi dan
kondisi yang menyebabkan manusia memiliki kebebasan untuk berfikir
alternative dan kebebasan untuk menemukan konsep dan prinsip.

Konsekuensi yang mutlak yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik dalam
konteks teori humanistik ini adalah guru harus mampu memiliki sifat, karakter
dan tampilan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Menurut Oliva F.
Peter dalam buku Pendidik Profesional (dalam saekhan:2008) dinyatakan bahwa
guru harus memiliki sifat sebagai berikut:

a. Guru harus berperan sebagai seorang kakek atau nenek, yang lebih
menekankan kemampuan menceritakan hubungan kekerabatan
b. Guru harus mampu berperan sebagai seorang nenek, yang lebih senang
bercerita dan memberi nasehat kepada para cucunya.
c. Guru harus mampu berperan sebagai seorang bapak/atau ayah, yang lebih
berperan sebagai sosok orang yag paling bertanggung jawab atas segala hal
yang ada dalam rumah tangga. Guru juga harus menampilkan sosok
pribadinya di mata murid adalah sosok manusia yang paling bertanggung
jawab dalam proses pembelajaran.

d. Guru harus mampu berperan sebagai seorang ibu, yang lebih menekankan
kemampuan menampilkan sifat atau karakter membimbing, mengasuh
dengan penuh kesabaran.
e. Guru harus mampu berperan sebagi seorang kakak, yang lebih menekankan
sifat kemampuan melindungi. Guru juga harus mampu menamplikan sosok
manusia yang melindungi para siswanya.
f. Guru harus mampu berperan sebagai seorang kakak ipar, yang lebih
cenderung menampilkan karakter tidak mau ikut campur dengan urusan
orang lain. Guru dalam waktu tertentu tidak boleh selalu mengintervensi
terhadap urusan siswa.
g. Guru harus mampu berperan sebagai sersan mayor yang lebih menampilkan
sosok manusia yang memiliki kedisiplinan tinggi.
h. Guru harus mampu berperan sebagai seorang editor buku, yang lebih
cenderung menampilkan sosok manusia yang mampu memberikan koreksi
atau mengedit tentang berbagai ilmu pengetahuan atau informasi.

Dengan memiliki karakteristik di atas diharapkan seorang guru bisa menjadi


sosok yang paling ideal menurut mereka. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa dapat benar-benar menghargai dan menghormati gurunya.
Menurut teori ini seorang guru juga harus memiliki kemampuan untuk tetap
memiliki sifat yang dapat memanusiakan manusia (manghargai siswa sebagai
manusia). Dalam kegaiatan pembelajaran guru harus bisa mengaktualisasikan
dirinya untuk kegiatan pembelajaran. Serta guru harus memiliki kemampuan
untuk merealisasikan suatu mata pelajaran ke dalam kehidupan nyata peserta
didik, sehingga peserta didik tidak merasa bahwa apa yang dipelajarinya
hanyalah suatu keabstrakan belaka.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat disimpulkan


bahwa Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasikan kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori
belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang, seperti :
lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa.
Semua unsur ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model
teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang
ada asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan pendidikan. Teori –
teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana mana
belajar itu terjadi. Teori Behavioristik merupakan teori yang menyatakan bahwa
belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar
stimulus dan respon. Dalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah
sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam
diri anak sendiri. Belajar merupakan sebuah proses penyelidikan dan penemuan
spontan. Berkaitan dengan belajar, Piaget membangun teorinya berdasarkan pada
konsep Skema yaitu, stuktur mental atau kognitif yang menyebabkan seseorang
secara intelektual beradaptasi dan mengoordinasikan lingkungan sekitarnya.
Skema pada prinsipnya tidak statis melainkan selalu mengalami perkembangan
sejalan dengan perkembangan kognitif manusia. Menurut teori humanistik belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.

B. SARAN

Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon
pendidik.Untuk memperbaiki kualitas,maka penulis mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai