Anda di halaman 1dari 8

PAPER

DASAR-DASAR ILMU POLITIK

Disusun oleh:

Billy Ibrahim Adhipati Djayanegra


170410210030

SISTEM POLITIK YANG DITERAPKAN OLEH NEGARA-NEGARA


BESAR DAN BERPENGARUH

UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
I. PENDAHULUAN

sistem politik adalah bagian dari sistem sosial yang menjalankan fungsi untuk
mencapai tujuan sistem atau pencapaian goal attainment dalam masyarakat.
Sistem politik sering kali dipandang sebagai bagian dari sistem sosial. Menurut
Talcot Parsons, sistem politik merupakan salah satu saja dari fungsi sistem sosial.
Secara umum, sistem politik sangat terkait dengan proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat, antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan dalam negara. Secara parsial, sistem politik dipahami sebagai usaha
yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik
Aristoteles), kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat, dan segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik
Suatu sistem politik yang kuat dapat menghadapi berbagai tekanan politik, baik
yang muncul dari sistem politik itu sendiri maupun tekanan yang datang dari luar
sistem politik tersebut. Tekanan terhadap sistem politik akan berjalan terus-
menerus, dari suatu periode kepada periode berikutnya. Indonesia sebagai negara
yang menganut sistem politik terbuka akan banyak mendapat pengaruh dan harus
mampu mengikuti irama perubahan. Sistem politik di China yang sebelumnya
sangat tertutup sekarang berusaha membuka diri kendatipun terkesan sangat hati-
hati dan sedikit demi sedikit. Kemampuan China dalam menata sistem politiknya
dapat dijadikan sebagai model yang baik, sehingga lebih memperhatikan sistem
politik yang ada di dalam negeri. Walhasil China dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan sistem politik yang terjadi di luar negeri. Pada sisi yang lain,
sistem politik yang ada di Amerika Serikat selalu berusaha untuk memberikan
warna ideologi terhadap negara yang lainnya. Setiap negara lain yang berbeda
keinginan dengan Amerika Serikat selalu dianggap tidak demokratis menurut
pandangan Amerika Serikat. Sebagai contoh, pemilu yang dilaksanakan di Iran
dengan memilih presiden secara langsung, demikian juga kemenangan Hammas
dalam pemilu di Palestina dianggap tidak demokratis karena Amerika serikat
menggunakan cara pandang menurut kepentingan negaranya sendiri. Akibatnya
proses demokratis yang terjadi di dua negara tersebut dianggap sebagai ancaman
terhadap tatanan dunia, tidak lain karena kemenangan Hammas dalam pemilu
Palestina dan kemenangan Mahmud Ahmad Dinejad dalam eemilu Presiden Iran
yang tidak dikehendaki oleh Amerika Serikat.
II. PEMBAHASAN

1. System politik amerika serikat


Amerika Serikat adalah federal republik konstitusional yang terdiri dari 50
negara bagian yang sebagian besar terletak di Amerika Utara.Di mana Presiden
Amerika Serikat (para kepala negara dan kepala pemerintahan), Kongres, dan
peradilan berbagi kekuasaan dilindungi undang-undang kepada pemerintah
nasional, dan pemerintah federal saham kedaulatan dengan negara pemerintah.
Pemilihan federal dan negara umumnya berlangsung dalam sistem dua pihak ,
meskipun hal ini tidak tercantum dalam hukum.
Cabang eksekutif dipimpin oleh Presiden dan bersifat independen dari legislatif.
Kekuasaan legislatif diberikan dalam dua kamar Kongres, Senat dan DPR .
Cabang yudisial (atau lembaga peradilan), terdiri dari Mahkamah Agung dan
pengadilan-pengadilan federal yang lebih rendah. Fungsi peradilan itu adalah
untuk menafsirkan Konstitusi Amerika Serikat dan undang-undang federal dan
peraturan. Ini termasuk menyelesaikan sengketa antara cabang eksekutif dan
legislatif. Pemerintah federal Amerika Serikat didirikan oleh konstitusi. Dua
belah pihak, Partai Demokrat dan Partai Republik , telah mendominasi politik
Amerika sejak Perang Saudara Amerika , meskipun lain pihak juga ada.
Pemerintah federal terdiri dari tiga cabang:
• Legislative terdiri dari Senat dan DPR , yang bertugas membuat
undang-undang federal , mengumumkan perang ,
menyetujui perjanjian, dan memiliki kekuatan
impeachment , dimana dapat menghapus keduduk anggota
pemerintah.
• Eksekutif Para presiden adalah panglima tertinggi militer, bisa
memveto, dan menunjuk anggota kabinet (tunduk pada
persetujuan Senat) dan pejabat lain, yang mengatur dan
menegakkan hukum federal dan kebijakan.
• Yudisial terdiri dari Mahkamah Agung dan pengadilan federal , yang
hakim diangkat oleh Presiden dengan persetujuan Senat,
menafsirkan hukum dan membatalkan yang mereka temukan
inkonstitusional .
2. Sistem politik China

