Anda di halaman 1dari 1

Sindrom Koroner Akut (SKA)

Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah manifestasi penyakit kardiovaskular yang berkaitan dengan iskemia miokardial akibat berkurangnya aliran darah menuju jantung dan suplai oksigen (AHA/ACC, 2014).

Patofisiologi
Plak yang Rentan
Makrofag dan Sel T
Breakdown kolagen
sekresi matriks Penipisan tudung Plak yang rentan
Inflamasi dan penurunan
yang mengubah fibrosa (fibrous cap)
produksi kolagen
sintesis kolagen

Platelet diaktivasi oleh:


Plak pecah & Pembentukan Gumpalan Darah (Agregasi) -Kolagen*
-Trombin* Granul dengan kandungan
Berikatan dengan kolagen sisa: Ketika teraktivasi, Aktivasi platelet lokal
-Tromboksan A Aktivator berikatan aktivator tinggi pergi ke
Plak pecah dan platelet berubah dari
Platelet darah yang -Reseptor Platelet Glycoprotein VI -Adenosin Difosfat (ADP) dengan reseptor permukaan & lepaskan yang belum berikatan
penghalang plak -Reseptor Platelet Glycoprotein Ib-IX bentuk cakram menjadi
lewat menempel di -Epinefrin spesifik aktivator ke sirkulasi darah dengan kolagen
rusak -Faktor von Willebrand -Serotonin
struktur polimorf
pusat pecahnya plak
(*Aktivator terkuat)

Terjadi agregasi Fibrinogen berikatan Konformasi reseptor Clot yang padat & stabil
Platelet platelet yang Platelet dengan binding site Platelet Glycoprotein Ekspresi reseptor menghambat aliran
Plug menyumbat berikatan satu reseptor Platelet IIb/IIIa berubah dan Platelet Glycoprotein darah ke jantung dan
pembuluh darah sama lain Glycoprotein IIb/IIIa binding sitenya terbuka IIb/IIIa aktif suplai oksigen (iskemi)

Aktivasi Jalur Koagulasi Darah & Pembentukan Thrombus

Terbentuk fibrin Aktivasi Faktor VIIIa dan IXa


Aktivasi Kompleks faktor Aktivasi Thrombin Kompleks tenase Faktor Va dan faktor Xa Fibrin membentuk
meshwork, menjebak memproduksi kompleks Thrombin konversi
pembentukan faktor VII & VIIa aktivasi Thrombin aktivasi faktor aktivasi Faktor X membentuk kompleks meshwork dan
komponen sel, tenase di permukaan fibrinogen jadi fibrin
thrombus/clot jaringan sedikit Faktor X (Faktor IIa) VIII lebih banyak lagi protrombinase aktivasi faktor XIII
reduksi aliran darah platelet
(DiPiro, 2020)

Gejala Faktor Resiko


Klasifikasi

APTS IMA-NEST IMA-EST
Nyeri Dada Dapat dimodifikasi
Hipertensi
Kolesterol tinggi
Diabetes
Tidak ada Tidak ada
EKG Elevasi ST Obesitas
Elevasi ST Elevasi ST
Merokok
Kurang Olahraga
Diet tidak sehat

Tidak dapat dimodifikasi


Cardiac
Troponin Normal Meningkat Meningkat
(cTn) Umur
Riwayat Keluarga
Laki-laki
(DiPiro, 2020) Menopause prematur
(Mayo Clinic, 2022)

Diagnosis

*Pemeriksaan laboratorium & pemeriksaan lain digunakan untuk diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit penyerta.

Tatalaksana

(PERKI, 2018; Dipiro, 2020)

Strategi Reperfusi Terapi Farmakologi


Pasien dengan gejala nyeri dada, dicurigai
Terapi Non
sebagai SKA
farmakologi
Tindakan Awal
Berikan M O N A
Ubah gaya hidup
Tirah baring
Lakukan EKG
Berikan oksigen, jika saturasi < 90%
dalam waktu < 10
menit dari pasien Berikan aspirin 160-320 mg segera Olahraga teratur
pada pasien yang tidak diketahui
datang ke UGD intoleransinya.
Berikan Nitrogliserin (NTG) spray/
sublingual, dapat diulang setiap 5 menit Tidak merokok
maks. 3x

Berikan morfin sulfat/NTG i.v


terutama jika NTG tidak maksimal
Kelola Berat Badan

Regimen fibrinolitik untuk IMA Interpretasi EKG


(ESC, 2020)
Non-elevasi segmen ST (Depresi;
Elevasi Segmen ST
inversi gelombang T; Normal)

Risiko rendah Risiko sedang-tinggi


Terapi Reperfusi
1. Intervensi Koroner
Perkutan (IKP)
Penghambat reseptor Penghambat reseptor Adenosin
(PERKI, 2018) 2. Fibrinolisis
Adenosin Difosfat (ADP) Difosfat (ADP)
Clopidogrel atau ticagliserol Troponin jantung tinggi dan ada perubahan iskemik di
EKG: prasugrel atau ticagrelor
Troponin jantung normal dan tidak ada perubahan
Kondisis khusus Antikoagulan iskemik di EKG: clopidogrel, prasugrel atau ticagrelor
Fondaparinux, LMWH, atau
UFH
Antikoagulan
Aspirin + Penghambat LMWH, UFH, atau bivalirudin
reseptor Adenosin Difosfat
(ADP)
KIP: ticagrelor, prasugrel, clopidogrel,
atau cangrelor Angiografi jantung, jika perlu IKP atau
Stress test
Fibrinolisis: clopidogrel Jika + Bedah Pintas Arteri Koroner (BAPK)
Antikoagulan (dengan atau
tanpa Penghambar reseptor
Pertimbangkan penghambat reseptor
GP IIb/IIIa)
UFH, bivalirudin, atau LMWH IIb/IIIa atau cangrelor
Jika dilakukan PCI, namun tidak

diberikan penghambat reseptor ADP


Jika tidak diberkan penghambat reseptor ADP sebelum PCI
sebelum PCI, dan bivalirudin tidak
digunakan
(PERKI, 2018)

Monitoring Sumber
(PERKI, 2018; ESC, 2020)

1. Gejala angina, kontrol faktor risiko PJK,


Kelompok 7
pengendalian komplikasi terkait ACS. American Heart Association/American College of Cardiology. 2014.. Guideline for the Management of Patients With Non–ST-Elevation
260112210574 Annisa Atusholihah
2. Penggunaan obat yang tepat dan dosis Acute Coronary Syndromes. Circulation. 344-426.
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L., and DiPiro C. V. 2020. Pharmacotherapy Handbook, Eleven Ed. Inggris: McGraw-Hill 260112210576 Melisa Fuji Faujiah D.P.
farmakoterapi berbasis bukti untuk ACS
Education Companies. 260112210578 Shahnaz Aulia Fadilla
3. Monitoring efek samping dan interaksi
obat-obat.
Mayer, S.A., et al. 2021. Mount Sinai Expert Guides: Critical Care. UK: John & Wiley Sons. 2601122105780 Indah Pitaloka Sari
Mayo Clinic. 2022. Arteriosclerosis. Tersedia online di https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arteriosclerosis-
4. Kepatuhan pasien terhadap rencana 2601122105782 Fazrina Pratiwi
atherosclerosis/symptoms-causes/syc-20350569, [Diakses pada 26 Februari 2022].
pengobatan menggunakan berbagai Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut, Edisi IV. Jakarta : PERKI.
sumber informasi.
(DiPiro, 2020)

Anda mungkin juga menyukai