Deskripsi umum yang dapat diberikan untuk menggambarkan sistim politik di


RRC adalah suatu sistim yang memiliki unit maupun organ sistim yang cukup
banyak dengan berbagai fungsi dan tugas yang sangat terperinci dengan alur
kinerja sistim politik yang dapat dikatakan berbeda dengan sistim politik di
negara lain pada umumnya. Pada sistim politik RRC, satu-satunya institusi
pemerintahan yang sangat memiliki peran besar adalah Kongres Rakyat
Nasional (National People's Congress atau NPC) dalam pengambilan
keputusan serta perumusan kebijakan. Kekuasaan legislatif yang dimiliki oleh
NPC sangat kuat, sehingga keputusan NPC menjadi suatu ketetapan yang
harus dilakukan oleh pihak eksekutif, dalam hal ini adalah Dewan Negara.
Republik Rakyat Cina memberlakukan sistim politik komunisme yang
terpengaruh dari beberapa hal sehingga menciptakan suatu sistim politik
dengan karakteristik soviet dengan penyesuaian a la Cina. Sistim politik
komunisme Soviet, tradisi politik Cina, lingkungan revolusioner serta sejarah
dari Partai Komunis Cina pada masa silam menjadi hal-hal yang memberi ciri
khas sistim perpolitikan RRC. 2 Perkembangan politik kontemporer RRC
tidak lepas dari peran para tokoh revolusioner Partai Komunis Cina (PKC) di
masa lalu. Cita-cita untuk mengembangkan komunisme dan menciptakan
kondisi kehidupan komunis dari pemikiran Marxis-Leninis menjadi salah satu
tujuan yang ingin dicapai para tokoh PKC yang berkuasa beserta para
pengikutnya. Komunisme yang menyebar dan berkembang di RRC pada awal
mulanya merupakan hasil dari pemikiran beberapa tokoh akademisi, berawal
dari pemikiran-pemikiran intelektual para mahasiswa dan profesor yang
berasal dari Universitas Beijing (Bei Jing Da Xue), sebagai suatu gagasan
untuk melakukan perubahan sosial politik di masyarakat yang masih
terpengaruh dengan sisa-sisa pengaruh feodalisme dinasti Qing yang masih
ada.

3. Sistem politik Inggris

Negara Inggris menggunakan bentuk negara yaitu kerajaan. Negara Inggris ini
tidak mempunyai UUD (konstitusi) yang bersifat tertulis. Hal ini memiliki
sebuah manfaat untuk pemrintah yaitu dapat menyamakan kegiatan di dalam
badan-badan tersebut, sehingga semua perubahan serta ketentuan akan dengan
sangat mudah di dalam sistemnya.

Masyarakat Inggris merupakan masyarakat yang memiliki rasa hormat


terhadap kebebasan serta hak asasi manusia dan simbol-simbol dalam
kekuasaan negara, ialah Ratu serta pemerintah. Sistem politik negara Inggris
mempunyai lembaga eksekutif dan parlemen.
 Lembaga Eksekutif di Inggris

1) Ratu/Raja yang mempunyai kedaulatan yang bersifat simbolis, sehingga


jabatannya tidak mampu diganggu gugat, namun seorang Ratu/Raja secara
formal menyampaikan persetujuan secara resmi kepada peraturan
perundang-undangan yang sudah disahkan terhadap parlemen dan
bertannggung jawab terhadap penunjukkan Perdana Menteri serta dalam
pembubaran parlemen sebelum waktu pemilihan.

2) Perdana Menteri yang mempunyai kedaulatan untuk memimpin para


menteri. Menteri-menteri kabinet bersumber dari partai mayoritas serta
menjabat sebagai anggota Majelis Rendah. Menurut konvensi, menteri
wajib diangkat dari anggota lembaga legislatif yang mampu meyakinkan
dalam pemilihan umum itu menteri tersebut dapat dipercaya oleh rakyat.
Perdana menteri mempunyai kedaulatan di dalam sistem politik di negara
Inggris, ialah memimpin kabinet,memimpin mejelis rendah, memimpin
partai mayoritas serta menjadi penghubung terhadap raja.

 Parlemen Kerajaan Inggris

Parlemen memiliki dua ruang, ialah mejelis rendah serta majelis tinggi.
Majelis rendah merupakan lembaga delegasi dari rakyat atau House of
Commons, yang anggotanya terdiri dari 630 orang dengan waktu
kekuasaannya ialah selama 5 tahun. Perdana Menteri menjadi pemimpin partai
mayoritas di dalam majelis rendah serta pimpinan (ketua) yang berasal dari
politisi-politisi partai yang menjabat di lembaga eksekutif ini mampu
mengatur parlemen. Para anggota parlemen yang berasal dari partai mayoritas
mampu berfungsi dalam mendukung semua program serta kebijakan kabinet
guna melindungi kekuasaan partainya di lembaga eksekutif. Majelis tinggi
disebut dengan House og Lords, ialah lembaga majelis yang terdiri dari
anggota yang mempunyai jabatan secara turun-temurun serta ada juga yang
ditunjuk untuk mendudukinya selama hidupnya (seumur hidup) sebab
pelayanan-pelayanannya terhadap masyarakat serta negara. Anggota dari
majelis tinggi berjumah sebanyak 900 orang.

4. Sistem politik Prancis


Sebagai sebuah negara Republik, Perancis menjalankan pemerintahan dengan
mengusung sistem Semi-Presidensial. Negara Perancis memiliki pemisahan
kekuasaan dalam cakupan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang memiliki
tugas, wewenang, dan fungsi yang berbeda-beda pada setiap lembaga.
Kekuasaan eksekutif terbagi menjadi dua yakni Presiden Republik yang
dipilih langsung oleh rakyat dan para Dewan Menteri yang dipimpin oleh
seorang Perdana Menteri. Para Dewan Menteri memiliki kewenangan untuk
membantu dan mengontrol Presiden, sehingga keduanya bersifat sebagai satu
kesatuan. Perdana Menteri berlaku sebagai kepala eksekutif (pemerintahan),
sedangkan Presiden sebagai Kepala Negara

Konstitusi
Konstitusi Perancis mulai diadopsi pada tanggal 4 Oktober 1958. Konstitusi
ini dijuluki sebagai Konstitusi Republik Kelima, dan menggantikan konstitusi
Republik Keempat. Charles de Gaulle adalah tokoh utama dalam
memperkenalkan konstitusi baru , sementara isi konstitusi ditulis oleh Michel
Debre. Konstitusi ini telah diamandemen sebanyak 18 kali, dan yang terbaru
pada tahun 2008.

Senat
Senat (bahasa Perancis: Senat) adalah majelis tinggi dari Parlemen Perancis,
Senat juga merupakan majelis tinggi pada masa Konsulat Perancis pada 1799-
1804. Senat Perancis tidak begitu terkenal dibandingkan dengan rendahnya,
yaitu Dewan Nasional majelis yang anggotanya dipilih langsung. Perdebatan-
perdebatan di Senat cenderung tidak begitu tegang dan kurang mendapatkan
liputan media.
III. PENUTUP

Politik pada dasarnya merupakan suatu fenomena yang berkaitan dengan


manusia yang selalu hidup bermasyarakat. Pada kodratnya ia adalah makhluk
sosial yang selalu hidup dinamis dan berkembang. Karena itulah politik selalu
merupakan gejala yang mewujudkan diri manusia dalam rangka proses
perkembangannya. Beberapa negara di dunia telah mengalami perubahan setelah
menempuh perjalanan panjang, bahkan beberapa di antaranya mengalami
perubahan dalam waktu tempuh yang relatif pendek. Hal ini disebabkan karena
negara-negara tersebut menginginkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya,
sesuai dengan tuntutan kepentingan berbagai pihak. Perubahan itu sendiri
bukanlah suatu ancaman yang berbahaya, bilamana dalam pertimbangannya
disikapi dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari sistem politik
yang sudah berjalan sebelumnya. Dalam konteks ini perubahan berarti
menciptakan kondisi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nunung,Prajarto. 2011. Perbandingan Sistem Komunikasi. Jakarta :


Universitas Terbuka, 2011.

Adjie, Aditya. 2009. Dampak Krisi Ekonimi Global Tahun 2008. Jakarta :
Universitas Indonesia, 2009.

Mira. 2012. Sistem Politik di Indonesia dan Amerika Serikat.

Prasojo, Eko.2009. Pemerintahan Politik Lokal di Jerman dan Perancis.


Jakarta: Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai